3 B 3 Ee 3 Uhdudbhdbd 33
3 B 3 Ee 3 Uhdudbhdbd 33
KARYA TULIS
Disusun oleh :
NISN : 0052673697
i
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI SIDANG KARYA TULIS ILMIAH
NISN : 0052673697
2 Penguji 1:
3 Penguji 2:
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa karya tulis yang saya susun
sebagai salah satu persyaratan akademik di MAN Insan Cendekia Bangka Tengah
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu
dalam penulisan tugas akhir yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah
dituliskan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma, kaidah, serta etika
akademis.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluh atau sebagian karya tulis ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di MAN Insan
Cendekia Bangka Tengah.
iii
PRAKATA
iv
8. Angkatan 6: BOSCHA Generation yang sama-sama berjuang dan saling
menyemangati serta membantu penyelesaian karya tulis ini.
9. OSIM MAN ICBT 2021/2022, yang selalu bekerja dengan baik dan mengerti
jika peneliti tidak bisa hadir dalam beberapa kegiatan.
10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata peneliti menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, termasuk
penulisan karya tulis ini. Oleh karena itu, peneliti meminta maaf dan meminta saran
atau kritik yang bisa membangun. Sehingga dapat dilakukan penelitian lanjutan
yang bermanfaat bagi pembaca. Semoga Allah Swt. selalu melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua.
v
Uji Daya Degradasi Bahan Pembuatan B-MAMANAS: Biodegradable Mask
from Manihot esculenta and Ananas comosus
ABSTRAK
Penumpukan limbah B3, terutama masker sekali pakai semakin meningkat ketika virus Covid-19
menjadi pandemi di dunia. Telah banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi timbunan sampah
masker, namun belum efektif dalam pelaksanaannya. Biodegradable Mask from Manihot esculenta
and Ananas comosus (B-MAMANAS) merupakan sebuah inovasi masker yang memiliki
keefektifan setara dengan masker bedah namun ramah lingkungan seperti masker kain dan tidak
sulit dalam pengolahan limbahnya. Dalam penelitian ini diuji bahan baku yang efektif untuk
dijadikan B-MAMANAS. Pengujian juga menunjukkan waktu Manihot esculenta dan Ananas
comosus terdegradasi di alam. Dilakukan eksperimen dan observasi uji degradasi sehingga
didapatkan hasil, ampas pati ubi dan serat nanas berpotensi untuk dijadikan bahan yang mudah
terdegradasi. Penelitian ini menggunakan empat sampel dari dua hasil eksperimen dan dua perlakuan
yang berbeda. Berdasarkan observasi didapatkan bahwa sampel ampas pati ubi efektif dijadikan
bahan baku B-MAMANAS karena terdegradasi secara maksimal dalam dua belas hari di dalam
tanah. Sedangkan pada sampel ampas pati ubi di permukaan tanah terlihat pertumbuhan fungi yang
mendominasi. Ada pun sampel serat daun nanas kurang efektif dijadikan bahan baku B-MAMANAS
karena kemampuan degradasi yang belum maksimal dalam dua belas hari. Diharapkan ada
pengembangan penelitian dengan waktu yang lebih lama, serta alat, bahan, dan langkah kerja yang
terstruktur. Penelitian juga bisa dikembangkan dengan meneliti mikroorganisme yang bekerja dalam
proses degradasi.
vi
DAFTAR ISI
vii
A. Kesimpulan ................................................................................................. 36
B. Saran ........................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37
LAMPIRAN ......................................................................................................... 39
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................. 46
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
beberapa fauna yang terjerat dan mengonsumsi sampah masker, serta masih
banyak lagi (Roberts, dkk., 2020).
2
masker kain dan tidak sulit dalam pengolahan limbahnya. Biodegradable
Mask from Manihot esculenta and Ananas comosus (B-MAMANAS)
merupakan solusi yang ditawarkan peneliti untuk mengurangi tumpukan
limbah masker. Penelitian ini akan menguji bahan pembuatan B-MAMANAS
yaitu, ampas pati ubi dan serat daun nanas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
3
D. Manfaat Penelitian
E. Batasan Masalah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
4
1. Biodegradable
2. Masker
5
jenis masker adalah masker bedah yang umumnya diproduksi dari
bahan polipropilena non-woven (tidak ditenun) dan terdiri atas satu
lembar bahan penyaring dengan beberapa lapisan. Lapisan terdalam
berfungsi untuk menahan cairan tubuh agar tidak keluar dari dalam
masker, lapisan kertas di tengah berfungsi sebagai filter untuk
menangkal bakteri dan partikel dari dalam dan luar, sedangkan bagian
luar masker berfungsi untuk pertahanan pertama terhadap cairan
kontaminan dari luar masker (Malik, dkk., 2015).
6
Gambar 2. 1 Singkong (1) Gambar 2. 2 Singkong (2)
Sumber: Dokumen peneliti Sumber:
https://images.app.goo.gl/TuBvNuDV6LJXcWrCA
Kingdom : Plantae
Filum : Spermatophyta
Subfilum : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
7
mencapai ketinggian 7 meter, dengan cabang agak jarang. Akarnya
tunggang dengan sejumlah akar cabang yang membesar menjadi umbi
akar yang dapat dimakan. Daunnya menjari dan berwarna hijau muda
(Utama & Rukismono, 2018).
8
cukup mendapatkan sinar mataari hingga ketinggian 500m dari
permukaan laut. Morfologi tanaman ini ditandai dengan daunnya yang
berbentuk taji, tepi berduri (sebagian tidak) serta berserat. Buahnya
bulat panjang, berdaging kuning muda. Tanaman nanas bisa dilihat
pada gambar 2.3 dan 2.4 berikut.
Kingdom : Plantae
Filum : Spermatophyta
Subfilum : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Farinosae
Famili : Bromeliaceae
Genus : Ananas
9
Pemanfaatan nanas sekarang tidak hanya buahnya saja akan tetapi
daun nanas dapat dijadikan serat alami. Serat nanas saat ini banyak
digunakan sebagai bahan kerajinan seperti tas, dompet, anyaman, tali,
dan kuas yang dapat digunakan untuk mengecat maupun melukis
(Nafisah, 2019) Menurut penelitian serat daun nanas dapat digunakan
lebih dari bahan kerajinan karena kandungan selulosa di dalamnya
mencapai 69-71,5% (Amraini, dkk., 2020). Daya regang kelenturan dan
dampak dari komposit polister yang baik terkandung di dalam serat
daun nanas sehingga berfungsi sebagai pengisi serat, memanjangkan
serat dan modifikasi permukaan serat (Djoefrie & Dewi, 2019).
B. Penelitian Relevan
10
Selain pati ubi, ampas dari pembuatan pati ubi juga dapat dimanfaatkan.
Cassava Waste Pulp (CWP) memiliki kandungan pati yang dapat
dimanfaatkan menjadi bahan campuran pembuatan kertas komposit sebagai
mikrofilter. Pembuatan mikrofilter dilakukan dengan metode pembentukan
all-cellulose composite. Lalu dilakukan uji ukuran pori menggunakan
bantuan mikroskop, uji ketebalan mikrofilter menggunakan mikrometer
sekrup, dan uji kemampuan penyaringan masker dengan melakukan
partikulat debu yang dihembuskan menggunakan kipas angin. Penggunaan
mikrofilter CWP saat ini untuk menyaring polutan udara seperti kabut asap
(Malik, dkk., 2015).
11
Selanjutnya penelitian eksperimen pembuatan filter masker kain dari
daun nanas, dengan menggunakan metode isolasi selulosa dan sintesis
selulosa asetat. Analisa dilakukan dengan Fourier-Transform Infared
Spectroscopy (FTIR) dan menghasilkan data bahwa selulosa asetat dari daun
nanas yang dihasilkan memiliki panjang gelombang yang sesuai dengan
standar dan berpotensi sebagai bahan filter dalam pembuatan masker berbasis
membran selulosa asetat (Amraini, dkk., 2020).
12
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Rancangan Penelitian
C. Objek Penelitian
13
Tabel 3. 1 Sampel Penelitian
14
E. Alat dan Bahan
1. Cetakan kertas
2. Baskom
Gambar 3. 2 Baskom
Sumber: Dokumen peneliti
15
3. Gunting
Gambar 3. 3 Gunting
Sumber: Dokumen peneliti
16
5. Labu ukur
6. Hotplate
Gambar 3. 6 Hotplate
Sumber: Dokumen peneliti
17
7. Tabung reaksi
8. Kertas pH
Gambar 3. 8 Kertas pH
Sumber: Dokumen peneliti
18
9. Pipet tetes dan kaca arloji
19
11. Oven
Gambar 3. 11 Oven
Sumber: Dokumen peneliti
20
Bahan yang digunakan:
2. Aquades
Gambar 3. 15 Aquadest
Sumber: Dokumen peneliti
21
3. Serart nabati
4. Bahan-bahan kimia
22
Gambar 3. 19 Aseton Gambar 3. 20 Asam Gambar 3. 21 N.N’-
Sumber: Dokumen peneliti asetil anhidrida dimetilacetamida
Sumber: Dokumen Sumber: Dokumen
peneliti peneliti
Gambar 3. 24 NaOH
Gambar 3. 22 Asam Gambar 3. 23 H2SO4 Sumber: Dokumen
asetat glacial Sumber: Dokumen peneliti
23
F. Langkah Kerja
24
yang tersedia. Pertama potong daun nanas yang sudah bersih
kurang lebih 5cm. Keringkan daun menggunakan oven bersuhu
80℃ selama 70 menit. Selanjutnya timbang daun nanas 50 gram,
masak menggunakan NaOH 25% sebanyak 400 ml (1:8).
Campuran kemudian dipanaskan pada suhu 112℃ selama 60
menit. Saring daun nanas dan cuci dengan aquades sampai air
cucian jernih. Pencucian dapat dilakukan dengan pengulangan
sebanyak 4 kali 100ml aquades. Daun nanas kemudian
dikeringkan pada suhu ruangan dan dilakukan bleaching.
Lakukan bleaching sebanyak satu kali dengan cairan H2O2 3%
sebanyak 100ml atau sampai daun terendam. Bleaching
dilakukan pada suhu 60℃ dengan waktu 45 menit.
25
3. Uji degradasi
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Gambar 4. 1 Gambar 4. 2
Mikrofilter ampas pati ubi Isolasi selulosa serat daun nanas
27
Gambar 4. 3 Empat sampel penelitian
2. Waktu degradasi
28
Gambar 4. 4 Sampel 1A dan 2A Gambar 4. 5 Sampel 1B dan 2B selama
Tampak Fisik
Tanggal
1A 1B 2A 2B
14 September Keras, sedikit Lembut, Keras, Lembut,
2022 berlubang, wujud sedikit wujud
serat nabati seperti berlubang, seperti
(kapas) kertas serat nabati kertas tisu,
masih terlihat tisu, (kapas) berserat,
dan tidak berserat, masih mudah
29
homogen, mudah terlihat dan robek,
warna putih robek, tidak warna putih
warna homogen,
putih warna putih
16 September Sampel mulai Tekstur Sampel Tekstur
2022 lembut, lembut, mudah lembut,
lembap, masih robek, masih
sedikit berwujud lembap, berwujud
berlubang, kertas lubang lebih kertas tisu,
serat nabati tisu, banyak lembap,
(kapas) lembap, dibanding mulai
masih mulai sebelumnya, terpisah
terlihat, terpisah mulai serat-
warna putih serat- terdegradasi, seratnya,
seratnya, warna putih warna putih
warna
putih
20 September Sampel Masih Sampel Basah,
2022 berjamur, sama basah, kotor kotor
lembek tapi dengan karena karena
tidak bisa kondisi tanah, bau, tanah,
putus dengan observasi sedikit degradasi
sendirinya, terakhir berlendir, lambat tapi
lembap, sudah sudah
warna banyak mulai
beraneka terdegradasi, berongga,
ragam karena terlihat sisa- warna putih
bermacam- sisa serat, kecoklatan
macam jamur warna coklat
kehitaman
30
22 September Sampel Masih Sampel Sampel
2022 berjamur, sama sudah tercampur
lembek, dengan menyatu dengan
mudah kondisi dengan tanah
hancur, tidak observasi tanah, namun
terdegradasi, terakhir berlendir, belum
warna kuning terdegradasi, menyatu,
dengan gampang basah,
beragam putus, warna degradasi
warna jamur coklat tidak
kehitaman mengalami
perubahan
signifikan
25 September Sampel Masih Menyatu Masih sama
2022 berjamur sama dengan dengan
dengan dengan tanah, kondisi
variasi yang kondisi beberapa observasi
lebih banyak, observasi bagian terakhir
lebih rapuh terakhir sudah hilang
dan lembek, atau
tidak terputus,
terdegradasi, berlendir,
warna kuning warna coklat
dengan kehitaman
beragam
warna jamur
31
Pada observasi ketiga telah dimulai pertumbuhan fungi. Permukaan sampel
dipenuhi dengan bermacam fungi yang berwarna-warni. Selanjutnya pada
observasi keempat dan kelima fungi telah mendominasi permukaan sampel.
Namun belum terjadi kerusakan pada sampel, kecuali sampel dirusak oleh
peneliti.
B. Pembahasan
32
Sintesis serat daun nanas juga belum mencapai hasil yang optimal
namun sudah mendapatkan bentuk seperti yang diharapkan. Serat daun nanas
hasil eksperimen berbentuk seperti kertas tisu dengan permukaan yang halus.
Eksperimen belum optimal karena komposisi bahan pembuatan serat daun
nanas dilakukan beberapa modifikasi, sehingga ditakutkan berbahaya bagi
konsumen.
Setelah melakukan eksperimen, dilakukan uji daya degradasi selama
dua belas hari sehingga menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan dari
sampel 1A dan 2A. Kedua sampel tersebut merupakan hasil eksperimen
pembuatan mikrofilter dari ampas pati ubi. Pada sampel 1A yang diletakkan
di permukaan tanah terkontrol, terlihat pertumbuhan berbagai fungi.
Fungi diketahui mampu menghasilkan enzim selulase sehingga dapat
mendegradasi selulosa. Semakin besar pengeluaran jumlah enzim selulase
pada jamur maka degradasi selulosa terjadi lebih cepat (Suryani, dkk., 2012).
Fungi yang terdapat di sampel 1A umumnya berasal dari genus
Phanerochaete, Penicillium, dan, Cladosporium. Pertumbuhan fungi pada
sampel 1A bisa dilihat pada gambar 4.8 dan 4.9 berikut.
Gambar 4. 8 Fungi yang tumbuh pada Gambar 4. 9 Fungi yang tumbuh pada
sampel 1A sampel 1A dengan mikroskop
33
fungi pelapuk putih yaitu mendegradasi komponen lignin, dengan penguraian
sempurna menjadi air dan karbondioksida (Musa, dkk., 2011). Adapun
Penicillium merupakan jamur yang memiliki peran penting sebagai pengurai
bahan organik sehingga menyebabkan pembusukkan. Jenis jamur ini
biasanya ditemukan di tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah membusuk
dengan menghasilkan berbagai mikotoksin (Iramayana, dkk., 2019).
Selanjutnya menurut penelitian Suryani dkk., Cladosporium merupakan
kandidat terbaik yang memiliki kemampuan paling tinggi dalam
mendegradasi selulosa (Suryani, dkk., 2012)
Pada sampel 2A yang diletakkan di dalam tanah terkontrol, terjadi
degradasi yang maksimal. Sampel 2A habis karena diuraikan oleh
mikroorganisme yang diprediksi berasal dari bakteri. Umumnya bakteri
Pseudomonas dan Bacilus yang memutus rantai polimer menjadi monomer-
monomer. Hasil degradasi tidak hanya karbondioksida dan air, tapi
menghasilkan pula senyawa organik seperti asam organik dan aldehid yang
tidak berbahaya bagi lingkungan (Saing, 2017).
Pengaruh fungi dan bakteri dalam proses penguraian juga dibantu oleh
media tanah yang terkontrol. Proses degradasi dilakukan pada tanah yang
gembur sisa pembakaran yang biasanya digunakan untuk bercocok tanam.
Secara fisik tanah yang dipakai berwarna hitam, lembut, lembap, dan gembur.
Empat hal tersebut merupakan ciri-ciri tanah humus. Media tanah kemudian
diletakkan ke dalam kotak uji degradasi sebanyak 2/3 dari volume. Kemudian
kotak ditutup dan disimpan sesuai dengan waktu uji degradasi.
Pertumbuhan jamur pada sampel 1A disebabkan oleh faktor
ketersediaan oksigen. Pada sampel 1A, mikrofiliter ampas pati ubi dibiarkan
di atas permukaan tanah. Sehingga memungkinkan mendapat lebih banyak
oksigen dibanding sampel 2A. Jamur merupakan saprofit semi-aerob yang
membutuhkan oksigen. Jika persediaan terbatas, bisa menyebabkan jamur
tumbuh layu. Oleh karenanya sampel 2A yang berkomposisi sama namun
diletakkan di dalam tanah tidak menghasilkan jamur.
34
Penelitian ini tidak hanya melihat perbandingan sampel mikrofilter dari
ampas pati ubi tapi juga degradasi yang terjadi pada serat daun nanas.
Terdapat dua sampel serat daun nanas yang sudah disintesis. Sampel tersebut
adalah 1B dan 2B yang secara berurutan diletakkan di permukaan dan di
dalam media tanah terkontrol. Dari hasil uji dan observasi didapatkkan hasil
yang tidak berbeda jauh antara keduanya. Perbedaan yang terlihat hanyalah
kebersihan dan warna dari sampel. Sampel 1B terlihat lebih bersih
dibandingkan sampel 2B karena letaknya di atas permukaan tanah.
Sedangkan untuk struktur dan kelembapan keduanya sama, bahkan tidak
terjadi degradasi yang signifikan selama dua belas hari.
Degradasi pada sampel B lebih lambat terjadi daripada sampel A karena
proses dan campuran kimia. Diketahui bahwa lama proses degradasi
dipengaruhi salah satunya dari komposisi bahan. Walaupun serat daun nanas
merupakan bahan organik, dikarenakan proses isolasi selulosa maka banyak
bahan kimia yang dicampurkan.
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
Ameridya, A., Pratama, A., Pudi, R. A., & Absyar, S. F. (2021). Limba Maskerdi
Era Pandemi : Kejahatan Meningkat atau Menurun. Jurnal Green Growth
dan Manajemen Lingkungan, 51-58.
Amraini, S. Z., Bahruddin, Zahrina, I., Susanto, R., & Wulandari, R. (2020). Potensi
Limbah Daun Nanas Dalam Pembuatan Selulosa Asetat Sebagai Bahan
Filter Masker Kain. SNapan : Seminar Nasional Kahuripan.
Averous, L., & Pollet, E. (2012). Biodegradable Polymers. Green Energy and
Technology.
CAB International. (2022, Maret 26). CABI. Diambil kembali dari cabi.org:
https://www.cabi.org/isc/datasheet/32401
Iramayana, Taskirawati, I., & Arif, A. (2019). Keragaman Jamur pada Log dan
Kayu Gergajian Nyatoh (Palaquium sp). Perennial Vol.15, 8-15.
Musa, Edy, & Nelly. (2011). Identifikasi Fungi Pelapuk Jaringan Kayu Mati yang
Berperan pada Proses Biodelignifikasi di Taman Hutan Raya Bukit Barisan
Kabupaten Karo.
37
Nafisah, S. (2019, Oktober 18). Bobo.id. Dipetik September 05, 2021, dari
https://bobo.grid.id/read/081888926/tidak-hanya-buahnya-ternyata-daun-
tanaman-nanas-juga-bermanfaat?page=all
Prof. Dr. Ir. H. MH. Bintoro Djoefrie, M., & Ratih Kemala Dewi, S. (2019).
Pencegahan, Pengendalian, dan Pemanfaatan Limbah Organik. Bandung:
PT Penerbit IPB Press.
Restiani, R., Roslim, D. I., & Herman. (2014). Karakter Morfologi Ubi Kayu
(Manihot esculenta Crants) Hijau Dari Kabupaten Pelalawan. JOM FMIPA
Volume 1, 619-624.
Roberts, K. P., Bowyer, C., Kostoe, S., & Fletcher, S. (2020, Agustus 14).
Coronavirus face mask : an environmental disaster that might last
generations. Dipetik September 5, 2021, dari
https://theconversation.com/coronavirus-face-masks-an-environmental-
disaster-that-might-last-generations-144328
Saing, B. (2017). Studi Pembuatan Bahan Alternatif Plastik Biodegradable Dari Ubi
Jalar Dengan Plasticizer Gliserol Dengan Metode Melt Intercalation. Jurnal
Teknik Mesin, 79-84.
38
Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods). Bandung:
ALFABETA.
Suryani, Y., Andayaningsih, P., & Hernaman, I. (2012). Isolasi dan Identidikasi
Jamur Selulolitik pada Limbah Produksi Bioetanol dari Singkong yang
Berpotensi dalam Pengolahan Limbah Menjadi Pakan Domba. Sunan
Gunung Djati State Islamic University (UIN).
Yoga Alif Kurnia Utama, S. M., & Martinus Rukismono, S. M. (2018). Dalam
Singkong-Man VS Gadung-Man. Mimika Baru, Papua: Penerbit Aseni.
LAMPIRAN
39
Endapan hasil eksperimen serat
Peneliti mengukur cairan kimia
daun nanas
Serat daun nanas yang telah di- Serat daun nanas pada tahap
bleaching isolasi selulosa asetat
40
Pemarutan singkong Pemotongan singkong
41
Tampak observasi keempat sampel Tampak observasi keempat sampel
1A dan 1B 2A dan 2B
42
Mikroorganisme yang dilihat Fungi pada sampel 1A dilihat
menggunakan mikroskop pada menggunakan mikroskop
sampel 1A
43
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
44
Lampiran 3 Surat Keterangan Hafalan Al-Qur’an
45
RIWAYAT HIDUP
46