Dalam hal ini bertindak atas nama direksi ( PT.Ekabhakti Ratna Makmur) yang
berkedudukan di (Perumahan Maharaja Blok A8, N0 1, RT/RW 001/002 Kel.
Mampang, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat 16433) dan selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
Pendidikan terakhir :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
No. KTP / SIM :
Telepon : +62
Email :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri pribadi dan selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.
PASAL 1
MASA KERJA
Ayat 1
PIHAK PERTAMA menyatakan menerima PIHAK KEDUA sebagai karyawan
kontrak (waktu tertentu) di perusahaan ( PT.Ekabhakti Ratna Makmur ) yang
berkedudukan di (Perumahan Maharaja Blok A8, N0 1, RT/RW 001/002 Kel.
Mampang, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat 16433) dan PIHAK KEDUA
dengan ini menyatakan kesediaannya.
Ayat 2
Perjanjian kerja ini berlaku untuk jangka waktu [(1 Tahun) , ( ,April 2023) dan
berakhir pada tanggal ( , April 2024).
Ayat 3
Selama jangka waktu tersebut masing-masing pihak dapat memutuskan hubungan kerja
dengan pemberitahuan secara tertulis minimal [( 7 Hari )] hari kerja.
PASAL 2
TATA TERTIB PERUSAHAAN
Ayat 1
PIHAK KEDUA menyatakan kesediaannya untuk mematuhi serta mentaati seluruh
peraturan tata tertib perusahaan yang telah ditetapkan PIHAK PERTAMA.
Ayat 2
Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tersebut di atas dapat mengakibatkan PIHAK
KEDUA dijatuhi:
1. Skorsing, atau
2. Pemutusan Hubungan Pekerjaan (PHK), atau
3. Hukuman dalam bentuk lain dengan merujuk kepada Peraturan Pemerintah yang
mengaturnya.
PASAL 3
JAM KERJA
Ayat 1
Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, jam kerja efektif perusahaan ditetapkan
48 jam setiap minggu dengan jumlah hari kerja 6 hari setiap minggu & memiliki waktu libur
1 hari kerja yang bebas di pilih pada hari senin sampai jumat.
Ayat 2
Jam masuk adalah jam 08:00 WIB dan jam pulang adalah jam 17:00 WIB.
Ayat 3
1. Waktu istirahat pada hari senin hingga hari kamis ,serta sabtu & minggu ditetapkan
selama 1.5 jam, yaitu pada pukul 12:00 WIB hingga pukul 13:00 WIB & 15:15 WIB hingga
pukul 15:45 WIB
2. Waktu istirahat pada hari jumat ditetapkan selama 2.5 jam, yaitu pada pukul 11.45
WIB hingga pukul 13.15 WIB dan 15:15 WIB hingga pukul 15:45 WIB.
PASAL 4
PENEMPATAN, TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB
Ayat 1
PIHAK KEDUA akan bekerja sebagai ( Staff Kantor ) pada (Departemen / Divisi
Umum Perusahaan).
Ayat 2
Tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut:
1. Menjaga Keamanan Perusahaan PT Ekabhakti Ratna Makmur
2. Menjaga Kebersihan Perusahaan PT Ekabhakti Ratna Makmur
3. Menyambut Tamu / Client Perusahaan PT Ekabhakti Ratna Makmur
4. Menyiapkan Minuman & Makanan Untuk Tamu atau Client Perusahaan PT
Ekabhakti Ratna Makmur
5. Membantu Untuk Memberikan Sambutan Selamat Datang untuk Calon Karyawan
PT Ekabhakti Ratna Makmur
Ayat 3
PIHAK PERTAMA berhak menempatkan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan lain yang oleh PIHAK PERTAMA dianggap lebih cocok serta
sesuai dengan keahlian yang dimiliki PIHAK KEDUA, dengan syarat masih tetap
berada di dalam lingkungan perusahaan ( PT Ekabhakti Ratna Makmur ).
PASAL 5
PERPANJANGAN MASA KONTRAK KERJA
Ayat 1
Setelah berakhirnya jangka waktu tersebut, perjanjian kerja ini dapat diperpanjang jika
PIHAK PERTAMA masih membutuhkan PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
juga menyatakan kesediaannya.
Ayat 2
Jika setelah berakhirnya perjanjian kerja ke-2 ternyata PIHAK PERTAMA masih
membutuhkan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA akan mengangkat
PIHAK KEDUA sebagai karyawan tetap pada perusahaan ( PT Ekabhakti Ratna
Makmur ).
Ayat 3
Jika setelah berakhirnya perjanjian kerja ke-2 ternyata PIHAK KEDUA tidak diajukan
untuk pengangkatan sebagai karyawan tetap oleh PIHAK PERTAMA, maka
perjanjian kerja kontrak akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya waktu perjanjian
tersebut.
Ayat 4
PIHAK PERTAMA wajib mengangkat PIHAK KEDUA sebagai karyawan tetap
dalam jangka waktu 6 bulan apabila kinerja PIHAK KEDUA stabil dalam performa
pekerjaan.
Ayat 5
PIHAK PERTAMA wajib membayar PIHAK KEDUA berupa uang dengan jumlah
1x gaji pokok bulanan ( Rp. ,000,000,00 ) apabila PIHAK KEDUA meninggal
dunia.
PASAL 6
GAJI POKOK DAN TUNJANGAN-TUNJANGAN
Ayat 1
PIHAK PERTAMA harus memberikan gaji pokok kepada PIHAK KEDUA sebesar
[(Rp. ,000,000,00) ( Juta Rupiah)] tanpa ada-nya pemotongan di setiap
bulan yang harus dibayarkan PIHAK PERTAMA pada tanggal (25) di setiap bulan
setelah dipotong pajak pendapatan sesuai peraturan perpajakan di Indonesia.
Ayat 2
Selain gaji pokok, PIHAK KEDUA juga berhak mendapatkan tunjangan-tunjangan
sebagai berikut:
1. Tunjangan hari raya idul fitri sebesar [(1x gaji dalam sebulan) dengan jumlah
uang (Rp. ,000,000,00)]
2. Tunjangan melahirkan ( Khusus Karyawan Wanita ) sebesar [(1x gaji
dalam sebulan) dengan jumlah uang (Rp ,000,000,00)]
4. Tunjangan Kematian ( 1x Gaji Pokok Bulanan )
5. Tunjangan Uang makan 1x sehari ( Rp.15,000,00 )
6. Tunjangan Uang operasional event kantor ( Rp.50,000,00 )
Ayat 3
Pembayaran tunjangan No 1 tersebut akan disatukan dengan pembayaran gaji pokok
yang akan diterima PIHAK KEDUA pada 3 Hari sebelum dilakukan cuti bersama dan
PIHAK PERTAMA wajib membayarkan secara tunai. Dilarang melakukan
pembayaran secara menyicil.
Ayat 4
Pembayaran tunjangan No 2 tersebut akan disatukan dengan pembayaran gaji pokok
yang akan diterima PIHAK KEDUA pada 3 Hari sebelum dilakukan cuti melahirkan
dan PIHAK PERTAMA wajib membayarkan secara tunai (Trasnfer atau cash).
Dilarang melakukan pembayaran secara menyicil.
PASAL 7
LEMBUR
Ayat 1
PIHAK KEDUA diharuskan masuk kerja lembur jika tersedia pekerjaan yang harus
segera diselesaikan atau bersifat mendesak (urgent).
Ayat 2
Sebagai imbalan kerja lembur sesuai ayat 1, PIHAK PERTAMA akan membayar
PIHAK KEDUA sebesar [(Rp25,000,00) (dua puluh lima ribu rupiah)] setiap jam
lembur per hari-nya Mulai dari jam 18:00 hinga pukul 20:00 WIB.
Ayat 3
Pembayaran upah lembur akan disatukan dengan pembayaran gaji yang akan diterima
PIHAK PERTAMA pada tanggal (25) di setiap bulan.
PASAL 8
CUTI
Ayat 1
Hak cuti timbul setelah PIHAK KEDUA mempunyai masa kerja selama 3 Bulan
Bekerja di Perusahaan PT.Ekabhakti Ratna Makmur.
Ayat 2
Jika telah mempunyai masa kerja seperti ayat 1 tersebut di atas, maka PIHAK
KEDUA akan mendapatkan cuti selama [( 15 hari kerja ) ( Lima Belas Hari )] di
setiap tahun, yang terdiri dari: Cuti pribadi
Ayat 3
Sebelum melaksanakan cuti, PIHAK KEDUA telah mengajukan permohonan
terlebih dahulu secara tertulis, selambat-lambatnya 3 ( Tiga ) hari sebelum
pelaksanaan cuti berlangsung dengan mendapat pengesahan berupa izin dari atasan
langsung yang bersangkutan.
Ayat 4
Sesuai namanya, jenis cuti ini adalah hak bagi PIHAK KEDUA (karyawan
perempuan) yang sedang mengandung dan akan melahirkan. Hal tersebut sudah
dituang dalam UU No. 13 Tahun 2003, di mana pekerja perempuan yang hamil
berhak menerima jatah cuti selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan
setelah melahirkan.
PASAL 9
PENGOBATAN
PIHAK PERTAMA wajib menanggung biaya pengobatan serta perawatan jika PIHAK
KEDUA sakit atau memerlukan perawatan kesehatannya selama melakukan pekerjaan atau
aktivitas yang dilakukannya untuk perusahaan dan sesuai dengan syarat, peraturan, dan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
PASAL 10
KERJA RANGKAP
Ayat 1
Selama masa berlakunya ikatan perjanjian kerja ini PIHAK KEDUA tidak
dibenarkan melakukan kerja rangkap di perusahaan lain manapun juga dengan
mengemukakan dalih atau alasan apa pun juga.
Ayat 2
Pelanggaran yang dilakukan PIHAK KEDUA akan dapat bagi PIHAK PERTAMA
untuk menjatuhkan sanksi atau denda sebesar uang (RP.100,000,00) sesuai Pasal 2
ayat 2 perjanjian ini terhadapnya.
Ayat 3
PIHAK PERTAMA dilarang membuat/memaksa PIHAK KEDUA bekerja di
perusahaan lain atau perusahaan selain PT.Ekabhakti Ratna Makmur tanpa izin atau
persetujuan PIHAK KEDUA secara sukarela.
Ayat 4
PIHAK KEDUA berhak mendapatkan upah tambahan sebesar ( RP.100,000,00 ) per
hari – nya, yang akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA secara langsung pada
hari itu juga setelah pekerjaan selesai, dan apabila PIHAK KEDUA dimintai untuk
bekerja tambahan di luar lingkup PT.Ekabhakti Ratna Makmur.
PASAL 11
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
Ayat 1
Dengan memperhatikan Undang-Undang dan Peraturan Ketenagakerjaan yang
berlaku, PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri hubungan kerja dengan PIHAK
KEDUA karena pengingkaran perjanjian ini.
Ayat 2
Jika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), maka PIHAK KEDUA diharuskan
mengembalikan barang-barang yang selama itu dipercayakan padanya.
Ayat 3
PIHAK KEDUA juga diharuskan menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan
administrasi keuangan, seperti hutang atau pinjaman yang dilakukan PIHAK
KEDUA.
PASAL 12
PENGUNDURAN DIRI
Ayat 1
Jika PIHAK KEDUA mengundurkan diri secara baik-baik, maka PIHAK KEDUA
berhak menerima uang gaji, tunjangan, dan lembur sesuai dengan jumlah hari kerja
yang telah dijalaninya.
Ayat 2
Pengunduran diri secara baik-baik diperlihatkan dengan cara-cara sebagai berikut:
1. PIHAK KEDUA telah mengajukan surat permohonan pengunduran diri sesuai
Pasal 1 ayat 3 perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA tetap melaksanakan tugas dan kewajibannya hingga batas waktu
pengunduran dirinya berlaku.
3. PIHAK KEDUA telah menyerahkan barang-barang yang dipercayakan kepadanya
dan juga telah menyelesaikan admnistrasi keuangan yang harus diselesaikannya
seperti yang tertulis dalam Pasal 11 ayat 2 dan 3 perjanjian ini.
Ayat 3
PIHAK PERTAMA dengan kebijakannya dapat meminta PIHAK KEDUA untuk
meninggalkan perusahaan lebih awal dengan pembayaran penuh selama [( 1 Bulan )
( satu bulan)] / ( 1x Gaji Pokok Bulanan )tersebut.
PASAL 13
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
Selain seperti yang tertulis dalam Pasal 5 ayat 5 perjanjian ini, perjanjian kerja ini akan
berakhir dengan sendirinya jika PIHAK KEDUA meninggal dunia.
PASAL 14
KEADAAN DARURAT (FORCE MAJEUR)
Ayat 1
Perjanjian kerja ini batal dengan sendirinya jika karena keadaan atau situasi yang memaksa,
seperti: bencana alam, pemberontakan, perang, huru-hara, kerusuhan, Peraturan Pemerintah
atau apapun yang mengakibatkan perjanjian kerja ini tidak mungkin lagi untuk diwujudkan.
Ayat 2
PIHAK KEDUA wajib memberikan nomer atau contact person saudara atau keluarga yang
tinggal se-rumah untuk keadaan darurat apabila PIHAK KEDUA sakit atau terluka selama
bekerja.
Ayat 3
Nama keluarga Se-Rumah :
Nomor Telp/HP ( WA ) :
PASAL 15
SANKSI DAN DENDA
Ayat 1
1. Sanksi administratif
Teguran ( SP 1 )
Peringatan tertulis ( SP 2 )
PHK
Ayat 2
2. Sanksi Pidana
Sanksi pidana dapat dikenakan kepada PIHAK PERTAMA yang diduga melanggar
beberapa ketentuan UU Ketenagakerjaan. Sanksi pidana diatur dalam Pasal 184
sampai Pasal 188 UU Ketenagakerjaan jo. UU Cipta Kerja.
Beberapa Pasal diubah dengan UU Cipta Kerja, salah satunya yaitu Pasal 184 dimana
dalam UU Cipta Kerja Pasal tersebut telah dihapus. Namun dalam UU Cipta Kerja
menambahkan program jaminan sosial baru yaitu Jaminan Kehilangan Pekerjaan.
Ayat 3
Karyawan yang mangkir kerja berarti karyawan yang tidak bisa hadir bekerja tanpa
adanya alasan yang jelas. Misalnya selama beberapa hari tidak masuk kerja secara
berturut-turut tanpa konfirmasi atau alasan dan yang lainnya, dapat dikenakan sanksi
pemberian surat peringatan pertama maksimal 3 kali:
Berdasarkan Pasal 154 ayat (1) huruf k, PIHAK PERTAMA berhak melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja apabila pekerja melakukan pelanggaran ketentuan yang
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama dan
sebelumnya telah diberikan surat peringatan pertama, kedua, ketiga, secara berturut-
turut masing-masing berlaku untuk paling lama 6 (enam) bulan kecuali ditentukan
lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
Ayat 4
2. Karyawan Terlambat
Denda: biasanya ada juga perusahaan yang menerapkan denda untuk karyawannya
yang terlambat bekerja. Besaran denda yang diberikan tersebut juga sudah pasti akan
disesuaikan dengan kesepakatan bersama.
Pemotongan gaji: sanksi yang juga umum diterapkan karena adanya keterlambatan
adalah pemotongan gaji. Berdasarkan PP Pengupahan perusahaan bisa melakukan
pemotongan gaji jika memang kesepakatan mengenai hal tersebut sudah diatur dalam
PP, PKB atau PK.
Penambahan waktu kerja: sanksi melanggar kontrak kerja karena terlambat juga bisa
dilakukan dengan penambahan waktu kerja jika tidak ingin melakukan pemotongan
gaji atau denda.
PASAL 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Ayat 1
Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
Ayat 2
Apabila dengan cara ayat 1 pasal ini tidak tercapai kata sepakat, maka kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dilakukan melalui prosedur
hukum, dengan memilih kedudukan hukum di (Kantor Kepaniteraan Pengadilan
Negeri).
PASAL 17
PENUTUP
Demikianlah perjanjian ini dibuat, disetujui, dan ditandatangani dalam rangkap dua, asli dan
tembusan bermaterei cukup dan berkekuatan hukum yang sama. Satu dipegang oleh PIHAK
PERTAMA dan lainnya untuk PIHAK KEDUA.
dibuat di : Depok Office (Perumahan Maharaja Blok A8, N0 1, RT/RW 001/002 Kel.
Mampang, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat 16433)
Tanggal : ( , April, 2023 )