Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN OPERASIONAL

UJIAN TENGAH SEMESTER

OLEH
ARUNG VIVA DEMOKRASA
PLN 1
23023013

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS GAJAYANA
MALANG
2023

1
1. A. Jelaskan secara singkat Tujuan manajemen operasional strategis Secara umum ?

Manajemen operasional bertugas mengatur seluruh sumber daya yang dimiliki


perusahaan. Sumber daya tersebut berupa bahan baku, pekerja, mesin, dan perlengkapan
lainnya, dan memastikan seluruh proses produksi berjalan efisien dan efektif. Berikut ini tujuan
dari manajemen operasional.
Manajemen ini bertujuan meningkatkan efisiensi perusahaan, atau dikenal juga
dengan efficiency. Mempunyai tujuan meningkatkan produktivitas perusahaan, atau dikenal
juga dengan productivity. Bertujuan meminimalisir biaya pengeluaran perusahaan untuk
berbagai kegiatan, dikenal juga dengan istilah economy. Memiliki tujuan meningkatkan
kualitas perusahaan, atau dikenal juga dengan quality. Mempunyai tujuan mengontrol waktu
proses produksi seminimal mungkin, dikenal juga dengan reduced processing time.

B. Jelaskan dengan singkat tentang pentingnya peramalan / Konsep Dasar dan Peran
Strategis Peramalan Dalam Proses Produksi terserah bisa di PLN atau Perusahaan lain
pertanyaan initerkait Proses Peramalan tingkat Permintaan Produk/Jasa :

1. Time Frame (Short, middle, and long range forecasting)


2. pola permintaan (trend, cycle, seasonal pattern, and trend with seasonal pattern)
3. Model Peramalan Time Series: MA, WMA, Exponential Smoothing, and Adjusted
Exponential Smoothing
4. Model Peramal Kausal: Analisis Regresi
5. Tingkat Akurasi Metode Peramalan Yang Digunakan
6. Tantangan/Isu Strategis Dalam Peramalan

Jawaban 1.B

1. Time Frame
a. Short Range Forecasting: umumnya peramalan dilakukan untuk meramalkan 1
sampai 5 minggu ke depan. Peramalan ini biasanya digunakan untuk mengambil
keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain-lain
keputusan kontrol jangka pendek.
b. Middle Range Forecasting: umumnya peramalan dilakukan untuk meramalkan 1
sampai 24 bulan yang akan datang. Peramalan ini lebih mengkhusus dibangdingkan
peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk menentukan aliran kas,
perencanaan produksi, dan penentuan anggaran.
c. Long Range Forecasting: umumnya peramalan dilakukan untuk meramalkan 2
sampai 10 tahun yang akan datang. Peramalan ini digunakan untuk perencanaan
produk dan perencanaan sumber daya.

2. Pola Permintaan
a. Trend : merupakan sifat dari permintaan masa lalu terhadap waktu terjadinya apakah
permintaan tersebut cenderung naik, turun atau konstan.
b. Cycle : merupakan sifat dari permintaan dalam satu periode apakah mengalami
permintaan dengan jumlah yang sama atau tidak.
c. Seasonal Pattern : merupakan Fluktuasi permintaan suatu produk yang dapat
mengalami kenaikan atau penurunan pada saat saat musim tertentu. Pola ini biasanya
disebabkan oleh factor cuaca, musim libur panjang, hari raya keagamaanyang akan
berulang secara periodic tiap tahunnya
2
3. Model Peramalan Time Series
Dalam metode time series ada beberapa teknik yang biasa digunakan tergantung pola
permintaan yang terjadi. Dibawah ini merupakan
penjelasannya :
a. Moving Average (MA): menggunakan sejumlah nilai dari data aktual historis
untuk menghasilkan perkiraan. Asumsi pada metode MA adalah bahwa
permintaan pasar akan tetap cukup stabil dari periode ke periode. Metode
peramalan MA menggunakan rata-rata dari n periode data terbaru untuk
meramalkan periode berikutnya. Formulasi perhitungan dengan menggunakan
metode MA ditunjukkan pada persamaan 1 (Heizer J. and Barry Render, 2011).

Dimana n adalah jumlah periode yang ditentukan pada moving average.


b. Weighted Moving Average (WMA): menggunakan konsep yang hampir sama
dengan metode Moving Average (MA) namun dengan menambahkan bobot dalam
melakukan peramalan permintaan. Formulasi perhitungan dengan
menggunakan metode WMA ditunjukkan pada persamaan 2 (Heizer J. and Barry
Render, 2011).

c. Exponential Smoothing (ES): konsep pada metode Exponential Smoothing (ES)


hampir sama dengan metode Weighted Moving Average (WMA) namun dengan
memberikan bobot lebih pada data terkini. Formulasi perhitungan dengan
menggunakan metode ES ditunjukkan pada persamaan 3 (Hanke and Wichern,
2014).

d. Adjusted Exponential Smoothing: Variasi dari exponential smoothing yang


memperhitungkan kesalahan prediksi sebelumnya.

4. Model Peramal Kausal: Analisis Regresi


Model kausal memasukkan dan menguji variabel-variabel yang diduga akan
mempengaruhi variabel dependen, model ini biasanya menggunakan analisis regresi
untuk menentukan mana variabel yang signifikan mempengaruhi variable dependen.
Selain menggunakan analisis regresi, model kausal juga dapat menggunakan metode
ARIMA atau Box-Jenkins untuk mencari model terbaik yang dapat digunakan dalam
peramalan.

5. Tingkat akurasi
Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran tentang tingkat perbedaan
atau kesalahan hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran
yang biasa digunakan, yaitu:

3
a. Mean Absolute Deviation ( MAD ) merupakan rata – rata kesalahan mutlak
selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar
atau lebih kecil jika dibandingkan dengan kenyataannya.
b. Mean Square Error ( MSE ) dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua
kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode
peramalan.
c. Mean Forecast Error (MFE ) sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil
peramalan selama periode tertentu terlalu tinggi atau rendah. Bila hasil peramalan
tidak bias, maka nilai MFE akan mendekati not. MSE dihitung dengan
menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan
membaginya dengan jumlah periode peramalan.
d. Mean Absolute Percentage Error (MAPE ) merupakan ukuran kesalahan relatif.
MAPE biasanya lebih berarti dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan
persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama periode
tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan telalu tinggi atau
rendah.

6. Tantangan / Isu Strategis dalam peramalan

a. Tidak Ada Sistem Peramalan Untuk Berbicara Tentang Sesuatu


Sebuah spreadsheet, kalkulator, dan spekulasi bukanlah perangkat peramalan
permintaan yang solid. Lewatlah sudah hari-hari ketika angka-angka yang Anda
tuliskan meleset terlalu jauh, dan ramalan yang tidak baik seperti ini kemungkinan
besar akan menyebabkan pembengkakan biaya yang besar, kekurangan produksi
barang-barang yang diminta, atau bahkan hal lain yang jauh lebih buruk lagi.
Jika Anda masih mengandalkan metode peramalan rantai pasokan yang
ketinggalan zaman ini, inilah saatnya untuk meningkatkan ke solusi SCMS (Supply
Chain Management System) yang mengintegrasikan analitik lanjutan yang Anda
butuhkan untuk mendapatkan pijakan di pasar saat ini.
Membawa peramalan Anda ke abad ke-21 akan membawa serta manfaat lebih
lanjut, di antaranya adalah modul lain yang termasuk solusi SCMS paling modern
yang akan memungkinkan Anda untuk mengintegrasikan semua manajemen rantai
pasokan Anda ke dalam satu rangkaian perangkat lunak yang intuitif.

b. Sistem Warisan
Jika perusahaan Anda membuang spreadsheet dan kalkulator bertahun-tahun
yang lalu, Anda mungkin belum keluar dari kesulitan seratus persen. Katakanlah
fasilitas produksi Anda sepenuhnya mendukung teknologi Industri 4.0, dengan sensor
yang mengirimkan data waktu nyata ke dasbor SCMS Anda untuk analisis instan,
tetapi gudang Anda masih mengandalkan spreadsheet dan entri data manual untuk
menavigasi tempat pesanan disimpan.
Dalam keadaan ini, peramalan Anda akan tetap menjadi poin penting. Jika
Anda tidak memiliki anggaran untuk meningkatkan sepenuhnya ke sistem pelacakan
inventaris modern, jangan takut, ada beberapa solusi hebat yang akan berdampak
besar pada keakuratan perkiraan Anda sambil tetap membiarkan sistem lama tetap ada
untuk saat ini. Banyak sistem menyertakan API (antarmuka pemrograman aplikasi)
yang akan memungkinkan SCMS Anda menarik informasi yang dibutuhkan untuk
menghasilkan perkiraan tersebut. Bot otomatisasi proses robotik (RPA) juga dapat
diprogram untuk mengambil alih entri data, bersama dengan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memindahkan data tersebut ke dalam SCMS Anda untuk hasil yang
4
sama meskipun sistem lawas Anda tidak memiliki akses API.

c. Data Lengkap Atau Tersembunyi


Tidak peduli seberapa terintegrasinya sistem yang Anda miliki saat ini, jika
seseorang menyimpan data daripada memastikannya dimasukkan ke dalam sistem
tersebut, Anda masih akan kekurangan akurasi perkiraan permintaan puncak Anda.
Mengatasi tantangan peramalan rantai pasokan ini akan membutuhkan
sentuhan pribadi, karena Anda harus bertemu satu lawan satu dengan pemangku
kepentingan yang Anda rasa mungkin akan menahan Anda.
Mungkin sangat baik ternyata masalahnya adalah spreadsheet tersembunyi
yang tidak ada yang menyadari berisi informasi penting untuk perkiraan Anda. Atau
mungkin saja seorang Manajer di suatu tempat di sepanjang rantai nilai benar-benar
menyimpan informasi yang diperlukan di kepala mereka.
Setelah Anda menemukan data yang dipisahkan, inilah saatnya untuk
mengerjakan rencana untuk memasukkannya ke dalam aliran data sehingga perkiraan
Anda dapat memperoleh manfaat.

d. Pertarungan Antar Departemen Dan Kurangnya Dukungan Pemangku Kepentingan


Tercabut dari item terakhir kami, jika salah satu pemangku kepentingan
merasa diremehkan dan tidak menyetujui perbaikan yang sedang Anda lakukan untuk
diterapkan, kemungkinan itu akan menjadi masalah besar untuk Anda.
Demikian pula, jika beberapa pemangku kepentingan Anda terlibat dalam
konflik antar departemen, mungkin terkait dengan siapa yang memiliki hak untuk
mengakses data tertentu yang mereka anggap sebagai hak milik, kemungkinan akan
ada beberapa pertemuan yang kontroversial di masa depan Anda.
Hasil dari pertemuan tersebut akan sangat bermanfaat, karena setelah Anda
memiliki semua data yang relevan mengalir ke alat perkiraan Anda, Anda akan segera
melihat peningkatan keakuratan. Latih suara mediator imparsial terbaik Anda dan
mulai untuk menemukan dan membebaskan data yang Anda butuhkan untuk
mendapatkan akurasi perkiraan rantai pasokan yang Anda cari.

e. Kurangnya Solusi SCMS Terpadu


Pada akhirnya, tidak ada pertemuan tatap muka atau mediasi antar pemangku
kepentingan yang akan menjadi masalah jika Anda tidak memiliki SCMS berfitur
lengkap untuk memasukkan semua data rantai pasokan Anda.
Menerapkan solusi yang dapat menangani semua segmen rantai Anda dan
mempertahankan aliran data yang Anda butuhkan adalah satu-satunya hal terbesar
yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan perkiraan Anda.
Cari seperangkat alat yang menyertakan fungsi yang Anda butuhkan di luar
kotak, atau yang dapat diperluas dan dapat diskalakan sehingga Anda dapat
menambahkan modul saat Anda mengembangkan dan mengintegrasikan lebih banyak
segmen rantai nilai Anda.
Menempatkan infrastruktur penting ini secepat mungkin adalah hal terbaik
yang dapat Anda lakukan untuk upaya peramalan permintaan Anda.
Jika Anda dapat mengatasi kelima tantangan tersebut diatas maka Anda akan
dapat menghasilan sebuah peramalan rantai pasokan (Supply Chain Foercasting) yang
tepat guna sesuai dengan keinginan Anda

5
2. Perusahaan sukses karena peran fungsi fungsi yang mendukung Perusahaan , dalam hal ini
ada salah satunya fungsi operasional dimana tiap fungsi saling berhubungan , Jelaskan
dengan memberi contoh tentang hubungan operasional dangan fungsi lain?

dan jelaskan juga untuk Ruang lingkup manajemen Operasional ?

Terkait hal ini / diatas menurut Bapak dan Ibu apa yang perlu kita fahami tentang
keputusan keputusan penting apa saja terkait manajemen Operasional ? salah satu contoh
nya terkait manajemen rantai pasok selain ini sebutkan keputusan keputusan lainnya dan
beri pemahaman Kita secukupnya dengan penjelasan yang materinya sudah disampaikan? .

Hubungan operasional adalah hubungan antar elemen atau aktivitas yang saling terkait dalam suatu
sistem atau organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Contoh ini menunjukkan betapa pentingnya
hubungan operasional antara dua fungsi, produksi dan rantai pasokan, dalam menjaga kelancaran seluruh
perusahaan. Jika kedua fungsi ini tidak berjalan dengan baik, maka dapat terjadi masalah seperti
kekurangan bahan baku dan terhentinya produksi karena kelebihan persediaan sehingga menimbulkan
pemborosan.

Keputusan-keputusan penting dalam manajemen operasional mencakup sejumlah aspek yang


memengaruhi efisiensi, produktivitas, dan keseluruhan kinerja operasional suatu organisasi.Memilih
pemasok-pemasok yang andal dan memberikan bahan atau produk dengan kualitas yang diinginkan.
Pemahaman pemilihan pemasok yang tepat dan negosiasi kontrak yang efektif dapat memastikan pasokan
bahan baku yang konsisten dan berkelanjutan.

6
3. Pada kuliah dan pertemuan yang lalu Bapak dan Ibu diminta untuk review jurnal
perkelompok , saat ini Bapak dan ibu diminta untuk dijadikan gap jika nantinya akan
meneruskan penelitian ini dengan judul yang dipilih nantinya beri penjelasan secara
singkat terkait pendahuluan, pustaka dan metoda /kuantitatif atau kualitatif untuk
persiapan penelitian Bapak dan Ibu jika mengambil terkait manajemen operasional
strategis / Membuat draft proposal singkat secara individu .

Dalam tugas Review Jurnal Internasional dari kelompok 2 dengan judul sebelumnya “The
Impact Of Outsourcing Model On Supply Chain Efficiency And Performance In Smes: A
Case Of The Hospitality Industry” ,

Berdasarkan Review jurnal tersebut, terdapat gap penelitian sebagai berikut

Penerapan model outsourcing khususnya di UKM telah menjadi topik kontroversial. beberapa
UKM mengabaikan model outsourcing dan memprioritaskan strategi operasional tradisional
karena kurangnya informasi yang memadai. Oleh karena itu, alasan utama penelitian ini adalah
untuk meneliti dampak model outsourcing terhadap efisiensi dan kinerja rantai pasokan di UKM

Apabila melanjutkan penelitian Dampak Efisiensi dan performa penerapan outsourcing pada PT.
PLN (Persero) Pulau Bawean - Gresik

1. Pendahuluan

Dalam menjalankan proses bisnis PT. PLN (Persero) dari Produksi hingga pelayanan
purna jual PLN membutuhan banyak tenaga kerja sebagai kebutuhan pokok melalui
outsourcing (alihdaya). Outsourcing (Alih Daya) diartikan sebagai pemindahan atau
pendelegasian beberapa proses bisnis kepada suatu badan penyedia jasa, di mana badan
penyedia jasa tersebut melakukan proses administrasi dan manajemen berdasarkan definisi
serta kriteria yang telah ditetapkan para pihak. (Much. Nurachmad, 2009 : 2). Praktek
Outsourcing sangat populer dalam dunia industri khususnya bussines to bussines (antara
perusahaan swasta dengan perusahaan penyedia tenega kerja/Outsourcing), namun belakangan
pola tersebut juga mulai diikuti oleh Badan Usaha Milik Negara atau Daerah (BUMN/D)
bahkan oleh Instansi Pemerintah. Sebagai salah satu Perusahaan Milik Negara PT. PLN
(Persero) juga mengunakan pola Outsourcing.

2. Pustaka

Tenaga kerja (manpower) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau
lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia
menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas. Namun sejak Sensus Penduduk
2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun
atau lebih. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses produksi, karena manusialah (tenaga
kerja) yang mampu menggerakkan faktor- faktor produksi yang lain untuk menghasilkan suatu barang.
Menurut pendapat Payaman J. Simanjuntak. (Payaman J. Simanjuntak 1985:129). Tenaga kerja adalah
penduduk yang berumur diatas 10 tahun atau lebih. Memang di setiap negara batasan umur tenaga
kerja berbeda- beda. Menurut Payaman J. Simanjuntak, Hubungan industial adalah Hubungan
7
semua pihak yang terkait atau berkepentingan atas proses produksi barang atau jasa di suatu
perusahaan. Pihak yang berkepentingan dalam setiap perusahaan. (Payaman J. Simanjuntak,
2009:32)

Abdul Khakim (Abdul Khakim, 2003:5) menjelaskan, istilah hubungan industrial


merupakan terjemahan dari "labour relation" atau hubungan perburuhan. Istilah ini pada
awalnya menganggap bahwa hubungan perburuhan hanya membahas masalah-masalah
hubungan antara pekerja/buruh dan pengusaha. Seiring dengan perkembangan dan kenyataan
yang terjadi di lapangan bahwa masalah hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pengusaha
ternyata juga menyangkut aspek-aspek lain yang luas. Dengan demikian hubungan perburuhan
tidaklah terbatas hanya pada hubungan antara pekerja/buruh dan pengusaha, tetapi perlu
adanya campur tangan pemerintah. (Abdul Khakim, 2009:28)

3. Metoda Penelitian

Objek kajian dalam penelitian ini adalah Tenaga Kerja Outsourcing di PT. PLN (Persero)
Pulau Bawean-Gresik dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah kualitatif melalui deskriptif analitis, sementara pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris, yaitu dengan
mengkombinasikan antara penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian
lapangan (field research).

2. Sumber dan Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

i. Penelitian Pustaka
Hal ini dilakukan dengan cara mencari literature, makalah, jurnal terdahulu dan
data yang diperoleh di internet atau bahan hukum yang terkait dengan materi
pembahasan, juga melalui dokumentasi hukum.

ii. Penelitian Lapangan


Penelitian lapangan ini dilakukan untuk memperoleh data primer. Hal ini
diperoleh dengan cara melakukan wawancara dengan responden dan informan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan
secara langsung pada objek penelitian dan interview atau wawancara yang
dilakukan secara terencana dan terstruktur.

8
4. Strategi Perencanaan Kapasitas Yang Sudah Disampaikan setelah difahami ,
Bagaimana fungsi dan kendalanya dan penyelesaiannya jika diterapkan di Perusahaan
Bapak dan Ibu ?

Jawab :

Perencanaan kapasitas adalah proses dimana organisasi menentukan kapasitas yang dibutuhkan
untuk memenuhi permintaan suatu produk atau layanan.

Ada beberapa strategi perencanaan kapasitas diprusahaan kami:

A. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya: Strategi perencanaan kapasitas bertujuan


untuk memastikan bahwa sumber daya organisasi (tenaga kerja, peralatan, ruang, dll.)
digunakan secara optimal.
B. Merespon perubahan permintaan: Kapasitas dapat disesuaikan dengan fluktuasi
permintaan pasar, baik naik maupun turun.
C. Menjaga efisiensi operasional: Kelebihan kapasitas yang dapat menimbulkan biaya yang
tidak perlu menjaga tingkat efisiensi operasional dengan menghindari Keterbatasan.

Kendala:

A. Permintaan Tidak Pasti: Perubahan permintaan pasar sulit diprediksi secara akurat,
terutama dalam jangka panjang.
B. Investasi Keuangan: Peningkatan kapasitas produksi jangka panjang memerlukan investasi
keuangan yang besar, yang dapat memberikan beban yang signifikan pada perusahaan.
C. Perubahan Teknologi: Laju perkembangan teknologi dapat menyebabkan investasi
kapasitas tertentu menjadi usang lebih cepat dari perkiraan.

Penyelesaian:

A. Penerapan Teknologi dan Sistem Informasi: Penggunaan teknologi dan sistem informasi
mendukung pemantauan permintaan dan produksi secara real-time dan memungkinkan
penyesuaian kapasitas lebih cepat.
B. Kolaborasi dengan pemasok dan mitra bisnis: Membangun hubungan yang kuat dengan
pemasok dan mitra bisnis dari hulu sampai hilir, memungkinkan merespons perubahan
kebutuhan kapasitas dengan lebih fleksibel.
C. Analisis dan Peramalan Data: Gunakan teknik analisis dan peramalan data untuk
memahami tren pasar dan mengantisipasi perubahan permintaan sehingga perusahaan
Anda dapat mempersiapkan kapasitas produksi dengan lebih baik.
D. Strategi Fleksibilitas: Membangun fleksibilitas dalam desain fasilitas dan proses produksi
agar lebih efisien menyesuaikan kapasitas terhadap perubahan kebutuhan.

9
5. Pada materi Supply Chain Manajemen jelaskan secara singkat yang bapak ibu ketahui jika
manajemen suply chain di implementasikan di PLN terkait sd nantinya terkait sd GKM ,
saran untuk manajemen dan akademisi jangan lupa masukkan unsur unsur dibawah ini
sbb mohon diuraikan yang Bapak dan Ibu ketahui dan jelaskan dengan singkat spt nya
memakai konsep sbb

A. Tujuan Manajemen Rantai Pasok


B. Prinsip Manajemen Rantai Pasok
C. Inovasi Terkini Dalam Scm
D. Tantangan Dan Peluang Scm Di Masa Depan
E. Komponen Manajemen Rantai Pasok
F. Strategi Manajemen Rantai Pasok
G. Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Merancang
H. Strategi Manajemen Rantai Pasok
I. Transportasi Dan Distribusi Manajemen Rantai Pasok
J. Manajemen Distribusi
K. Penggunaan Teknologi Informasi Manajemen Rantai Pasok
L. Pengukuran Kinerja Dalam Manajemen Rantai Pasok
M. Manajemen Risiko Dalam Rantai Pasok
N. Manajemen Rantai Pasok Digital
O. Menguasai Rantai Pasokan & Logistik
P. P.Manajemen Rantai Pasok Digital

Jawab :

Supply Chain Management (SCM) di PLN Terkait Sistem Distribusi dan GKM :

A. Tujuan Manajemen Rantai Pasok:

 Memperjamin ketersediaan daya listrik yang mencukupi.


 Menigkatkan produktivitas dan distribusi secara efisien.
 Optimalisasi biaya operasional dan manajemen stok.

B. Prinsip Manajemen Rantai Pasok:


 Integrasi seluruh aktivitas dalam rantai pasok.
 Kolaborasi antara pemasok, produsen, distributor, dan pelanggan.
 Responsibilitas berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok.

C. Inovasi Terkinidalam SCM:


 Implementasi teknologi Internet of Things (IoT) untuk pemantauan secara real-time.
 Pemanfaatan analisis data dalam upaya peramalan dan pengambilan keputusan.  Adopsi
kecerdasan buatan untuk otomatisasi proses dalam Manajemen Rantai Pasok (SCM).

D. Tantangandan Peluang SCM di Masa Depan:


 Tantangan: Fluktuasi permintaan, risiko pasokan, dan perubahan teknologi.
 Peluang: Penyederhanaan rantai pasok, inovasi teknologi, dan pengelolaan risiko yang lebih baik.

E. Komponen Manajemen Rantai Pasok:


 Pengelolaan Persediaan.
10
 Pengelolaan Pemasok.
 Proses Produksi.
 Distribusi dan Logistik.

F. Strategi Manajemen Rantai Pasok:

 Diversifikasi pemasok untuk mengurangi risiko.


 Lean manufacturing untuk mengurangi pemborosan.
 Kolaborasi dengan mitra bisnis.

G. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Merancang Strategi Manajemen Rantai Pasok:

 Fleksibilitas dalam merespon perubahan pasar.


 Keberlanjutan dan ramah lingkungan.
 Keamanan dan ketahanan rantai pasok.

H. Strategi Manajemen Rantai Pasok:

 Penekanan pada efisiensi dan inovasi.


 Adopsi model bisnis yang adaptif.
 Peningkatan kolaborasi dan komunikasi dengan mitra bisnis.

I. Transportasi dan Distribusi Manajemen Rantai Pasok:


 Pemilihan moda transportasi yang efisien.
 Optimasi rute pengiriman.
 Manajemen pergudangan yang efektif.

J. Manajemen Distribusi:

 Pemilihan saluran distribusi yang sesuai.


 Pengelolaan hub dan pusat distribusi.
 Integrasi sistem distribusi dengan sistem informasi.

K. PenggunaanTeknologiInformasiManajemenRantaiPasok:
 Sistem manajemen informasi rantai pasok terintegrasi.
 Implementasi solusi perangkat lunak SCM terkini.

L. Pengukuran Kinerja dalam Manajemen Rantai Pasok:

 Penggunaan KPI (Key Performance Indicators) untuk mengukur kinerja.


 Evaluasi tingkat layanan, biaya, dan efisiensi.
 Penerapan Continuous Improvement.

M. Manajemen Risiko dalam Rantai Pasok:


 Identifikasi potensi risiko dalam rantai pasok.
 Pengembangan strategi mitigasi risiko.
 Penggunaan asuransi dan kontrak yang sesuai.

N. Manajemen Rantai Pasok Digital:


 Integrasi teknologi digital dalam semua aspek rantai pasok.
 Adopsi platform digital untuk kolaborasi.
11
 Implementasi solusi analitika tingkat tinggi.

O. Menguasai Rantai Pasokan & Logistik:


 Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi.
 Pengembangan keahlian dalam manajemen logistik dan rantai pasok.

P. Manajemen Rantai Pasok Digital:


 Penerapan solusi berbasis digital untuk mengoptimalkan proses.
 Adopsi teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi dan keamanan.

12

Anda mungkin juga menyukai