Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu :

Wendy Anugrah Octavian, M.Pd

Oleh :

Nama : Selvi Destyani

Nomor Induk Mahasiswa : PO7131223133

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI RPL SARJANA TERAPAN
GIZI DAN DIETETIKA
2023/2024
TUGAS BELAJAR

Anda dipersilahkan untuk menggali sumber dan informasi terkait dengan hal-hal berikut :

1. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu yang terbentuk dalam sikap
inklusif, toleran dan gotong royong dalam keragaman agama dan budaya
2. Beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu yang memperlihatkan sikap bertanggung jawab atas keputusan
yang diambil berdasarkan pada prinsip musyawarah dan mufakat dalam kehidupan
ilmiah.
3. Beberapa contoh tentang perumusan pancasila sebagai karakter keilmuan indonesia
4. Beberapa ilustrasi tentang karakter keilmuan berdasarkan pancasila
5. Menggambarkan model pemimpin, warga negara, dan ilmuwan yang pancasilais di
lingkungan sekitar anda.

PENJELASAN

1. Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan


agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
begitu pula dalam aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan pancasila sebagai
paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat
niscaya. Sebab pengembangan ilmu yang terlepas dari nilai ideologi bangsa, justru
dapat mengakibatkan sekularisme.
Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan religi yang kuat dan tumbuh sejak
lama dalamkehidupan masyarakat sehingga manakala pengembangan ilmu tidak
dihapuskan pada ideologi bangsa, sama halnya dengan m embiarkan ilmu
berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas, bersikap inklusif , toleran dan gotong
royong dalam keragaman agama dan budaya; bertanggungjawab atas keputusan yang
diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat; merumuskan pancasila
sebagai karakter keilmuan Indonesia; merumuskan konsep karakter keilmuan berdasar
pancasila; menciptakan model pemimpin, warga negara dan ilmuwan yang
pancasilais. Dan keberadaan pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu yang
terbentuk dalam sikap inklusif, toleran, dan gotong royong dalam keragaman agama
dan budaya adalah bukti pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sifatnya yang
terbuka.
Keterbukaan tersebut diwujudkan dengan kedinamisan pancasila dan nilai
didalamnya. Hal ini jugalah yang membuat pancasila hingga saat ini bertahan, salah
satu keunggulan pancasila adalah sifat yang terbuka. Terbuka dalam hal ini tidak
berarti selalu menerima ideologi maupun nilai dari luar. Sebaliknya seluruh ideologi
yang masuk akan disaring. Jika sesuai dengan kultur bangsa Indonesia maka akan
diterima dan diterapkan. Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu dapat mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa
setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai- nilai Pancasila
sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai
Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia,
artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara
bertindak bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus
berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal
dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu).
Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu sebagaimana
dikemukakan di atas mengandung konsekuensi yang berbeda-beda.
A. Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri
berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan
adaptasi dengan nilai-nilai Pancasila.
B. Pengertian kedua bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus
menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal mengandaikan bahwa
sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila.
Namun, keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya
ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk
dilibatkan.
C. Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif
bagi pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus
disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak
ada jaminan bahwa aturan main itu akan terus ditaati dalam perjalanan
pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus berkembang,
aturan main seharusnya terus mengawal dan membayangi agar tidak terjadi
kesenjangan antara pengembangan iptek dan aturan main.
D. Pengertian keempat yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek
harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai
proses indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu
yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih
rinci dan pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-
nilai Pancasila selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan
ilmiah yang diambil.

2. Beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu yang memperlihatkan sikap bertanggung jawab atas keputusan
yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat dalam kehidupan
ilmiah.
A. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kesadaran bahwa manusia
hidup di dunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan
kehidupannya yang abadi di akhirat nanti. Salah satu ujiannya adalah manusia
diperintahkan melakukan perbuatan untuk kebaikan, bukan untuk membuat
kerusakan di bumi. Tuntunan sikap pada kode etik ilmiah dan keinsinyuran,
seperti menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat;
berperilaku terhormat, bertanggung jawab, etis dan taat aturan untuk
meningkatkan kehormatan, reputasi dan kemanfaatan professional, dan lain-lain,
adalah suatu manifestasi perbuatan untuk kebaikan tersebut. Ilmuwan yang
mengamalkan kompetensi teknik yang dimiliki dengan baik sesuai dengan
tuntunan sikap tersebut berarti menyukuri anugrah Tuhan
B. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik
bersifat universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia.
Asas kemanusiaan atau humanisme menghendaki agar perlakuan terhadap
manusia harus sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki
keinginan, seperti kecukupan materi, bersosialisasi, eksistensinya dihargai,
mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam lingkungannya, bekerja sesuai
kemampuannya yang tertinggi. Hakikat kodrat manusia yang bersifat mono-
pluralis, sebagaimana dikemukakan Notonagoro, yaitu terdiri atas jiwa dan raga
(susunan kodrat), mahluk individu dan sosial (sifat kodrat), dan mahluk Tuhan
dan otonom (kedudukan kodrat) memerlukan keseimbangan agar dapat
menyempurnakan kualitas kemanusiaannya.
C. Sila ketiga, Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan
Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, ilmuwan dan ahli
teknik Indonesia perlu menjunjung tinggi asas Persatuan Indonesia ini dalam
tugas-tugas profesionalnya. Kerja sama yang sinergis antarindividu dengan
kelebihan dan kekurangannya masing-masing akan menghasilkan produktivitas
yang lebih tinggi daripada penjumlahan produktivitas individunya Suatu pekerjaan
atau tugas yang dikerjakan bersama dengan semangat nasionalisme yang tinggi
dapat menghasilkan produktivitas yang lebih optimal.
D. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan memberikan arahan asa kerakyatan, yang
mengandung arti bahwa pembentukan negara republik Indonesia ini adalah oleh
dan untuk semua rakyat Indonesia. Setiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama terhadap negara. Demikian pula halnya dengan ilmuwan
dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebasar-besarnya sesuai kemampuan
untuk kemajuan negara. Sila keempat ini juga memberi arahan dalam manajemen
keputusan, baik pada tingkat nasional, regional maupun lingkup yang lebih
sempit. Manajemen keputusan yang dilandasi semangat musyawarah akan
mendatangkan hasil yang lebih baik karena dapat melibatkan semua pihak dengan
penuh kerelaan.
E. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan
agar selalu diusahakan tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara
bangsa Indonesia. Ilmuwan dan ahli teknik yang mengelola industri perlu selalu
mengembangkan sistem yang memajukan perusahaan, sekaligus menjamin
kesejahteraan karyawan. Selama ini, pengelolaan industri lebih berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi, dalam arti keuntungan perusahaan sehingga cenderung
mengabaikan kesejahteraan karyawan dan kelestarian lingkungan. Situasi timpang
ini disebabkan oleh pola kerja yang hanya mementingkan kemajuan perusahaan.
Pada akhirnya, pola tersebut dapat menjadi pemicu aksi protes yang justru
merugikan pihak perusahaan itu sendiri.
3. Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter keilmuan Indonesia
yaitu di sisi ilmu itu sendiri, pancasila sudah mencakup dari semua segi aspek
kehidupan, mulai dari sila pertama yang mencakup segi ketuhanan dalam menuntut
ilmu yaitu dalam menuntut ilmu utamakan lah ilmu yang bermanfaat dan bisa dibagi
dan diberikan kepada orang lain, sampai keadilan sosial yang mengajarkan kita
menuntut ilmu dengan seadil- adilnya dan saya artikan, dalam menunttut ilmu juga
harus adil, yaitu dalam menuntut ilmu, jangan hanya satu ilmu yang dipelajari, juga
harus menguasai ilmu yang lain, dalam penguasaan ilmu, jangan hanya ilmu di dunia,
tapi kuasai juga ilmu sebagai bekal di akhirat. Di segi penuntut ilmu, sebagai penuntut
akan ilmu, dalam pancasila juga diajarkan harus adanya sifat kemanusia'an yang
terdapat pada sila ke dua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, sebagai penuntut
kita harus mengedepankan sisi kemanusiaan dalam mencari ilmu, maksudnya, jangan
memaksakan suatu ilmu hingga mengorbankan orang lain dalam mencapai tujuan
tersebut.

4. Contoh karakter keilmuan berdasar Pancasila adalah Pancasila kemudian mencakup


segala macma dari segi pada aspek kehidupan. Pancasila, dari sila pertama hingga sila
terakhir memiliki sebuah kesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya. Yang
dimana sila pertama memberikan sebuha cakupan dari segi ketuhanan dalam
melakukan menuntut ilmu, yang dimana lebih utama adalah ilmu yang dimana akan
bermanfaat dan dapat diberikan dan dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan.
Kemudian hingga kepada keadilan sosial yang dimana mengajarkan ilmu dan
kemudian mencari ilmu tersebut seadil-adilnya yang imana menuntut ilmnu tidak
hanya mempelajari sebuah ilmu saja, tetapi kemudian juga harus menguasai ilmu
lainnya, tetapi dalam hal ini ilmu yang dipelajari tersebut tidak hanya ilmu yang
berada di dunia, tetapi juga ilmu yang dimaa menjadi bekal untuk di akhirat itu
sendiri. Pada sila kedua juga mengajarkan sebuah penuntutan bahwa mamusia sendiri
haruslah unutk mengedepankan sisi kemanusiaan di dalam melkaukan pencarian ilmu
yang sedang dijalankan. Oleh karena itulah Indonesia mengedepankan IPTEK yang
dimana berlandaskan nilai agama, moral, dan budaya bangsa Indonesia.

5. Model pemimpin yang pancasilais dilingkungan saya adalah sorang ketua RT,
khususnya dilingkungan saya. Bagaimana bisa saya mengatakan seperti itu? Saya
berpendapat bahwa ketua RT dilingkungan saya memiliki standar pancasilais yang
cukup tinggi. Karena, bisa dilihat dari perilaku, setiap pekerjaan dan setiap program
yang dikerjakan beliau. Kelurahan dilingkungan saya menjadi lebih baik dari
sebelumnya, beliau tak segan turun dan ikut bekerja bergotong royong membantu
penyelesaian mushola, membuat piket ronda setiap malamnya, dan juga membuat
sarana olahraga bagi para pemuda di sekitar, dan pada setiap malam beliau
mengontrol piket ronda, sesuai ataukah masih banyak yang perlu diperbaiki. Dari
peristiwa yang saya alami, beliau memiliki sifat keadilan sosial yang tinggi, dan
ketuhanan yang cukup baik. Warganegara yang pancasilais dilingkungan saya yaitu
bapak ustad, karena jasa beliau salah satunya mendidik anak-anak disekitar untuk
belajar mengaji secara gratis. Dan disini saya menenmukan sifat keadilan social yang
adil dan bradab pada sosok ustad dilingkungan saya. Yang terakhir yaitu ilmuan yang
pancasilais, di lingkungan saya yaitu semu guru yang mengajari saya selama ini, tak
mudah memberikan ilmu kepada orang lain, seseorang harus menabahkan hatinya
demi itu, tetapi guru guru saya mengajari saya tanpa kenal lelah dan itu tercantum
dalam kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan.

Anda mungkin juga menyukai