َرُس ْو ِل ا َص َّلى اُهلل َعَلْي َو َس َّلَم – َعِن الَّنِّيِب َع َأيِب ْمَح َة َأَنٍس ْبِن اِل ٍك ِض ا َعْن ُه – َخ اِدِم
َم َر َي ُهلل َز ْن
ِحُي َّب َأِلِخ ْي ِه َم ا ِحُي ُّب ِلَنْف ِس ِه ” َرَو اُه الُبَخ اِر ُّي ” َال ُيْؤ ِم ُن َأَح ُد ُك ْم َح ىَّت: َص َّلى اُهلل َعَلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل
ِل
َو ُمْس ٌم
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah
beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai
dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
َفَمْن َأَح َّب َأْن ُيَزْحَز َح َعِن الَّناِر َو َيْد ُخ َل اَجْلَّنَة َفْلَتْأِتِه َم ِنَّيُتُه َو ُه َو ُيْؤ ِم ُن ِبالَّل ِه َو اْلَيْو ِم اآلِخ ِر َو ْلَي ْأِت ِإىَل
الَّناِس اَّلِذ ى ِحُي ُّب َأْن ْؤ َتى ِإَل ِه
ُي ْي
“Barangsiapa ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya ketika ia mati dalam
keadaan beriman kepada Allah, dan hendaknya ia berperilaku kepada orang lain sebagaimana ia
senang diperlakukan oleh orang lain.” (HR. Muslim, no. 1844)
َعْن ُعَق ْيٍل َعْن اْبِن ِش َه اٍب َأَّن َس اِلًم ا َأْخ َبَر ُه َأَّن َعْبَد الَّلِه ْبَن ُعَم َر َر ِض َي الَّل ُه َعْنُه َم ا َأْخ َبَر ُه َأَّن َرُس وَل
َك اَن يِف ا ِة َأِخ يِه ِل ِل ِل ِل ِه ِه
َح َج الَّل َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َقاَل اْلُمْس ُم َأُخ و اْلُمْس ِم اَل َيْظ ُم ُه َو اَل ُيْس ُم ُه َو َمْن
ِت ِم ِق ِة ِم ِل ِتِه
َك اَن الَّل ُه يِف َح اَج َو َمْن َفَّر َج َعْن ُمْس ٍم ُك ْر َب ًة َفَّر َج الَّل ُه َعْن ُه ُك ْر َب ًة ْن ُك ُر َب ا َيْو اْل َياَم َو َمْن
اْلِق ا ِة ِل
َس َتَر ُمْس ًم ا َس َتَر ُه الَّلُه َيْو َم َي َم
Dari Uqail dari Ibnu Syihab bahwa Salim mengabarkannya bahwa Abdullah bin Umar radliallahu
anhuma mengabarkannya bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Seorang muslim
adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk
disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya.
Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu
kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang
muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari qiyamat". (HR. Bukhari) [No. 2442 Fathul Bari]
Shahih.