Agar budaya kerja tidak hanya merupakan slogan saja, maka jajaran
Kementerian PUPR hendaknya menghayati serta menyadari sedalam
dalamnya isi serta makna budaya kerja, karena bagaimanapun bagusnya
formulasi budaya kerja, yang terpenting adalah ‘the man behind the gun’ yaitu
manusia yang andal dan berkualitas. Kementerian PUPR secara rutin
melakukan penguatan implementasi iProVe, baik dari perilaku unggul, sistem
ataupun kebijakan. Beberapa hal yang telah dilakukan diantaranya
pemangkasan birokrasi khususnya di level Eselon 3 dan Eselon 4,
pengawalan nilai integritas melalui penetapan 9 Strategi Pencegahan
Penyimpangan PBJ, pelaksanan slogan 4 BIG NO’S! (No Bribery!,
No Kick Back!, No GiftsI, and No Luxurious Lifestyle!)
Oleh karena itu, Saya sangat mengapresiasi modul Budaya Kerja ASN
Kementerian PUPR yang disusun. Modul ini selain memberikan wawasan
juga mendukung operasionalisasi nilai-nilai inti budaya kerja Aparatur Sipil
Negara di Kementerian PUPR. Saya berharap semoga modul ini dapat
memberikan manfaat perilaku positif sebagai hasil dari internalisasi budaya
kerja yang pada akhirnya akan membantu memberikan kontribusi terhadap
pencapaian kinerja organisasi Kementerian PUPR.
Dalam Modul Budaya Kerja ASN Kementerian PUPR ini, dibahas terkait
dengan nilai dasar ASN BerAKHLAK, makna dan tantangan operasionalisasi
budaya kerja iProVe serta peran role model dalam mempercepat kesuksesan
perubahan perilaku di Kementerian PUPR. Pada modul ini juga, kami
sertakan testimoni beberapa role model Kementerian PUPR yang selama ini
menjadi panutan dalam berperilaku unggul. Kami berharap, modul pelatihan
ini mempunyai peranan yang signifikan dalam penanaman nilai-nilai dasar
ASN BerAKHLAK yang akan melandasi sikap dan perilaku individu dalam
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Buku ini disusun dalam 6 (enam) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Budaya
Kerja dalam Organisasi, Nilai-Nilai Inti Aparatur Sipil Negara (ASN), Budaya
Kerja di Kementerian PUPR, Role Model dalam Kesuksesan Perubahan
Budaya Kerja serta Penutup. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul
ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada seluruh pihak
yang turut terlibat, atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk
mewujudkan modul ini. Penyempurnaan di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan.
Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi peserta dalam berperilaku
positif sebagai hasil dari internalisasi budaya kerja yang pada akhirnya akan
membantu memberikan kontribusi terhadap pencapaian kinerja organisasi.
NARASUMBER
Ir. Asep Arofah Permana, M.M., M.T. (Staf Ahli Menteri PUPR
Bidang Hubungan antar Lembaga, Kementerian PUPR)
Diterbitkan Oleh:
Pusbangkom Jalan, Perumahan, dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Bandung, Oktober 2021
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam melaksanakan profesinya
tersebut, seorang ASN dituntut untuk menjadi profesional dalam
profesinya. Profesionalitas ASN merupakan kunci keberhasilan ASN
dalam melaksanakan fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
Persepsi masyarakat terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) pada saat ini
secara umum baik, masyarakat berpandangan bahwa pengetahuan dan
keterampilan ASN sudah baik, sedangkan sikap dan perilaku ASN dinilai
masyarakat masih sedang atau belum baik. Hasil kajian Tim Peneliti UI –
CSGAR Tahun 2019 merinci sikap ASN yang belum baik terutama pada
aspek integritas, motivasi melayani masyarakat dan komitmen terhadap
sektor publik. Perilaku yang tampak dari sikap yang belum baik adalah
tidak disiplin, kurang melayani, arogan saat memberikan pelayanan, ingin
dilayani, tidak netral dan kurang ramah.
D. Waktu
F. Persyaratan
G. Metode
1. Laptop
2. Flip chart
A. Indikator Keberhasilan
2. Proses sosialisasi
Proses sosialisasi dilakukan diantaranya dalam bentuk advokasi bagi
pegawai baru untuk menyesuaikan diri dengan budaya organisasi.
Sosialisasi dilakukan pada pegawai mulai tahap penyeleksian, proses
orientasi kerja, serta saat mulai bekerja. Pada pegawai yang sudah
bekerja, sosialisasi budaya kerja perlu difasilitasi dengan pelatihan dan
pengembangan diri secara terencana. Keberhasilan proses sosialisasi
akan sampai pada tahap internalisasi penguatan yang di ukur dari (1)
Produktivitas kerja, (2) Komitmen pada tujuan organisasi, dan (3)
Kebersamaan dalam organisasi.
Budaya kerja yang terbentuk secara baik akan bermanfaat karena setiap
anggota dalam suatu organisasi membutuhkan ruang lingkup yang baik
dalam pekerjaannya demi kemajuan di organisasi tersebut, namun budaya
kerja akan berakibat buruk jika pegawai dalam suatu organisasi terdapat
perbedaan baik dalam cara pandang, pendapat, tenaga dan pikirannya.
2. Persepsi
Persepsi adalah proses koginitif individu dalam menafsirkan dan
memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Persepsi merupakan
proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena
itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda
meskipun objeknya sama (Gibson, dalam Selano, 2014). Cara individu
melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri.
Stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera kemudian
diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti
tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses
menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh
pengalaman dan proses belajar individu.
3. Sikap
Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif baik yang diinginkan
atau tidak diinginkan, mengenai objek orang atau peristiwa yang
berhubungan yang dapat diketahui. Sikap didefinisikan sebagai
kecenderungan merespon sesuatu secara konsisten untuk
mendukung atau tidak mendukung dengan memperhatikan suatu
objek tertentu. Sikap mempengaruhi perilaku pada suatu tingkat yang
berbeda dengan nilai. Sementara nilai mewakili keyakinan yang
mempengaruhi perilaku pada seluruh situasi, sikap hanya berkaitan
dengan perilaku yang diarahkan pada objek, orang, atau situasi
tertentu.
5. Pembelajaran
Pembelajaran diartikan suatu perubahan perilaku yang relatif
permanen yang terjadi (Weiss, dalam Selano, 2014). Pembentukan
perilaku yang secara sistematis akan menggerakan individu lebih
dekat ke respon perilaku yang diharapkan yang bersumber dari
pengalaman ataupun hasil mempelajari sesuatu. Terdapat empat cara
dalam membentuk perilaku melalui proses pembelajaran yaitu: melalui
penguatan positif, penguatan negatif, hukuman dan pemusnahan.
Penguatan positif menyusul sesuatu respon yang sangat
menyenangkan sebagai contoh memuji karyawan yang menyelesaikan
pekerjaannya yang lebih baik, apabila tanggapan tersebut diikuti oleh
penghentian atau penarikan kembali sesuatu yang tidak
menyenangkan maka respon tersebut berubah menjadi respon negatif.
Sedangkan hukuman merupakan kondisi yang tidak menyenangkan
dalam menyingkirkan perilaku yang tidak diinginkan.
3. saling terbuka satu sama lain. Melalui implementasi budaya kerja, akan
muncul kebiasaan saling berbagi informasi dan pengetahuan sehingga
menciptakan saling keterbukaan satu dengan yang lain;
4. meningkatkan jiwa dan rasa kekeluargaan. Implementasi budaya kerja
kan mendorong munculnya jiwa dan rasa kekeluargaan yang
ditunjukkan oleh adanya saling perhatian terhadap segala kebutuhan
dan permasalahan yang dihadapi;
Pada setiap Pegawai Negeri Sipil melekat dua kategori, yaitu sebagai Abdi
Masyarat dan sebagai Aparatur Negara, sehingga dalam konteks
membangun budaya kerja, maka perlu mengacu kepada Peraturan
Pemerintah yang berlaku.
c. Semangat nasionalisme;
g. Tidak diskriminatif.
h. Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi.
a. Perumusan Nilai-Nilai
Untuk mengembangkan budaya kerja yang baru, hal pertama yang
harus dilakukan adalah merumuskan nilai-nilai baru yang diinginkan.
Nilai-nilai baru adalah nilai-nilai yang dipercaya akan membawa
organisasi mencapai visi dan menuntaskan misinya. Hal penting yang
harus diingat dalam merumuskan nilai-nilai organisasi, adalah bahwa
nilai-nilai harus didasarkan pada praktik yang dikenal dan dapat
dilaksanakan setiap pegawai di lingkungan Kementerian/ Lembaga
dan Pemerintah Daerah. Nilai-nilai tersebut harus berakar pada apa
yang sesungguhnya berlaku dalam organisasi dari hari ke hari untuk
menjadi lebih baik. Pertanyaannya adalah bagaimana merumuskan
nilai-nilai baru tersebut? Disinilah diperlukan cara berpikir lateral,
pemikiran cerdas, cermat serta pragmatis konsepsional, karena nilai –
nilai baru yang akan dibangun adalah nilai – nilai yang dipercaya akan
melahirkan komitmen sehingga dapat membawa organisasi mencapai
visi serta menuntaskan misinya.
1) Melibatkan orang;
2) Penerapan nilai-nilai dasar budaya kerja dalam pola pikir dan cara
kerja.
G. Penilaian/ Evaluasi
A. Indikator Keberhasilan
Salah satu prioritas kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf
Amin di periode 2019-2024 adalah adanya pembangunan SDM yang
bercirikan SDM pekerja keras, dinamis, terampil dan menguasai IPTEK.
Pada instansi pemerintah, kualitas perilaku ini menunjukkan adanya
kinerja yang dituju, yaitu birokrasi yang profesional, yang berkelas dunia.
Pada 27 Juli 2021 lalu, Presiden Joko Widodo telah meluncurkan core
values atau nilai dasar BerAKHLAK dan employer branding Bangga
Melayani Bangsa. Dengan ditetapkannya kedua hal tersebut, nilai-nilai
dasar ASN yang saat ini masih bervariasi di setiap kementerian, lembaga,
dan pemerintah daerah perlu diseragamkan.
Satu core values ini akan memberikan penguatan budaya kerja yang
mendorong pembentukan karakter ASN yang profesional dimanapun ASN
ditugaskan. Adapun panduan perilaku dari BerAkhlak, adalah sebagai
berikut:
D. Rangkuman
E. Penilaian/Evaluasi
A. Indikator Keberhasilan
Untuk semakin memaknai core values ASN BerAKHLAK ini dalam konteks
tugas dan fungsi Kementerian PUPR, maka perlu memahami bagaimana
nilai budaya kerja iProVe terbentuk, makna iProVe serta tantangan yang
dihadapi dalam mengimplementasikan budaya kerja iProVe tersebut.
1. Kesadaran Sosial:
“Moto PU, yaitu: bekerja keras, bergerak cepat, dan bertindak tepat
akan selalu relevan dalam mengaktualisasikan semangat Sapta
Taruna. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur PU harus tepat
waktu, tepat sasaran dan hasilnya harus lebih berkualitas dalam
mendukung pencapaian prioritas utama pembangunan nasional”.
(Djoko Kirmanto 2008)
Berikut adalah definisi operasional, ciri-ciri dan aspek penting dari nilai
budaya kerja pada Moto PU:
‘Setiap perilaku kerja harus didasarkan pada niat. Karena perilaku kerja
adalah proses, maka proses menurut Orang PU sama dengan percepatan,
arah dan volume. Maknanya bekerja keras itu adalah kualitas (volume),
bergerak cepat (percepatan/ v) dan bertindak tepat (arah/ target). Perlilaku
adalah proses yang dapat mencapai tujuan yang didasari oleh jujur,
mengabdi dan bertaqwa’ (Gembong, 2009)
NILAI-NILAI DALAM
MARS PU
Nilai-nilai PU juga
terkandung di dalam lagu
Mars PU, yang bertujuan
untuk membangkitkan rasa
kebanggaan sebagai
pegawai di jajaran PU,
membangun spirit budaya
kerja PU dan menegaskan
bidang kerja PU. Spirit
Gambar 6. Makna dan Nilai Simbol Logo yang terkandung di dalam
Kementerian PU Mars PU juga sejalan
dengan makna Logo PU.
D. Visium 2030
• Integritas
Insan Kementerian PUPR melaksanakan tugas dengan jujur, bersikap
dan berperilaku sesuai antara perbuatan dan ucapan, konsisten,
disiplin, berani dan tegas dalam mengambil keputusan, tidak
menyalahgunakan wewenang serta pro aktif dalam upaya pencegahan
dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme serta tidak
melibatkan diri dalam perbuatan tercela
• Orientasi Misi
Insan Kementerian PUPR senantiasa berpijak pada visi dari
Kementerian PUPR yang merupakan acuan dalam melaksanakan
tugas melalui organisasi unit kerjanya sebagai arah dalam mencapai
sasaran dan kesuksesan dalam mencapai misi pelaksanaan tugas dan
fungsi organisasi tersebut.
• Visioner
Insan Kementerian PUPR melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan
yang lebih besar, melihat jauh ke depan, berbuat untuk kemajuan
masyarakat, bangsa dan negara, serta memberikan makna dalam
setiap kegiatan.
i. Post Employment
Program khusus untuk memastikan keamanan informasi dan
tidak terjadinya Conflict of Interest (COI) diakhir masa kerja
(bukan masa persiapan pensiun) sebagai akibat dari :
1) terbukanya lintas posisi strategis antara public dan private
sector, 2) berkembangnya talent management yang
memungkinkan seseorang ada di puncak kepemimpinan
organisasi dalam usia muda.
j. Pengungkapan Isu dan Uji Integritas
Program untuk mengumumkan akan adanya uji integritas melalui
pihak ke tiga dengan cara menjebak (digoda) namun sebelumnya
telah dilakukan pengumuman dan pemberitahuan kepada seluruh
pegawai atau anggota dari organisasi, dengan harapan mereka
akan selalu waspada akan adanya godaan.
n. Kehandalan SOP
Nilai dan budaya kerja iProVe akan dapat terlihat dari perilaku unggul yang
ditunjukkan pimpinan dan anggota organisasi, yang berorientasi pada
hasil (outcome), yang diperoleh dari produktivitas kerja dan kinerja yang
tinggi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kode Etik adalah norma atau pedoman sikap, tingkah laku, perbuatan,
dan ucapan yang harus dipatuhi oleh pegawai, baik dalam melaksanakan
tugas dan fungsi organisasi maupun menjalani kehidupan pribadi.
Kode Perilaku adalah Panduan tindakan atau perbuatan yang didasarkan
pada nilai, etika, dan budaya kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang harus dipatuhi oleh pegawai yang meliputi PNS/
CPNS dan PPNPNS, baik dalam melaksanakan tugas dan fungsi
organisasi maupun menjalani kehidupan pribadi.
Nilai dasar ini melahirkan kode etik berupa kewajiban dan larangan yang
harus dipatuhi oleh insan PUPR. Pegawai harus melaksanakan Kode Etik
yang meliputi:
a. menyusun strategi dan langkah taktis untuk menjamin
tercapainya hasil yang akurat sesuai dengan sasaran yang telah
ditetapkan;
1. Zaman Now, para Pimpinan harus menjadi leader, dan leader harus
memberikan contoh dalam tindakan (ingarso sung tulodo, ing madyo
mangun karso, tut wuri handayani).
2. Zaman Now, para Pimpinan sebagai leader tidak boleh gaptek, harus
mau dan mampu mengikuti perkembangan teknologi, terutama IT.
Pimpinan yang mahir menggunakan IT akan mempercepat semua
proses pekerjaan sehingga mampu memberikan pelayanan yang
prima kepada masyarakat.
5. Zaman Now, para Pimpinan sebagai leader harus memiliki pamor yang
baik,antara lain: pamor ilmu pengetahuan yang tinggi, pamor spiritual
yang baik dan fisik yang sehat. Hal ini penting karena dengan pamor
yang baik maka seluruh karyawan yang dipimpin akan secara ikhlas
mengikuti arahan pimpinan tersebut dan soliditas organisasi akan
semakin kuat
4. Bertanggung jawab
Saat ini setiap kesalahan kecil menjadi sorotan mata dunia dengan
berkembangnya teknologi komunikasi melalui media sosial, maka
setiap keputusan perlu diambil dengan penuh kehati-hatian dan
disertai dengan sikap siap bertanggung jawab pada dampak yang
menyertainya. Melakukan cek recek ataupun analisis baik buruknya
tindakan sebelum dilakukan
5. Disiplin
Dalam mencapai suatu keberhasilan diperlukan konsistensi selama
keberjalanan proses kerja dengan selalu mengikuti aturan yang
disampaikan di awal proses dan dilaksanakan hingga akhir, sehingga
hasil sesuai dengan rencana.
H. Rangkuman
- Pemangkasan birokrasi
Nilai dan budaya kerja iProVe akan dapat terlihat dari perilaku yang
ditunjukkan pimpinan dan anggota organisasi, yang berorientasi
pada hasil (outcome) yang diperoleh dari produktivitas kerja dan
kinerja yang tinggi untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat
I. Penilaian/ Evaluasi
Studi Kasus 1:
Studi Kasus 3:
Studi Kasus 4:
Studi Kasus 5:
Studi Kasus 6:
Studi Kasus 7:
Studi Kasus 8:
A. Indikator Keberhasilan
Berikut ini petikan pernyataan para tokoh PU yang berisi dengan nilai-nilai
dan dibutuhkan untuk perubahan bangsa, serta perlu ditiru oleh generasi
muda PUPR.
”Bekerja haruslah memiliki tujuan yang jelas. dalam bekerja kita mesti
istiqomah, jujur, dan setia dengan tujuan. saya bekerja di pemerintahan,
tujuannya pasti jelas untuk kemaslahatan bangsa dan negara. Karena itu,
jangan berharap kaya kalau bekerja di pemerintahan. Maka sebenarnya
yang dikejar dalam tanda kutip adalah karier. Kalau jadi pegawai negeri
maunya menjadi kaya, itu namanya sudah “keblasuk” duluan.”
(Agoes Widjanarko 2009)
Budaya (Kultur Orang PU): ”Orang akan dibentuk oleh lingkungan. Orang
di PU itu orang yang melayani bukan dilayani, bukan orang yang
mengedepankan kekuasaan. Namun lingkungan sangat diperlukan karena
dia bekerja pada lingkungan yang terbuka dengan alam, dengan
masyarakat sekitarnya dan jenis pekerjaannya mentransformasikan
semua sumber daya konstruksi menjadi suatu jenis bangunan. Dia akan
tetap terbentuk bahwa tidak akan berbasis kekuasaan, dia akan target
oriented, dia akan berpikir secara profesional untuk mengambil keputusan
yang tepat, dia akan bekerja cepat dan memang begitu. Tanpa sadar dia,
apa pun nama kulturnya, mungkin tidak banyak yang paham dalam
rumusan kultur tadi.” (Gembong Prijono, 2009).
maka sangatlah tepat, jika seorang role model perlu memiliki ‘sense of
belonging’ sebagai bentuk komitmen untuk mengembangkan budaya
kerja pada unit kerjanya.
3. Persiapan (preparation)
4. Aksi (Action)
5. Pemeliharaan (maintenance)
Tahap dimana seseorang berupaya untuk tidak akan tergiur untuk
kembali kepada perilaku sebelumnya dan meningkatkan
perubahannya dengan lebih percaya diri untuk melanjutkan
perubahannya.
Tahapan Strategi
Action Penguatan
Maintenance Penguatan
(Sumber: hasil olahan berdasarkan contoh pada Modul Kerangka Kerja Perubahan
Perilaku (Kurniati, 2020))
D. Learning Commitment
Pada mata pelatihan ini, salah satu hasil yang diharapkan adalah bahwa
peserta dapat menjadi role model dalam internalisasi nilai dan budaya
kerja PUPR pada unit kerjanya masing-masing. Oleh karena itu, pada
pelatihan ini, peserta akan dibekali dengan learning commitment sebagai
bentuk komitmen atas pembelajaran ini.
E. Rangkuman
- Role Model dapat berupa siapa saja namun memiliki pengaruh kuat
dan dapat mengubah kehidupan
2. Peserta memilih satu perilaku kerja yang menjadi unggulan dari diri
peserta yang akan menjadi role model bagi pegawai lainnya
A. Simpulan
B. Tindak Lanjut
STRIKE
Prinsip kejujuran dan akuntabel harus berjalan bersamaan, karena kejujuran tidak
dapat terukur dan dinilai secara tertulis. Sedangkan akuntabel dapat dinilai secara
tertulis dengan proses audit.
PAGE 1
OUTLINE
PAGE 3
PAGE 5
PAGE 7
KESIMPULAN PENELITIAN
UI-CSGAR 2019
(UI-CSGAR adalah sebuah Lembaga di Pusat Studi Tata Pemerintahan Universitas Indonesia Sumber : Laporan Akhir Indeks Persepsi Masyarakat Tentang
Profesionalitas ASN Tahun 2019, Tim Peneliti UI-CSGAR
yang melakukan studi, peningkatan kapasitas, advokasi kebijakan dan diseminasi strategis yang
terkait dengan isu-isu tata kelola dan reformasi administrasi). PAGE 8
HASIL PENILAIAN BKN
TERHADAP PROFESIONALITAS ASN KEMENTERIAN PUPR
4 ASPEK
PENILAIAN INDEKS PROFESIONALITAS ASN
PAGE 10
AGAR ASN TIDAK MAKAN GAJI BUTA
EDITORIAL MEDIA INDONESIA, RABU 15 SEPTEMBER 2021
PP NO 94 TAHUN 2021
TENTANG DISIPLIN PNS
PNS DAPAT DIBERHENTIKAN
▪10 hari tidak masuk kerja
secara terus menerus
▪28 hari secara komulatif
per tahun tidak masuk
kerja
▪Disiplin dan Budaya Kerja
yang perlu terus dibenahi
PAGE 11
WUJUD SYUKUR
ADALAH DISIPLIN BEKERJA
Editorial Media Indonesia dengan Judul AGAR ASN TIDAK MAKAN GAJI BUTA
mengajak kita untuk merenungkan tentang kondisi ASN di Kementerian PUPR.
Sungguh tidak bersyukur jika kita termasuk ASN yang melalaikan tugas dan tidak
disiplin dalam bekerja.
Mari kita perhatikan, di masa pandemi Covid-19 ini sebagian masyarakat, saudara kita,
teman kita, atau tetangga kita, banyak yang kehilangan penghasilan, atau pendapatan
berkurang karena gaji tidak dibayar penuh.
Tidak demikian dengan ASN, mereka tetap mendapatkan haknya sebagai ASN
walaupun ada diantara mereka yang tidak penuh melaksanakan kewajibannya.
Pasti tidak nyaman jika kita ada diantara ASN yang disebut makan gaji buta. Untuk itu,
mari kita tunjukkan syukur kita sebagai INSAN PUPR dengan DISIPLIN, BERANI,
dan TANGGUH dalam melaksanakan tugas, serta bersikap IKHLAS, JUJUR, dan
RENDAH HATI.
PAGE 12
Basic Change Model
How we See the world Hasil Penelitian Persepsi
→ Falsafah/pandangan Masyarat tentunya dapat
hidup/ nilai-nilai
menjadi penghambat bagi
→ BUDAYA KERJA
upaya mewujudkan ASN
determines yang professional,
what we Do Birokrasi berkelas dunia di
→ Karakter,
tahun 2024 (program kerja
sikap, perilaku
Presiden Joko Widodo)
which, in turn,
creates the results
we Get
menumbuhkan nilai budaya
kerja menjadi karakter dan
sikap perilaku positif
PAGE 13
PAGE 14
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang
menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin
dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai
kerja (Triguno, 1996)
Budaya kerja yang telah terbentuk dalam organisasi akan menumbuhkan nilai-nilai yang akan menjadi karakter dan
sikap perilaku unggul
Budaya Kerja selalu berkembang, karena lingkungan strategis organisasi yang dinamis, yang tidak hanya berkaitan
dengan regulasi, teknologi, mutu tapi juga harapan pegawai.
Dalam menumbuhkan nilai budaya kerja menjadi karakter dan sikap perilaku, dapat dilakukan melalui:
1. Terpaksa → individu merubah perilakunya karena mengharapkan imbalan materi maupun non materi, ataupun
memperoleh pengakuan dari kelompok atau dari orang yang menganjurkan perubahan perilaku tersebut;
2. ingin meniru → individu merubah perilakunya karena ingin disamakan dengan orang yang dikagumi;
3. menghayati → individu menyadari perubahan merupakan bagian dari hidup, karena itu perubahan cara ini
umumnya bersifat alami.
PAGE 15
PAGE 16
PAGE 17
Harmonis Loyal
Kompeten
Kami saling peduli dan menghargai Kami berdedikasi dan
Kami terus belajar dan perbedaan mengutamakan kepentingan
mengembangkan kapabilitas bangsa dan negara
Adaptif
Akuntabel Kami terus berinovasi dan
antusias dalam menggerakan
Kami bertanggung jawab atas
ataupun menghadapi perubahan
kepercayaan yang diberikan
Berorientasi
Pelayanan Kolaboratif
Kami berkomitmen memberikan pelayanan prima Kami membangun kerja sama yang
demi kepuasan masyarakat sinergis
Sumber :
Kementerian PANRB, 5 Agustus 2021
Penguatan Budaya Kerja dan Employer Branding Sebagai Bagian dari Strategi Akselerasi
PAGE 18
Transformasi SDM Aparatur dalam mendukung Reformasi Birokrasi
Employee Value Proposition ASN adalah Employer Branding ASN:
Sumber :
Kementerian PANRB, 5 Agustus 2021
Penguatan Budaya Kerja dan Employer Branding Sebagai Bagian dari Strategi Akselerasi
Transformasi SDM Aparatur dalam mendukung Reformasi Birokrasi
PAGE 19
1.Melaksanakan tugas dg jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi;
Bertanggung jawab atas kepercayaan
Akuntabel yang diberikan.
2.Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
3.Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
1.Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;
Terus belajar dan mengembangkan
Kompeten kapabilitas.
2.Membantu orang lain belajar;
3.Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
1.Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
Saling peduli dan menghargai
Harmonis perbedaan.
2.Suka menolong orang lain;
3.Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
1.Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, Setia kepada NKRI, serta pemerintahan yang sah;
Berdedikasi, mengutamakan bangsa dan
Loyal negara.
2.Menjaga nama baik sesama ASN, Pemimpin, Instansi, dan Negara;
3.Menjaga rahasia jabatan dan negara
1.Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
Terus berinovasi dan antusias
Adaptif menghadapi perubahan.
2.Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas;
3.Bertindak proaktif.
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
Kolaboratif Membangun kerjasama yang sinergis. 2. Terbukadalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
PAGE 20
20
strategi utama dan
penting yang akan
Strategi 6P untuk mempengaruhi strategi
Akselerasi lainnya adalah terkait
perubahan perilaku yaitu
Transformasi SDM strategi Penguatan
Aparatur Budaya Kerja dan
Employer Branding
Sumber: MenPANRB
PAGE 21
Mensarikan nilai-nilai yang telah disusun oleh instansi pemerintah dalam satu rumusan baku yang dapat berlaku secara umum
2 (banyak kesamaan nilai instansi pemerintah yang bisa disimpulkan menjadi satu core values) (bottom-up process)
Satu Core values akan memberikan penguatan budaya kerja yang mendorong pembentukan karakter ASN yang professional
3 dimanapun ASN ditugaskan
4 Memudahkan proses adaptasi bagi ASN ketika yang bersangkutan berpindah ke instansi pemerintah lain (talent mobility)
5 Menjadi unsur untuk memperkuat peran ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa
6 Budaya kerja yang kuat akan mendorong kinerja organisasi dalam jangka panjang
Sumber: MenPANRB
PAGE 22
Pondasi Yang Kuat Untuk Transformasi ASN
Sumber: MenPANRB
PAGE 23
Sumber: MenPANRB
PAGE 24
INTEGRASI CORE VALUES ASN
DAN BUDAYA KERJA PUPR
PAGE 25
What’s Next?
SE MENPAN DAN RB No 20
Tahun 2021 tentang
Implementasi Core Values dan
Employer Branding ASN
PAGE 26
SE MENPAN DAN RB No 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core
Values dan Employer Branding ASN
1. Instansi Pemerintah agar menginternalisasikan dan mengimplementasikan Core Values dan
Employer Branding ASN BerAKHLAK secara utuh
2. Instansi Pemerintah harus melengkapi dengan contoh perilaku (kode perilaku) yang relevan
dengan konteks tugas fungsi masing-masing
3. Instansi Pemerintah dalam meningkatkan kesadaran terkait core values ASN BerAKHLAK dan
#BanggaMelayaniBangsa , diantaranya melalui:
a. Penggunaan logo dalam poster, medsos, latar virtual, twibon, bahan paparan dsb.
b. Penyisipan informasi ASN BerAKHLAK dan #BanggaMelayaniBangsa dalam setiap kegiatan
c. Penulisan panduan perilaku BerAKHLAK dalam konten medsos dsb
d. Pemutaran video panduan perilaku BerAKHLAK pada medsos dsb
e. Pemberian apresiasi atau hal-hal lain kepada pegawai ASN sebagai bentuk bangga melayani bangsa
f. Penguatan peran Agen Perubahan dalam Reformasi Birokrasi
g. Atau dapat ditambahkan dengan metode lain yang relevan
PAGE 27
Menaati ketentuan tindak pidana korupsi (UU No 19/2020 • Menyiapkan pokok-pokok ketentuan tindak pidana korupsi sesuai
2 tentang KPK, UU No 5/2014 tentang ASN, dan Perpres No 54/2018 tentang aturan. • Surat resmi Sekretariat Inspektorat Jenderal
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi) • Edarkan dengan surat Sekretaris Jenderal
• Surat resmi
• Internalisasi 12 aspek system merit. Pusat Pengembangan Talenta dan
3 Mendorong pelaksanaan system merit • Forum rapat
• Menyiapkan alat ukur mandiri system merit. Biro Kepegawaian dan Ortala
• Media publikasi
• Surat resmi
Memastikan ASN memahami area rawan korupsi • Menyiapkan pokok-pokok ketentuan area rawan korupsi
4 • Forum rapat Sekretariat Inspektorat Jendereal
(mengoptimalkanfungsi APIP) • Pendampingan APIP di setiap Unor.
• Media publikasi
Saling mengingatkan area rawan korupsi kepada semua • Menyiapkan materi standar tentang pokok-pokok pencegahan korupsi. Sekretariat Inspektorst, Seluruh
• Forum rapat
8 • Menyiapkan pedoman pelaksanaan sosialisasi pokok-pokok Sekretarian Unit Organisasi dan Biro
ASN pada setiap kesempatan. • Media publikasi
pencegahan korupsi. Kepegawaian dan Ortala
PAGE 29
PERAN ASN MOTTO PUPR KARAKTER INSAN PUPR NILAI BUDAYA PUPR
PELAKSANA
•Profesional
KEBIJAKAN Bekerja Keras Berani •Orientasi Misi
PUBLIK
•Visioner
PEREKAT
BANGSA/ NKRI Bertindak Kuat Etika – Akhlakul
Tepat Karimah
PAGE 30
KEDUDUKAN BUDAYA KERJA
DALAM MEMBANGUN PROFESIONALITAS ASN PUPR
Kualifikasi Kinerja
PROFESIONALITAS DALAM
MENJALANKAN TUGAS
Kompetensi Disiplin
TERAP Good
iProVe
PROFESIONALITAS DALAM Governance
MENGIMPLEMENTASI NILAI PUPR Kode Etik dan Kode Nilai luhur yg diwariskan
Perilaku Pegawai PUPR dari pendahulu PUPR
PAGE 31
IMPLEMENTASI
NILAI iProVe DALAM TATA KELOLA PUPR
PAGE 32
KARAKTER YANG
BAIK & KUAT
BEKAL BAGI
INSAN PUPR
KARAKTER – SIFAT BATIN – AKHLAK
JELEK BAIK
BERANI
INSAN
KUAT TANGGUH
PUPR
DISIPLIN
LEMAH
PAGE 33
INTEGRITAS
Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan,
serta melaksanakan 4 Big No’s
NILAI
iProVe
PUPR
NILAI
iProVe
PUPR
ORIENTASI MISI
Pantang berhenti sebelum menuntaskan tugas
NILAI
iProVe
PUPR
Merencanakan secara terpadu berbasis Pengalokasian anggaran sesuai pedoman Pengambilan data hasil survey sesuai Tidak melakukan negosiasi dan
kewilayahan dengan prinsip keadilan, yang ditetapkan dengan memperhatikan keadaan lapangan (valid dan kredibel) memanipulasi hasil investigasi (sesuai atau
mengacu kebutuhan, untuk manfaat yang prinsip efisien, ekonomis, efektif, untuk memenuhi kebutuhan dalam tidak sesuai) dengan melaporkan setiap
besar bagi masyarakat, bukan untuk transparan, dan akuntabel berdasarkan perencanaan. temuan lapangan untuk keperluan lebih
kepentingan pribadi / golongan. keadilan dan kepatutan. lanjut.
Merancang infrastruktur berdasarkan Menghindari mark-up harga, menetap- Pemilihan dan penetapan penyedia jasa Pelaksanaan mengacu pada dokumen
kebutuhan serta memperhatikan kondisi kan lahan yang sesuai peruntukan, dilakukan secara selektif dan bebas dari kontrak, tidak melakukan negosiasi
lapangan (hasil survey, dan investigasi) menghindari konflik kepentingan, KKN/kecurangan. kepada penyedia jasa di luar yang telah
untuk untuk menghasilkan manfaat yang melaksanakan secara adil dan trans- ditetapkan, serta berupaya menghasil-kan
sebesar-besarnya dengan penggunaan paran, serta memastikan lahan bukan kualitas dan kuantitas sesuai dengan DED.
jenis dan material yang sesuai. area konversasi atau yang dilindungi.
Melaksanakan operasi sesuai SOP, Bertanggung jawab dalam melakukan Menjaga agar pelaksanaan sesuai tujuan Membuat laporan secara berkala serta jika
penggunaan fasilitas operasional sesuai perbaikan secara berkala dan jika ada dan sasaran serta memastikan agar tidak menjumpai kejadian khusus atau hal-hal
dengan kegunaan, serta melaporkan hasil kerusakan. memelihara berdasarkan terjadi penurunan kinerja, efektivitas, yang tidak biasa terjadi terkait pekerjaan,
kegiatan operasi dalam periode tertentu. tingkat kemantapan infrastruktur yang efisiensi, dan keluaran agar dampak atas serta dilakukan secara tertulis, jelas,
telah ditetapkan, serta melaporkan hasil penyimpangan tidak terjadi. cermat, dan sistematis.
kegiatan pemeliharaan.
PAGE 39
BEKERJA KERAS,
BERGERAK CEPAT, dan
BERTINDAK TEPAT
PAGE 40
b. Reformasi Birokrasi – Good Governance
▪ Reformasi birokrasi membawa budaya kerja berbasis pada prinsip Good Governance
▪ Pencapaian kinerja dalam pelayanan publik yang mencerminkan nilai-nilai Good Governance memberi
warna baru dalam nilai-nilai organisasi, dimana orang PU tidak hanya bekerja keras, bergerak
cepat, bertindak tepat namun juga memiliki sikap responsif, inovatif, berfikir rasional, efisiens
dan efektif, serta mengedepankan kemitraan dan kerja sama.
• RASIONAL: Mengedepankan nilai-nilai pentingnya tujuan, • EFEKTIF, EFISIEN: Menjamin dan mengedepankan
rencana dan analisis yang jelas, tidak mengutamakan keseimbangan pembangunan antarwilayah dengan
pertimbangan politis maupun intuitif. menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal
• KERJASAMA: Mengedepankan kerja sama dan kekompakkan dan bertanggungjawab.
melalui koordinasi, integrasi dan sinkronisasi serta sinergitas. • KEMITRAAN: Bermitra berdasarkan persahabatan,
Sehingga pegawai memiliki kepentingan yang sama, tidak ada kooperatif, kesejajaran dan kesetaraan dalam
satupun yang lebih penting dari yang lainnya. melaksanakan pengelolaan dan pembangunan infrastruktur
• INOVASI: Mengutamakan nilai-nilai yang mendorong keinginan pekerjaan umum.
untuk unggul sehingga memunculkan kreatifitas yang inovatif.
PAGE 41
c. Visium 2030
Logo iProVe
PAGE 42
PAGE 43
SISTEM INTEGRITAS
PerMen PUPR No Tahun 2017 tentang Panduan Pembangunan Budaya Integritas
PAGE 44
Seleksi dan Keteladanan
Pimpinan
→ implementasi budaya integritas
Kode Etik dan Pedoman
Pengelolaan Aset dilakukan melalui enam belas
Perilaku
PAGE 45
Komite
Kinerja
Integritas
Sekretariat
Kode Etik dan Pedoman
Tunas
Budaya Integritas
Integritas
menggerakkan
Perilaku
Pengelolaan Aset
Sistem Penggerak
Integritas
Pencapaian Visium PUPR
Penggerak
Post
Integritas
Pengadaan Barang dan
Duta Integritas
Jasa (PBJ)
Manajemen
Peran Pengawasan Analisis Risiko Program Pengendalian Whistle Blower System Revitalisasi Pelaporan
SDM
PAGE 46
d. Implementasi Nilai dan Budaya Kerja PUPR
PAGE 47
9 STRATEGI
PENCEGAHAN PENYIMPANGAN (FRAUD) PBJ
TARGET
Reorganisasi struktur organisasi ULP dan Desember
1
Pokja PBJ 2021
2 Perkuatan SDM
6 Implementasi Risk management di Unit
Organisasi, Balai & Satker
Perbaikan mekanisme Harga Perkiraan
3
Sendiri Pembentukan UKI pada Unit Organisasi
7
(sebagai second line of defense)
Pembinaan vendor (kontraktor &
4 Pembentukan Inspektorat Bidang
konsultan)
8 Investigasi (IBI) & penguatan kapasitas
auditor Itjen
Pemeriksaan hasil pekerjaan (system
5 delivery) yang melibatkan Badan
9 Continuos Monitoring pencegahan fraud PBJ
Pengawasan Keuangan & Pembangunan dengan integrated IT Based (PUPR 4.0).
(BPKP)
PAGE 48
PAGE 49
PAGE 50
PAGE 51
PAGE 52
PAGE 53
PAGE 54
SUBSTANSI PERATURAN KODE ETIK & KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PUPR
Kode Etik & Kode Tata Cara Pengaduan Dewan Kode Etik
Perilaku
Melaporkan secara Hierarki penetapan
PNS – Non PNS hierarki Dewan Kode Etik
Menyampaikan Keanggotaan Dewan
Nilai Dasar
pelanggaran, bukti dan Kode Etik
(visioner, integritas,
identitas
profesional, tanggung Pemanggilan dan
jawab, melayani) Atasan pelanggar Pemeriksaan oleh Dewan
melakukan penelitian Kode Etik
Kode Etik dan menjaga kerahasiaan
(kewajiban & larangan) pelapor
Laporan Hasil
Atasan melaporkan Pemeriksaan Kode Etik
Kode Perilaku
kepada Pyb untuk
selanjutnya ditangani Tata Cara Penyampaian
oleh Dewan Kode Etik Sanksi PAGE 55
PAGE 56
Dasar Hukum
Peraturan Menteri PAN dan RB No 39 Tahun Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 27
2012 tentang Pedoman Pengembangan Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Budaya Kerja Agen Perubahan Instansi Pemerintah
→ menyoroti pentingnya Role Model sebagai → Role Model disebut sebagai Agen Perubahan
agen perubahan mengimplementasikan nilai- → Peran Agen Perubahan sebagai Katalis,
nilai dan mendorong serta mempercepat Pemberi Solusi, Penggerak Perubahan,
perubahan budaya kerja Mediator serta Penghubung Sumber Daya
Role Model bisa merupakan siapa saja, namun memiliki pengaruh kuat dan dapat mengubah
kehidupan (Bashir, dalam Rifayanti dkk, 2018).
Role Model di Kementerian PUPR terdiri dari tokoh senior dan Tunas Integritas (TI).
PAGE 57
Merancang Perubahan
PAGE 58
Tahapan dalam Merancang Strategi
Perubahan Perilaku Pegawai
Tahapan Strategi
Tidak tertarik dengan Memberikan informasi
perubahan Pemahaman atas tahapan, dapat
membantu organisasi dalam
(Precontemplation stage)
merancang strategi perubahan
Tidak yakin dengan prospek Berikan kesempatan untuk perilaku pegawai.
perubahan mempertimbangkan pro dan kontra
(Contemplation stage) dari perubahan Strategi yang akan disusun tentunya
berbeda sesuai kondisi dimana
Siap untuk berubah Diskusi untuk bagaimana
pegawai berada
(Preparation) melanjutkan dengan perilaku
Action Penguatan
Maintenance Penguatan
PAGE 59
PAGE 60
TERIMA KASIH
#BanggaMelayaniBangsa
PAGE 61
Modul Budaya Kerja ASN Kementerian PUPR 129