Pengertian Puisi
Puisi adalah sebuah bentuk seni sastra yang menggunakan bahasa dan kata-kata secara kreatif
untuk menyampaikan perasaan, gagasan, atau pengalaman melalui ritme, suara, makna, dan citra.
Ini adalah bentuk ekspresi sastra yang sering kali menggunakan struktur dan gaya yang khas,
termasuk penggunaan berbagai elemen seperti rima, ritme, metafora, dan perbandingan untuk
menciptakan keindahan dan kedalaman makna.
Unsur-unsur Puisi
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik , bait,
bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat
bisa diuraikan sebagai berikut.
Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat
menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi
menjadi sebuah larik.
Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa
berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata
dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.
Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada
kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi
pada puisi baru tidak dibatasi.
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan
oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi
rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh
perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan
kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat
konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah
satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama
inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak
didengar meskipun tanpa dilagukan.
Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa
menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.
Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, yaitu
struktur batin dan struktur fisik.
Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai
berikut.
1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda
dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair,
1
misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman
pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada
kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih
banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk
oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema
dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama
dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada
pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair
menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun
dapat ditemui dalam puisinya.
Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-
sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi
meliputi hal-hal sebagai berikut.
Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata,
tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap
puisi.
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah
bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-
katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan
makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji
suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang
dialami penyair.
Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya
imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju:
melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa”
dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo,
1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain
metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme,
antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada
puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap
bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola
bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh,
sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan
kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma
sangat menonjol dalam pembacaan puisi
2
BAB 4
Pertemuan 1
Setelah kalian menyimak Cara Menemukan Tema dan Pesan pada Puisi , silahkan terapkan pencarian
pada kutipan pusi di bawah ini:
Negeri Ha…ha….hi…hi…..
Oleh: KH A Mustofa Bisri
3
Kalian hafal pepatah-petitih
untuk mengelabui mereka yang tertindih
Pepatah petitih, ha ha ...
Ha ha, hi hi ...
Ada udang dibalik batu,
Otaknya udang kepalanya batu
Ha ha, hi hi
Sekali dayung dua pulau terlampaui
Sekali untung dua pulau terbeli
Ha ha, hi hi
Gajah mati meninggalkan gading
Harimau mati meninggalkan belang
kalian mati meninggalkan hutang
Ha ha, hi hi
Hujan emas dinegeri orang, hujan batu dinegri sendiri,
Lebih baik yuk hujan – hujanan caci maki.
Ha ha, hi hi
BAB 4
Pertemuan 2
B. Mengenal Unsur-Unsur Puisi
Unsur pembangun puisi secara fisik disebut struktur fisik (Unsur lahir). Menurut Waluyo (1987, dalam
Raharjo, 2018: 44) struktur fisik dari puisi terdiri atas
1. Diksi, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras
Pengimajian,, Penghayatan makna kata dalam baris-baris puisi dilakukan melalui penglihatan,
pendengaran, dan perasaan.
2. Kata konkret, Konkret berarti nyata atau berwujud, dapat dilihat, diraba, dan
sebagainya
3. Bahasa figuratif (gaya bahasa), yaitu Penggunaan bahasa kiasan membuat puisi lebih indah,
menciptakan efek lebih kaya, dan efektif.
4. Tipografi. yaitu susunan puisi yang membedakannya dengan karya sastra lainnya, yakni prosa maupun
drama.
(Heny Marwati, Cerdas Cergas 2021: 105)
Sedangkan struktur batin puisi Menurut Raharjo (2018: 48 adalah sebagai berikut:
1. Tema,merupakan gagasan pokok yang dikemukakan penyair.
2. Perasaan Penyair, yaitu perasaan dan sikap penyair yang dituangkan dalam puisi
3. Nada dan Suasana, adalah sikap penyair terhadap puisi (sedih, gembira, marah)
4. Pesan adalah pesan atau amanat pengarang yang disampaikan pada puisi
4
BAB 4
Pertemuan 3
Pengertian konversi
Konversi adalah perubahan dari satu sistem atau struktur teks, objek atau lainnya ke sistem atau
struktur lain tanpa mengubah maksud atau tujuan dari sistem atau struktur tersebut. Dengan kata
lain, konversi hanya mengubah pola struktural suatu objek. Contohnya termasuk mengkonversi
gambar dari jpeg ke png, jpg ke ico.
Sedangkan mengonversi teks cerpen ke puisi adalah mengubah struktur cerita cerpen secara
keseluruhan tanpa mengubah maksud cerita yang diubah dalam cbentuk puisi. Berikut contoh teks
cerita pendek yang dikonversi ke puisi
Rasanya masih relevan untuk menggambarkan penegakan hukum di negeri ini. Indonesia
memang sudah terkenal lucu sejak dulu. Apa saja bisa jadi bahan lawakan. Para mafia hukum kelas
kakap secara terang-terangan mengelabuhi hukum dan mengikis marwah teori hukum di depan ibu
pertiwi yang darurat akan keadilan Kasus Novel Baswedan yang harusnya ditangani serius pun
seolah menjadi candaan. Sudah seperti pentas stand up, lucu penuh dengan keanehan di luar
nalar. Para pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan yang seharusnya mendapatkan
tuntutan setimpal, begitu licin mengelabuhi hukum hanya mendapat tuntutan satu tahun penjara.
Satu tahun tuntutan tentu terlampau ringan untuk sekelas kejahatan yang nyaris merenggut nyawa
penyidik senior KPK. Sungguh ironis memang, kasus yang baru menemui titik terang pelakunya
setelah sekian lama menunggu. Pelakunya pun diburu selama tiga tahun, semenjak peristiwa
penyiraman pada 17 April 2017, malah dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) hanya satu tahun.
Tuntutan ringan tersebut merupakan potret buram penegakan hukum di Indonesia. Dan ini adalah
pembelajaran hukum yang buruk bagi masyarakat Indonesia. Model penegakan hukum seperti ini
dikhawatirkan bukan malah menimbulkan efek jera terhadap pelaku, malah memicu kejahatan-
kejahatan berikutnya yang lebih gila, karena menganggap remeh.
Sekelas Novel Baswedan yang notabene penyidik senior KPK saja model penegakan
hukumnya begitu. Apalagi, kalau korbannya orang biasa, bisa jadi dianggap kasus angin lalu yang
hilang ditelan waktu. Padahal di negara yang menjunjung tinggi hukum ini, tak ada istilah “tebang
pilih” atau pandang bulu dalam proses penegakan hukum. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya.
5
Publik masih sangat ingat dan mungkin tak akan lupa, kasus teror terhadap Novel Baswedan tidak
hanya sekali ini saja. Sebelumnya pada 2012 ia diserang sekelompok pendukung Amran Batalipu
saat memimpin operasi penangkapan terhadap mantan Bupati Buol. Kemudian pada 2015, Novel
Baswedan juga diteror dengan kasus penembakan tersangka pencuri sarang burung wallet pada
2004 saat menjabat kasat Reskim Polres Bengkulu. Lalu pada 2016 Novel Baswedan ditabrak mobil
saat berangkat menuju KPK menggunakan sepeda motor hingga luka-luka (Kompas, 12 April 2017,
h.1).
Novel Baswedan mungkin satu dari banyak kasus korban kriminalisasi atau teror terhadap
pegiat anti-korupsi. Tapi, ini menjadi bukti bahwa menjadi superhero bidang pemberantasan korupsi
di negeri haha hihi amatlah berat. Apalagi pelaku yang bermain di dalamnya bukanlah kelas teri.
Melainkan sudah level elite yang begitu lihai mengelabuhi ribuan pasal-pasal penegakan hukum.
Tuntutan yang terlalu ringan selain telah menghina asas keadilan, juga dikhawatirkan akan semakin
sulit menangkap aktor intelektual, dalang di balik kasus penyiraman terhadap Novel Baswedan. Dan
masyarakat Indonesia sangat berharap majelis hakim akan memutuskan hasil persidangan secara
adil tidak tersandera oleh kepentingan apapun. Untuk mewujudkan keadilan hukum tentunya perlu
pantauan dan juga pengawasan seluruh rangkaian persidangan baik dari Komisi Yudisial, Badan
Pengawas Mahkamah Agung, Komisi Kejaksaan, Komnas HAM, Ombudsman RI, dan organisasi
advokat. Media dan masyarakat juga selalu mengawal proses pengungkapan kasus Novel
Baswedan hingga tuntas. an harapannya Majelis hakim mampu mengadili secara independen tanpa
intervensi dari pihak manapun. Selain memberi rasa keadilan bagi korban juga memberi pelajaran
dan teladan hukum bagi masyarakat.
Negeri Ha…ha….hi…hi…..
Oleh: KH A Mustofa Bisri
6
untuk mengelabui mereka yang tertindih
Pepatah petitih, ha ha ...
Ha ha, hi hi ...
Ada udang dibalik batu,
Otaknya udang kepalanya batu
Ha ha, hi hi
Sekali dayung dua pulau terlampaui
Sekali untung dua pulau terbeli
Ha ha, hi hi
Gajah mati meninggalkan gading
Harimau mati meninggalkan belang
kalian mati meninggalkan hutang
Ha ha, hi hi
Hujan emas dinegeri orang, hujan batu dinegri sendiri,
Lebih baik yuk hujan – hujanan caci maki.
Ha ha, hi hi
BAB 4
Pertemuan 4
(https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/10/150152469/musikalisasi-puisi-pengertian-unsur-
7
bentuk-dan-langkahnya.)
(https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/10/150152469/musikalisasi-puisi-
pengertian-unsur-bentuk-dan-langkahnya.)
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/10/150152469/musikalisasi-puisi-
pengertian-unsur-bentuk-dan-langkahnya.
8
BAB 5 MENGENAL KEBERAGAMAN INDONESIA LEWAT PERTUNJUKAN
DRAMA
Sebelum memulai pembelajaran inti, alangkah baiknya siswa disuruh membaca teori tambahan
sebagai apersepsi
a. Pengertian drama
Drama adalah sebuah cerita atau kisah yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah
laku acting atau dialog yang dipentaskan. (B. Indonesia XI, 2017: 235)
b. Struktur drama
1. Prolog adalah kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita, yang biasanya
disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.
2. Dialog yaitu percakapan anatara tokoh dengan tokoh dalam drama
3. Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi simpulan ataupun amanat tentang isi keseluruhan
dialog.
Dialog dalam drama meliputi bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement).
1) Orientasi sesuatu cerita menentukan aksi dalam waktu dan tempat; memperkenalkan para
tokoh, menyatakan situasi sesuatu cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam
bagian utama cerita tersebut, dan ada kalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat
dalam cerita itu.
2) Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Sang pahlawan atau pelaku
utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami aneka
kesalahpahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintangan-rintangan ini.
3) Resolusi atau denouement hendaklah muncul secara logis dari apa-apa yang telah
mendahuluinya di dalam komplikasi. Titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi,
biasanya disebut klimaks (turning point). Pada klimaks itulah terjadi perubahan penting
mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para penonton terhadap suatu cerita tergantung pada
sesuai-tidaknya perubahan itu dengan yang mereka harapkan.
c. Bentuk Drama
a) Berdasarkan bentuk sastra cakapannya
1) Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau
menggunakan unsur-unsur puisi.
2) Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
b) Berdasarkan sajian isinya
1) Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang
terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut
mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius
yang melukiskan pertikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang
berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
2) Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, selorohan, di dalamnya
dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
3) Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita
tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
c) Berdasarkan kuantitas cakapannya
1) Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
2) Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
9
3) Dialog-monolog, yaitu drama yang menggunakan banyak katakata.
d) Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
1) Opera, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
2) Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni drama dan tari.
3) Tablo, yaitu drama tanpa gerak atau dialog.
e) Bentuk-bentuk lain
1) Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur,
penokohan, dan tematik.
2) Drama baca, naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
3) Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-
18).
4) Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
5) Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejahatan atau keruntuhan tokoh
utama.
6) Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian
gereja (di Abad Pertengahan).
7) Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri atas satu babak, berpusat pada satu tema dengan
sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
8) Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang
ada (terutama di perdesaan).
d. Unsur-unsur Drama
1) Latar, adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana di dalam naskah drama.
Latar tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian di dalam naskah drama, seperti di rumah,
medan perang, di meja makan.
Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian di dalam naskah drama, seperti pagi hari
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Latar suasana/budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi
terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama. Misalnya, dalam budaya Jawa, dalam
kehidupan masyarakat Betawi, Melayu, Sunda, Papua.
2) Penokohan, dalam drama diklasifikasikan sebagai berikut.
Tokoh gagal atau tokoh badut (the foil), Tokoh ini yang mempunyai pendirian yang
bertentangan dengan tokoh lain. Kehadiran tokoh ini berfungsi untuk menegaskan tokoh lain
itu.
Tokoh idaman (the type character), Tokoh ini berperan sebagai pahlawan dengan
karakternya yang gagah, berkeadilan, atau terpuji.
Tokoh statis (the static character), Tokoh ini memiliki peran yang tetap sama, tanpa
perubahan, mulai dari awal hingga akhir cerita.
Tokoh yang berkembang. Misalnya, seorang tokoh berubah dari setia ke karakter berkhianat,
dari yang bernasib sengsara menjadi kaya raya, dari yang semula adalah seorang koruptor
menjadi orang yang saleh dan budiman.
3) Dialog, dalam drama, percakapan atau dialog haruslah memenuhi dua tuntutan.
Dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialog haruslah dipergunakan untuk
mencerminkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi di luar
panggung selama cerita itu berlangsung; harus pula dapat mengungkapkan pikiran-pikiran
serta perasaan-perasaan para tokoh yang turut berperan di atas pentas.
Dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran sehari-hari. Tidak
ada kata yang harus terbuang begitu saja; para tokoh harus berbicara jelas dan tepat
sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan alamiah.
10
4)Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi drama. Tema dalam drama menyangkut segala
persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan
sebagainya. Pesan atau amanat merupakan ajaran moral didaktis yang disampaikan drama itu
kepada pembaca/penonton. Amanat tersimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam
keseluruhan isi drama.
11
(misalnya dongeng), hikayat, kitab-kitab yang berisi sejarah, dan cerita yang berhubungan
dengan islam
Prosa sifat baru : telah dipengaruhi oleh kebudayaan barat, ada nama penulis, dan isinya
masuk akal. Prosa sifat baru terbagi menjadi tiga adalah roman, cerpen, dan novel.
Berdasarkan isinya prosa ini terbagi menjadi dua :
Prosa non fiksi adalah bentuk karya sastra yang bersifat aktual (non fiksi) dan berisi informasi
dan fakta, misalnya artikel, tajuk rencana, opini dan lain sebagainya.
Prosa fiksi adalah adalah bentuk karya sastra yang bersifat fiksi (khayalan dari penulis) dan
memiliki ciri-ciri yang berbeda, misalnya roman dan ciri-ciri roman, novel dan ciri-ciri roman,
cerpen dan ciri-ciri cerpen, resensi, dan lain sebagainya.
Jenis Puisi
Berdasarkan jamannya, jenis puisi dibedakan menjadi dua yaitu :
Puisi lama, contohnya pantun, syair, gurindam, dan lain sebagainya.
Puisi baru, contohnya Puisi baru dibagi menjadi dua yaitu pertama, berdasarkan isi contohnya
balada, himne, ode dan lain sebagainya. Kedua, berdasarkan bentuk contohnya distikon,
terzina, dan lain sebagainya.
Jenis Drama
Berdasarkan penyajiannya drama dibedakan menjadi :
Tragedi : drama tentang kesedihan.
Komedi : drama penuh dengan kelucuan.
Tragekomedi : drama tentang kesedihan dan kelucuan.
Opera : drama yang diiringi dengan musik.
Melodrama : drama yang dialognya diiringi musik.
Farce : drama yang menyerupai dagelan
Tablo : drama yang mengutamakan gerak.
Sendratari : gabungan antara seni drama dan tari.
c. Perbedaan Ciri-ciri
Ciri – ciri Prosa
Berbentuk bebas tanpa adanya bait, rima, dan juga baris.
Bahasa yang digunakan biasanya menggunakan bahasa inggris atau pun bahasa melayu.
Memiliki tema sebagai bahan dasar permasalahan.
Di sajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan
Prosa memiliki isi pesan moral yang akan disampaikan
12
Isi cerita melatar belakangi waktu, latar tempat, ataupun suasana.
(https://haloedukasi.com/perbedaan-prosa-puisi-dan-drama)
Selain pendapat di atas, ada fakar lain yang membedakan puisi, prosa dan drama sebagai berikut:
1. Komponen Bentuk
Puisi: Berbentuk bait-bait.
Prosa: Berbentuk kalimat dan paragraf.
Drama: Berbentuk percakapan.
2. Komponen: Bahasa
Puisi: Menggunakan bahasa yang indah dan terikat pada rima, persajakan, dan mengutamakan
majas.
Prosa: Menggunakan bahasa deskriptif dalam bentuk bebas dan tidak terikat pada rima dan
persajakan.
Drama: Bahasa yang digunakan lebih menonjolkan dialog antartokoh.
3. Komponen: Media
Puisi: Menggunakan media cetak atau elektronik.
Prosa: Menggunakan media cetak
Drama: Menggunakan panggung
BAB 5
Pertemuan 2
B. Unsur-Unsur Pembangun Pertunjukan Drama
13
Selain Pendapat di atas, unsur-unsur pembangun pertunjukan drama dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar pembuatan drama. Tema yang biasa
diangkat dalam drama diantaranya masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, penindasan,
patriotisme, ketuhanan, dan lain-lain.
2. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama terdiri dari
1) pengenalan cerita, 2) konflik awal, 3) perkembangan konflik, dan 4) penyelesaian.
3. Tokoh
Tokoh adalah orang yang berperan di dalam drama. Tokoh dapat dibedakan menurut sifat dan
perannya.
a. Berdasarkan sifat, dibagi menjadi 3:
- Tokoh protagonis, yaitu tokoh utama yang mendukung cerita
- Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita
- Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis dan antagonis
4. Penokohan
Unsur drama selanjutnya adalah penokohan/perwatakan. Ini adalah penggambaran sifat batin
seorang tokoh dalam cerita. Perwatakan bisa digambarkan dengan dialog, ekspresi, atau tingkah
laku.
Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi atau watak dimensional yaitu:
a. Keadaan fisik, seperti umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, dan suku bangsa
b. Keadaan psikis, seperti watak, kegemaran, standar moral, dan mental
c. Keadaan sosiologis, seperti jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, dan agama
Cara pengarang menampilkan watak tokoh bisa secara langsung atau tidak langsung, yaitu:
a. Secara langsung atau analitik, pengarang menampilkan watak tokoh langsung dijelaskan
di dalam teks cerita.
b. Secara tidak langsung atau dramatik, pengarang menampilkan watak tidak langsung
lewat dialog, percakapan tokoh, pikiran tokoh, reaksi atau tanggapan tokoh lain,
lingkungan, dan keadaan fisik tokoh.
5. Dialog
Ciri naskah drama adalah berbentuk dialog atau cakapan. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam dialog:
14
Diksi atau pilihan kata yang digunakan harus berhubungan dengan konflik dan plot
Dialog dalam naskah drama harus bersifat estetis, atau memiliki bahasa yang indah
Dialog harus mewakili tokoh yang dibawakan
Memiliki kramagung, atau petunjuk perilaku atau tindakan yang harus dilakukan tokoh. Dalam
naskah drama, kramagung ditulis dalam tanda kurung atau biasanya bercetak miring.
Baca juga:
Contoh Argumen Pro dan Kontra dalam Teks Diskusi
6. Latar
Latar biasa disebut juga sebagai setting. Latar cerita dibagi menjadi tiga yaitu keterangan tempat,
waktu, dan suasana. Latar dapat dinyatakan melalui percakapan para tokoh. Jika di pementasan,
maka latar dinyatakan dalam tata panggung atau tata cahaya.
7. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pandang yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar, dan peristiwa dalam cerita.
Sudut pandang adalah posisi dari mana pengarang bercerita, apakah dia bertindak langsung atau
sebagai pengobservasi di luar cerita. Sudut pandang terdiri dari:
a. Sudut pandang orang pertama atau aku-an
- Aku sebagai tokoh utama
- Aku sebagai tokoh sampingan
8. Konflik
Konflik adalah pertentangan atau masalah. Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik eksternal
dan internal. Konflik eksternal berarti konflik antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, sementara
konflik internal adalah konflik di antara tokoh dengan dirinya sendiri.
9. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton. Amanat
drama selalu berhubungan dengan tema dan ceritanya. Amanat juga menyangkut nilai yang ada di
masyarakat, dan disampaikan secara implisit. Nilai-nilai itu diantaranya nilai moral, estetika, sosial,
dan budaya
(https://apps.detik.com/detik/)
BAB 5
Pertemuan 3
....................................
”Ambil libur dua hari apa tidak bisa sama sekali?” desaknya di ujung telepon. Saya menjepit
ponsel di antara kepala dan bahu sementara sepasang tangan masih berusaha melepaskan sarung
karet berwarna pucat. Saya memang baru keluar dari ruang operasi ketika ibu menelepon lagi untuk
kesekian kali. ”Susah, Ibu. Saya punya jadwal bedah sesar setidaknya sampai akhir tahun ini.
Apalagi menjelang hari raya, selain musim hujan, juga musim orang melahirkan.”Saya dapat
mendengar hembusan napas ibu di sana. Suaranya terlalu kentara untuk ruang operasi yang
hening dan sepi. ”Apa yang bisa memastikan nyawa anak manusia sampai dengan baik ke dunia
hanya kamu?” sindir Ibu terkesan tajam. ”Ya tidak,” jawab saya sembari membuka penutup sampah
danmelempar sarung tangan karet itu ke dalamnya. ”Berapa dokter kandungan di rumah sakitmu?”
”Tiga. ”Kalau begitu tukar jaga kan bisa, kecuali memang kamu tidak menginginkannya!” sentak Ibu
sebelum mengakhiri panggilan.
Hasil konversi:
Adegan 1
Sebuah kamar bedah di sebuah rumah sakit dengan perlengkapan layaknya sebuah ruang
bedah. Hari sudah larut malam. Suasana malam yang sunyi setelah selesainya operasi dan music
tidak diperdengarkan untuk menggambarkan suasana sepi. (Di dekat meja kerja dr.Hen menjepit
ponsel di antara kepala dan bahunya).
Ibu : (terdengar suara ibu menelepon) Ambil libur dua hari apa tidak bisa sama sekali?
dr. Hen : Susah, Ibu. Saya punya jadwal bedah sesar setidaknya sampai akhir tahun ini. Apalagi
menjelang hari raya, selain musim hujan, juga musim orang melahirkan, (sambil berusaha
melepaskan sarung karet bekas operasi).
Ibu : (Terdengar embusan nafas dari ujung telepon) Apa yang bisa memastikan nyawa anak
manusia sampai dengan baik ke dunia hanya kamu?
dr. Hen : Ya tidak, (melepaskan sarung tangan dan membuangnya ketempat sampah).
Ibu : Berapa dokter kandungan di rumah sakitmu? (suaranya mendesak).
dr. Hen : tiga (duduk di kursi meja kerjanya).
Ibu : Kalau begitu tukar jaga kan bisa, kecuali memang kamu tidak menginginkannya!
(terdengar
bunyi telepon ditutup).
Lampu meredup dan diiringi musik agak cepat sebagai tanda
menutup babak ini.
16
BAB 5
Pertemuan 4
D. Mempersiapkan Pertunjukan Drama dengan Tema Tertentu
Secara garis besar, hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pementasan drama meliputi
(1) naskah drama,
(2) sutradara,
(3) para pemain atau tokoh pemeran,
(4) tata panggung dan perlengkapan panggung,
(5) tata lampu atau efek cahaya, (6) tata musik dan efek suara,
(7) kostum,
(8) penonton, dan
(9) promosi pertunjukan yang akan dilakukan.
17
BAB 5
Pertemuan 5
E. Mempromosikan Pertunjukan Drama dengan Membuat Pamflet
Contoh famplet:
18
BAB 6 BERPERAN DALAM KONSERVASI ALAM INDONESIA
LEWAT KARYA ILMIAH
Sebelum kita membahas ke masalah inti materi essensial, alangkah baiknya baca dan simak
appersepsi berikut:
19
konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel ilmiah diangkat dari hasil pemikiran dan kajian
pustaka atau hasil pengembangan proyek.
Sistematika Artikel:
1. Judul
2. Nama Penulis -- tanpa gelar akademik
3. Abstrak --ringkasan tulisan, gambaran umum isi artikel.
4. Kata Kunci --3-5 keywords.
5. Pendahuluan -- latar belakang masalah dan rumusan singkat (1-2 kalimat) pokok bahasan
dan tujuannya.
6. Kerangka Teori (Kajian Teori) --dasar teori yang menjadi acuan.
7. Pembahasan --kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau
sikap penulis
8. Penutup -- simpulan dan saran
9. Daftar Pustaka
2) Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah biasanya disajikan dalam
sebuah seminar atau dipresentasikan di kelas (tugas perkuliahan).
Sistematika Makalah:
1. Pendahuluan
2. Pembahasan
3. Kesimpulan
3) Kertas Kerja
Kertas kerja (work paper) pada prinsipnya sama dengan makalah, namun dibuat dengan analisis
lebih dalam dan tajam dan dipresentasikan pada seminar atau lokakarya yang biasanya dihadiri
oleh ilmuwan. Kertas kerja itu menjadi acuan untuk tujuan tertentu dan bisa diterima atau
dimentahkan oleh forum ilmiah.
4) Paper
Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan akademisi (mahasiswa) dalam
kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi
(Diploma/S1/S2/S3). Sistematika penulisannya sama dengan artikel atau makalah, tergantung
panduan yang berlaku di perguruan tinggi masing-masing.
5) Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S1 (Sarjana).
6) Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S2 (Pasca
Sarjana) yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
7) Disertasi
Disertasi --disebut juga "Ph.D Thesis"-- adalah karya tulis ilmiah mahasiswa
untuk menyelesaikan jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang mengemukakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan
20
analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan
orisinal.
8) Artikel Ilmiah Populer
Selain ketujuh jenis karya ilmiah, ada juga yang disebut artikel ilmiah populer, yaitu artikel ilmiah
yang ditulis dengan gaya bahasa populer (bahasa media/bahasa jurnalistik) untuk dimuat di
media massa (suratkabar, majalah, tabloid).
BAB 6
Pertemuan 1
A. Mengenal Karya Ilmiah tentang Konservasi Alam
Menurut Laba & Rinayanthi (2018 :15) karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang
pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, karya ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah, berdasarkan
data dan fakta (observasi, eksperimen, kajian pustaka). Bentuk karya ilmiah dapat berupa karya
ilmiah remaja, karya ilmiah populer, karya artikel jurnal, laporan kajian (riset), skripsi, tesis, dan
disertasi.
Secara garis besar, sistematik karya ilmiah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Bagian awal atau Pendahuluan
2. Bagian inti atau isi
3. Bagian ahir atau Penutup
(Heny Marwati, Cerdas Cergas 2021: 163)
Tidak bermaksud melencengkan judul di atas (Mengenal Karya Ilmiah tentang Konservasi Alam) yang
tertera pada buku paket, justru merelevansikan dengan kebutuhan Siswa selesai melaksanakan PKL
21
(Praktik Kerja Lapangan) yang selesai PKL-nya harus membuat Laporan PKL. Jadi materi Karya
Ilmiah-nya membahas Laporan PKL
Contoh Format Sistematika Laporan PKL
JILID LUAR
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum Kegiatan PKL
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Tempat Praktik PKL
1.5 Waktu dan Jadwal PKL
3. BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
BAB 6
Pertemuan 2
22
1. BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang (berisi uraian yang melatar belakangi kegiatan PKL) (lihat conto di
bawah)
1.2 Dasar Hukum Kegiatan PKL (Yang menjadi dasar atau paying hukum kegiatan PKL
(lihat
conto di bawah)
1.3 Maksud dan Tujuan (berisi uraian maksud dan tujuan dilaksanakannya PKL (lihat conto
di bawah)
1.4 Tempat Praktik PKL, cukup jelas (lihat contoh di bawah)
1.5 Waktu dan Jadwal PKL, cukup jelas (lihat contoh di bawah)
3. BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
23
2) Isi Laporan
Lembar Pengesahan
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 3 Kuningan,
24
Kata Pengantar
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
Laporan Praktik Kerja Lapangn (PKL) ini dapat terselesaikan sesuai dengan tepat pada waktunya.
Laporan Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelengkapan dalam
pelaksanaan PKL
Laporan Praktik Kerja Lapangn (PKL) berjudul “……………..tidak akan berjalan lancar tanpa
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, pada tempatnyalah di sini Penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Kepala Kepala SMK Negeri 3 Kuningan selaku penanggungjawab pelaksanaan Kegiatan
PKL;
2. Bapak…………..Pemilik bengkel praktik PKL yang telah menerima magang kepada penulis
3. Koordinator pelaksanaan PKL SMK Negeri 3 Kuningan
4. Bapak dan Ibu Guru Pembimbing, baik Pembimbing teori maupun PKL yang telah membekali
Penulis ilmu baik secara teoritis maupun secara praktis
5. Bapak dan Ibu Guru, serta staff tata usaha SMK Negeri 3 Kuningan yang telah berperan serta
mendukung penelitian.
Semoga amal baik mereka mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin ya Robal
Alamin.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, hal tersebut disebabkan
karena keterbatasan pengetahuan Penulis, untuk itu mohon saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Agar pembuatan Laporan dimasa yang akan datang menjadi lebih baik.
Akhirnya Peneliti berharap mudah-mudahan karya ini bermanfaat, khususnya bagi penulis
umumnya bagi pembaca. Amin.
25
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Dasar Hukum Kegiatan PKL
c. Maksud dan Tujuan
d. Tempat Praktik PKL
e. Waktu dan Jadwal PKL
26
Contoh Laporan PKL
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan atau biasa disingkat (PKL) merupakan bagian dari pembelajaran
akademik yang harus dilalui dan diikuti dilalui oleh siswa agar bisa meningkatkan kemampuannya
menjadi seorang tenaga kerja yang profesional. Kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) yang
diselenggarakan oleh SMKN 3 Kuningan merupakan salah satu program tahunan. Kegiatan ini
wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas XI.
Kegiatan ini diharapkan nantinya mampu untuk mengembangkan serta meningkatkan
kemampuan yang dimiliki siswa. Terutama dengan tujuan untuk menjadikan siswa sebagai calon
tenaga kerja yang berkualitas dan bisa bersaing di dunia usaha atau di dunia industri. Siswa bisa
mempersiapkan dirinya dengan baik, termasuk dari segi kemampuan, keterampilan, pengalaman,
dan pengetahuan yang dimiliki. PKL dilaksanakan untuk membantu menghubungkan antara dunia
pendidikan di sekolah dengan dunia kerja di lapangan. Baik dunia usaha maupun dunia usaha atau
dunia industri Terutama dari pengalaman yang didapatkan siswa selama menjalani masa PKL.
Siswa bisa memenuhi kewajibannya dalam bidang pendidikan sekaligus mempersiapkan diri dalam
menghadapi dunia kerja.
Selain hal tersebut di atas, dengan kegiatan PKL Siswa menjadi lebih siap dalam
menghadapi persaingan saat masuk ke dalam dunia kerja dan dunia industri nantinya.
27
6. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
Permendikbud 50 tahun 2020 tentang Praktik Kerja Lapangan bagi Peserta Didik.
7. Surat Keputusan Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Kuningan nomor………………Tanggal …………
d. Tempat PKL
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan Penulis adalah:
Nama Bengkel/Perusahan: ………………………………
Alamat : ………………………………
28
BAB 2 LANDASAN TEORETIS
29
Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia kerja sesuai
tuntutan pasar kerja global.
Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan standar kompetensi
lulusan.
Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan Model Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan yang memadukan secara sistematis
dan sistemik program pendidikan di sekolah (SMK) dan program pelatihan penguasaan keahlian
di dunia kerja (DUDI).
Melalui kegiatan PKL ini, pengalaman dan wawasan siswa mengenai dunia kerja akan
bertambah sehingga mereka dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya setelah lulus sekolah.
30
Meningkatkan jalinan kerjasama yang saling menguntungkan antara sekolah dengan
perusahaan atau instansi yang menjadi tempat PKL siswa.
Meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja selama PKL.
Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi kurikulum, proses
pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan
hasil pengamatan di tempat PKL.
Memperkuat pendidikan karakter siswa, khususnya nilai-nilai karakter berbasis masyarakat yang
tumbuh dari budaya industri.
Manfaat Praktik Kerja Lapangan bagi instansi atau perusahaan
Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Meningkatkan citra positif instansi atau perusahaan di masyarakat.
Membuat produk dari instansi atau perusahaan lebih dikenal oleh masyarakat.
Mendapatkan ide-ide baru dari siswa yang sedang menjalani PKL untuk menciptakan dan
mengembangkan produk.
31
pekerjaan produksi atau jasa seperti yang dilakukan oleh karyawan industri, tetapi tetap di bawah
pengawasan karyawan yang bekerja di industri tersebut atau lebih dikenal dengan sebutan mentor.
Kegiatan PKL yang telah dilakukan oleh siswa ini akan dievaluasi untuk melihat kesesuaian
program dengan pelaksanaannya. Jika belum sesuai, maka diperlukan adanya perbaikan sehingga
kegiatan PKL berikutnya dapat berlangsung dengan lebih baik, terutama dalam mencapai
kompetensi siswa maupun program PKL itu sendiri.
b. Saran
Berdasarkan fakta yang terjadi dan kenyataan yang di alami, serta demi untuk
melaksanakan perbaikan dan meningkatkan pelaksanaan PKL dimasa yang akan datang, maka
Penulis menyampaikan saran kepada sekolah sebagai berikut:
1. …………………………………………………………………………………………………………..
2. …………………………………………………………………………………………………………..
3. …………………………………………………………………………………………………………..
32
BAB 6
Pertemuan 3
C. Menganalisis Ragam Bahasa Karya Ilmiah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bahasa standar adalah (ragam)
bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan dan
surat-menyurat resmi. Ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah ragam
Bahasa ilmiah atau disebut juga bahasa standar (baku) (Setiorini, 2010).
Dalam Laba & Rinayanthi (2018: 17), Chaer (2011) memaparkan bahwa ciri-ciri bahasa
yang digunakan dalam karya ilmiah bersifat lugas, mematuhi kaidah-kaidah gramatika, dan bebas
dari ketaksaan, yakni tidak bersifat ambigu. Oleh karena itu, karya ilmiah memerlukan ragam
bahasa yang objektif, reproduktif, dan menggunakan kata yang bermakna denotasi.
1. Objektif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa objektif adalah mengenai keadaan
yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Menurut Laba &
Rinayanthi (2018: 18) objektif artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus
didasarkan kepada data dan fakta. Dalam mempertahankan objektivitas karya ilmiah di
antaranya ditandai dengan penggunaan kalimat pasif. Kata ganti yang digunakan adalah kata
ganti yang menunjukkan orang tersebut sebagai pelaku kegiatan, misalnya peneliti, bukan aku,
kamu, atau ia.
2. Reproduktif
Pengertian informasi yang dibaca pembaca harus benar-benar sama dengan pengertian yang
disampaikan penulis.
3. Bermakna Denotatif
Pemilihan kata akan memengaruhi makna kata. Oleh karena itu pada penulisan karya ilmiah,
pemilihan kata yang mempunyai makna denotatif sangatlah penting. Makna denotatif adalah
makna yang sesuai konsep asalnya tanpa penambahan makna berdasarkan perasaan
(Heny Marwati, Cerdas Cergas 2021: 199)
BAB 6
Pertemuan 4
Selain berguna untuk menyampaikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat, sebuah karya
ilmiah juga berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian lanjutan.
(Heny Marwati, Cerdas Cergas 2021: 203)
33
Sebagai persiapan untuk membuat laporan setelah PKL, alangkah baiknya kita berlatih membuat
Laporan PKL dengan contoh format dan sistematika sebagai berikut:
34
……………………………………………
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 3 Kuningan,
Kata Pengantar
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
Laporan Praktik Kerja Lapangn (PKL) ini dapat terselesaikan sesuai dengan tepat pada waktunya.
Laporan Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelengkapan dalam
pelaksanaan PKL
Laporan Praktik Kerja Lapangn (PKL) berjudul “……………..tidak akan berjalan lancar tanpa
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, pada tempatnyalah di sini Penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
6. Bapak Kepala Kepala SMK Negeri 3 Kuningan selaku penanggungjawab pelaksanaan Kegiatan
PKL;
7. Bapak…………..Pemilik bengkel praktik PKL yang telah menerima magang kepada penulis
8. Koordinator pelaksanaan PKL SMK Negeri 3 Kuningan
9. Bapak dan Ibu Guru Pembimbing, baik Pembimbing teori maupun PKL yang telah membekali
Penulis ilmu baik secara teoritis maupun secara praktis
10. Bapak dan Ibu Guru, serta staff tata usaha SMK Negeri 3 Kuningan yang telah berperan serta
mendukung penelitian.
Semoga amal baik mereka mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin ya Robal
Alamin.
35
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, hal tersebut disebabkan
karena keterbatasan pengetahuan Penulis, untuk itu mohon saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Agar pembuatan Laporan dimasa yang akan datang menjadi lebih baik.
Akhirnya Peneliti berharap mudah-mudahan karya ini bermanfaat, khususnya bagi penulis
umumnya bagi pembaca. Amin.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
f. Latar Belakang
g. Dasar Hukum Kegiatan PKL
h. Maksud dan Tujuan
i. Tempat Praktik PKL
j. Waktu dan Jadwal PKL
36
c. Sejarah Singkat Perusahaan
d. Profil Tempat PKL
37
10.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan
Sumber Daya Industri.
11.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter.
12.Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match
dengan Industri.
13.Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
Permendikbud 50 tahun 2020 tentang Praktik Kerja Lapangan bagi Peserta Didik.
14.Surat Keputusan Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Kuningan nomor………………Tanggal …………
38
i. Tempat PKL
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan Penulis adalah:
Nama Bengkel/Perusahan: ………………………………
Alamat : ………………………………
39
Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam rangka
menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil
kerja.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan mengambangkan
kepribadiannya yang berkarajter sesuai dengan nilai-nilai positif yang tumbuh dan diperlukan
oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja yang ditekuni.
Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia kerja sesuai
tuntutan pasar kerja global.
Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan standar kompetensi
lulusan.
Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan Model Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan yang memadukan secara sistematis
dan sistemik program pendidikan di sekolah (SMK) dan program pelatihan penguasaan keahlian
di dunia kerja (DUDI).
Melalui kegiatan PKL ini, pengalaman dan wawasan siswa mengenai dunia kerja akan
bertambah sehingga mereka dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya setelah lulus sekolah.
40
Menjadi bekal keahlian yang profesional untuk siswa saat hendak terjun ke dunia kerja.
Menambahkan networking siswa yang mana akan sangat bermanfaat saat mereka bekerja
ataupun bagi siswa yang ingin memulai usaha sendiri.
41
Introduction Training (Latihan Penempatan)
Supervisory Training (Latihan dengan Pengawasan)
Understudy Training
Internship Training( Sistem Kemagangan)
Dari kesembilan model tersebut, Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan oleh siswa
adalah On The Job Training (Latihan Sambil Kerja) di mana pada kegiatan ini siswa melaksanakan
pekerjaan produksi atau jasa seperti yang dilakukan oleh karyawan industri, tetapi tetap di bawah
pengawasan karyawan yang bekerja di industri tersebut atau lebih dikenal dengan sebutan mentor.
Kegiatan PKL yang telah dilakukan oleh siswa ini akan dievaluasi untuk melihat kesesuaian
program dengan pelaksanaannya. Jika belum sesuai, maka diperlukan adanya perbaikan sehingga
kegiatan PKL berikutnya dapat berlangsung dengan lebih baik, terutama dalam mencapai
kompetensi siswa maupun program PKL itu sendiri.
d. Saran
Berdasarkan fakta yang terjadi dan kenyataan yang di alami, serta demi untuk
melaksanakan perbaikan dan meningkatkan pelaksanaan PKL dimasa yang akan datang, maka
Penulis menyampaikan saran kepada sekolah sebagai berikut:
1. …………………………………………………………………………………………………………..
42
2. ………………………………………………………………………………………………………….
3. ………………………………………………………………………………………………………….
BAB 6
Pertemuan 5
Penyajian karya ilmiah dilakukan melalui seminar. Untuk itu penulis atau peneliti perlu
mempersiapkan paparan materi karya ilmiah. Paparan karya ilmiah disusun dengan menggunakan
aplikasi presentasi.
(Heny Marwati, Cerdas Cergas 2021: 208)
Sampel Laporan
Di bawah ini merupakan sampel Laporan PKL Siswa SMK Negeri 3 Kuningan Tahun Pelajaran
2023/2024 atas nama Aloysius Andhika
43
44
Lembar Pengesahan
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 3 Kuningan,
45
IDENTITAS DUNIA USAHA/ INDUSTRI DAN IDENTITAS
PESERTA PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Pas Foto
3 X 4 cm
______________________________________
46
Kata Pengantar
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
Laporan Praktik Kerja Lapangn (PKL) ini dapat terselesaikan sesuai dengan tepat pada waktunya.
Laporan Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelengkapan dalam pelaksanaan
PKL
Laporan Praktik Kerja Lapangn (PKL) berjudul “PENGGANTIAN GASKET SPOOL VALVE V-TEC
HONDA CRV GEN-3” tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, pada
tempatnyalah di sini Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
11. Bapak Kepala Kepala SMK Negeri 3 Kuningan selaku penanggungjawab pelaksanaan Kegiatan
PKL;
12. Bapak Mustofa Pemilik bengkel praktik PKL yang telah menerima magang kepada penulis
13. Koordinator pelaksanaan PKL SMK Negeri 3 Kuningan
14. Bapak dan Ibu Guru Pembimbing, baik Pembimbing teori maupun PKL yang telah membekali
Penulis ilmu baik secara teoritis maupun secara praktis
15. Bapak dan Ibu Guru, serta staff tata usaha SMK Negeri 3 Kuningan yang telah berperan serta
mendukung penelitian.
Semoga amal baik mereka mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin ya Robal
Alamin.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, hal tersebut disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan Penulis, untuk itu mohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Agar pembuatan Laporan dimasa yang akan datang menjadi lebih baik.
Akhirnya Peneliti berharap mudah-mudahan karya ini bermanfaat, khususnya bagi penulis
umumnya bagi pembaca. Amin.
Aloysius Andhika
47
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................................4
Bab I..................................................................................................................................................5
Pendahuluan.................................................................................................................................5
1.1 waktu dan tempat PKL.............................................................................................................7
1.2 Gambaran Struktur Dunia Industri..........................................................................................7
1.3 Produk Yang di Hasilkan..........................................................................................................8
1.4 Tujuan PKL..............................................................................................................................8
1.5 Tujuan pembuatan laporan.....................................................................................................9
1.6 Mamfaat PKL :.........................................................................................................................9
Bab II.................................................................................................................................................9
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI.........................................................................................9
2.1 Landasan Teoritis..................................................................................................................10
2.2 Proses produksi /kerja...........................................................................................................13
2.3 Implementasi k3....................................................................................................................17
BAB III..............................................................................................................................................17
PENUTUP.........................................................................................................................................17
3.1 simpulan................................................................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................................................18
48
Bab I
Pendahuluan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah program yang bertujuan untuk melatih
siswa-siswi SMK untuk menerapkan apa yang sudah dipelajari di sekolah dan
mengaplikasikannya pada dunia industri. Oleh sebab itu, kegiatan PKL bisa menjadi tolak
ukur untuk menilai sejauh mana siswa-siswi SMK memahami dan mempraktikkan
materi dari sekolah.
PKL bagi siswa-siswi SMK sangat penting karena Dapat melatih mental dan skill
serta mendapatkan Banyak bpengalaman yang bisa di jadikan pembelajaran yang sangat
bermakna bagi siswa-siswi , kegiatan PKL juga dapat memberikan wawasan dan ilmu
pengetahuan . Oleh sebab itu , dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi SMK
dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk lebih mengenal dunia industri /
dunia Usaha
Di sisi lain, PKL dapat membantu siswa-siswi SMK untuk meningkatkan kualitas
keterampilan (skills) yang selama ini didapatkan di sekolah. Dengan begitu , saat masuk
dunia industri nanti , siswa-siswi SMK tidak kaget lagi dan lebih siap untuk berkompetisi
secara sehat.
Harapan utama dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Adalah siswa
yang dapat memilih Atas kerja meliputi :
49
4. Memiliki jiwa yang berani bertanggung jawab.
5. Memiliki kreatifitas untuk bersaing.
6. Hasil pekerjaan yang berkualitas dan rapih.
7. Memiliki wawasan yang luas.
Honda Kumala karawang adalah salah satu bengkel resmi Honda yang Ber
Lokasi di Telukjambe Karawang Barat. Di bengkel tersebut melayani servis berkala,
perbaikan body (body repair) dan Dealer Mobil
Honda Kumala karawang memiliki Direktur yang bernama Bapak Wawan wiratma
Dan di pimpin atau di atur oleh menejer servis yang bernama Bapak Herri Mustofa
Bengkel ini Buka jam 08.30 WIB sampai jam 17.00 WIB Buka setiap hari
50
Organisasi Bengkel
Bpk.wawan wiratma
Bpk.Mustofa
Bpk. Ilham
51
1. Bpk jajang 1. Mas Naufal
1. Bpk ludi
2. Mas Ibnu 2. Mas Egi
2. A fauzan
52
5. Melahirkan sikap bertanggung jawab , jujur ,disiplin , sikap mental dan
beretika yang baik serta dapat bersosialisasi dengan linggukan sekitar
6. Memberi motifasi sehingga siswa-siswi Bersemangat dalam meraih cita-cita
mereka.
7. Melatih siswa-siswi nya agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci
dari apa yang mereka kerjakan selama praktek kerja lapangan.
Bab II
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI
53
Sistem Variable Valve Timing dan Lift Electronic Control (VTEC) adalah
keistimewaan enginering untuk mengubah valve timing dan lift parameter dalam
menyesuaikan karateristik kecepatan mesin. Cara kerjanya adalah dengan menyesuaikan
sesempurna mungkin sifat-sifat pembakaran yang sesuai dengan kebutuhan kerja mesin,
sehingga menghasilkan performa tinggi dan efisiensi.
a. Komponen
1. Camshaft
Intake camshaft untuk SOHC VTEC mempunyi tiga jenis tipe cam, yakni, primer, menengah
dan sekunder. Cam ini mepunyai profil tersendiri untuk membuat valve timing dan lift
A =cam sekunder
B = cam menengah
C = cam primer
Gambar 2.1 Camshaft
Sumber : https://images.app.goo.gl/nJcJ2LoHzzHQ2kcM7
2. Rocker arm
Rocker arm primer, menengah dan sekunder digabungkan ke dalam satu
peralatan Rocker arm primer dan sekunder membuat hubungan dengan katub. Setiap
rocker arm terdiri dari synchronizing. piston stopper piston, dan spring. Melalui aksi
dari komponen ini, gerakan dari rocker arm yang terpisah dapat dihubungkan atau tidak
selama mesin itu bekerja.
54
Gambar 2.2 Rocker arm
Sumber : https://images.app.goo.gl/nJcJ2LoHzzHQ2kcM7
55
4. Spool valve
Spool valve assembly ditempelkan di sebelah cylinder head. Terdiri dari sebuah screen,
solenoid, dan spool valve.
Fungsi valve ini adalah untuk mengontrol lintasan oli antara pompa oli dan
synchronizing piston. Saat solenoid diaktifkan, spool valve membuka lintasan oli dan tekanan
hydraulic digunakan ke synchronizing piston, kemudian sistem VTEC diaktifkan
Sumber : https://images.app.goo.gl/nJcJ2LoHzzHQ2kcM7
5. Control sistem (ECM)
Sistem VTEC dikontrol oleh PGM-FI ECM. Dengan menggunakan banyak sensor, ECM
mengawasi kecepatan mesin, tingkat beban mesin, kecepatan kendaraan, temperatur
pendingin mesin dan banyak faktor- faktor lain. Kemudian, dalam mereferensi data ini,
ECM menentukan kondisi kerja mesin mutakhir dan mengaktifkan solenoid valve
(Selanjutnya solenoid valve mengontrol tekanan hydraulic yang dikirim ke spool
valvevalve.)
56
Gambar : 2.4 ECM
Sumber : https://images.app.goo.gl/nJcJ2LoHzzHQ2kcM7
57
Gambar 2.5
Sumber : https://images.app.goo.gl/trfrGVor9AFG9E4C7
Gambar 2.6
Sumber : https://images.app.goo.gl/BfvkqbKBTRfgqAvEA
Gambar 2.7
Sumber : https://images.app.goo.gl/8EUG1km7ZZurYhgC7
2) Kemudian siapkan bahan yaitu gasket spool valve dan Brake cleaner
58
Gambar 2.8
Sumber : Dokumen pribadi
Gambar : 2.9
Sumber : https://images.app.goo.gl/39cdZxyq1v7GEbWR9
Gambar : 2.10
Sumber : https://youtu.be/30JRyJaJMXQ
59
GambarGambar : 2.11
Sumber : https://youtu.be/30JRyJaJMXQ
Gambar : 2.12
Sumber : https://youtu.be/30JRyJaJMXQ
6) Selanjutnua beri lem pada permukaan spool valve yang akan di pasang
gasket tunggu beberapa menit lalu pasangkan gasket baru ke permuaakn
spool valve yang telah di beri perekat
GambarGambar : 2.13
Sumber : https://youtu.be/30JRyJaJMXQ
60
7) Terakhir pasangkan kembali spool valve dan kencangkan kembali baut.
Gambar :2.14
Sumber : https://youtu.be/30JRyJaJMXQ
8) Bersihkan bekas oli yang menetes menggunaka majun, lepas vender
cover, dan rapihkan kembali alat yang sudah digunakan.
2.3 Implementasi k3
1. Menggunakan pakaian wearpack sesuai dengan standar bengkel
2. Menggunakan sepatu
3. Menggunakan vender cover agar tidak ada cairan yang mengenai body mobil.
4. Mengguanakan sarung tangan
61
BAB III
PENUTUP
3.1 simpulan
Sistem VTEC sistem terbarukan di mobil honda. Sistem VTEC dipasang pada katup intake dan
engine yang memiliki 4 katup. Sistem hidrolik elektrik mengatur operasi dari dua buah camlobe yang
berbeda pada kecepatan rendah dan kecepatan tinggi. Hal ini akan memberikan timing pengangkatan
katup yang optimum pada semua tingkat kecepatan. Dapat disimpulkan bahwa sistem VTEC
mengurangi pemakaian bahan bakar dan meningkatkan daya engine.
3.2 Saran
Bagi sekolah
Berikanlah ilmu pengetahuan ataupun lainnya yang cukup, kepada siswa yang sedang
melaksanakan PKL.
Hendaknya bagi siswa yang berada diluar kota tetap memiliki pembimbing.
Guru pembimbing hendaknya lebih sering melakukan pemantauan atau berkomunikasi terhadap
siswa PKL.
Bagi lapangan
Berikanlah contoh yang baik kepada siswa PKL.
membimbing para peserta PKL dengan lebih baik tanpa ada rasa sungkan. Tujuannya agar
anak-anak PKL dapat bekerja dengan lebih maksimal serta efektif dan efisien
62
Daftar Pustaka
https://youtu.be/30JRyJaJMXQ
https://images.app.goo.gl/nJcJ2LoHzzHQ2kcM7
https://images.app.goo.gl/39cdZxyq1v7GEbWR9
https://images.app.goo.gl/8EUG1km7ZZurYhgC7
https://images.app.goo.gl/BfvkqbKBTRfgqAvEA
https://images.app.goo.gl/trfrGVor9AFG9E4C7
63
Proses melepaskan spool valve menggunakan shock 10, Racet, sambungan shok
64
Lampiran lampiran
65
DAFTAR PUSTAKA
Maryanto, dkk. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik XI. Depdiknas. Jakarta
Miharja, Ratih. 2012. Buku Pintar Sastra Indonesia. Laskar Aksara. Jakarta.
Mawati, Heny. 2021. Cedas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Pusat Perbukuan: Jakarta
https://www.google.com/search?q=Menulis+Puisi+Berdasarkan+Cerpen&sca_esv=594132950&sxsrf=
https://www.sepenuhnya.com/2018/03/puisi-negeri-haha-hihi.html
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Materi Belajar: Pengertian Konversi dan
Contoh Mengonversi Teks Cerpen, Puisi & Drama, https://medan.tribunnews.com/2022/12/01/materi-
belajar-pengertian-konversi-dan-contoh-mengonversi-teks-cerpen-puisi-drama?page=2.
Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Royandi Hutasoit
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Materi Belajar: Cara Mengonversi Teks
Cerpen Ke Teks Puisi, https://medan.tribunnews.com/2022/12/13/materi-belajar-cara-mengonversi-
teks-cerpen-ke-teks-puisi.
https://kumpulanbahasaindonesia54.blogspot.com/2018/07/rekayasa-teks-cerpen-menjadi-puisi.html
(https://haloedukasi.com/perbedaan-prosa-puisi-dan-drama)
66