Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG DEMAM SEDERHANA (KDS)

DI RUANG ANAK (AL-LUQMAN) RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY


KANDANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Praktik Profesi Keperawatan Anak (PPKA)
Preseptor Akademik : Mariani, Ns., M.Kep
Preseptor Klinik : Nunung Utri Wantini, S.Kep., Ns

Disusun Oleh:
NAMA : DESSY RUSMILAWATI, S.Kep
NPM : 2314901210086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


LAPORAN PENDAHULUAN
KEJANG DEMAM SEDERHANA (KDS)
A. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu 38 oC. Yang
disebabkan oleh suatu proses ekstranium, biasanya terjadi pada usia 3 bulan-5 tahun.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
mencapai >380C). kejang demam dapat terjadi karena proses intracranial maupun
ekstrakranial. Kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak berumur 6 bulan sampai
dengan 5 tahun (Amid dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
B. Fisiologis Kebutuhan Dasar

Infeksi, bakteri, virus, Rangsangan mekanik


dan parasit dan biokimia

Reaksi inflamasi Perubahan konsentrasi ion


di ruang ekstraseluler

Proses demam
Keseimbangan potensial
membrane ATPASE

Difusi Na+ dan K+

Resiko kejang berulang Kejang Aktivitas otot


meningkat

Kurang informasi Kurang dari Lebih dari 15 Metabolisme


pengobatan 15 menit menit meningkat
perawatan:
kondisi, prognosis,
Tidak Perubahan
lanjut, dan diet Suhu tubuh
menimbulkan suplai darah meningkat
gejala sisa ke otak
Kurang
pengetahuan Hipertermi
Resiko kerusakan sel neuron
Inkordinasi kontraksi otak
otot mulut dan lidah
Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
Resiko
cidera Kurang kesadaran
No Diagnosa Definisi Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
keperawatan
1. Ketidakefektifan Keadaan ketika individu - Penurunan kesadaran - Gangguan vaskuler
perfusi jaringan mengalami penurunan - Perubahan tanda vital - Ateriosklerosis
serebral berhubungan sirkulasi jaringan serebral - Papila edema - Hipertensi
dengan gangguan (otak) (Lynda jual, 2013) - Perubahan pola nafas - Hipotensi
afinitas Hb Oksigen, atau mengalami penurunan - Hasil pemeriksaan CT - Dikrasia darah (gangguan trombosit)
penurunan Hb sirkulasi jaringan otak yang Scan adanya edema - Trombosis anterial
oksigen, dapat mengganggu serebri, Hematoma - Trombosis ven profunda
hipervolemia, kesehatan (Herdman, 2015).
hipoventilasi.
2 Hipertermia Suhu inti tubuh diatas - Postur abnormal - Dehidrasi
berhubungan dengan rentang diurnal normal - Pakaian tidak sesuai
dehidrasi, suhu karena kegagalan - Kulit kemerahan - Aktivitas berlebihan
lingkungan tinggi, termoregulasi - Letargi
penyakit,
peningkatan laju - Kejang
metabolisme. - Kulit terasa hangat
- Takikardia
3. Resiko cidera Rentan pada cedera fisik Kondisi terkait: Faktor resiko:
akibat kondisi lingkungan - Golongan darah abnormal - Disfungsi kognitif
yang berinteraksi - Perubahan performa - Pajanan pada kimia toksik
dengansumber adaptif dan psikomotor - Tingkat imunisasi di komunitas
sumber defensif individu, - Penyakit autoimun - Kurang pengetahuan tentang faktor
yang dapat mengganggu - Disfungsi biokimia yang dapat diubah
kesehatan - Disfungsi efektor - Malnutrisi
- Hipoksia - Manifestasi neurobehavioral
- Penyakit sistem imun - Agens nosokomial
- Hambatan mikanisme - Pajanan pada patogen
pertahanan primer - Barier fisik
- Gangguan sensasi - Kurang sumber nutrisi
- Disfungsi sensori integrasi - Mode transportasi tidak aman
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional
1. Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan Terapi oksigen 3320
jaringan serebral keperawatan diharapkan masalah 1. Pertahankan kepatenan 1. Memastikan jalan nafas
berhubungan dengan ketidakefektifan perfusi jaringan jalan nafas tidak terganggu.
gangguan afinitas Hb serebral dapat teratasi dengan 2. Berikan oksigen tambahan 2. Agar suplay oksigen
Oksigen, penurunan Hb kriteria hasil: sesuai yang diperintahkan terpenuhi
oksigen, hipervolemia, Status neurologi 0909
hipoventilasi. 1. Kesadaran dari 3 (cukup Manajemen edema serebral
terganggu) menjadi 5 (tidak 2540
terganggu) 1. Monitor adanya 1. Mengkaji keluhan yang
2. Tekanan intrakranial dari 2 kebingungan, perubahan dirasakan
(banyak terganggu) menjadi 5 pikiran, keluhan pusing 2. Mengetahui status
(tidak terganggu) dan pingsan. kardiorespirasi pasien
3. Pola bernafas dari 2 (banyak 2. Monitor tanda-tanda vital 3. Meminalisir adanya
terganggu) menjadi 5 (tidak 3. Monitor TIK dan CPP tingkatan pada TIK dan
terganggu) 4. Kurangi stimulus dalam CPP
4. Aktivitas kejang dari 3 lingkungan pasien 4. Batasi kunjungan pada
(sedang) menjadi 5 (tidak ada) 5. Berikan anti kejang, pasien
sesuai kebutuhan 5. Meminimalkan adanya
pembekuan dara
2. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Perawatan demam 3740
berhubungan dengan keperawatan diharapkan masalah 1. Pantau suhu dan tanda- 1. Pemantauan tanda-tanda
dehidrasi, suhu hipertermi dapat teratasi dengan tanda vital lainnya vital dapat menentukan
lingkungan tinggi, kriteria hasil: 2. Monitor asupan dan perkembangan keperawatan
penyakit, peningkatan Termoregulasi 0800 keluaran,sadari perubahan selanjutnya.
laju metabolisme. 1. Tingkat pernafasan dari 1 kehilangan cairan yang tak 2. Pemantauan asupan dan
(sangat terganggu) menjadi 4 dirasakan keluaran untuk mengetahui
(sedikit terganggu) 3. Dorong konsumsi cairan kebutuhan cairan yang
2. Hipertermi dari 1(berat) 4. Beri obat atau cairan IV dibutuhkan sehingga
menjadi 4 (ringan) (antipiretik, agen anti pemberian cairan dapat
3. Sakit kepala dari 2 (banyak bakteri dan agen anti diberikan secara tepat.
mengganggu) menjadi 5 menggigil) 3. Kebutuhan cairan
(tidak terganggu) 5. Tutup pasien dengan meningkat karena adanya
selimut atau pakaian proses penguapan.
ringan, tergantung pada 4. Antipiretik berfungsi untuk
fase demam (memberikan menurunkan panas.
selimut hangat untuk fase 5. Proses hilangnya panas
dingin, menyediakan akan terhalangi oleh
pakaian atau linen tempat pakaian tebal dan tidak
tidur ringan untuk demam dapat menyerap keringat.
dan fase bergejolak/flush) 6. Aktifitas yang berlebihan
6. Fasilitasi istirahat, dapat meningkatkan
terapkan pembatasan metabolisme dan panas.
aktivitas. 7. Pemantauan yang ketat
7. Pantau komplikasi- untuk menghindari
komplikasi yang terjadinya kondisi yang
berhubungan dengan lebih buruk serta dapat
demam serta tanda dan memberikan intervensi
gejala kondisi penyebab secara cepat dan tepat.
demam (kejang,
penurunan tingkat
kesadaran,dll)

3. Resiko cidera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Lingkungan 6480


Faktor-faktor risiko : keperawatan diharapkan masalah 1. Ciptakan lingkungan yang 1. Meminimalisir terjadinya
- Disfungsi kognitif resiko cidera dapat teratasi aman bagi pasien cedera fisik bagi pasien.
- Pajanan pada kimia dengan kriteria hasil: 2. Singkirkan benda-benda 2. Meminimalisir terjadinya
toksik 1. Mampu menjelaskan cara berbahaya dari lingkungan cedera fisik bagi pasien.
- Tingkat imunisasi di mencegah injury dari 1 (berat) 3. Sediakan tempat tidur dan 3. Meminimalisir terjadinya
komunitas ke 4 (Ringan) lingkungan yang bersih cedera fisik bagi pasien.
- Kurang pengetahuan 2. Mampu menggunakan fasilitas dan nyaman
tentang faktor yang kesehatan yang ada dari 1
dapat diubah (sangat terganggu) ke Manajemen Kejang 2680 1. Meminimalisisr rasa tidak
- Malnutrisi 4( sedikit terganggu) 1. Longgarkan pakaian nyaman pada pasien
- Manifestasi 3. Mampu mengenali perubahan 2. Balikkan badan klien ke 2. Mencegah komplikasi
neurobehavioral status kesehatan dari 1 (sangat satu sisi dekubitus
- Agens nosokomial terganggu) ke 4 (sedikit 3. Pandu gerakan klien 3. Meminimalisisr adanya
- Pajanan pada terganggu) 4. Monitor arah kepala dan cedera
patogen 4. Mampu memodifikasi gaya mata selama kejang 4. Meminimalisir resiko
- Barier fisik hidup untuk mencegah injury 5. Tetap di sisi klien selama cedera saat kejang.
- Kurang sumber dari 1 (berat) ke 4 (ringan) kejang 5. Melakukan pengawasan saat
nutrisi 6. Catat karakteristik kejang pasien kejang
- Mode transportasi 6. Mencatat frekuensi kejang
tidak aman
DAFTAR PUSTAKA

Fida & Maya. 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Yogyakarta: D-Medika .
Herman, T Heather, Shigemi Kamitsuru, dan Camila Takao Lopes. 2021-2023. NANDA
Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi edisi 12. Jakarta : EGC
Nanda 2011-2012. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Primamedika.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC.
https://www.perawatkitasatu.com/2018/10/asuhan-keperawatan-kejang-demam-anak.html
Kandangan, Januari 2024

Preseptor Klinik, Mahasiswa,

Nunung Utri Wantini, S.Kep., Ns (Dessy Rusmilawati, S.Kep)


Kandangan, Januari 2024

Preseptor Akademik, Mahasiswa,

(Mariani, Ns., M.Kep) (Dessy Rusmilawati, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai