Anda di halaman 1dari 2

Slide 1

Orang Rohingya adalah orang india yang berimigrasi ke Myanmar sejak tahun 1055 atau sejak
abad ke 12. Mereka tinggal di kawasan Arakan yang dekat dengan negara Bangladesh. Tetapi,
pada tahun 1785, Inggris menjajah Myanmar untuk memperebutkan wilayah Myanmar, sehingga
orang-orang Arakan kabur ke Bangladesh, termasuk orang Rohingya. Setelah menjajah wilayah
mnyanmar, inggris mengubah system pemerintahan karena tidak mendukung keberlangsungan
raja. Oleh karena itu, Inggris membuat banyak orang beragama islam bekerja di kantor
pemerintahan.

Slide 2
Setelah merdeka, pemerintah Myanmar mengeluarkan aturan Burma Citizenship Law 1982 yang
mengatur mengenai etnis mana saja yang diperbolehkan mendapat status kewarganegaraan. Tapi,
etnis Rohingya tidak termasuk dalam aturan ini, yang berarti etnis Rohingya tidak diakui di
negara Myanmar.
Nasib Rohingya kian tersudut kala kudeta militer berhasil dilakukan (1982). Negara mewajibkan
semua warga membawa akases kartu nasional sedangkan, Rohingya hanya diberi kartu identitas
warga asing. Kartu ini membatasi kesempatan kerja maupun akses pendidikan mereka.
Pada 1962, Jenderal Ne Win mensistematiskan penindasan terhadap Rohingya dengan
membubarkan organisasi politik dan sosial mereka. Pasukan pemerintah Burma mengusir ribuan
muslim Rohingya secara brutal, ini dapat dilihat dengan pembakaran pemukiman, pembunuhan,
hingga pemerkosaan. Hingga 1978, tercatat lebih dari 200 ribu muslim Rohingya melarikan diri
ke Bangladesh.

Slide 3,
APA YANG DIALAMI? Etnis rohingya mengalami kejahatan dalam berbagai bentuk seperti
pemerkosan, pembunuhan penindasan terhadap anak-anak, perampasan rumah, tanah,
pemusnahan dan dilarang untuk memperbaiki masjid, penggantian masjid dengan pagoda
Buddha, pergerakan dan perkawinan mereka dibatasi, penangkapan dan penyiksaan tanpa bicara,
serta pemaksaan keluar dari islam dan menganut buddha. Tindakan yang dilakukan oleh
Myanmar terhadap etnis rohingnya merupakan kejahatan Genosida.
Slide 4
MENURUT HUKUM INTERNASIONAL Genosida menurut Pasal 6 Statuta Roma 1998
merupakan kejahatan yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk menghancurkan
seluruh atau sebagian etnis, ras, suku, dan agama seperti : (a). Membunuh suatu kelompok; (b).
Menyebabkan luka parah atau merusak mental suatu kelompok; (c). Dengansengaja mengancam
jiwa suatu kelompok yang menyebabkan luka fisik baik sebagian maupun keseluruhan; (d).
Melakukan tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran dalam kelompok; (e).
Memindahkan anak-anak secara paksa dari satu kelompok-ke kelompok lain
Slide 5
Majelis Umum PBB telah menyetujui resolusi yang mengeksekusi pelanggaran hak asasi
manusia terhadap Rohingya dan minoritas lainnya di Myanmar. Namun, hal tersebut tidak
ditanggapi dengan baik oleh pemerintah Myanmar dan hingga saat ini masih belum ada upaya
dalam penyelesaian sengketa tersebut. Sengketa ini diselesaikan melewati Upaya non-litigasi,
seperti mediasi, konsiliasi, dan negosiasi sudah pernah dipakai untuk upaya penyelesaian
sengketa namun belum juga menemukan titik terang dalam Solusi penyelesaian sengketa
tersebut.
Suatu negara yang telah menyelesaikan suatu kasus melalui jalur litigasi maupun non litigasi
tetapi tetap belum ada titik temu dari kasus tersebut, maka kasus tersebut berhak diambil alih
oleh dewan keamanan PBB melalui mahkamah pidana internasional (international criminal court
(ICC))
Slide 6
BAGAIMANA SIKAP INDONESIA?
Indonesia berhak membantu dan berkontribusi untuk memberikan perlindungan hak asasi
manusia pada etnis Rohingya yang mengungsi ke wilayah Indonesia. Hal tersebut didasari pada
etnis Rohingya yang merupakan korban genosida dan sudah sepantasnya untuk menampung etnis
Rohingya dengan syarat bantuan yang diberikat bersifat sementara.
Adanya kondisi waktu yang bersifat temporer karena Indonesia tidak meratifikasi aturan yang
berkaitan tentang pengungsi, yaitu Convention Relating to the Status of Refugees (Konvensi
1951) dan Protocol Relating to the Status of Refugees (Protokol 1967). Maka, Indonesia tidak
mempunyai kewajiban untuk menindak pengungsi Rohingya yang terus berdatangan.
Slide 7
Namun, atas rasa kemanusiaan dalam menunaikan sila kedua Pancasila maka Indonesia
menerima pengungsi Rohingya. Indonesia menampung pengungsi dengan memberikan
kebutuhan pokok seperti, sandang, pangan, dan papan. Hal ini tertuang pada Peraturan Presiden
No. 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsu dai Luar Negeri. Untuk tindakan
selanjutnya, penanganan, perlindungan, pemenuhan hak, dan penetapan status para pengungsi
Rohingya di Indonesia akan dilakukan oleh organisasi internasional yakni, UNHCR dan IOM.
Jadi, organisasi tersebut memiliki kewajiban untuk membiayai, memfasilitasi, dan mencarikan
solusi sampa dengan ditempatkan di negara ketiga.

Anda mungkin juga menyukai