Anda di halaman 1dari 3

NAMA : IKHROMI HARMANTIO PUTRA

NIM : 200710101159
NO. HP : 081217251037

Perihal : Penyampaian Pendapat Hukum Terkait Pada Kasus Kekerasan yang Dialami Oleh
Masyarakat Rohingya

Dengan Hormat,
Bersamaan dengan ini saya, Ikhromi Harmantio Putra akan menyampaikan Pendapat Hukum
( Legal Opinion ) dari saya tentang kekerasan yang dirasakan oleh Masyarakat Rohingya,
sebagai berikut :

Fakta Hukum
1. Bahwa semua posisi kasus yang tercantum di dalam Pendapat Hukum ( Legal Opinion
) terkait kasus kekerasan yang dialami oleh masyarakat Rohingya ini telah sesuai
fakta dan kebenarannya.
2. Bahwa semua urutan peristiwa yang terjadi tidak diubah-ubah, mengada-ada, dan
jelas sesuai fakta yang ada.
Pendapat Hukum ( Legal opinion ) ini didasarkan pada kualifikasi sebagai berikut :
1. Legal opinion ini hanya terbatas pada Hukum Internasional
2. Legal Opinion ini diberikan berdasarkan kepada Hukum Internasional yang berlaku
dan sesuai dengan fakta peristiwa yang ada.

Kasus Posisi ( Position Case )


1. Bahwa Adanya indikasi perlakukan diskriminatif dari pemerintahan Myanmar kepada
masyarakat Rohingya. Masyarakat Rohingya mendapakan perlakukan diskriminatif
dari negara yang perlakuannya mengelompokkan secara berbeda dengan
masyarakat Myanmar selainnya. Masyarakat Rohingya disiksa, ditindas dan
diperlakukan secara tidak senonoh oleh pemerintahan Myanmar sendiri.
2. Bahwa Masyarakat Rohingya tidak diakui status kewarganegaraannya oleh
pemerintah Myanmar sendiri. Berkenaan dengan kewarganegaraan tercantum
dalam pasal 17 (1) Universal Declaration of Human  Right dijelaskan bahwa setiap
orang berhak atas suatu kewarganegaraan. Presiden Myanmar sendiri menyarankan
agar Masyarakat Rohingya untuk ditampung pihak UNHCR atau negara lain yang
menampung .
3. Bahwa Masyarakat Rohingya dibatasi kebebasannya dalam beribadah, bukti yang
ada terjadi di awal bulan Juni 2012 hampir keseluruhan masjid di daerah pemukiman
Masyarakat Rohingya telah dihancurkan atau dibakar,  banyak masjid dan madrasah
ditutup dan muslim tidak  boleh beribadah di dalamnya. Jika ada yang melanggar
atau mencoba beribadah akan ditangkap dan dihukum. Adanya larangan untuk
berpraktek agama berasal dari universal Declaration of human rights pasal 18.

Isu Hukum ( Legal Issues )


1. Bagaimana peran Indonesia dalam mengatasi permasalahan yang mendatangi
saudara kita di Rohingya tersebut?

Sumber Hukum ( Source of Law )


1. Universal Declaration of Human Right pasal 17 ayat ( 1 ).
2. Universal Declaration of Human Right pasal 18.
3. Pembukaan UUD NRI 1945

Argumentasi Hukum
1. Bahwa kasus yang dialami Masyarakat Rohingya menjadi pusat perhatian dari para
pejabat tinggi negara-negara lain, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia
hendaknya berinisiatif secara langsung untuk merundingkan kasus tersebut dengan
pihak Myanmar melalui media PBB, ASEAN, dan forum lain. Karena dirasa Pihak
Pemerintah Myanmar dalam menangani kasus ini menghasilkan keputusan yang
kurang bijak atau berat sebelah.
2. Bahwa Indonesia selalu siap sedia memberikan bahan sandang, pangan, papan untuk
keberlangsungan hidup Masyarakat Rohingya karena Indonesia tidak berpihak
manapun atau netral, sehingga pihak Indonesia dapat mudah dalam memasok bahan
tersebut, serta agar dipermudah dalam memberikan pasokan kebutuhan hendaklah
Indonesia menggandeng beberapa pihak seperti ASEAN, PBB serta OKI agar dapat
memperlicin arus pengantaran pasokan, tetapi jangan membawa organisasi
keagamaan terlebih organisasi islam karena akan semakin memperbesar
permasalahan.
3. Bahwa dengan adanya kasus ini terhadap kepemerintahan Myanmar, diperlukan
desakan politik dan Kerjasama antar berbagai pihak agar pihak Myanmar dapat
segera sadar jika tidak hanya msyarakat asli Myanmar yang memiliki HAM, namun
Masyarakat Rohingya juga memiliki HAM tekait keberlangsungan hidup mereka.
Seperti yang tercantum didalam pembukaan UUD NRI 1945 yang berbunyi “Bahwa
sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.” Jadi, negara harus selalu memperjuangkan hak dari pihak lain karena
kemerdekaan adalah hak seluruh bangsa, golongan, maupun etnis. Masyarakat Rohingya
yang terenggut Hak Asasinya harus diperjuangkan Kembali agar dapat bersuara
selayaknya masyarakat lain.

Kesimpulan dan Rekomendasi ( Conclusion and Recommendation )


1. Diharapkan pemerintahan Indonesia lebih gencar untuk menangani kasus HAM
Internasional, karena sebagai makhluk sosial kita semua hidup berdampingan dan
akan lebih harmonis dalam menjalin hubungan bilateral maupun multilateral.
2. Diharapkan pemerintahan Myanmar lebih memahami konteks HAM karena
membatasi HAM masyarakat Rohingya adalah Tindakan kejahatan yang salah.
3. Diharapkan pemerintahan Myanmar untuk segera dibenahi karena dalang dari
permasalahan kekerasan terhadap Masyarakat Rohingya bersumber dari sistem
pemerintahan itu sendiri.
4. Diharapkan bahwa pemimpin dari negara Myanmar harus orang yang memiliki sisi
kemanusiaan tinggi, dapat dilihat dari kasus kekerasan yang dialami Masyarakat
Rohingya, hampir keseluruhan hak-hak mereka dibatasi.
5. Diharapkan perwakilan dari pihak negara lain manapun harus bertindak secara tegas
dalam menangani kasus kekerasan yang dialami Masyarakat Rohingya karena telah
banyak memakan korban.
6. Diharapkan pihak dari pemerintahan Indonesia memberikan bantuan dengan
mengirim Pasukan Garuda sebagai penjaga keamanan dan ketertiban, untuk
mempertahankan hak-hak masyarakat Rohingya.
7. Diharapkan pihak Indonesia mengecam secara keras dan lantang melalui konverensi
PBB karena mengancam dan merenggut HAM Masyarakat Rohingya.

Penutup ( Closing )
Demikian Legal Opinion ini saya buat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Sekian, Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai