Anda di halaman 1dari 2

‫الحمد هلل رب العالمين وبه نستعين‬

‫الصالة و السالم على اشرف االنبياء والمرسلين‬


‫وعلى اله وصحبه اجمعين‬
)‫ومن تبعه باحسان الى يوم الدين (اّمابعد‬
Bapak ibu dewan juri dan para guru yang saya hormati
Serta teman teman yang saya sayangi
Marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah swt karena Rahmat, Taufiq dan
hidayahnya, sampai detik ini kita masih diberikan nikmat sehat, nikmat iman, dan nikmat islam.
‫بقولنا الحمدهلل رب العالمين‬
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi
Muhammad SAW, Nabi akhiruz zaman, membawa Cahaya yang menerangi umat manusia dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni zaman Islamiyah.
Semoga kita mendapat syafa’atnya fiyaumil qiyamah Aamien.. ya rabbal ‘alamin..
‫اللهم صلي على سيدنا محمد‬
Hadirin rohimakumullah…
Pada kesempatan yang penuh barokah ini, saya Juwita Rahmawati ingin menyampaikan pidato
yang berjudul :
MENJAGA LISAN DALAM PERTEMANAN
Hadirin rahimakumullah…
apakah hadirin tahu apa sajakah maksiat lisan yang perlu dijauhi dalam hubungan pertemanan?
Hadirin rohimakumullah…
Perlu kita ketahui bahwa maksiat lisan itu ada tiga :
Maksiat lisan yang pertama adalah Kadzib/Dusta. Apakah Kadzib/Dusta itu? Imam Al Mawardi
berkata, “Dusta adalah penghimpun seluruh kejahatan dan pangkal setiap perbuatan tercela karena bisa
mengakibatkan timbulnya namimah/adu domba, sedangkan namimah melahirkan kebencian, dan
kebencian akan membawa kepada permusuhan. Dan kalau sudah bermusuhan, sudah tentu tidak
dirasakan lagi rasa aman dan tentram”. Oleh karena itulah dikatakan :
‫من قل صدقه قل صديقه‬
“Barangsiapa yang sedikit kejujurannya, maka sedikit pula temannya.”
Lalu, maksiat lisan yang kedua adalah Ghibah/menggunjing. Imam An Nawawi berkata, “Ghibah
adalah membicarakan seseorang tentang hal yang tidak disukainya jika dibicarakan, baik berkaitan
dengan badan orang itu, ibadahnya, keduniaannya, kepribadiannya, fisiknya, akhlaknya, hartanya,
anaknya, istrinya, pembantunya, pakaiannya, gerakannya, raut mukanya, masam mukanya dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan dirinya, baik menyebutkan secara langsung dengan kata-kata maupun
dengan isyarat dan atau kedipan mata.”
Dan maksiat lisan yang ketiga adalah Namimah/Mengadu Domba. Nabi SAW pernah melewati dua
kuburan, lalu beliau bersabda; “Keduanya sedang disiksa, keduanya disiksa karena mengira bukan dosa
besar”, Beliau melanjutkan sabdanya, “Padahal sebenarnya (dosa besar). Adapun salah satunya, ia pergi
ke sana kemari mengadu domba, sedangkan yang satu lagi tidak menjaga diri dari kencingnya.”
Hadirin rohimakumulloh,
Lantas bagaimana agar lisan dalam pertemanan kita selamat dari maksiat-maksiat tersebut? Pada suatu
saat, ‘Uqbah bin ‘Amir rodhiallohu ‘anhu pernah bertanya, “Wahai Rosululloh, di manakah letak
keselamatan itu?” Rosululloh SAW menjawab ;

‫َأْمِس ْك َع َلْيَك ِلَس اَنَك َو ْلَيَس ْع َك َبْيُتَك َو اْبِك َع لَى َخ ِط ْيَئِتَك‬


“Jagalah lisanmu, sempatkanlah berada di rumahmu dan tangisilah dosa-dosamu.” (HR. Tirmidzi)
Dan Allah swt berfirman dalam al-qur’an surah qaff ayat 18
‫مايلفظ من قول اال لديه رقيب عتيد‬
“Tidak suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada didekatnya malaikatnpengawas
yang selalu hadir”
Hadirin rohimakumulloh,
Sebelum rahma akhiri rahma ingin bernyanyi dulu ya…
Putri raja sedang tertawa..
Rambutnya Panjang sampai ke tanah..
Jagalah lisan wahai saudara..
Agar kelak masuk surga…
jalan-jalan ke Surabaya
Tidak lupa membeli makanan
Cukup sekian pidato dari saya
Bila ada salah mohon dimaafkan….
‫انظر ما قال وال تنظر من قال‬
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai