Anda di halaman 1dari 1

Yang saya hormati Ibu Kepala Sekolah SMP N 1 Pemalang dan Dewan Guru

beserta staf Tata Usaha.Serta teman-temanku yang dirahmati Alloh SWT.

Awwalan, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufiq, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua.
Saniyan, Sholawat beserta Salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabiyulloh Muhammad SAW, shohibussyafa’at fiyaumil qiyamat.

Hadirin rohimakumulloh,
Pada kesempatan yang penuh barokah ini, saya akan menyampaikan pidato yang
bertema “Menjaga Lisan”. Memang benar apa kata pepatah ; “Mulutmu
Menentukan Kualitas Dirimu”, “Tong Kosong Berbunyi Nyaring”, “Mulutmu adalah
Harimaumu” dan masih banyak pribahasa yang lainnya. Namun, apakah hadirin tahu
apa sajakah maksiat lisan itu?

Hadirin rohimakumulloh,
Maksiat lisan yang pertama adalah Kadzib/Dusta. Apakah Kadzib/Dusta itu? Imam
Al Mawardi berkata, “Dusta adalah penghimpun seluruh kejahatan dan pangkal
setiap perbuatan tercela karena bisa mengakibatkan timbulnya namimah/adu
domba, sedangkan namimah melahirkan kebencian, dan kebencian akan membawa
kepada permusuhan. Dan kalau sudah bermusuhan, sudah tentu tidak dirasakan
lagi rasa aman dan tentram”. Oleh karena itulah dikatakan : “Barangsiapa yang
sedikit kejujurannya, maka sedikit pula temannya.”
Lalu, maksiat lisan yang kedua adalah Ghibah/menggunjing. Imam An Nawawi
berkata, “Ghibah adalah membicarakan seseorang tentang hal yang tidak disukainya
jika dibicarakan, baik berkaitan dengan badan orang itu, ibadahnya, keduniaannya,
kepribadiannya, fisiknya, akhlaknya, hartanya, anaknya, istrinya, pembantunya,
pakaiannya, gerakannya, raut mukanya, masam mukanya dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan dirinya, baik menyebutkan secara langsung dengan kata-kata
maupun dengan isyarat dan atau kedipan mata.”
Dan maksiat lisan yang ketiga adalah Namimah/Mengadu
Domba. Nabi SAW pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda; “Keduanya
sedang disiksa, keduanya disiksa karena mengira bukan dosa besar”, Beliau
melanjutkan sabdanya, “Padahal sebenarnya (dosa besar). Adapun salah satunya,
ia pergi ke sana kemari mengadu domba, sedangkan yang satu lagi tidak menjaga
diri dari kencingnya.”

Hadirin rohimakumulloh,
Lantas bagaimana agar lisan kita selamat dari maksiat-maksiat tersebut? Pada
suatu saat, ‘Uqbah bin ‘Amir rodhiallohu ‘anhu pernah bertanya, “Wahai Rosululloh,
di manakah letak keselamatan itu?” Rosululloh SAW menjawab ;
َ ِ‫لى َخ ِطيَْئت‬
‫ك‬ َ ‫ْك َع‬
ِ ‫ك َواب‬ َ ‫ك َو ْليَ َسع‬
َ ُ‫ْك بَ ْيت‬ َ ‫َأ ْم ِس ْك َعلَي‬
َ َ‫ْك لِ َسان‬
“Jagalah lisanmu, sempatkanlah berada di rumahmu dan tangisilah dosa-dosamu.”
(HR. Tirmidzi)

Hadirin rohimakumulloh,
Demikianlah pidato yang dapat saya uraikan, kurang lebihnya saya mohon maaf,
dan saya akhiri…

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai