Pornography Addiction 12
Pornography Addiction 12
Eric tumbuh Bersama ibu kandung dan ayah tiri. Sejak usia 4 tahun ia sering mendengar
kedua orang tuanya bertengkar. Ayah tirinya memiliki majalah pornografi dan tersebar di
berbagai sudut rumah. Ibunya berusaha mencegah Eric untuk tidak melihat majalah tersebut.
Namun usaha ibunya tidak selalu berhasil, karena majalah tersebut terserak. Ketika
pertengkaran kedua orangtuanya meningkat, Eric bersembunyi, lalu melihat-lihat majalah
porno, dan memperoleh kepuasan dengan melihat majalah tersebut. Suasana rumah
membuat Eric merasa kesepian dan bersedih, dan membuat Eric lebih sering memilih
bersembunyi. Pertengkaran ibu dengan ayah tiri (ibunya berusaha agar Eric tidak terkena
tindak pemukulan atau kekerasan lainnya), lalu ibu Eric memberikan majalah tersebut agar
Eric tidak terkena tindak kekerasan. Tanpa disadari, perbuatan ibu Eric memperkuat dorongan
pada Eric untuk mencari ketenangan dan kenyamanan dengan melihat majalah tersebut.
Selanjutnya, jika Eric merasa sedih atau kesepian, ia akan melihat majalah tersebut. Memasuki
usia remaja, Eric semakin sering melihat majalah pornografi dan masturbasi. Ketika ia dewasa,
pornografi menjadi tidak memuaskannya, ia melakukan hubungan seksual dan memiliki relasi
interpersonal yang tidak sehat.
ULASAN KASUS ERIC :
Penyebaran pornografi saat ini sangat tinggi dan cepat melalui gadget yang
terkoneksi melalui internet, gadget pun sudah menjadi salah satu kebutuhan
utama bagi anak-anak terutamauntuk mendapatkan informasi terkait Pendidikan
mereka.
Kemudahan mengakses internet bagi siapa saja, termasuk mengaskses konten-
konten pornografi, dapat menimbulkan kecanduan.
istilah yang berkembang : sex-addiction
Bidang psikologi yang mempelajari internet dan permasalahannya : cyber
psychology.
HASIL PENELITIAN YANG TELAH DILAKUKAN
1)Young age.
Adiksi pornografi dapat terjadi pada anak-anak apabila anak mendapat exposure yang terlalu dini.
2)Controliling or disengaged parents.
Adiksi pornografi juga sangat mungkin terjadi pada anak dengan orang tua yang sangat keras atau
orang tua yang tidak terlibat dalam pengasuhan anak
3)Loneliness dan isolation.
Dapat disebabkan oleh perasaan kesepian dan dikucilkan, serta rumah tangga yang tidak harmonis
4) model of unhealthy relationships.
5) Negative social system
6) Early sexual experiences
TINGKATAN ADIKSI PORNOGRAFI
Tingkatan adiksi pornografi ada tujuh (7) level, sebagai berikut (page 25 - ) :
Level 1 :
Mild exposure : 1 – 2 kali dalam setahun, tidak mengganggu kehidupan sehari-hari
Level 2 :
Tidak ada tanda-tanda adiksi, sesekali melihat pornografi dengan meningkatnya ketertarikan
Level 3 :
Sign of trouble : melihat pornografi 1 kali dalam sebulan, biasanya mencoba untuk tidak melihat,
namun sesekali ada keinginan yang mendesak untuk melihat, sehingga tidak bisa lagi mengontrol diri
dan akhirnya melihat pornografi
Level 4 :Individu menyadari meningkatnya hayalan tentang pornografi, berusaha untuk berhenti
melihat pornografi, namun terjadinya withdrawl syndrome
LANJUTAN…
Level 5 :
Pornografi mempengaruhi kehidupan sehari-hari dikarenakan terlalu banyak waktu
yang dihabiskan untuk melihat pornografi
Level 6 :
Melihat pornografi mendominasi hari-harinya, memberikan dampak terhadap aktifitas
lain,seperti sekolah, relasi sosial dan sebagainya
Level 7 :
Pornografi menjadi tujuan utama individu, individu juga melakukan acting-out. Hal ini
membuat dirinya merasa hilang control diri terhadap pornografi
BAGAIMANA PRONOGRAFI MENYEBABKAN
ADIKSI ?
Terpapar adiksi, pandangan yang disebut sebagai vicious cycle : terjadinya rantai
adiksi :
- waktu-waktu yang rentan : ketika di rumah sendirian, kecapaian, stress dan
merasa kesepian
- Stimulus atau pemicu : sesuatu yang dilihat, didengar, dan diraba, memberikan rasa
sensual
- Perasaan : muncul penasaran, semangat
- Pemikiran : aku bertanya-tanya, bagaimana jika…., mengapa tidak…?
LANJUTAN….
Mengembangkan game-plan :
- Tuliskan perilaku yang ingin diubah
- Tuliskan hasil terhadap perilaku yang ingin diubah
- Tuliskan perilaku spesifik, lakukan pada setiap awal siklus (mengubah pikiran dan
tindakan)
- Teruskan untuk merevisi game-plan, setiap kali usai dilaksanakan untuk
mengetahui apakah hal itu efektif atau tidak ?
THE POWER OF BELIEF
Pada umumnya, kehidupan masyarakat kita seringkali berfokus pada perilaku yang
tidak sesuai dengan norma social, atau perilaku buruk (misalnya adiksi, kemarahan,
abuse), daripada untuk menemukan penyebab munculnya permasalahan (perilaku
buruk).
Sebagian besar upaya untuk mengubah perilaku yang salah adalah dipusatkan pada
menghentikan perilaku tersebut.
Dengan adiksi, kecanduan hingga menemukan akar penyebab, perlu menjadi
komponen utama sebelum dilakukan upaya penyembuhan dan perubahan yang
sesungguhnya dapat terjadi.
Akar penyebab : belief.
ILUSTRASI KASUS (PAGE 56 - )
When people begin look at their problem as if can be solved, a new and positive
feeling comes upen them. This is when positive change is just around the cornet.
Increase the motivation for change :
1. Look at and identify beliefs that keep you trapped in negative behaviors
2. Realize that you have the seeds to the solutions of your problems within you
3. Seek new knowledge or skills
4. Use your ouwn values to help you change
5. Check your progress over time, but do not force the desired changes upon
yourself
LOOK AT AND IDENTIFY BELIEFS THAT KEEP YOU
TRAPPED IN NEGATIVE BEHAVIORS
Our beliefs are very powerful because they guide our behavior. As beliefs are
evaluated it becomes obvious that they need to be reexamined.
Beberapa beliefs yang dimiliki individu yang terpapar pornografi :Menantang
keyakinan yang salah, misalnya :
1) menentukan belief yang selama ini diyakini, seperti keyakinan bahwa ia
melihat pornografi sekali lagi saja, tidak akan menyulitkan dirinya
2) lihatlah fakta, seperti : kamu sudah 1 tahun mengatakan hal yang sama
“melihat sedikit lagi saja pornografi tidak akan menyulitkanmu”.
Kenyataannya : kecanduanmu pada pornografi semakin meningkat.
REALIZE THAT YOU HAVE THE SEEDS TO SOLUTIONS
OF YOUR PROBLEMS WITHIN YOU