Anda di halaman 1dari 27

PORNOGRAPHY ADDICTION

DR. KEVIN B. SKINNER, 2005


PENGANTAR : ILUSTRASI KASUS
(KASUS ERIC, PAGE 9 - )

Eric tumbuh Bersama ibu kandung dan ayah tiri. Sejak usia 4 tahun ia sering mendengar
kedua orang tuanya bertengkar. Ayah tirinya memiliki majalah pornografi dan tersebar di
berbagai sudut rumah. Ibunya berusaha mencegah Eric untuk tidak melihat majalah tersebut.
Namun usaha ibunya tidak selalu berhasil, karena majalah tersebut terserak. Ketika
pertengkaran kedua orangtuanya meningkat, Eric bersembunyi, lalu melihat-lihat majalah
porno, dan memperoleh kepuasan dengan melihat majalah tersebut. Suasana rumah
membuat Eric merasa kesepian dan bersedih, dan membuat Eric lebih sering memilih
bersembunyi. Pertengkaran ibu dengan ayah tiri (ibunya berusaha agar Eric tidak terkena
tindak pemukulan atau kekerasan lainnya), lalu ibu Eric memberikan majalah tersebut agar
Eric tidak terkena tindak kekerasan. Tanpa disadari, perbuatan ibu Eric memperkuat dorongan
pada Eric untuk mencari ketenangan dan kenyamanan dengan melihat majalah tersebut.
Selanjutnya, jika Eric merasa sedih atau kesepian, ia akan melihat majalah tersebut. Memasuki
usia remaja, Eric semakin sering melihat majalah pornografi dan masturbasi. Ketika ia dewasa,
pornografi menjadi tidak memuaskannya, ia melakukan hubungan seksual dan memiliki relasi
interpersonal yang tidak sehat.
ULASAN KASUS ERIC :

 Individu dengan paparan akibat pornografi berkembang menjadi adiksi pornografi.


berawal dari kehidupan yang tidak membahagiakan, relasi yang keluarga yang
tidak menumbuhkan attachment (kelekatan), pada banyak kasus, individu merasa
kesepian dan kesendirian, tidak memiliki keterampilan sosial, sehingga kurang
memiliki teman. Pada umumnya individu menyadari memiliki masalah namun tidak
memiliki keberanian untuk membicarakan masalahnya kepada orang lain yang ia
percayai.
DEFINISI PORNOGRAFI :

 menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) :


1)Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk
membangkitkan nafsu berahi, 2) bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata
dirancang untukmembangkitkan nafsu berahi dalam seks.
Undang-undang no 44 tahun 2008 tentang pornografi :
Arti pornografi : gambar, skesa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak,
animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bahan pesan lainnya melalui berbagai
bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukkan di muka umum, yang memuat
kecabulan, atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusillaan dalam
msyarakat.
LANJUTAN…

 Ferguson & Richard (2009, dalam penelitian Putri Intan Ambasari,2019) :


pornografi sebagai media dengan aktifitas seksual atau ketelanjangan yang eksplisit
dan memilii gairah seksual sebagai tujuan utamanya.
 Levert (dalam Yamoah & Daniel,2015), pornografi adalah representasi visual dari
seksualitas yang mendistorsi konsep individu tentang sifat hubungan suami-istri
(hal ini dapat mengubah perilaku, dan perilaku seksual)
LANJUTAN…

 Penyebaran pornografi saat ini sangat tinggi dan cepat melalui gadget yang
terkoneksi melalui internet, gadget pun sudah menjadi salah satu kebutuhan
utama bagi anak-anak terutamauntuk mendapatkan informasi terkait Pendidikan
mereka.
 Kemudahan mengakses internet bagi siapa saja, termasuk mengaskses konten-
konten pornografi, dapat menimbulkan kecanduan.
istilah yang berkembang : sex-addiction
 Bidang psikologi yang mempelajari internet dan permasalahannya : cyber
psychology.
HASIL PENELITIAN YANG TELAH DILAKUKAN

 Woo, (2012) penelitian dengan sampel di universitas : dibandingkan dengan


norma Amerika Utara, individu Asia memiliki pengetahuan seksual yang kurang
akurat. Para remaja akan berusaha mencari informasi terkait atau yang
berhubungan dengan seksualitas, tanpa memikirkan dampak positif dan
negatifnya terlebih dahulu.
 Laporan dari Republika (2014), kasus HIV/AIDS sejak tahun 1993 hingga bulan
April 2014 di daerah Indramayu, mencapai 1.403 kasus, yang disebabkan oleh
perilaku seksual yang menyimpang.
PENYEBAB TERJADINYA ADIKSI PORNOGRAFI

1)Young age.
Adiksi pornografi dapat terjadi pada anak-anak apabila anak mendapat exposure yang terlalu dini.
2)Controliling or disengaged parents.
Adiksi pornografi juga sangat mungkin terjadi pada anak dengan orang tua yang sangat keras atau
orang tua yang tidak terlibat dalam pengasuhan anak
3)Loneliness dan isolation.
Dapat disebabkan oleh perasaan kesepian dan dikucilkan, serta rumah tangga yang tidak harmonis
4) model of unhealthy relationships.
5) Negative social system
6) Early sexual experiences
TINGKATAN ADIKSI PORNOGRAFI

 Definisi adiksi diantaranya adalah : gagal dalam melawan


stimulus yang menyebabkan perilaku, meningkatkan frekuensi,
sulit menghentikan perilaku, meninggalkan kewajiban karena
melakukan perilaku adiksi, mengabaikan konsekuensi,
meningkatkan toleransi, dengan sengaja tidak melakukan hal
yang seharusnya tapi menghabiskan waktu melihat
pornografi, dan terjadinya efek negative apabila tidak
melakukannya (withdrawl).
CRITERIA FOR PORNOGRAPHY ADDICTION

Terdapat sejumlah kriteria, diantaranya adalah sebagai berikut:


 Recurrent failure to resist impulses to view pornography
 More extensive/longer viewing of pornography than intended
 Ongoing, but unsusccessful, efforts to stop, reduce, or control behavior
 Inordinate amount of time spent obtaining pornography, viewing pornography, and/or
being sexual – either through masturbation, or with another person or object, or
recovering from sexual experience
 Feeling preoccupied with fantasy, sexualzed thoughts, and/or preparatory activities
 Deliberately limiting social, occupational, or recreational activities in order to keep
time open for finding and viewing pornography
 Distress, restlessness, or irritability if unable to view pornography (withdrawl) :
dizziness, body aches, headaches, sleepaches, restlesness
LANJUTAN…

Tingkatan adiksi pornografi ada tujuh (7) level, sebagai berikut (page 25 - ) :
Level 1 :
Mild exposure : 1 – 2 kali dalam setahun, tidak mengganggu kehidupan sehari-hari
Level 2 :
Tidak ada tanda-tanda adiksi, sesekali melihat pornografi dengan meningkatnya ketertarikan
Level 3 :

Sign of trouble : melihat pornografi 1 kali dalam sebulan, biasanya mencoba untuk tidak melihat,
namun sesekali ada keinginan yang mendesak untuk melihat, sehingga tidak bisa lagi mengontrol diri
dan akhirnya melihat pornografi
Level 4 :Individu menyadari meningkatnya hayalan tentang pornografi, berusaha untuk berhenti
melihat pornografi, namun terjadinya withdrawl syndrome
LANJUTAN…

Level 5 :
Pornografi mempengaruhi kehidupan sehari-hari dikarenakan terlalu banyak waktu
yang dihabiskan untuk melihat pornografi
Level 6 :
Melihat pornografi mendominasi hari-harinya, memberikan dampak terhadap aktifitas
lain,seperti sekolah, relasi sosial dan sebagainya
Level 7 :
Pornografi menjadi tujuan utama individu, individu juga melakukan acting-out. Hal ini
membuat dirinya merasa hilang control diri terhadap pornografi
BAGAIMANA PRONOGRAFI MENYEBABKAN
ADIKSI ?

 Terpapar adiksi, pandangan yang disebut sebagai vicious cycle : terjadinya rantai
adiksi :
- waktu-waktu yang rentan : ketika di rumah sendirian, kecapaian, stress dan
merasa kesepian
- Stimulus atau pemicu : sesuatu yang dilihat, didengar, dan diraba, memberikan rasa
sensual
- Perasaan : muncul penasaran, semangat
- Pemikiran : aku bertanya-tanya, bagaimana jika…., mengapa tidak…?
LANJUTAN….

- cairan kimia tubuh : tubuh dan otak mulai berubah


- Bahasa tubuh : membesarnya pupil mata, hati berdegub
- Pemikiran kedua : “ seharusnya saya tidak melakukannya, tapi rasanya begitu enak”
- Hipotesa dan kepercayaan diri : saya ingin tahu akankah hayalan itu hilang ? Saya
tidak bisa mengontrol diri saya mengapa harus mencoba
- Respons : kemungkinan menyerah
- Penyesalan – apa yang telah kulakukan ?
BAGAIMANA CARA MENGURANGI ADIKSI
PORNOGRAFI ?

 Deaktivasi rantai adiksi pornografi :


Individu belajatr untuk mengenali waktu-waktu dan hindari stimulus. Sadarilah
tentang tahap awal rantai adiksi (stimulus, emosi dan pikiran), jangan biarkan adanya
perubahan pada tubuh dan cairan kimia tubuh (hormon). Lakukan hal yang berbeda,
dan mencari tempat yang lebih ramai (keluar dari rumah)
TREATMENT :

 Mengembangkan game-plan :
- Tuliskan perilaku yang ingin diubah
- Tuliskan hasil terhadap perilaku yang ingin diubah
- Tuliskan perilaku spesifik, lakukan pada setiap awal siklus (mengubah pikiran dan
tindakan)
- Teruskan untuk merevisi game-plan, setiap kali usai dilaksanakan untuk
mengetahui apakah hal itu efektif atau tidak ?
THE POWER OF BELIEF

Pada umumnya, kehidupan masyarakat kita seringkali berfokus pada perilaku yang
tidak sesuai dengan norma social, atau perilaku buruk (misalnya adiksi, kemarahan,
abuse), daripada untuk menemukan penyebab munculnya permasalahan (perilaku
buruk).
Sebagian besar upaya untuk mengubah perilaku yang salah adalah dipusatkan pada
menghentikan perilaku tersebut.
Dengan adiksi, kecanduan hingga menemukan akar penyebab, perlu menjadi
komponen utama sebelum dilakukan upaya penyembuhan dan perubahan yang
sesungguhnya dapat terjadi.
Akar penyebab : belief.
ILUSTRASI KASUS (PAGE 56 - )

 Steve (usia 17 tahun), menemui pemuka agama untuk menceritakan


(mengkonsultasikan)ntentang permasalahannya terkait melihat majalah porno, X-
rated videoa, dan internet pornography. Pemuka agama menyebutkan bahwa
perilaku tersebut sangat buruk, namun diskusi yang terjadi tidak menyebutkan
tentang bagaimana caranya menghentikan pornography. Kunjungan yang dilakukan
tidak hanya sekali, namun Steve tidak memperoleh cara bagaimana
menghentikannya, sehingga ia menghentikan pertemuan tersebut. Steve merasa
bersalah dengan perbuatannya, merasa gagal karen tidak mampu menghentikan
perbuatannya, lalu dia menjauh dari kehidupan social, meyakini bahwa dirinya
tidak berdaya dan tidak memiliki harapan.
TAHAPAN MENGUBAH BELIEF YANG SALAH

 Challenging unhealthy beliefs


 Motivation
 Look at and identify beliefs that keep you trapped in negative behaviors
 Realize that you have the seeds to solutions of your problems within you
 Seek new knowledge or skills
 Use your own values to help you change
 Check your progress over time, but do not force the desired changes upon
yourself
CHALLENGING UNHEALTHY BELIEFS :

 Belief merupakan panduan bertingkah laku bagi individu, termasuk jika


individu memiliki belief yang salah. Oleh karenanya untuk mengubah
belief yang salah merupakan hal yang menantang dan bukan merupakan
proses yang menyulitkan untuk dilakukan.
 Beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk mengubah belief yang salah
:
- Fokus pada akar masalah, carilah belief yang salah, misalnya : saya kesepian
dan tidak ada orang yang dapat mengerti saya, saya adalah orang yang
tidak baik, tidak ada orng yang mempunyai masalah seperti saya
MOTIVATION

 When people begin look at their problem as if can be solved, a new and positive
feeling comes upen them. This is when positive change is just around the cornet.
 Increase the motivation for change :
1. Look at and identify beliefs that keep you trapped in negative behaviors
2. Realize that you have the seeds to the solutions of your problems within you
3. Seek new knowledge or skills
4. Use your ouwn values to help you change
5. Check your progress over time, but do not force the desired changes upon
yourself
LOOK AT AND IDENTIFY BELIEFS THAT KEEP YOU
TRAPPED IN NEGATIVE BEHAVIORS

 Our beliefs are very powerful because they guide our behavior. As beliefs are
evaluated it becomes obvious that they need to be reexamined.
 Beberapa beliefs yang dimiliki individu yang terpapar pornografi :Menantang
keyakinan yang salah, misalnya :
1) menentukan belief yang selama ini diyakini, seperti keyakinan bahwa ia
melihat pornografi sekali lagi saja, tidak akan menyulitkan dirinya
2) lihatlah fakta, seperti : kamu sudah 1 tahun mengatakan hal yang sama
“melihat sedikit lagi saja pornografi tidak akan menyulitkanmu”.
Kenyataannya : kecanduanmu pada pornografi semakin meningkat.
REALIZE THAT YOU HAVE THE SEEDS TO SOLUTIONS
OF YOUR PROBLEMS WITHIN YOU

 When individual realize he has solutions within himself, he feel freer.


Most realize that they do not have what it takes on their own so they
begin seeking new knowledge and information in books, groups,
counselor and the support systems.
 Sadari, bahwa kamu dapat menyelesaikan masalahmu :
1. Pelajari tentang adiksi
2. Buatlah perencanaan
3. Mintalah bantuan pihak lain yang dapat membantumu
4. Gantilah gaya hidupmu
5. Gunakanlah nilai-nilai (value) baru yang bisa kamu anut untuk membuat
perubahan
6. Berpikirlah untuk proses sebuah perubahan, jangan mengharapkan hasil
yang segera
SEEK NEW KNOWLEDGE OR SKILLS

 Beberapa hal yang dapat membantu individu mengatasi perasaan tidak


berdaya (untuk berubah), diantaranya :
1. Learning how the mind developed the addiction
2. An understanding of why pornography is so addictive
3. The development of the reaction consequence
4. Developing a specific game plan
5. Reaching out and asking others for help
6. Creating a new lifestyle
7. Using personal values and beliefs to strengthen you resolve
USE YOUR OWN VALUES TO HELP YOU CHANGE

 One of the biggest challenges of overcoming an addiction is


to change your values or to realign them with previously
established values
 The values are important to them and that is why so many
people are struggling with their pornography addiction. It
feel wrong, but because its pull so strong it is common to
violate one’s own values to get high from pornography
CHECK YOUR PROGRESS OVER TIME….

 When change occurs it is generally a gradual process. There


are circumstances where individuals gocold turkey but is not
the norm. most people who quit an addiction taka gradual
steps that eventually lead to complete success. Thereforem it
is important to monitor relapse patterns and identify when
these patterns are broken.
 TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai