(Bab5) Skripsi Nadhira Faza Esport
(Bab5) Skripsi Nadhira Faza Esport
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Skripsi
Pada Fakultas Psikologi
Universitas Islam Bandung
Tahun Akademik 2021/2022
10050018125
Bandung, 2022
Menyetujui, Mengetahui.
Pembimbing Dekan
(Megumi Fushiguro)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.”
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat-Nya yang telah diberikan
kepada penulis, serta Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kesabaran Terhadap Kecemasan Bertanding Pada Atlet Esport Klub
UNFAEDAH” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan skripsi ini pun penulis mendapatkan banyak dukungan
dari berbagai pihak baik dalam bentuk mental dan materil. Maka pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
dukungan, doa, dan arahan yang telah diberikan kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi kepada:
1. Dr. Umar Yusuf Supriatna, Drs., M.Si., Psikolog selaku dosen
pembimbing penulis yang senantiasa selalu sabar membimbing dan
memberikan umpan balik serta arahan kepada penulis supaya hasil skripsi
lebih baik.
2. Eni Nuraeni Nugrahawati, Dra., M.Pd. selaku wali dosen penulis yang
senantiasa memberikan motivasi dan kasih sayang untuk menyelesaikan
skripsi ini.
3. Orang tua penulis, yang senantiasa selalu mendoakan, memberikan
semangat, serta kasih sayang kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan perkuliahan.
4. Kepada Kak Naufal dan Kak Ami yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian skripsi di klub esport UNFAEDAH,
serta telah membantu penulis dalam proses penelitian tersebut.
5. Seluruh atlet esport klub UNFAEDAH selaku responden penelitian
yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian skripsi penulis.
6. Rekan-rekan tersekat penulis yang selalu saling memberikan dukungan,
semangat, serta saran demi keberlangsungan penyusunan skripsi ini hingga
selesai.
Serta semua pihak lain yang telah membantu kelancaran proses
penyusunan skripsi ini yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Penulis
sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan
keterbatasan pengalaman serta pengetahuan penulis. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang dapat membangun penulis dari berbagai
pihak. Semoga hasil penelitian dalam skripsi ini dapat membantu dan bermanfaat
bagi pembaca dan semua pihak. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Bandung, 2022
Penulis,
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kesabaran Terhadap Kecemasan Bertanding Pada Atlet Esport Klub
UNFAEDAH” tepat pada waktunya. Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk menuntaskan dan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Skripsi ini terdiri dari 5 bab:
Bab I, menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yaitu mengenai
kecemasan bertanding yang dialami oleh para atlet esport di klub UNFAEDAH
selama pertandingan. Akan tetapi, para atlet pada akhirnya tetap mampu meraih
keberhasilan atau kemenangan dalam pertandingan tersebut. Sehingga hal
tersebut menarik perhatian penulis untuk menjadikannya sebagai ide penelitian.
Pada bab ini juga menjelaskan mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian.
Bab II, menjelaskan mengenai teori yang digunakan dan alasan memilih
teori tersebut sebagai pembahasan hasil penelitian. Kemudian dijabarkan juga
mengenai kerangka penelitian dan hipotesis penelitian.
Bab III, menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan yaitu
kausalitas non eksperimen. Bab ini pun mencakup prosedur penelitian, definisi
operasional variabel peneltian, alat ukur variabel, populasi, dan metode analisis
data penelitian.
Bab IV, menjelaskan dan menguraikan data penelitian berupa hasil
perhitungan statistika beserta pembahasan untuk menjawab rumusan masalah
penelitian.
Bab V, menjelaskan mengenai kesimpulan akhir dan memberikan saran
yang diharapkan dapat membantu dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait
khususnya pada atlet esport klub UNFAEDAH.
. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, dikarenakan keterbatasan pengalaman serta pengetahuan penulis. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang dapat membangun penulis
dari berbagai pihak. Semoga hasil penelitian dalam skripsi ini dapat membantu
dan bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.
Bandung, 2022
Penulis
Nadhira Faza Putri Kosasih
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Kegunaan Penelitian 5
1.4.1 Kegunaan Teoritis 5
1.4.2 Kegunaan Praktis 6
BAB II TINJAUAN TEORITIK 7
2.1 Definisi 7
2.1.1 Definisi Kesabaran 7
2.1.2 Definisi Kecemasan Bertanding 7
2.2 Teori 9
2.2.1 Teori Kesabaran 9
2.2.1.1 Aspek-Aspek Kesabaran 9
2.2.1.2 Indikator Kesabaran 14
2.2.2 Teori Kecemasan Bertanding 15
2.2.2.1 Aspek-Aspek Kecemasan Bertanding 15
2.2.2.2 Dampak Kecemasan Bertanding 16
2.2.2.3 Alur Kecemasan Bertanding 16
2.3 Alasan Pemilihan Teori 18
2.4 Hasil-Hasil Penelitian 18
2.5 Kerangka Teori 19
2.6 Hipotesis 22
BAB III METODE PENELITIAN 23
3.1 Prosedur Penelitian 23
3.2 Desain Penelitian 23
3.3 Variabel Penelitian 23
3.3.1 Identifikasi Variabel 23
3.3.2 Definisi Operasional Kesabaran 24
3.3.3 Definisi Operasional Kecemasan Bertanding 24
3.4 Alat Ukur 24
3.4.1 Alat Ukur Kesabaran 24
3.4.2 Alat Ukur Kecemasan Bertanding 25
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 27
3.5.1 Populasi Penelitian 27
3.5.2 Sampel Penelitian 27
3.6 Teknik Sampling 27
3.7 Analisis Data 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................
4.1 Hasil Penelitian 23
4.1.1 Karakteristik Populasi 23
4.1.2 Hasil Uji Statistik 23
4.1.3 Data Deskriptif 23
4.2 Pembahasan 23
4.2.1 Gambaran Kesabaran 23
4.2.2 Gambaran Kecemasan Bertanding 23
4.2.3 Gambaran Pengaruh Kesabaran Terhadap Kecemasan Bertanding 23
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................
5.1 Simpulan Penelitian 23
5.2 Saran Penelitian23
5.2.1 Saran Praktis 23
5.2.2 Saran Teoritik dan Saran Penelitian Lanjutan 23
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR FIGUR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORITIK
2.1 Definisi
2.1.1 Definisi Kesabaran
Menurut Yusuf, U (2020) menyatakan bahwa sabar memiliki pengertian
secara umum yaitu suatu sikap untuk menahan emosi dan keinginan, serta
bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Selain itu sabar juga
merupakan kemampuan untuk mengendalikan diri yang dipandang sebagai sikap
yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekukuhan jiwa individu yang
memilikinya.
Sementara Ibn Qayyim al-Jauziyyah (2009) berpendapat bahwa sabar
merupakan suatu kekuatan dalam bentuk motivasi yang dapat menggerakkan pada
hal yang bermanfaat bagi dirinya sekaligus sebagai pencegahan diri dari hal yang
merugikan dirinya. Perwujudan sabar dalam psikologis yaitu dengan
menghentikan diri dari putus asa dan panik, mengeluh, dan dari aktivitas yang
merusak diri sendiri ketika mengalami kesedihan maupun stres (al-Jauziyyah,
1997).
Selanjutnya Al-Ghazali mengatakan bahwa sabar berkaitan dengan
pengetahuan serta keyakinan seseorang yang dihasilkan dari hasil pemikirannya
yang kritis dan logis terhadap masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
aktivitasnya (Qurdhowi, 2012).
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa
kesabaran adalah suatu sikap bertahan dengan mengatur perasaan, pemikiran, dan
tingkah laku dalam menghadapi cobaan maupun dalam menjalankan kegiatan
sehari-hari.
2.1.2 Definisi Kecemasan Bertanding
Kecemasan secara umum menurut Spielberger (2004) merupakan suatu
emosi yang terdiri dari pikiran dyphoric, sensasi yang tidak nyaman, dan
perubahan fisik akibat dari repons terhadap situasi atau stimulus yang dianggap
mengancam atau berbahaya. Menurut Spielberger (1966) kecemasan dapat dilihat
sebagai trait atau state, dimana kecemasan trait adalah faktor yang lebih stabil
dan dapat menilai kecenderungan umum individu untuk mengalami peningkatan
kecemasan state ketika terpapar stressor. Sedangkan kecemasan state adalah
intensitas kecemasan yang dialami pada saat tertentu dapat berfluktuasi secara
luas dalam intensitas selama rentang waktu yang singkat.
Dalam dekade terakhir, penelitian mengenai kecemasan yang berfokus
dalam bidang olahraga mulai dikembangkan. Sebagian besar disebabkan oleh
pengembangan alat ukut kecemasan khusus untuk olahraga serta meningkatnya
minat diantara psikolog olahraga dalam mengembangkan program intervensi
penurunan kecemasan untuk atlet (Apitzsch, 1983; Hackfort & Spielberger, 1989;
Smith, 1989; Suinn, 1989).
Menurut Smith & Smoll (1990) kecemasan bertanding adalah
kecenderungan yang dipelajari untuk merespons dengan kecemasan kognitif
dan/atau somatik terhadap situasi olahraga yang kompetitif dimana performa atlet
dapat dievaluasi. Kecemasan sendiri merupakan respons emosional yang tidak
menyenangkan terhadap situasi yang membuat atlet tertekan yang ditandai dengan
kekhawatiran dan ketakutan tentang kemungkinan bahaya baik terhadap fisik atau
psikologis serta peningkatan gairah fisiologis yang dihasilkan dari penilaian
ancaman (Smith & Smoll dalam Leitenberg, 1990).
Selanjutnya menurut Martens, Vealey, & Burton (1990) menyatakan
bahwa kecemasan bertanding merupakan perasaan khawatir, gelisah, dan tidak
tenang yang dirasakan para atlet sebagai akibat dari anggapan bahwa pertandingan
sebagai sesuatu yang membahayakan. Aspek yang paling dominan dalam
menyebabkan kecemasan merupakan aspek kognitif berupa kekhawatiran dan
pemikiran yang negatif bahwa proses serta hasil dari pertandingan akan
mengancam atlet (Smith & Sarason, 1993).
Kemudian Anshel (1997) berpendapat bahwa kecemasan bertanding
merupakan suatu gambaran dari perasaan atlet bahwa sesuatu yang tidak
dikehendaki akan terjadi. Hal yang tidak dikehendaki tersebut antara lain seperti
atlet tampil dengan performa yang buruk, menghadapi lawan yang lebih
berpengalaman, atlet mengalami kekalahan kemudian akan dicemooh oleh teman-
teman atau para penggemarnya (Hajidin & Amir, 2014).
Berdasarkan definisi kecemasan bertanding menurut para ahli di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan bertanding adalah suatu
respons atlet terhadap situasi yang mengancam dalam pertandingan dalam bentuk
kognitif dan somatik.
2.2 Teori
2.2.1 Teori Kesabaran
2.2.1.1 Aspek-Aspek Kesabaran
Menurut Yusuf, U (2020) di dalam kesabaran terdapat beberapa aspek
sebagai penentu dalam meraih kesuksesan. Aspek-aspek tersebut antara lain:
1. Teguh pada pendirian
Teguh merupakan suatu sikap serta keyakinan seseorang dalam
menjalani kehidupannya dan berusaha dengan keras untuk mencapai
segala sesuatu yang diinginkannya. Gambaran mengenai keteguhan
dijelaskan pada Q.S. Al-Ahqaf ayat 35 yaitu memberi nasihat kepada Nabi
Muhammad SAW untuk bersabar dalam menghadapi orang-orang kafir
seperti ulul azm, yaitu orang yang memiliki keteguhan dan ketabahan
dalam menghadapi kesulitan.
Makna sabar dalam aspek keteguhan pendirian ini tidak lepas dari
tekad yang kuat untuk melaksanakan perintahnya. Keteguhan merupakan
syarat dalam mewujudkan kesabaran. Dengan keteguhan akan membawa
seseorang menjadi berani dalam menghadapi cobaan dan tidak akan
muncul suatu upaya untuk menghindari cobaan tersebut. Keteguhan
mencerminkan aspek kognitif, sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-
Ghazali bahwa sabar memiliki makna berupa keyakinan atau keteguhan
pendirian yang didasari oleh pemikiran kritis dan logis. Dimana aspek
kognitif dalam keteguhan pendirian antara lain:
(a) Optimisme, merupakan karakteristik individu yang memiliki
keyakinan dengan baik tentang apa yang akan dilakukannya
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991). Seligman (2006)
menyatakan bahwa optimisme adalah suatu keyakinan diri serta
pikiran untuk berusaha menyelesaikan atau memikirkan cara yang
baik untuk memecahkan permasalahan yang terjadi tanpa berpikir
untuk menghindar dari kenyataan. Dengan optimisme maka
individu akan
29
12. Antisipatif
2.2.2 Teori Kecemasan Bertanding
2.2.2.1 Aspek-Aspek Kecemasan Bertanding
Menurut Smith & Smoll (1990) menerangkan bahwa dalam kecemasan
bertanding terdapat 2 aspek atau dimensi sebagai tanda atau indikator bahwa atlet
mengalami kecemasan. Kedua aspek tersebut yaitu:
1. Kognitif
Kecemasan kognitif ini ditandai dengan penilaian negatif terhadap
situasi pertandingan dan diri sendiri, kekhawatiran, serta gambaran mental
yang tidak menyenangkan. Menurut Morris dkk (1981) kecemasan
kognitif lebih merusak performa atlet. Hal ini dikarenakan kecemasan
kognitif menjadi mediator yang paling besar ketika atlet sedang dalam
pertandingan, karena pemikiran tentang kegagalan dapat muncul setiap
saat selama pertandingan. Selain itu kecemasan kognitif sangat
mempengaruhi kinerja tugas-tugas kognitif.
Kecemasan kognitif ditandai oleh 2 komponen yaitu (1)
kekhawatiran yang dihubungkan dengan kegelisahan tentang potensi
konsekuensi negatif terkait dengan kinerja yang buruk; dan (2)
dekonsentrasi yang dihubungkan dengan kesulitan atlet untuk fokus pada
aspek-aspek kunci dari tugas yang harus dilakukan yang pada akhirnya
menghambat kejernihan pikiran selama situasi kompetitif (Grossbard dkk,
2009).
2. Somatik
Dalam kecemasan somatik tercermin dalam peningkatan gairah
fisiologis yang ditandai dengan detak jantung yang cepat, sesak napas, dan
peningkatan ketegangan otot. Menurut Morris dkk (1981) kecemasan
somatik mempengaruhi performa atlet di awal, ketika mereka merasa
paling gugup. Selain itu kecemasan somatik juga dapat mempengaruhi
motorik atlet. Peningkatan gairah fisiologis dapat berupa ketegangan otot
yang mampu mengganggu aktivitas motorik dengan mempengaruhi fungsi
otot dan sendi. Semakin kompleks tuntutan motorik dari tugas atletik,
29
Model ini berasal dari konsepsi emosionalitas dan kecemasan yang telah
dikemukakan oleh para ahli kecemasan sebelumnya, dengan memasukkan
perbedaan trait-state dari kecemasan dan perbedaan antara komponen situasional,
kognitif, fisiologis, dan perilaku dari proses kecemasan. Komponen kognitif dan
somatik dalam keadaan kompetitif ditunjukkan dalam panel penilaian dan respon
fisiologis. Intensitas dan durasi dari respons kecemasan state diasumsikan
dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Faktor pertama yaitu berasal dari sifat situasi
olahraga kompetitif dimana atlet terlibat. Faktor-faktor tersebut antara lain seperti
kekuatan lawan, pentingnya pertandingan, kehadiran orang lain yang signifikan,
dan tingkat dukungan sosial yang diterima dari pelatih dan rekan tim, dimana
pada akhirnya akan mempengaruhi ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh
situasi tersebut bagi atlet.
Faktor selanjutnya adalah interpersonal, faktor ini merupakan penentu
penting dari tingkat kecemasan state yang dialami oleh atlet. Salah satunya adalah
tingkat kecemasan kognitif dan sifat somatik khusus olahraga. Variabel perbedaan
individu melibatkan kecenderungan individu untuk mengalami reaksi kecemasan
state kognitif dan somatik dalam situasi kompetitif. Selanjutnya yaitu faktor
pertahanan psikologis yang mungkin telah dikembangkan atlet untuk mengatasi
situasi persaingan yang menimbulkan kecemasan. Seperti yang telah dikemukakan
oleh Speilberger (1966) bahwa proses defensif dapat dimobilisasi untuk
menghindari atau mengurangi kecemasan. Proses defensif ini beroperasi pada
tingkat penilaian dan dalam beberapa cara memodifikasi atau mendistorsi persepsi
akan suatu situasi. Ketika operasi defensif berhasil, maka situasi olahraga
kompetitif akan dilihat kurang mengancam, kemudian terjadi penurunan terhadap
kecemasan state.
Situasi objektif, tingkat trait kecemasan, dan pertahanan individu
mempengaruhi proses penilaian atlet. Terdapat empat kelas penilaian yang sangat
penting yaitu penilaian tuntutan yang situasional; penilaian sumber daya yang
tersedia untuk menanganinya; penilaian sifat dan kemungkinan konsekuensi jika
tuntutan tidak terpenuhi; dan pemaknaan secara pribadi mengenai konsekuensi
tersebut. Makna yang melekat pada konsekuensi berasal dari sistem kepercayaan
individu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika seorang atlet yang
29
sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekukuhan jiwa
individu yang memilikinya. Di dalam kesabaran tercantum aspek keteguhan,
ketabahan, dan ketekunan yang menjadi prediktor kesuksesan seseorang, dimana
di dalam setiap aspek tersebut terdapat sikap-sikap sebagai wujud atau indikator
dari kesabaran. Kemudian aspek dalam kesabaran mencerminkan konseptual
umum dalam psikologi, seperti aspek keteguhan mencerminkan kognitif;
ketabahan mencerminkan afektif; dan ketekunan mencerminkan konatif.
29
Figur 1
Bagan Kerangka Pikir
Situasi pertandingan
olahraga
Performa atlet
29
2.6 Hipotesis
Terdapat pengaruh kesabaran yang dimiliki oleh atlet esport terhadap
kecemasan bertanding dalam pertandingan kompetitif.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Hajidin dan Amir (2014). Alat
ukur ini memiliki 22 item pernyataan dengan alternatif jawaban skala likert yaitu:
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
AS = Agak Sesuai
TS = Tidak Sesuai
Tabel 2
Kisi-Kisi Alat Ukur Kecemasan Bertanding
Faktor Indikator Item
Motorik Raut muka dan dahi berkerut 2,5,6,13,16,17,18,19,22
Gemetar
Kaki terasa berat
Sering menggaruk-garuk kepala
Otot-otot sakit
Sering jalan mondar-mandir
Badan lesu
Tubuh terasa kaku
Mengalami ketegangan otot
(krem)
Afektif Cepat putus asa 8,11,14
Sembrono
Memiliki keraguan diri
Somatik Jantung berdebar-debar keras 1,4,9,10,12,15,20
Selalu ingin buang air kecil
Mengalami ketegangan
Pernafasan tidak teratur
Sering minum air
Berkeringat dingin
Sukar tidur
Kognitif Tidak bisa berkonsentrasi 3,7,21
Berpikir tentang hal tidak
29
berhubungan
Pikiran negatif mengganggu
konsentrasi
Alat ukur SAS telah diuji untuk reliabilitas dan validitasnya. Hasil uji
validitas menunjukkan skor yang baik yaitu antara 0,3 dan 0,9 sedangkan hasil uji
reliabilitas menunjukkan sebesar 0,823.
BAB IV
29
titik-titik penyebaran pada scatterplot tidak menunjukkan suatu pola tertentu dan
penyebarannya berada di atas dan di bawah angka nol, sehingga dapat dikatakan
bahwa data penelitian bersifat homogen.
Gambar 2
Scatterplot Uji Homogenitas
Scatterplot
3
Regression Studentized Residual
-1
-2
-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
Tabel 4
Uji Linearitas
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Kecemasan Between (Combined) 1262.08 19 66.425 1.336 .294
Bertanding Groups 2
*
Kesabaran
Linearity 298.623 1 298.623 6.004 .028
Deviation from 963.459 18 53.526 1.076 .451
Linearity
Within Groups 696.300 14 49.736
Total 1958.38 33
2
Berdasarkan tabel di atas, tingkat kesabaran yang dimiliki oleh atlet esport
dalam klub UNFAEDAH berada pada kategori tingkat agak tinggi sebanyak 12
orang atau sebesar 35.3%. sedangkan pada kategori tingkat tinggi sebanyak 22
orang atau sebesar 64.7%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar atlet esport klub UNFAEDAH memiliki tingkat kesabaran yang tinggi.
Total 1 30 3 0 34
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa frekuensi tingkat kecemasan
bertanding yang rendah sampai agak rendah lebih banyak dimiliki oleh atlet
esport klub UNFAEDAH yang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan untuk atlet
perempuan terdapat 3 atlet (25%) yang memiliki tingkat kecemasan bertanding
yang agak tinggi.
Tabel 14
Frekuensi Tingkat Kecemasan Bertanding Berdasarkan Aspek Tabah
Tabah
Agak Agak Total
Rendah Tinggi
Rendah Tinggi
Rendah 0 0 0 1 1
Agak
0 0 13 17 30
Kecemasan Rendah
Bertanding Agak
0 0 1 2 3
Tinggi
Tinggi 0 0 0 0 0
Total 0 0 14 20 34
Berdasarkan tabel di atas, atlet esport klub UNFAEDAH yang memiliki
tingkat kecemasan bertanding yang agak rendah sebagian besar memiliki
kesabaran dengan aspek teguh yang agak tinggi dan tinggi.
Tabel 15
Frekuensi Tingkat Kecemasan Bertanding Berdasarkan Aspek Tekun
Tekun
Agak Agak Total
Rendah Tinggi
Rendah Tinggi
Rendah 0 0 1 0 1
Agak
0 0 21 9 30
Kecemasan Rendah
Bertanding Agak
0 0 3 0 3
Tinggi
Tinggi 0 0 0 0 0
Total 0 0 25 9 34
Berdasarkan tabel di atas, atlet esport klub UNFAEDAH yang memiliki
tingkat kecemasan bertanding yang agak rendah sebagian besar memiliki
kesabaran dengan aspek teguh yang agak tinggi dibandingkan dengan pada tingkat
tinggi.
29
4.2 Pembahasan
4.2.1 Gambaran Kesabaran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar atlet esport pada
klub UNFAEDAH memiliki tingkat kesabaran yang berada pada katogori tinggi,
bahkan secara teknis tidak terdapat atlet yang memiliki tingkat kesabaran yang
rendah. Menurut teori kesabaran yang dikemukakan oleh Yusuf U (2020) yang
menyatakan bahwa kesabaran secara umum memiliki penegertian suatu sikap
untuk menahan emosi dan keinginan serta bertahan dalam situasi sulit dengan
tidak mengeluh. Pada atlet esport di klub UNFAEDAH didapatkan bahwa aspek
teguh dan aspek tabah memiliki tingkat yang tinggi, yaitu masing-masing sebesar
64.7% dan 50%.
Yusuf U (2020) menjelaskan konsep aspek teguh yaitu suatu sikap serta
keyakinan seseorang dalam menjalani kehidupannya dan berusaha dengan keras
untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkannya. Dalam aspek teguh para atlet
esport dalam berkompetisi menunjukkan keyakinan terhadap diri mereka sendiri
sehingga mereka pun menunjukkan usaha maksimal untuk meraih kemenangan.
Hal ini ditunjukkan para atlet esport dengan bermain secara optimis, yaitu
memiliki pikiran positif bahwa strategi yang sudah dimiliki sebelumnya maupun
kemampuan hard skill yang mereka miliki bisa mengalahkan lawannya.
Kemudian meskipun mereka akan mengalami hambatan ketika bertanding,
mereka tetap yakin bahwa masih terdapat peluang mereka untuk menang.
Sehingga mereka akan secara aktif membaca situasi mereka saat itu dan
memikirkan strategi alternatif yang akan membantu mereka. Maka dari itu,
mereka pun perlu untuk bisa berani mengambil resiko.
Selanjutnya mengenai aspek tabah, Yusuf U (2020) mengartikannya
sebagai kemampuan untuk bangkit kembali setelah terjatuh. Selain itu tabah juga
diartikan sebagai tetap dan kuat hati dalam menghadapi bahaya, berani
menghadapi cobaan maupun kesulitan. Maka dalam aspek ini, para atlet esport di
UNFAEDAH mampu terus berjuang dalam pertandingan meskipun mereka
menghadapi suatu permasalahan maupun cobaan yang menghalangi mereka untuk
29
meraih kesuksesan. Mereka mampu mengatasi stres atau emosi negatif lain ketika
sedang bertanding dengan cara menenangkan diri dan mengatur napas supaya
mereka tetap bisa berpikir jernih untuk kembali bangkit dari kegagalannya
tersebut. Para atlet pun dengan senang hati dan secara inisiatif meminta evaluasi
serta masukan untuk diri mereka supaya berkembang ke arah yang lebih baik dari
pelatihnya maupun rekannya yang lain.
Sedangkan untuk aspek tekun sendiri, menunjukkan hanya sebesar 26.5%
atlet esport dari klub UNFAEDAH yang memiliki kategori tinggi. Dimana
artinya, hanya sebagian kecil dari atlet esport yang telah memiliki perencanaan
yang matang terkait strategi maupun hal lain yang berhubungan dengan
pertandingan. Kemudian mengenai inisiatif untuk mengantisipasi kemungkinan
terburuk saat sedang pertandingan. Hal ini terlihat dari ketika saat pertandingan,
mereka tersudutkan, meskipun pada akhirnya mereka mampu melakukan sesuatu
akan tetapi hal tersebut kurang mendapatkan pertimbangan yang matang dimana
akhirnya membuat mereka mengalami kegagalan.
4.2.2 Gambaran Kecemasan Bertanding
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar atlet esport klub
UNFAEDAH memiliki tingkat kecemasan bertanding pada kategori agak rendah.
Berdasarkan teori kecemasan bertanding yang dikemukakan oleh Smith & Smoll
(1990) yaitu suatu kecenderungan yang dipelajari untuk merespons dengan
kecemasan kognitif dan/atau somatik terhadap situasi olahraga yang kompetitif
dimana performa atlet dapat dievaluasi. Kecemasan sendiri merupakan respons
emosional yang tidak menyenangkan terhadap situasi yang membuat atlet tertekan
yang ditandai dengan kekhawatiran dan ketakutan tentang kemungkinan bahaya
baik terhadap fisik atau psikologis serta peningkatan gairah fisiologis yang
dihasilkan dari penilaian ancaman.
Smith & Smoll (1990) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat
kecemasan bertanding yang dimiliki atlet berdasarkan faktor internal. Salah
satunya yaitu berdasarkan jenis kelamin, ditemukan bahwa atlet perempuan akan
memiliki tingkat kecemasan bertanding yang lebih tinggi dibandingkan atlet laki-
laki. Hal ini pun ditemukan pada penelitian ini, bahwa terdapat 25% atlet
perempuan yang memiliki tingkat kecemasan bertanding pada katogori agak
29
tinggi, sedangkan atlet laki-laki sebagian besar menempati kategori agak rendah
dan rendah. Dimana artinya atlet esport klub UNFAEDAH berdasarkan jenis
kelamin, atlet perempuan memiliki tingkat kecemasan bertanding yang lebih
tinggi dibandingkan dengan atlet laki-laki.
Faktor internal selanjutnya ialah mengenai usia, dimana atlet yang berusia
lebih tua memiliki tingkat kecemasan bertanding yang lebih tinggi dibandingkan
atlet berusia muda. Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan temuan pada
penelitian ini, didapatkan bahwa sebesar 84.6% untuk kelompok usia 18 – 21
tahun dan 100% untuk kelompok usia 22 – 25 tahun memiliki tingkat kecemasan
bertanding pada kategori agak rendah. Dimana angka tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok usia 14 – 17 tahun yang memiliki nilai sebesar
77.8% atlet yang memiliki tingkat kecemasan bertanding pada kategori agak
rendah. Artinya, atlet esport klub UNFAEDAH apabila dilihat berdasarkan usia,
atlet yang berusia lebih tua memiliki tingkat kecemasan bertanding yang lebih
rendah dibandingkan dengan atlet berusia muda.
4.2.3 Gambaran Pengaruh Kesabaran dengan Kecemasan Bertanding
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara kesabaran dengan kecemasan bertanding pada atlet esport. Berdasarkan
hasil uji regresi sederhana yang dilakukan, didapatkan nilai koefisien determinasi
sebesar 0.152 dimana artinya tingkat kecemasan bertanding yang dialami atlet
esport di klub UNFAEDAH dipengaruhi sebesar 15.2% oleh tingkat kesabaran,
sedangkan 84.8% nya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Sehingga
hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima, bahwa
terdapat pengaruh antara kesabaran yang dimiliki atlet esport klub UNFAEDAH
dengan tingkat kecemasan bertanding.
Apabila dilihat berdasarkan aspek-aspek kesabaran yang paling
memberikan kontribusi terhadap tingkat kecemasan bertanding pada atlet esport
klub UNFAEDAH berdasarkan hasil uji korelasi negatif didapatkan koefisien
determinasi sebesar 0.453 atau sebesar 45.3% pada aspek teguh. Sedangkan untuk
aspek tabah dan tekun masing-masing memiliki nilai sebesar 31.3% dan 13.9%.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa dalam keberlangsungan
pertandingan esport pada masing-masing atlet mereka memiliki keyakinan
29
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Tingkat kesabaran yang dimiliki atlet esport klub UNFAEDAH berada
pada kategori agak tinggi dan tinggi. Secara keseluruhan semua atlet
memiliki tingkat kesabaran yang tinggi.
2. Tingkat kecemasan bertanding yang dimiliki oleh atlet esport klub
UNFAEDAH ketika menghadapi pertandingan sebagian besar berada
pada kategori agak rendah.
3. Terdapat pengaruh antara tingkat kesabaran atlet esport klub
UNFAEDAH dengan tingkat kecemasan bertanding ketika menghadapi
pertandingan.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Praktis
Adapun saran yang dapat peneliti berikan kepada pihak terkait adalah
sebagai berikut:
1. Bagi atlet esport klub UNFAEDAH dimana telah menunjukkan tingkat
kesabaran yang dimiliki berada pada kategori tinggi, sehingga diharapkan
mampu mempertahankan kesabaran yang telah dimiliki. Berdasarkan
aspek kesabaran, diharapkan para atlet mampu mengembangkannya
terutama dalam aspek ketekunan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan antisipasi mengenai beragam kemungkinan yang akan
terjadi dalam pertandingan. Dengan begitu, atlet dapat melakukan
perencanaan yang matang dalam setiap pertandingan yang akan diikuti.
Sehingga atlet dapat meraih kemenangan dalam pertandingan dengan
sedikit atau tanpa merasakan kecemasan bertanding.
5.2.2 Saran Teoritik dan Saran Penelitian Lanjutan
29
DAFTAR PUSTAKA
Agte, V. V., & Chiplonkar, S. A. (2007). Linkage of concepts of good nutrition in
yoga and modern science. Current Science, 92(7), 956–961.
http://www.jstor.org/stable/24097676
Anshel, M. H. (1997). Sport psychology: From theory to practice. Scottsdale, AZ:
Gorsuch Scarisbrick.
Al-Jauziyah, I.Q. (1997). Patience dan gratitude. Ta-Ha Publishers.
Al-Ubaydli, O., Jones, G., & Weel, J. (2013). Patience, cognitive skill, and
coordination in the repeated stag hunt. Journal of Neuroscience,
Psychology, and Economics, 6(2), 71–96. doi:10.1037/npe0000005
Ali, Lukman. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Apitzsch, E. (Ed.). (1983). Anxiety in sport. Magglingen, Switzerland: Guido
Schilling, ETS.
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic Motivation and Self-Determination in
Human Behavior. Springer US.
Duckworth, A. L., Peterson, C., Matthews, M. D., & Kelly, D. R. (2007). Grit:
Perseverance and passion for long-term goals. Journal of Personality and
Social Psychology, 92(6), 1087–1101. https://doi.org/10.1037/0022-
3514.92.6.1087
Grossbard, J. R., Smith, R. E., Smoll, F. L., and Cumming, S. P. (2009).
Competitive anxiety in young athletes: differentiating somatic anxiety,
worry, and concentration disruption. Anxiety Stress Coping 22, 153–166.
doi: 10.1080/10615800802020643
Güss, C. & Hauth, Doris & Wiltsch, Franziska & Carbon, Claus-Christian &
Schuetz, Astrid & Wanninger, Katrin. (2018). Patience in Everyday Life:
Three Field Studies in France, Germany, and Romania. Journal of Cross-
Cultural Psychology.
Hackfort, D., & Spielberger, C. D. (Eds.). (1989). Anxiety in sports: An
international perspective. New York: Hemisphere.
29
Hammad, J., & Tribe, R. (2020). Adaptive coping during protracted political
conflict, war and military blockade in Gaza. International Review of
Psychiatry, 1–8. doi:10.1080/09540261.2020.174
Hardy, L., Jones, J. G., & Gould, D. (1996). Understanding psychological
preparation for sport: Theory and practice of elite performers. John Wiley
& Sons, Inc..
Jemni, M., Sands, W. A., Salmela, J. H., Holvoet, P., & Gateva, M. (2013). The
science of gymnastics. https://doi.org/10.4324/9780203874639
Kobasa, S. C., Maddi, S. R., & Puccetti, M. C. (1982). Personality and exercise
as buffers in the stress-illness relationship. Journal of Behavioral Medicine,
5(4), 391–404. doi:10.1007/bf00845369
Kobasa, S. C., & Puccetti, M. C. (1983). Personality and social resources in stress
resistance. Journal of Personality and Social Psychology, 45(4), 839–850.
https://doi.org/10.1037/0022-3514.45.4.839
Madsen, W., & O’Mullan, C. (2016). PERCEPTIONS OF COMMUNITY
RESILIENCE AFTER NATURAL DISASTER IN A RURAL
AUSTRALIAN TOWN. Journal of Community Psychology, 44(3), 277–
292. doi:10.1002/jcop.21764
Martens, R., Vealey, R. S., & Burton, D. (1990). Competitive Anxiety in Sport.
Champaign, Illinois: Human Kinetics.
Morris, L. W., Davis, D., & Hutchings, C. (1981). Cognitive and emotional
components of anxiety: Literature review and revised worry-emotionality
scale. Journal o[ Educational Psychology, 73, 541-555.
Penjakora, J., Teofa, B., Wibafiet, P., Yachsie, B., & Suhasto, S. (2021).
PANAHAN. 8, 141–150.
Potrafke, N. (2019). Risk aversion, patience, and intelligence: Evidence based on
macro data. Economic Letters.
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 1
Hasil Uji Validitas Variabel Kesabaran
Lampiran 2
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kesabaran
Lampiran 3
Hasil Uji Validitas Variabel Kecemasan Bertanding
Lampiran 4
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecemasan Bertanding
Lampiran 5
Permohonan Izin Menggunakan Alat Ukur
Lampiran 6
Informed Consent bagi Responden Berusia di bawah 17 Tahun
Lampiran 7
Kuesioner Alat Ukur Variabel Kesabaran
Lampiran 8
Kuesioner Alat Ukur Variabel Kecemasan Bertanding