0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan7 halaman
Metode pendidikan karakter Ratna Megawangi menerapkan 4M (Mengetahui, Mencintai, Menginginkan, dan Mengerjakan kebaikan) secara bersamaan dan berkelanjutan untuk membangun karakter anak. Pendekatan ini melatih aspek kognitif, emosi, dan perilaku anak melalui 9 pilar karakter utama.
Metode pendidikan karakter Ratna Megawangi menerapkan 4M (Mengetahui, Mencintai, Menginginkan, dan Mengerjakan kebaikan) secara bersamaan dan berkelanjutan untuk membangun karakter anak. Pendekatan ini melatih aspek kognitif, emosi, dan perilaku anak melalui 9 pilar karakter utama.
Metode pendidikan karakter Ratna Megawangi menerapkan 4M (Mengetahui, Mencintai, Menginginkan, dan Mengerjakan kebaikan) secara bersamaan dan berkelanjutan untuk membangun karakter anak. Pendekatan ini melatih aspek kognitif, emosi, dan perilaku anak melalui 9 pilar karakter utama.
(Ratna Megawangi) • Landasan Pendidikan karakter Ratna Megawangi menggunakan berbagai pendekatan yang bersifat multi perspektif yang bertujuan membangun manusia holistik.
• Seperti halnya pendekatan agama. pendekatan saintifik,
psikologis, filsafat dan sebagainya
• Metode pendidikan karakter Ratna Megawangi adalah
menerapkan knowing the good, loving the good, desiring the good, and acting the good (4M, yaitu Mengetahui, Mencintai, Menginginkan, dan Mengerjakan kebaikan) secara simultan dan berkesinambungan Knowing the Good • Knowing the good yaitu menerapkan pendidikan karakter pada anak ,dengan menekankan aspek kognitif (pengetahuan) misalnya tentang kejujuran dengan indikator tidak mencuri, tidak curang, tidak berbohong, dsb. • Aspek knowing the good penting untuk diterapkan pada anak, sehingga dalam melakukan kebiasaan yang baik (karakter baik) anak dapat memahami dan menghargai pentingnya nilai-nilai moral (valuing) dengan kesadaran diri. • Menurut Ratna Megawangi, bahwa seseorang yang tidak mencuri karena adanya sanksi hukuman, belum tentu ia menjunjung tinggi kejujuran tersebut, oleh karena itu perlu adanya upaya menumbuhkan rasa kecintaan pada anak untuk berbuat kebajikan. Loving the Good • Loving the good berada pada wilayah emosi dan yang paling sulit untuk diajarkan, kecuali apabila sudah diajarkan sejak kecil. • Seseorang yang terbiasa melakukan kebaikan disebabkan adanya kecintaan untuk melakukan kebaikan dan hal iniakan tumbuh dari rasa keinginan untuk berbuat baik (desiring). • Aspek emosi terdiri dari 2 bagian yaitu: • 1) self- cencorship (kontrol internal) seperti; adanya perasaan bersalah (guilty feeling) dan malu (shame) melakukan hal yang tidak baik. kontrol internal dalam pro sosial seperti simpati dan empati pada orang lain. • 2) kontrol eksternal, seperti peraturan dan sanksi. Desiring the Good • Desiring the good yaitu bagaimana menumbuhkan pada anak agar mempunyai keinginan untuk mencintai kebaikan dan akhirnya mau melakukan kebaikan tersebut
• Agar anak memiliki keinginan berbuat baik, maka peran guru
karakter sangat berpengaruh untuk menumbuhkan dan melatih anak mencintai kebaikan. Acting the Good • Acting the good merupakan hasil dari tiga komponen sebelumnya, yakniknowing the good, loving the good dan desiring the good. • Seseorang yang memiliki kualitas moral knowing dan kecerdasan emosi (moral feeling) akan melakukan sesuatu yang mereka ketahui baik dan benar • Empat komponen tersebut harus diberikan pada anak menjadi satu kesatuan, tidak bisa terpisah maupun terkotak kotak. • Sehingga dapat menjadi suatu standarisasi karakter yang baik apabila ucapan seseorang selaras dengan tindakannya 9 pilar karakter • (1) Cinta Tuhan dan Segenap Ciptaan-Nya • (2) Kemandirian dan Tanggung jawab • (3) Kejujuran/Amanah, Bijaksana • (4) Hormat dan Santun • (5) Dermawan, Suka Menolong dan Gotong Royong • (6) Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja Keras • (7) Kepemimpinan dan Keadilan • (8) Baik dan Rendah Hati • (9) Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan