Anda di halaman 1dari 24

Penerapan Disiplin Positif Melalui Segitiga Restitusi

Materi ini depersiapkan oleh: MARLINI DAMOGALAD S.Pd


Ciri-ciri restitusi yang membedakannya
dengan program disiplin lainnya

1. Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk


belajar dari kesalahan

2. Restitusi memperbaiki hubungan

3. Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan

4. arestitusi menuntun untuk melihat kalam diri

5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan

6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik


Segitiga Restuti.
• Proses ini meliputi tiga tahap dan setiap tahapnya
berdasarkan pada prinsip penting dari Teori Kontrol,
yaitu:
Langkah pertama pada bagian dasar segitiga adalah menstabilkan identitas. Jika anak berbuat
salah maka ada kebutuhan dasar mereka yang tidak terpenuhi. Bagian dasar segitiga restitusi
memiliki tujuan untuk merubah orang yang gagal karena telah berbuat kesalahan menjadi orang
yang sukses. Kita harus mampu meyakinkan mereka dengan mengatakan kalimat seperti :

1. Berbuat salah itu tidak apa-apa


2. Tidak ada manusia yang sempurna
3. Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu
4. Kita bisa menyelesaikan ini.
5. Bapak/Ibu tertarik mencari siapa yang salah. tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi
dari permasalahan ini.
6. Kamu berhak merasa begitu
7. Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?
Validasi Tindakan yang salahh

• Setiap tindakan kita dilakukan dengan susttu tujuan, yaitu


memenuhi kebutuhan dasar. Kalau kita memahami
kebutuhan dasar apa yang mendasari sebuah tindakan,
kita akan bisa menemukan cara-cara paling efektif untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
• Seorang guru yanag memahami kteori kontrkol pasti akan
mengubash pandangannya dari teori stimulus rponse ke
cara berpikir proaktif yang mengenali tujuan dari setiap
tindakan.
Menanyakan Keyakinan / Seek the Belief

• Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara


internal. Ketika langkah 1 dan Langkah 2 sukses dilakukan, maka anak akan
siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah
menjadi orang yang dia inginkan. Penting menanyakan ke anak tentang
kehidupan kedepan yang dia inginkan. Ketika mereka sudah menemukan
gambaran masa depannya, guru dapat membantu mereka untuk tetap fokus
pada gambarannya. Melalui segitiga restitusi kita dapat mewujudkan mereka
menjadi murid yang merdeka. Mereka mampu menyelesaikan masalah
dengan motivasi internal dan bertanggung jawab terhadap pilihannya.
Kecendrungan RESPONS Guru, orang Tua,
orang dewasa di sekitar anak Terkait
dengan perilaku tidak tepat Anak

Menasehati

Menghukum Membiarkan
Membiarkan Anak
Menghukum Berperilaku Semaunya
Anak
BELUM TEPAT

Menasehati
Anak

TIF NE
EGA GA
N TIF

Apa yang Harus


Dilakukan ?????
Salah satu pilihan yang
bisa dilakukan adalah :

Menerapkan Pendekatan

DISIPLIN POSITIF
PENGERTIAN
• Hukuman: tindakan atau perilaku yang
dilakukan seseorang yang tujuannya adalah
agar anak berperilaku lebih baik di masa
yang akan datang (efek jera).

• Disiplin positif: sebuah cara atau program


yang dirancang untuk mengajarkan peserta
didik agar bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan dan menghargai anggota di
komunitas mereka (sekolah).
Pendekatan

DISIPLIN POSITIF
Pendekatan yang memampukan seseorang / Anak untuk
memahami dan mengontrol perilakunya dengan kesadaran,
bertanggungjawab atas tindakannya dengan tetap
menghormati diri sendiri dan orang lain

upaya untuk menumbuhkembangkan perilaku positif sepanjang


hidup
Perbedaan Pendekatan Pemberian
Hukuman dan Pendekatan Disiplin Positif
Pendekatan
• Mengembangkan perilaku Pendekatan
Hukuman • Agresif dan positif anak Disiplin
Mengandung kekerasan • Mendekatkan anak dengan Positif
fisik maupun verbal guru, orang tua, orang dewasa
• Memaksa anak untuk • Tidak mengandung kekerasan
mematuhi baik secara fisik maupun
• Membuat anak tertekan verbal
• Memanfaatkan kesalahan
dan takut
sebagai peluang untuk
• Tidak menghargai pembelajaran
potensi anak • Anak termotivasi datang ke
• Hanya untuk sekolah
mengendalikan anak • Positif dan menghargai potensi
• Sering mempermalukan anak
dan melecehkan anak • Membangun logika, bimbingan
• Bersifat jangka pendek yang membangun
• Bersifat jangka panjang
Dalam Pendekatan Disiplin
Positif :
• Dibutuhkan “ Trust and Care “
• Ada 4 Komponen Penting :

1. Tahu, kenal, pahami perkembangan


Anak
2. Memahami perilaku tidak tepat anak
dari sudut pandang yang tepat
3. Menerapkan konsekuensi logis yang
berfokus kepada solusi
4. Memberikan penguatan dan
dorongan positif kepada anak
• Yang penerapannya
• Didasari prinsip
dilakukan pada aspek :
1. Saling menghormati
2. Mengidentifikasi Penyebab 1. Untuk di Rumah / Keluarga
Perilaku Tidak Sesuai ❑ Terintegrasi pada Pola
(misbehave) relasi Orang Tua – Anak;
3. Partisipatoris Kaka- Adik
4. Fokus pada kekuatan ❑ Secara holistik dalam
peserta didik keluarga / rumah
5. Pro Aktif 2. Untuk di Sekolah
❑ Terintegrasi pada proses
belajar di kelas
❑ Secara holistik di Sekolah
Contoh Penerapan Disiplin Positif
Situasi: Anak mengotori meja dengan sengaja
• Related (Berhubungan dengan kesalahan)
⮚ Konsekuensi logis: membersihkan meja yang sudah dikotori
⮚ Hukuman yang tidak tepat: berdiri di depan kelas
• Respectful (menghormati anak)
⮚ Konsekuensi logis: tidak membentak anak
⮚ Hukuman yang tidak tepat: membentak anak dan langsung menyalahkan
• Reasonable (logis)
⮚ Konsekuensi logis: yang dibersihkan hanya meja yang dikotori
⮚ Hukuman yang tidak logis: membersihkan semua meja
• Dialogis
⮚ Konsekuensi logis: berdiskusi dengan anak mengapa ia melakukan hal itu, berempati,
dan mengajak anak untuk melihat apa dampaknya
⮚ Hukuman yang tidak tepat: langsung memberikan perintah pada anak untuk
membersihkan meja
Mengintegrasikan Disiplin Positif dalam
Proses belajar di Kelas
⮚ Jadikanlah proses mengajar dan membimbing anak sebagai proses seni fasilitasi
yang memampukan anak
⮚ Kembangkan proses membangun “kesepakatan kelas “ sebagai norma berperilaku
di kelas; serta refleksi pelaksanaan kesepakatan itu secara berkala
⮚ Kembangkan metoda Kolaboratif dari pada kompetisi
⮚ Kembangkan Media Pertemuan Kelas secara berkala untuk membangun pemikiran
dan perilaku positif untuk kejadian2 yang sudah rerjadi maupun yang sementara
viral serta yang dibutuhkan anak
⮚ Memberikan kesempatan pada siswa mengambil tanggung jawab
⮚ Bila dimungkinkan atur penataan kelas yang nyaman untuk mendukung proses
pembelajaran
LANGKAH –LANGKAH PENERAPAN
DISIPLIN POSITIF DI SEKOLAH SECARA
HOLISTIK
❑ Dialogkan bersama dengan ‘Warga Sekolah” tentang
pengenalanan disiplin positif
❑ Review aturan/ Tata Tertib sekolah
❑ Kembangkan mekanisme “partisipatif” bila ada yang harus
direvisi dari aturan / tata tertib sekolah
❑ Kembangkan mekanisme teknis berkaitan dengan
penanganan “Anak berperilaku tidak tepat“ di sekolah
❑ Efektifkan “media kreatfitas anak” yang membangun
pemikiran dan perilaku positif
Keluarga
Lingkungan
Tumbuhkembang/
Belajar
Anak

//

Sekolah Masyarakat
Aspek Aspek
Sosial Relegius /
Spiritual

Aspek Yang
Mempengaruhi
Perilaku Anak

Aspek
Interpersonal
Keluarga

Aspek Pendekatan Penerapan


Disiplin Positif
Aspek Sosial Spiritual / Religius

Untuk Menjadikan Anak


sebagai Calon Bintang

Dengan Terlebih dahulu


menjadikan diri sebagai
Cetakan Bintang - nya

Sekolah Masyarakat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai