Anda di halaman 1dari 16

SMInar Parentalk Bersama Psikolog:

AJARI DISIPLIN
Tanpa DarTing*
Disiplin Positif, Solusi Efektif Mendidik Gen Alpha

Dina Nastiti, M.Psi, Psikolog


Menu Diskusi
Persiapan sebelum
Memahami menerapkan Disiplin
Disiplin Positif Positif

Mengajarkan Disiplin
sesuai Tahap
Perkembangan Anak Hukuman VS
Konsekuensi

Boleh & Tak


Boleh
Disiplin,
Ditumbuhkan atau diajarkan?
Memahami Disiplin Positif
Disiplin merupakan metode untuk mengajarkan karakter, control diri & perilaku
yang bisa diterima sosial.
Disiplin positif adl proses penerapan disiplin tanpa kekerasan, melalui 3 hal pokok:
1. pendidikan yang efektif bertujuan untuk mendukung anak berkembang sesuai
dengan potensi mereka,
2. menghargai hak anak,
3. mengajarkan anak untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka.
4. mengajarkan anak keterampilan menyelesaikan masalah.
Gol Disiplin Positif

Menumbuhkan disiplin dalam diri anak


TANPA
SOGOKAN dan HUKUMAN.
Prinsip Dasar Disiplin Positif

1. DISIPLIN YANG MENDIDIK: ortu fokus terhadap hal


positif anak dan mengajarkan anak solusi terhadap masalah
yang dihadapi daripada hukuman.

2. PAHAM MOTIF PERILAKU: Ortu harus dapat memahami


alasan/faktor penyebab dibalik perilaku anak, mematahkan
persepsi negative dari perilaku tersebut.
Prinsip Dasar Disiplin Positif
3. MEMBANGUN KARAKTER: Mengacu pada pendidikan yang
membangun karakter anak yaitu: self-discipline, keterampilan
sosial, kerjasama, komunikasi yang efektif, pemecahan
masalah, menghargai, solidaritas dan peduli terhadap orang
lain.

4. UBAH PARADIGMA: Ortu diharapkan dapat mengubah


paradigma dari “memberikan pujian” menjadi “mendorong usaha
baik” anak yang dapat memberdayakan dirinya sehingga anak
memiliki self-esteem (harga diri) yang positif.
Fokus pada perilaku yang BAIK

Gunakan kalimat yg mendorong


USAHA BAIK utk memperkuat
perilaku baik.
Kurangi perilaku yang tidak tepat.

KUNCI
DISIPLIN POSITIF
Sebelum Menerapkan …
1. Pahami & sepakati pola asuh dengan pasangan.

2. Lakukan komunikasi positif dengan anak.

3. Buat aturan bersama dengan anak.

Fungsi aturan adalah MENCEGAH dan/atau MENGUATKAN perilaku


dengan menyatakan sejelas mungkin ekspektasi ortu terhadap anak.
Hukuman VS Konsekuensi
Hukuman Konsekuensi

• diberikan untuk menghentikan • Fokus pada masalah/kesalahan


perbuatan yg salah. anak.
• Anak belum tentu paham tujuan • Mendidik anak untuk
hukuman atau kesalahannya. menyelesaikan masalah yg
• Rentan menimbulkan dampak ditimbulkan olehnya.
negatif bagi psikis anak. • Anak akan mengingat apa yg
• Anak hanya patuh jika figur yg harus dilakukan saat mengalami
menghukum ada. situasi yg mirip.
• Tidak mendidik anak punya • Tidak tergantung pada
kontrol diri & keterampilan ada/tidaknya figur otoritas.
menyelesaikan masalah dgn baik.
Harus Dilakukan & Tidak Boleh
Harus Dilakukan Tidak Boleh Dilakukan

• Beri contoh nyata disiplin dari • Tidak memberi contoh tapi


orangtua agar bisa ditiru anak. menuntut anak menyelesaikan
• Orangtua konsisten dengan masalahnya.
sikapnya. • Ortu “malas” berargumen,
• Perlu pembiasaan sehari-hari. menjelaskan pada anak shg tidak
ada diskusi 2 arah.
• Kesamaan sikap antara orangtua
& pengasuh lain yg serumah dlm • Sering memberi “toleransi” pada
menerapkan disiplin positif. anak saat melakukan kesalahan.
• Berdiskusi dengan anak tentang • Ortu & pengasuh tidak bersikap
kejadian yg baru terjadi. yg sama.
Disiplin Sesuai Usia
0-3 tahun
Orientasi pada pembiasaan.

Anak mulai mengenal


disiplin dari kebiasaan
sehari-hari

Belum paham aturan, salah-


benar, konsekuensi tapi bisa
meniru. Saatnya mengenalkan
aturan sederhana.

Gunakan kata ajakan


disertai contoh perilaku
serta verbalisasi perilaku.
4-7 tahun
Orientasi pada kepatuhan.

Anak mulai mengenal aturan,


konsekuensi, nilai benar-salah dari
rumah dan sekolah.

Orangtua harus konsisten menerapkan


aturan, bisa mulai membuat jadual
bersama. Orangtua belajar membangun
kepercayaan pada anak.

Komunikasi positif dan 2 arah lebih


intens, terutama untuk menjelaskan
konsekuensi
8-12 tahun
Orientasi pada konformitas
(kesamaan dgn kelompok)

Anak banyak belajar tentang penerapan disiplin dari


lingkungan terdekat; teman dan “role model” lain.

Beri tanggung jawab lebih yang menuntut


kedisiplinan. Tegas menerapkan konsekuensi, NO
WAY OUT. Orangtua beri contoh lebih intensif.

Orangtua memperbanyak diskusi 2 arah dengan


anak menggunakan contoh-contoh dari lingkungan
terdekat tentang orang yg gagal akibat tidak
disiplin.
MARI
KITA
DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai