Anda di halaman 1dari 10

GANGGUAN SOSIAL,

EMOSIONAL, DAN PERILAKU

Anggota kelompok :

1. Isfani Kasiatul Zizan (208620700026)

Kelompok 4 2. Khilmiatun Nisak (208620700052)

3. Edy Arizul Handika (208620700056)


Gangguan Sosial, Emosional, dan Perilaku
(Social, Emotional, and Behavioural Difficulties-
SEBD)

Gangguan sosial, emosional, dan perilaku (SEBD) bisa menjadi


tantangan yang cukup besar bagi para praktisi. Gangguan ini
biasanya muncul dalam bentuk perilaku merusak di kelas atau
lingkungan sekolah.

Saat menangani anak yang memiliki gangguan perilaku dan


emosional, kita harus ingat bahwa jika terdapat 'masalah perilaku'
bukan berarti 'anak bermasalah'. Ada banyak alasan mengapa
seorang anak memunculkan perilaku yang tidak baik.

Saat memasuki lingkungan sekolah, seorang anak akan


menunjukkan masalah perilaku karena merasa lingkungan baru
tersebut tidak aman untuknya, atau akibat kurangnya kepercayaan diri
saat dikenalkan pada teman-teman barunya.
Mortimer (2002, hal. 16) menyatakan bahwa perilaku yang

Perilaku
diharapkan dari seorang anak adalah sebagai berikut :
• merasa termotivasi dan percaya diri untuk mengembangkan
potensi terbaiknya
• mampu menjalin hubungan pertemanan dan menerima kasih

Yang sayang
• mampu mengekspresikan perasaannya dengan cara yang benar
• mampu 'melakukan' hal yang diperintahkan dengan sopan

Pantas
kepadanya
• mampu memberikan kontribusi yang berarti pada kelompok
• mampu mengembangkan kepercayaan diri.
Sebagai praktisi, kita harus menjadi panutan bagi anak-anak
tersebut agar mereka bisa menunjukkan perilaku yang diinginkan, dan
jika perlu, menunjukkan pada mereka bagaimana perilaku yang
pantas dan bagaimana perilaku yang tidak pantas.

Dengan mendorong munculnya perilaku positif dan secara terus-


menerus menggunakan teknik pemodelan serta penggunaan kata
'Tolong' dan 'Terima kasih', anak akan cenderung meniru perilaku
tersebut, dan pada akhirnya menjadi perilaku alami mereka.
Teori-teori Mengenai SEBD
1. Faktor psikologis
Maslow (dalam Woolfolk, Hughes, dan Walkup, 2008) mengajukan teori
hierarki kebutuhan. Dalam teori ini dinyatakan jika kebutuhan seorang anak
tidak terpenuhi, dia cenderung menunjukkan gejala SEBD.Hierarki
kebutuhan Maslow meliputi :
• aktualisasi diri
• harga diri
• rasa sayang dan memiliki
• rasa aman
• fisiologis.
2. Faktor biopsikososial
Uta Frith (1992, dalam Hunter-Carsch dkk. 2006, hal. 6) mengemukakan
sebuah model hubungan antara faktor-faktor biologis dan gangguan perilaku.
Model ini menunjukkan bahwa pengalaman, kedewasaan, motivasi, dan
kompensasi yang diperoleh berperan sebagai penghubung antara faktor
biologis dan perilaku yang terwujud.

3. Budaya dan masyarakat


Hunter-Carsch dkk. (2006) menyatakan bahwa model-model tersebut
hanya memberikan sebagian penjelasan mengenai penyebab atau akar dari
SEBD. Mereka berpendapat bahwa penyebab SEBD sesungguhnya adalah
faktor sosial dan budaya.
Strategi Untuk Mengubah Perilaku
Saat menangani anak yang memiliki gangguan perilaku, kita harus bisa mengidentifikasi peluang
untuk mengubah perilaku tersebut kapan pun memungkinkan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan strategi berikut :
• Meminta asisten pengajar untuk membantu anak tersebut ketika membaca buku dengan strategi satu-
lawan-satu agar dia tidak menunjukkan perilaku merusak saat tidak bisa duduk diam dan
mendengarkan bersama-sama teman sebayanya.
• Mengalihkan perhatian anak tersebut agar tidak menunjukkan perilaku merusak.
• Buatlah tugas-tugas yang dapat dikerjakan anak pada level yang tepat karena, bila hal ini tidak
dilakukan, dia akan menunjukkan perilaku merusak sebagai pengalih perhatian dari tugas yang sulit
diselesaikan.
• Ingatlah untuk selalu memberikan dorongan positif terhadap setiap perilaku baik yang ditunjukkan
dan setiap tugas yang diselesaikan, sekecil apa pun itu, karena hal ini akan meningkatkan
kepercayaan diri anak.
• Berikan instruksi yang jelas kepada anak SEBD. Pastikan dia mengerti apa yang kita harapkan
darinya
• Guru perlu memberikan contoh karena tidak cukup hanya dengan memberikan instruksi secara verbal
pada anak.
Tips Top Untuk Para Praktisi Dalam Mendorong
Perilaku Yang Pantas

Saat memberikan tugas, pertimbangkan hal-hal berikut (diadaptasi


dari Fox, 2001, hal. 40) :

• Apakah tugas disusun pada level yang sesuai dengan


kemampuan anak ?
• Apakah anak dapat bekerja secara mandiri atau apakah dia
membutuhkan bantuan ekstra untuk menyelesaikan tugasnya ?
• Apakah anak membutuhkan peralatan tambahan ?
• Apakah instruksi yang diberikan sudah jelas ?
• Apakah dorongan positif telah diberikan secara berkala ?
• Apakah ada pengecekan yang teratur terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan anak ?
• Apakah anak telah diberikan umpan balik positif ?
Bekerja Sama Dengan Pihak Lain Untuk
Mendukung Anak SEBD
Para praktisi harus menerapkan pendekatan yang
menyeluruh agar dapat memastikan keberhasilan pendekatan
inklusif pada anak SEBD di sekolah. Pendekatan tersebut
antara lain :

 Saling memberi dukungan dengan berbagai pihak yang


ada di lingkungan sekolah agar dapat menerapkan
pendekatan yang konsisten
 .Melibatkan anak SEBD dan orang tua mereka dalam
perkembangan kebijakan sekolah
 Memastikan bahwa para praktisi benar-benar terlatih untuk
menangani anak-anak SEBD.
 Menyediakan lingkungan yang mendukung untuk
mendorong perkembangan semua murid.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai