Anda di halaman 1dari 2

Konsep Pendidikan karakter oleh Thomas Lickona

Menurut Lickona (dalam Wamango dan Zien 2012: 105) bahwa pendidikan karakter yang
utuh, mengolah tiga aspek sekaligus, yaitu 1. pengetahuan moral (moral
knowing), 2. perasaan moral (moral feeling), dan 3. tindakan moral (moral
action). Parlu diingat, bahwa ketiga aspek karakter itu saling terkait satu sama lain.
Pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral tidak berfungsi secara terpisah,
melainkan satu sama lain saling merasuki dan saling mempengaruhi dalam segala hal.
Ketiganya bekerja sama secara kompleks dan simultan sedemikian rupa, sehingga ada
kemungkinan seseorang tidak menyadarinya. Disamping ke tiga indikator tersebut Lickona
menambah dua indicator yaitu rasa hormat dan rasa tanggung jawab.

Konsep pendidikan Karakter oleh Ki Hajar Dewantoro


Pendidikan di Indonesia perlu direvitalisasi sesuai dengan nilai-nilai budaya sendiri,
agar jati diri tetap tegak dan utuh demi kejayaan bangsa di masa depan, namun
dalam pembudayaan karakter, budaya asing tetap bisa diterima selagi ada relevansi dengan
budaya sendiri. Konsep karakter yang dicanangkan oleh Kihajar Dewantoro sampai saat ini
masih relevan untuk ditanamkan kepada peseta didik dan hasilnya akan bisa diterima secara
umum oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini Kihajar Dewantoro mengembangkan 4
komponen karakter yaitu: 1. Olah hati, 2. Olah pikir, 3. Olah Karsa, dan 4. Olahraga.

Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation)


sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah
menjadi kepribadian baik sebagai warga negara maupun individu. Pendidikan karakter
bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila yang
meliput:
1. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik
dan berprilaku baik.
2. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila
3. Mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada
bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Pendidikan karakter bukanlah sebuah
proses menghafal materi saol ujian saja tetapi justu memerlukan pembiasaan. Pembiasaan
untuk berbuat baik, berlaku jujur, kesatria, malu berbuat curang, malu bersikap malas, malu
membiarkan lingkungan kotor. Karakter tidak terbentuk secara instan, tapi harus dilatih
secara serius dan proporsional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.
Pendidikan karakter di Indonesia saat ini masih kurang di miliki oleh setiap warga negaranya.
Warga indonesia tersebut hanya mencari keselamatan untuk dirinya sendiri, mereka tidak
mau bersusah payah untuk lebih mengembangkan apa yang telah dimilikinya, mereka masih
menggantungkan dirinya kepada negara lain, padahal yang mempunyai potensi lebih maju
adalah mereka sendiri.
Masalah ini di sebabkan oleh kurangnya pendidikan karakter bangsa pada warga indonesia,
pemerintah sendiri mungkin masih kurang memperhatikan tentang kondisi warganya. Maka
dari itu dalam pendidikan di Indonesia perlu di adakannya pendidikan karakter guna
membentuk karakter bangsa yang berakhlak mulia. Selain masa pembentukan karakter pada
tahap awal yaitu pembentukan karakter dalam lingkup keluarga, dalam lingkungan
sekolahpun mempunyai arti penting untuk mengembangkan karakter bahkan dapat mengubah
karakter anak didik yang dinilai tidak baik lalu menjadikannya karakter yang dinilai baik.
Pedidikan karakter bisa di dapat dari dua tempat. Pendidikan karakter yang pertama bisa kita
dapatkan dari lingkup keluarga, dan yang kedua bisa kita dapatkan dari lingkup sekolah.
Keduanya saling berkaitan sehingga kita harus mendapatkan pendidikan karakter tersebut
dari kedua lingkup. Dalam lingkup keluarga bagaimana cara orang tua mendidik anak dengan
baik mungkin dengan mengajarkan cara menghormati orang yang lebih tua dari kita,
membantu orang yang kesusahan, gemar menabung dan tidak boleh berkata kotor.
Nah, di sekolah sendiri menambahkan bagaimana cara seorang guru mengajarkan kebisaan
yang sudah diarahkan orang tua lebih disiplin dan dilakukan dengan kegiatan sehari-hari.
Agar dapat menumbuhkan rasa semangat anak seorang guru dapat mengajarkan dengan
memberikan contoh-contoh permainan yang positif guna mendukung pola pikir anak.
Pembentukan karakter tidak cukup dari lingkup sekolah saja, melainkan perlu juga kesadaran
dari dalam dirinya sendiri. Dia harus mau berusaha untuk mengubah nasib dirinya menjadi
lebih baik lagi, tidak hanya dianggap sebagai babu, tapi bahkan mereka bisa menjadi lebih
dari yang mereka kira. Kesadaran itu tumbuh melalui pemberian pengertian tentang
pentingnya kita mengembangkan karakter dalam diri kita ini, dan pemberian pengertian
tentang petingnya itu melalui pendidikan sejak dini.
Maka dari itu pendidikan karater harus diajarkan kepada anak sejak mereka masih kecil,
karena pendidikan yang dimulai sejak kecil sejatinya dapat diterima anak dengan baik dan
mampu diingat sampai nanti dewasa agar mereka tahu baik buruk ketika mereka melakukan
suatu kegiatan. Cara ini semua dilakukan guna untuk membentuk karakter bangsa yang
disiplin sopan dan mampu menjujung tinggi martabat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai