Anda di halaman 1dari 3

1.

CARA PEMBENTUKAN KARAKTER

Penanaman kebiasaan dalam berinteraksi dengan lingkungannya biasanya


diawali dengan peran orang tua dalam mendidik anak di rumah. bila
menginginkan kebiasaan baik menetap maka kebiasaan ini harus dirubah
menjadi suatu kepribadian pada diri Individu. Kepribadian yang baik dan
menetap inilah yang nantinya bisa menjadi karakter apabila kepribadian ini
diwariskan. Pendidikan kepribadian ini baru bisa disebut pewarisan karakter
apabila dilakukan tidak hanya dari seorang pendidik ke muridnya, namun juga
dari setiap insan yang ada dalam suatu bangsa ke insan yang lainnya dari
generasi ke generasi selanjutnya tanpa melihat perbedaan kelas ataupun
tingkatan. Suatu karakter yang bermula dari kepribadian yang baik yang
tercermin dalam identitas bangsa hanya bisa menjadi karakter ketika bisa
menunjukan kebiasaan yang terpuji yang bisa dipertahankan dalam berbagai
kondisi secara menetap.

Tiga sifat utama dari bentuk karakter

 Memiliki Sifat Menetap


 Butuh waktu yang lama dan bertahap untuk membentuknya
 Dibentuk melalui penguatan

Penguatan merupakan kunci dari suksesnya pendidikan karakter. Penguatan


yang diberikan dalam pendidikan karakter bangsa Kita haruslah bukan sekedar
berbentuk pemberian reward dan punishment bagi peserta didik. Proses
penguatan dalam pendidikan ini juga harus mampu memberikan kesadaran
makna akan pentingnya pendidikan bagi manusia yang berkarakter. Serta
pemberian nilai yang diperkuat harus menekankan pada peran ahklak dalam
pembentukan karakter bangsa. Selayaknya penguatan ini haruslah berbentuk
penguatan yang manusiawi dan bisa memberi makna mendalam bagi peserta
didik.
Bangsa Indonesia telah memiliki karakter yang bernilai luhur dan diwariskan
secara turun-temurun. Akan tetapi pewarisan dengan cara yang konservatif
saja tidaklah cukup. Perlu dilakukan pewarisan dan pembentukan karakter
bangsa yang bisa mencetak generasi penerus berkarakter dan bermartabat dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh sebab itulah dilakukan pendidikan yang
didasarkan pada nilai-nilai pendidikan karakter. Pendidikan karakter
menekankan pada suatu nilai moral yang universal yang bisa diterima baik oleh
berbagai kalangan di seluruh kelompok sosial. Pendidikan karakter berfokus
bukan lagi pada sesuatu yang salah dan benar saja tapi sudah pada tingkat baik
dan buruk hal yang diajarkan. Tujuan dari pendidikan karakter ini ialah
mencetak Individu yang berkarakter. Individu baru bisa dikatakan berkarakter
apabila dirinya sudah mampu melaksanakan segala keputusan yang diambilnya
dengan pertimbangan moral.

Raharjo (2010) mengasumsikan pendidikan karakter secara lebih luas lagi yakni


suatu proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral
dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi
terbentuknya generasi yang berkualitas, mampu hidup mandiri dan memiliki
prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Atau dapat
dikatakan bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama
dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak yang bertujuan untuk
membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga
masyarakat, dan warga negara yang baik dengan kriteria secara umum adalah
nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat
dan bangsanya sendiri.

Ciri Individu yang berkarakter ialah :

1. Moral Knowing, Ialah memahami dan mengetahui hal yang baik dan
buruk sesuai dengan kaidah moral. Penerapan dari hal ini ialah
memahami bahaya narkoba bagi generasi muda dan mengerti dampak
korupsi bagi negara. Individu yang bermoral akan memahami dengan
baik konsekuensi dari contoh kedua kasus tadi bagi dirinya, keluarga,
dan lingkungannya.
2. Moral Feeling, atau disebut juga “loving the good”, yakni menyukai
hal-hal yang bersifat baik dan cenderung menarik diri menuju
kebaikan. Semisal memiliki keinginan kuat untuk mempelajari cara
melestarikan budayalokal ditengah gempuran invasi budaya asing atau
semisal memiliki perasaan ingin senantiasa menaati peraturan yang
berlaku karena dirinya takut bila peraturan tidak ditaati dengan baik
maka akan timbul bahaya akibat jika tidak ada keadilan di masyarakat.
3. Moral Action, Pada tahap ini perasaan dan pikiran yang baik akan
mewujudkan perilaku yang baik di dalam diri individu. Ketika
menangkap realita yang ada individu akan bergerak dan memberikan
respons yang baik terhadap permasalahan yang ada. Ini terjadi semisal
pada individu yang tidak hanya menyadari kemajemukan di lingkungan
sosialnya tapi juga mengupayakan cara merawat kemajemukan 
bangsa indonesia. Integrasi antara pikiran dan perasaan serta perilaku
yang diwujudkan ini bahkan tidak hanya berada pada tahap
mengupayakan pemecahan masalah.
4. KESIMPULAN

 Penanaman dan pembentukan pendidikan karakter harus diawali


dengan penanaman dan peran orang tua dalam mendidik anakdi
rumah.
 Penguatan merupakan kunci dari suksesnya pendidikan karakter.
 Tiga sifat utama dari bentuk karakter
 Memiliki Sifat Menetap
 Butuh waktu yang lama dan bertahap untuk membentuknya
 Dibentuk melalui penguatan

http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2018/07/pendidikan-karakter-bangsa/

Anda mungkin juga menyukai