Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

(Faktor Risiko Pada Perdarahan Post Partum)

Disusun Oleh:

1. Faradiba Maulidiyah (PO71240220054 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2024/2025
BAB I
PEMBAHASAN

Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi
lahir pervaginam atau lebih dari 1.000 mL setelah persalinan abdominal. Kondisi dalam
persalinan menyebabkan kesulitan untuk menentukan jumlah perdarahan yang terjadi, maka
Batasan jumlah perdarahan disebutkan sebagai perdarahan yang lebih dari normal dimana telah
menyebabkan perubahan tanda vital, antara lain pasien mengeluh lemah, limbung, berkeringat
dingin, menggigil, hiperpnea, tekanan darah sistolik < 90 mmHg, denyut nadi >100 x/menit,
kadar Hb < 8 g/dL. Perdarahan post partum dibagi menjadi:
1) Perdarahan Post Partum Dini (early postartum hemorrhage), Perdarahan post partum
dini adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah kala III.
2) Perdarahan pada Masa Nifas (late postpartum hemorrhage), Perdarahan pada masa
nifas adalah perdarahan yang terjadi pada masa nifas (puerperium) tidak termasuk 24
jam pertama setelah kala III. (Mika, 2016)
Perdarahan postpartum adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau lebih yang
terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah lahirnya
plasenta. Pada umumnya bila ada perdarahan tidak normal akan terdapat perubahan vital seperti
kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak napas, serta tekanan darah < 90
mmHg dan nadi >100/menit maka penanganan harus segera dilakukan (Fahira, 2019).
Adapun faktor risiko yang menyebabkan terjadinya perdarahan postpartum primer menurut
Prawirohardjo adalah umur, paritas, anemia dan kekurangan gizi. Umur mempunyai pengaruh
terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah darah pada kala III dan IV, perdarahan
postpartum lebih banyak pada umur > 35 tahun. Wanita hamil yang berusia lebih dari 5 tahun
berisiko 7 kali lebih tinggi mengalami perdarahan postpartum. (Rosmaria, 2019).
Ibu yang hamil dengan anemia saat postpartum akan mengalami atonia uteri. Hal ini
disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah oksigen dalam darah yang
kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul
atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan banyak. (Rosmaria,2019).
Faktor penyebab perdarahan postpartum antara lain atonia uteri, retensio plasenta, laserasi
jalan lahir, dan kelainan penyakit darah. Adapun faktor-faktor predisposisi perdarahan
postpartum, antara lain paritas, umur kehamilam, jarak persalinan, peregangan uterus berlebih
(makrosomia, gemeli dan polihidramnion), partus presipitatus, induksi oksitosin, riwayat
seksio sesaria, riwayat perdarahan postpartum dan kala I dan II yang memanjang. (Fahira,
2019)
Perdarahan pasca persalinan atau perdarahan postpartum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a. Perdarahan pasca persalinan dini (earl postpartum haemorhage):
1) Yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama sesu-dah bayi lahir.
2) Disebut juga perdarahan primer.
b. Perdarahan pasca persalinan laniut (late postpartum haemorhage):
1) Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa nifas (puerperium).
2) Tidak termasuk 24 jam pertama setelah bayi lahir.
3) Disebut juga perdarahan sekunder.

Terdapat hal-hal yang dicurigai dapat menimbulan perdarahan pasca persalinan, yaitu:
a. Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:
1) Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.

2) Grande multiparitas (lebih dari 4 anak).

3) Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari 2 tahun).

4) Bekas operasi seksio caesaria.

5) Pernah abortus sebelumnya.

b. Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:


1) Persalinan kala 2 yang terlalu cepat, misalnya setelah per-salinan dengan bantuan

forceps dan ekstraksi vakum (VE).

2) Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, ke-hamilan kembar, anak besar.

3) Uterus yang kelelahan, persalinan lama.

4) Uterus yang lembek akibat narkosa/anestesia yang dalam.

5) Inversio uteri primer dan sekunder. (Anik, 2016).


Tabel 1.1 Diagnosis perdarahan post partum
Gejala dan Tanda Tanda dan Gejala Lain Diagnosis Kerja
Uterus tidak berkontraksi Syok, Bekuan daaarah pada Antonia uteri
dan lembek, perdarahan serviks atau posis terlentang
segera setelah anak lahir. akan menghambat aliran
darah ke luar
Darah segaar yang mengalir Pucat, lemah, menggigil Robekan jalan lahir
segera setelah bayi lahir,
uterus kontraksi dan keras,
plasenta lengkap
Plasenta belum lahir setelah Tali pusat putus akibat traksi Retensio Plasenta
30 menit, perdarahan berlebihan, inversio uteri
segera(P3), uterus akibat tarikan, perdarahan
berkontraksi dan keras lanjutan.
Plasenta atau sebagian Uterus berkontraksi tetapi Tertinggalnya sebagian
selaput (mengandung tinggi fundus tidak plasenta atau ketuban
pembuluh darah) tidak berkurang
lengkap, Perdarahan segera
(P3)
Uterus tidak teraba, Lumen Neurogenik syok, Pucat dan Inversio uteri
vagina terisi masa, Tampak limbung.
tali pusat (bila plasenta
belum lahir).
Sub-involusi uterus, Nyeri Anemia, Demam Endometristis atau sisa
tekan perut bawah dan pada fragmen plasenta
uterus, Perdarahan, Lokhia (terinfeksi atau tidak)
makopuralen dan berbau. Late postpartum
hemorrhage
Perdarahan postpartum
sekunder
(Budi, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Iman Santoso Budi. (2007). Buku Acuan Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat
Obstetri dan Neonatal. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Manik, R. B., & Susanti, Y. (2019). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Perdarahan Postpartum Primer di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Provinsi Jambi Tahun 2019. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat. Bahana of
Journal Public Health, 3(2), 2580-0590.

Maryunani Anik. (2016). Asuhan Kegawatdaruratan dalam kebidanan. Jakarta Timur: CV.
Trans Info Media.

Nur, A. F., Rahman, A., & Kurniawan, H. (2019). Faktor Risiko Kejadian Perdarahan
Postpartum di Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu. Healthy Tadulako Journal
(Jurnal Kesehatan Tadulako), 5(1), 26-31.

Oktarina Mika. (20160. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai