1452-Article Text-3539-2-10-20220926

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Dedi Setiadi, Dkk

Vol. 6, No. 2, Desember 2021

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR PADA SISTEM PAKAR


UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO

Dedi Setiadi1*, Asep Syaputra2, Tri Susanti3


Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Pagaralam1,2,3
e-mail: dedisetiadi@sttpagaralam.ac.id1, asepsyaputra68@sttpagaralam.ac.id2,
trisusantisubagyo8@gmail.com3

Abstrak

Penggunaan komputer sudah menyentuh berbagai bidang kehidupan, sehingga mendorong para
ahli untuk mengembangkan penggunaan komputer agar dapat mempermudah pekerjaan manusia
salah satunya dalam bidang kesehatan, yaitu dengan adanya sistem pakar. Penelitian ini memiliki
tujuan menghasilkan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit vertigo dengan menggunakan
metode certainty factor, yang merupakan metode yang digunakan untuk mendefinisikan ukuran
kepastian terhadap fakta untuk menggambarkan keyakinan seorang pakar terhadap permasalahan
yang ditemui. Metode ini akan di aplikasikan dalam membangun sistem pakar untuk mendiagnosa
penyakit vertigo, metode ini sangat baik digunakan dalam sistem pakar yang mencakup
ketidakpastian karena ada dua proses perhitungan dalam pengolahan data data, maka kekurangan
data bisa terjaga. Penyakit vertigo merupakan suatu sensasi sakit kepala yang berputar yang
dirasakan didalam dan diluar kepala. Hasil dari penelitian ini berupa sistem pakar untuk
mempermudah pegawai puskesmas dalam melakukan pendaftaran dan diagnosa. Pengujian
sistem ini menggunakan blackbox testing dengan hasil skor 3,5 dari expert review dan 3,5 dari
implementasi betha dengan kategori valid sehingga sistem pakar yang dihasilkan bisa
dipergunakan dalam mendiagnosa penyakit vertigo di Puskesmas Sidorejo.

Kata kunci : Sistem Pakar; Vertigo; Certainty Factor

Abstract

The use of computers has touched various fields of life, thus encouraging experts to develop the
use of computers in order to facilitate human work, one of which is in the health sector, namely
the existence of an expert system. This study has the aim of producing an expert system for
diagnosing vertigo by using the certainty factor method, which is a method used to define a
measure of certainty against facts to describe an expert's belief in the problems encountered. This
method will be applied in building an expert system to diagnose vertigo, this method is very good
for use in an expert system that includes uncertainty because there are two calculation processes
in data processing, so data shortages can be maintained. Vertigo is a spinning headache
sensation that is felt inside and outside the head. The results of this study are in the form of an
expert system to make it easier for puskesmas employees to register and diagnose. Testing this
system using blackbox testing with a score of 3.5 from expert review and 3.5 from beta
implementation with a valid category so that the resulting expert system can be used in diagnosing
vertigo at the Sidorejo Health Center.

Keywords : Expert System; Vertigo; Certainty Factor

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 105


Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Dedi Setiadi, Dkk
Vol. 6, No. 2, Desember 2021

I. PENDAHULUAN menderita vertigo jika ingin mengetahui


Teknologi informasi sekarang ini berbagai gejala-gejala, sebagai penyebab
telah banyak dimanfaatkan dan sudah vertigo dan cara menangani penyakit vertigo
menyentuh berbagai bidang kehidupan, mereka harus datang ke dokter atau
teknologi informasi yang identik dengan puskesmas untuk berkonsultasi secara
pengunaan komputer merupakan suatu langsung, tetapi hanya beberapa orang saja
teknologi yang digunakan untuk mengola yang mungkin memiliki uang untuk bisa
data menjadi informasi yang relevan dalam datang dan berkonsultasi langsung dengan
pengambilan suatu keputusan, [1] sehingga dokter, dikarenakan faktor ekonomi yang
mendorong para pakar untuk tidak memadai.
mengembangkan penggunaan komputer Dari hasil observasi dan wawancara
agar menjadi suatu perangkat yang dapat pada UPTD Puskesmas Sidorejo khususnya
memudahkan manusia dalam beraktivitas, pada bagian poli umum. Saat ini
yaitu dengan menciptakan sistem pakar atau pemeriksaan pada Puskesmas tersebut masih
expert system. Sistem pakar adalah sistem manual atau belum memiliki sistem yang
yang berusaha mengadopsi kemampuan atau efisien dan efektif. Dimana pasien datang
kemapuan manusia ke dalam komputer mendaftar kemudian pegawai Puskesmas
untuk menirukan seorang ahli atau pakar. menulis data pasien setelah itu pegawai di
[2] Salah satu bidang dalam kehidupan bagian pendaftaran memberikan kertas
manusia yang menggunakan teknologi pendaftaran ke bagian poli umum
komputer yaitu bidang kesehatan. Saat ini Puskesmas Sidoerejo setelah itu barulah
banyak manusia yang tidak memperhatikan pasien di panggil untuk diagnosa.
kesehatannya, sehingga banyak gangguan Oleh karena itu untuk mempermudah
kesehatan atau penyakit yang diakibatkan pendaftaran dan mendiagnosa pasien, pihak
oleh cara hidup yang dijalani tidak baik salah Puskesmas memerlukan suatu sistem yang
satu penyakit yang ditimbulkannya adalah lebih baik dan efisien yang berbasis
vertigo. komputer, sehingga dalam pelayanan pasien
Penyakit vertigo adalah salah satu tidak perlu lagi menggunakan kertas sebagai
sakit kepala, dengan gejala yang berbeda alat untuk pendaftaran dan diagnosa, yaitu
dari sakit kepala biasa, dimana penderita sistem pakar atau expert system yang dapat
mengalami sensasi seperti berputar yang dipergunakan untuk mendiagnosa penyakit
dirasakan didalam dan diluar kepala yang vertigo.
tiba-tiba, suatu perasaan dari tubuh atau Penelitian ini memiliki tujuan yaitu
lingkungan disekitarnya yang disebabkan membangun dan menghasilkan sistem pakar
oleh gangguan keseimbangan tubuh dan yang berguna untuk mendiagnosa penyakit
ditandai dengan lingkungan terasa berputar- vertigo dengan menggunakan metode
putar, dunia seperti gempa, dimana segala certainty factor, yaitu suatu metode yang
yang ada di sekitar terasa berputar-putar, dipergunakan dalam mendefinisikan atau
terasa akan terjatuh bahkan ada yang benar- mendeskripsikan nilai kepastian terhadap
benar terjatuh, yang disertai dengan rasa suatu keadaan untuk menggambarkan
mual atau bahkan sampai muntah, serta tingkat keyakinan seorang pakar terhadap
mengeluarkan keringat dingin. [3] suatu permasalahan yang ditemui. Metode
Terkadang penderita vertigo itu awalnya ini akan di aplikasikan dalam membangun
tidak bisa mengetahui gejala-gejala vertigo sistem pakar yang berguna untuk
karena kurangnya informasi yang diketahui mendiagnosa penyakit vertigo, metode ini
oleh penderita tersebut. Seorang yang sangat baik digunakan dalam suatu sistem

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 106


Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Dedi Setiadi, Dkk
Vol. 6, No. 2, Desember 2021

pakar yang terdapat nilai ketidakpastian 2.3 Vertigo


karena didalam proses perhitungannya Kata ”vertigo” diambil dari bahasa
hanya dapat mengolah dua data, maka latin yaitu vertere yang artinya memutar.
kekurangan data bisa terjaga. Dan juga Nama ini diberikan kepada orang yang
berdasarkan penelitian [4], bahwa metode biasanya merasa dunia di sekitarnya berputar
certainty factor memiliki nilai probalitas – putar sehingga menyebabkan hilang
lebih tinggi dibandingkan dengan metode keseimbangan. [8] Vertigo merupakan
teorema bayes, berdasarkan hasil perasaan yang abnormal mengenai adanya
perhitungan yang dilakukan. gerakan penderita terhadap sekitarnya,
dimana tiba-tiba segala hal yang ada di
II. TINJAUAN PUSTAKA sekitar kita terasa berputar atau bergerak
Untuk mendukung penelitian yang naik turun dihadapannya. [9] Vertigo adalah
dilakukan, perlu adanya teori – teori atau sakit kepala dimana penderita mengalami
kajian – kajian yang berhubungan dengan lingkungan yang berputar sehingga
penelitian yang dapat dijadikan landasan membuat hilangnya keseimbangan tubuh
atau dasar dilakukannya penelitian. juga seringkali disertai dengan muntah-
muntah berkeringat dan kolaps.
2.1 Sistem Pakar
Sistem pakar atau expert system 2.4 Certainty Factor
adalah suatu sistem yang mencontoh dan David McAllister menjelaskan bahwa
menerapkan pengetahuan dari manusia yang certainty factor merupakan suatu metode
diterapakan ke perangkat komputer, yang digunakan untuk membuktikan apakah
sehingga komputer bisa menyelesaikan suatu data atau fakta itu pasti atau tidak pasti
berbagai masalah seperti layaknya seorang yang yang didefinisikan dalam bentuk
ahli atau pakar. Sistem pakar yang baik metric yang pada umumnya dipergunakan
dibuat agar dapat menyelesaikan berbagai dalam sistem pakar. Shortliffe dan
permasalahan yang ada di masyarakat Buchanan juga mengusulkan teori certainty
dengan memanfaatkan system pakar. [5] factor pada tahun 1975, untuk
Sedangkan menurut [6] Sistem pakar mengakomodasi ketidak pastian pemikiran
atau expert system merupakan bagian dari (inexact reasoning) pada seorang pakar atau
sistem kecerdasan buatan atau artificial ahli.
intelegent yang yang terdapat pengetahuan Seorang pakar atau ahli, contohnya
serta pengalaman yang dimasukan ke dalam seorang dokter akan menganalisis suatu
komputer, sehingga dapat diguanakan untuk informasi dengan kata atau kalimat seperti
menyelesaikan masalah, dengan sistem ”besar kemungkinan”, “mungkin”, ”hampir
inferensi untuk mengadopsi seorang ahli seperti”. Sehingga untuk mewujudkan hal
atau pakar. tersebut digunakan certainty factor untuk
dapat menjelaskan bagaimana dari tingkat
2.2 Diagnosa keyakinan pakar terhadap permasalahan
Diagnosa merupakan suatu penetapan yang ada. Certainty factor menggunakan
suatu keadaan normal melalui dasar nilai untuk menggambarkan tingkat
pertimbangan ilmu pengetahuan atau proses keyakinan dari seorang ahli terhadap suatu
mengerti bagaimana suatu fungsi dalam data atau informasi. Certainty factor
organisasi saat ini yang diperlukan untuk mengenalkan suatu konsep keyakinan dan
menemukan informasi, menganalisa dan tidak keyakinan yang selanjutnya
menetukan tindakan intervensi. [7] dirumuskan sebagai berikut : [10]

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 107


Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Dedi Setiadi, Dkk
Vol. 6, No. 2, Desember 2021

Metode ‘Net Belief’ yang diusulkan oleh 2. Kekurangan Metode Certainty Factor
E.H. Shortliffe dan B.G Bunchanan a. Ide umum dari metode ini yaitu
pemodelan ketidak pastian manusia
CF(Rule)=MB(H,E)–MD(H,E) menggunakan dengan menggunakan
MB(H,E)={max[P(H|E),P(H)]-P(H) nilai numeric.
max[1,0]-P(H) b. Pada metode ini hanya terdapat dua
P(H)=1 yang perlu dan dilakukan beberapa kali
MD(H,E) = {min[P(H|E),P(H)]-P(H) pengolahan data, yaitu ketidak pastian
min[1,0]-P(H) dan kepastian.
P(H)=0
Keterangan: 2.5 Penelitian Terdahulu
CF : Certainty Factor (faktor Dari penelitian yang telah dilakukan
kepastian) oleh [11], bahwa forward chaining inference
MB(H,E) : Measure of Belief yaitu angine yang digunakan dalam penelitiannya,
ukuran kepercayaan yang digunakan untuk mencatat gejala tidak
terhadap hipotesis H, dapat disimpulkan, maka penggunaan
apabila diberikan evidence metode certainty factor dapat menentukan
E (antara 0 dan 1) berapa persentase penyakit dalam
MD(H,E) : Measure of Disbelief yaitu penderitaan pasien melalui hasil perhitungan
ukuran ketidakpercayaan dalam metode certainty factor.
terhadap evidence H, Berdasarkan penelitian [12] Sistem
apabila diberikan evidence pakar diimplementasikan dengan
E (antara 0 dan 1) menggunakan metode certainty factor pada
P(H) : Probability atau objek penelitian dan hasilnya dapat berjalan
probabilitas kebenaran dengan baik untuk mendiagnosa penyakit
hipotesis H vertigo.
P(H|E) : Probabilitas bawah H Dan dari penelitian, [13] bahwa
benar karena fakta E sistem yang dibangun dapat mengatasi
ketidakjelasan dalam mengambil keputusan
1. Kelebihan Metode Certainty Factor berdasarkan gejala-gejala yang dimasukan
a. Metode ini sangat tepat jika digunakan oleh pasien atau user. Hasil dari penelitian
pada sistem pakar untuk mengukur atau yang dilakukan menghasilkan sistem pakar
mengetahui nilai dalam pengambilan yang dapat mengambil keputusan dalam
suatu keputusan apakah nilai yang mendiagnosa penyakit THT dengan
dihasilkan pasti atau mungkin nilai menggunakan metode certainty factor.
yang dihasilkan tidak pasti dalam
memprediksi suatu objek. III. METODOLOGI PENELITIAN
b. Certainty factor hanya dapat Dalam menyusun penelitian ini,
melakukan perhitungan sebanyak satu dibutuhkan suatu metode pengumpulan data
dan dalam proses perhitungannya yang dapat menunjang proses penilaian
hanya bisa mengolah dua data saja tidak sehingga dapat tercapai tujuan yang
lebih sehingga keakuratan data yang diinginkan sesuai dengan sistem yang
dihasilkan dari metode ini dapat terjaga dibuat. Dalam mengumpulan data dan
dengan baik. informasi sebagai bahan referensi dari
penelitian yang dilakukan digunakan metode
observasi atau pengamatan langsung ke

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 108


Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Dedi Setiadi, Dkk
Vol. 6, No. 2, Desember 2021

objek penelitian dan interview atau


wawancara ke pengguna system yang telah
berjalan..
1. Observasi
Data dan informasi yang didapatkan
atau diperoleh dalam pelaksanaan penelitian
yang dilakukan, dimana penulis melakukan
peninjauan dan pengamatan langsung ke Gambar 1. Halaman Beranda User
objek untuk mengetahui kondisi atau Sumber : Dokumen Pribadi
keadaan nyata di lapangan, dan juga
melakukan pencatatan untuk 2. Halaman Daftar User
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan Halaman ini user atau pasien harus
pada UPTD Puskesmas Sidorejo. mendaftar sebelum di diagnosa dengan
2. Interview mengisi isi data diri terlebih dahulu.
Pengumpulan data dan informasi pada
metode ini, yaitu dengan cara bertanya
langsung atau melakukan wawancara
dengan tenaga medis yang menangani
penyakit vertigo, untuk mengetahui
informasi mengenai penyakit vertigo, dan
juga pola pelayanan yang ada di Puskesmas
Sidorejo.
Gambar 2. Halaman Daftar User
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber : Dokumen Pribadi
4.1 Hasil
Penelitian ini menghasilkan sistem 3. Halaman Diagnosa
pakar yang dapat digunakan untuk Pada halaman diagnosa admin
mendiagnosa penyakit vertigo. Metode mendiagnosa user atau pasien, dan
yang digunakan dalam pembuatan sistem ini menanyakan keluhan pasien.
adalah metode certainty factor. Sistem pakar
yang dibuat ini sangat bermanfaat, karena
dapat memberikan kemudahan bagi pegawai
Puskesmas Sidorejo dalam melakukan
pendaftaran dan diagnose penyakit vertigo,
sehingga bias menhemat waktu dalam
mendiagnosa pasien yang ada.

1. Halaman Beranda User


Gambar 3. Halaman Diagnosa
Pada halaman Beranda user dapat
Sumber : Dokumen Pribadi
melihat menu menu yang ada pada user
seperti Daftar, Riwayat, Tentang
Vertigo.Dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 109


Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Dedi Setiadi, Dkk
Vol. 6, No. 2, Desember 2021

4. Halaman Hasil Diagnosa G011 Kehilangan 0,6 0,2


Pada halaman ini Admin dapat pendengaran
mengetahui hasil diagnosa pasien. Dapat sementara
dilihat pada gambar dibawah ini G012 Dehidrasi 0,4 0,2
G013 Pandangan 0,8 0,6
menjadi ganda
G014 Sulit menelan 0,4 0,2
G015 Bagian wajah 0,4 0,2
terasa lumpuh
G016 Sulit berbicara 0,4 0,2
dengan jelas
G017 Tungkai terasa 0,6 0,4
Gambar 4. Halaman Hasil Diagnosa lemas
Sumber : Dokumen Pribadi G018 Sakit kepala 0.6 0.4
hingga akan
4.2 Pembahasan terjatuh
1. Perhitungan Nilai Certainty Factor G019 Terasa seperti 1 0
Nilai Certainty Factor ini didapat sedang mabuk
dengan menggunakan kepastian dari seorang perjalanan
pakar terhadap gejala-gejala setiap penyakit G020 Telinga terasa 0.6 0.4
dengan menentuan nilai Measure Of Belive penuh
(MB) sebagai tingkat kepercayaan dan G021 Kehilangan 0.6 0.2
Measure Of Disbelive (MD) Sebagai tingkat kesadaran
ketidak kepercayaan G023 Kepala tiba 0.6 0.4
Tabel 1. Nilai certainty factor tiba berat
Id G024 Bicara kurang 0.4 0.2
Gejala MB MD
Gejala jelas
G001 Kepala pusing 1 0 G025 Tenggorokan 0.4 0.2
G002 Sensasi kepala 1 0 sakit
berputar G026 Pandangan 0.8 0.6
G003 Hilang 0,6 0,4 buram
keseimbangan Sumber : Dokumen Pribadi
G004 Mual 0,6 0,4
G005 Muntah 0,6 0,2 Tabel 2. Interval Certainty Factor
G006 Telinga 0,4 0,2 No Keterangan Nilai
berdengung 1 Sangat Pasti 1.0
G007 Telinga nyeri 0,4 0,2 2 Pasti 0.9
G008 Keringat 0,6 0,4 3 Hampir Pasti 0.8
berlebih
4 Kemungkinan Besar 0.7
G009 Sakit kepala 0,4 0,2
5 Mungkin 0.6
hingga akan
terjatuh 6 Tidak Tahu 0.5
G010 Pandangan 0,6 0,4
7 Mungkin Tidak 0.4
sulit focus
8 Kemungkinan Besar Tidak 0.3

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 110


Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Dedi Setiadi, Dkk
Vol. 6, No. 2, Desember 2021

9 Hampir Pasti Tidak 0.2 CF[H,E] = 0.2 * 0.6


10 Pasti tidak 0.1 = 0.12
d. Mengkombinasikan Nilai CF dari
Sumber : Dokumen Pribadi masing-masing gejala

2. Tahapan Pada Metode Certainty Factor CFcombine 1 CF[H,E]1,2 = (0.9 + 0.16) * (1-
a. User melakukan konsultasi dan
0.9)
memilih gejala sesuai kondisi yang
= 1.06 * 0.1
dipilih, sebagai berikut :
= 0.106
Tabel 3. Perhitungan metode certainty
CFcombine1 CF[H,E]old 3 = ( 0.106 + 0.16) * (1
factor
Penyakit Gejala MB MD – 0.106)
= 0.266 * 0.894
Vertigo Kepala 1.0 0.0 = 0.237
Ringan Pusing CFcombine1CF[H,E]old 4 = (0.237 + 0.12)* (1 –
Vertigo Hilang 0.6 0.4 0.237)
Ringan Keseimban = 0.357 * 0.643
gan = 0.229
Vertigo Telinga 0.4 0.2 Bila dijadikan dalam bentuk angka
Ringan berdengung persentase, maka
Sumber : Dokumen Pribadi = 0. 229 * 100
= 23%
Rumus Awal
CF [H,E] = MB [H,E] – MD [H,E] 4.3 Pengujian Sistem
CF [H,e] = CF [H,e] * CF [H,E] Untuk mengetahui dan memastikan
CFcombine CF[H,E]old gejala = CF [H,E]old + bahwa sistem pakar yang dibuat sudah bisa
CF[H,E]gejala * (1- CF[H,E]old) berjalan sesuai dengan yang diinginkan, dan
b. Menghitung CF pakar masing-masing mengetahui serta memastikan bahwa tidak
gejala dengan menyesuaikan gejala ada kesalahan atau error dari seluruh
yang dipilih dengan rule : fungsionalitas dalam sistem yang dibuat
1) Kepala Pusing tersebut maka dilakukan pengujian
CF[H,E] = 1.0 - 0.0= 1 Dalam penelitian yang dilakukan ini
2) Hilang Keseimbangan menggunakan teknik black box testing yaitu
CF[H,E] = 0.6 – 0.4= 0.2 suatu cara pengujian sistem yang dibuat
3) Telinga Berdengung untuk mengetahui apakah fungsionalitas dari
CF[H,E] = 0.4 – 0.2 = 0.2 program atau sistem yang dibuat sudah
c. Langkah selanjutnya menghitung CF berjalan sesuai dengan yang diinginkan
masing-masing gejala dengan apakah masih ada error ynag terjadi, jika
mengalikan CF pakar dengan CF user memang masih ada kesalahan (error) maka
1) Kepala Pusing akan dilakukan perbaikan lagi terhadap
CF[H,E] =1*0.9 sistem tersebut, pengujian yang dilakukan
= 0.9 yaitu:
2) Hilang Keseimbangan 1. Fungsi input, update, delete dan search
CF[H,E] = 0.2 * 0.8 data;
= 0.16 2. Tampil antar muka;
3) Telingan Berdengung 3. Koneksi dengan database

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 111


Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Dedi Setiadi, Dkk
Vol. 6, No. 2, Desember 2021

Berdasarkan hasil quisioner yang 9 Dapat mengakses riwayat 4


disebarkan dan di isi oleh responden yaitu diagnose
para ahli di bidangnya masing-masing 10 Dapat mengakses daftar 4
(expert), dari pengujian database, skor yang pasien
didapatkan rata-ratanya yaitu 3,9 dengan 11 Dapat mengakses diagnosa 4
kriteria layak, kemudian dari pengujian 12 Dapat Mengakses cetak 4
algoritma didapatkan skor rata-ratanya yaitu hasil diagnose
3,0 dengan kriteria layak, kemudian dari 13 Dapat mengakses search 4
hasil pengujian antar muka (Interface) 14 Dapat mengakses Tambah 4
didapatkan skor rata-ratanya yaitu 3,8 15 Dapat mengakses update 4
dengan kriteria layak, dan terakhir dari hasil 16 Dapat mengakses delete 4
pengujian fungsionalitas sistem didapatkan 17 Dapat mengakses cetak 4
skor rata-ratanya 3,9 dengan kriteria layak. laporan
Hal ini menunjukan bahwa penerapan Sumber : Dokumen Pribadi
metode certainty factor pada sistem pakar
untuk mendiagnosa penyakit vertigo sudah Tabel 6. Uji Interface
layak untuk di implementasikan di No Aspek Yang Dinilai Nilai
Puskesmas Sidorejo. 1 Ketetapan pembuatan 4
Berikut adalah hasil sebaran interface login
rekapitulasi penilaian para ahli atau expert 2 Ketetapan pembuatan 4
melalui pengujian blackbox testing. interface menu
3 Ketetapan pembuatan 4
Tabel 4. Uji Database
interface beranda
No Aspek Yang Dinilai Nilai
4 Ketetapan pembuatan 4
1 Gejala 4
interface gejala
2 Hasil 4
5 Ketetapan pembuatan 4
3 Penyakit 4
interface rule
4 Kondisi 4
6 Ketetapan pembuatan 3
5 Rule 4
interface penyakit
6 User 3
7 Ketetapan pembuatan 4
Sumber : Dokumen Pribadi
interface daftar pasien
Tabel 5. Uji Fungsional Sistem 8 Ketetapan pembuatan 4
No Aspek Yang Dinilai Nilai interface beranda
1 Dapat mengakses halaman 4 9 Ketetapan pembuatan 4
website interface daftar
2 Dapat login menggunakan 4 Sumber : Dokumen Pribadi
username/email &
password Tabel 7. Tabel Uji Algoritma
No Aspek Yang Dinilai Nilai
3 Dapat Mengakses beranda 4
admin 1 Penggunaan certainty factor 3
pada halaman diagnose
4 Dapat mengakses menu 4
2 Penggunaan rule disaat 3
5 Dapat mengakses gejala 4
melakukan diagnose
6 Dapat mengakses rule 4
3 Penggunaan proses diagnose 3
8 Dapat mengakses penyakit 3
Sumber : Dokumen Pribadi

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 112


Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Dedi Setiadi, Dkk
Vol. 6, No. 2, Desember 2021

Tabel 8. Tabel Rata-Rata 3,5 dengan kategori valid. Sedangkan uji


No Aspek Yang Dinilai Nilai expert diakumulasikan didalam nilai rata-
1 Database 3,9 rata keseluruhan hasil dari penelitian dengan
2 Fungsional system 3,9 nilai 3,5 dengan kategori valid.
3 Interface 3,8
4 Algoritma 3,9
Total 3,5
Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 7. Grafik expert review dan


implementasi
Sumber : Dokumen Pribadi

V. KESIMPULAN
Gambar 5. Rekapitulasi uji coba expert Berdasarkan dari penelitian yang
Sumber : Dokumen Pribadi dilakukan, telah menhasilkan beberapa
kesimpulan, yaitu :
Setelah melakukan uji coba expert 1. Penelitian ini menghasilkan sebuah
maka penulis mengujikan sistem, untuk Sistem Pakar untuk mendiagnosa
testing kepada admin betha test. penyakit vertigo dengan menggunkan
Memperhatikan dan memberikan penilaian metode certainty factor.
terhadap keaktifan admin dari system yang 2. Sistem pakar ini dapat membantu
dibuat tersebut dengan menggunakan data- pegawai Puskesmas Sidoerejo dalam
data yang dikumpulkan pada metode kegiatan pengelolaan penyakit vertigo
pengumpulan data, berupa angket dan seperti daftar, diagnosa, dan pelaporan.
didapatkan skor rata-ratanya yaitu 3,5 3. Hasil dari pengujian black box testing
dengan kategori valid. Berikut hasil mendapatkan skor 3.5 dari expert
rekapitulasi betha test. review dan 3.5 dari implementasi
rekapitulasi betha dengan kategori
valid. Hasil pengujian ini menyatakan
bahwa sistem pakar dapat menjadi salah
satu sistem yang valid untuk digunakan.

VI. SARAN
Setelah melakukan penelitian,
terdapat beberapa saran yang dapat
Gambar 6. Rekapitulasi nilai betha diberikan oleh penulis yaitu sebagai berikut
Sumber : Dokumen Pribadi
:
1. Bahwa sistem pakar yang telah dibuat
Kemudian kesimpulan hasil metode
dapat dikembangkan lagi, tidak hanya
pengujian blackbox testing (Alpha & Betha)
menyelesaikan satu permasalah yaitu
review ahli dan admin dengan data yang
penyakit vertigo saja tetapi diharapka
dikumpulkan berupa nilai rata-ratanya yaitu
kedepannya dapat menyelesaikan

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 113


Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Dedi Setiadi, Dkk
Vol. 6, No. 2, Desember 2021

dalam menyelesaikan permaslahan Penyakit Kulit Dengan Metode


lainya. Forward Chaining,” J. Manaj. dan
2. Selain dengan metode certainty factor Tek. Inform., vol. 1, no. 1, 2018.
sistem pakar ini dapat menggunakan [8] A. Sihombing and S. Sarjono,
sistem prediksi lainnya “Analisis Dan Perancangan Sistem
Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit
VII. DAFTAR PUSTAKA Vertigo Dengan Metode Dempster
Shafer,” J. Manaj. Sist. Inf., vol. 6,
[1] C. A. Cholik, “Perkembangan no. 1, pp. 43–54, 2021.
Teknologi Informasi [9] M. Amin and Y. A. Lestari,
Komunikasi/ICT dalam Berbagai “Pengalaman Pasien Vertigo di
Bidang,” J. Fak. Tek. Kuningan, vol. Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar
2, no. 2, pp. 39–46, 2021. Timur,” J. Kesmas Asclepius, vol. 2,
[2] I. H. Santi and B. Andari, “Sistem no. 1, pp. 22–33, 2020.
pakar untuk mengidentifikasi jenis [10] N. A. Putri, “Sistem Pakar untuk
kulit wajah dengan metode certainty Mengidentifikasi Kepribadian Siswa
factor,” INTENSIF J. Ilm. Penelit. Menggunakan Metode Certainty
dan Penerapan Teknol. Sist. Inf., vol. Factor dalam Mendukung
3, no. 2, pp. 159–177, 2019. Pendekatan Guru,” INTECOMS J.
[3] S. G. LOVELINA, “SISTEM Inf. Technol. Comput. Sci., vol. 1, no.
PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT 1, pp. 78–90, 2018.
VERTIGO BERBASIS WEB [11] E. Putra, B. Prayitno, Y. Asri, and A.
DENGAN METODE BACKWARD Dahroni, “Sistem Pakar Untuk
CHAINING.” UNIVERSITAS Mengidentifikasi Penyakit Mata
SANGGA BUANA YPKP Dengan Metode Certainty Factor,”
BANDUNG, 2019. KILAT, vol. 8, no. 1, pp. 17–25,
[4] R. Ginting, M. Zarlis, and R. 2019.
Rosnelly, “Analisis Perbandingan [12] S. Sarpini, “Sistem Pakar Diagnosis
Metode Certainty Factor dan Penyakit Vertigo Dengan Metode
Teorema Bayes untuk Mendiagnosa Penelusuran Forward Chaining
Penyakit Autis Pada Anak,” J. Berbasis WEB.” STMIK Widya
MEDIA Inform. BUDIDARMA, vol. Cipta Dharma, 2021.
5, no. 2, pp. 583–589, 2021. [13] K. E. Setyaputri, A. Fadlil, and S.
[5] A. Syaputra and D. Setiadi, “Sistem Sunardi, “Analisis Metode Certainty
Pakar Diagnosa Kerusakan Sepeda Factor pada Sistem Pakar Diagnosa
Motor Yamaha Matic Menggunakan Penyakit THT,” J. Tek. Elektro, vol.
Metode Forward Chaining,” Jusikom 10, no. 1, pp. 30–35, 2018.
J. Sist. Komput. Musirawas, vol. 5,
no. 2, pp. 126–135, 2020.
[6] D. Aldo and A. Ardi, “Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Limfoma dengan
Metode Certainty Factor,” Sains dan
Teknol. Inf., vol. 5, no. 1, pp. 60–69,
2019.
[7] I. S. Permana and Y. Sumaryana,
“Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 114

Anda mungkin juga menyukai