1452-Article Text-3539-2-10-20220926
1452-Article Text-3539-2-10-20220926
1452-Article Text-3539-2-10-20220926
Abstrak
Penggunaan komputer sudah menyentuh berbagai bidang kehidupan, sehingga mendorong para
ahli untuk mengembangkan penggunaan komputer agar dapat mempermudah pekerjaan manusia
salah satunya dalam bidang kesehatan, yaitu dengan adanya sistem pakar. Penelitian ini memiliki
tujuan menghasilkan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit vertigo dengan menggunakan
metode certainty factor, yang merupakan metode yang digunakan untuk mendefinisikan ukuran
kepastian terhadap fakta untuk menggambarkan keyakinan seorang pakar terhadap permasalahan
yang ditemui. Metode ini akan di aplikasikan dalam membangun sistem pakar untuk mendiagnosa
penyakit vertigo, metode ini sangat baik digunakan dalam sistem pakar yang mencakup
ketidakpastian karena ada dua proses perhitungan dalam pengolahan data data, maka kekurangan
data bisa terjaga. Penyakit vertigo merupakan suatu sensasi sakit kepala yang berputar yang
dirasakan didalam dan diluar kepala. Hasil dari penelitian ini berupa sistem pakar untuk
mempermudah pegawai puskesmas dalam melakukan pendaftaran dan diagnosa. Pengujian
sistem ini menggunakan blackbox testing dengan hasil skor 3,5 dari expert review dan 3,5 dari
implementasi betha dengan kategori valid sehingga sistem pakar yang dihasilkan bisa
dipergunakan dalam mendiagnosa penyakit vertigo di Puskesmas Sidorejo.
Abstract
The use of computers has touched various fields of life, thus encouraging experts to develop the
use of computers in order to facilitate human work, one of which is in the health sector, namely
the existence of an expert system. This study has the aim of producing an expert system for
diagnosing vertigo by using the certainty factor method, which is a method used to define a
measure of certainty against facts to describe an expert's belief in the problems encountered. This
method will be applied in building an expert system to diagnose vertigo, this method is very good
for use in an expert system that includes uncertainty because there are two calculation processes
in data processing, so data shortages can be maintained. Vertigo is a spinning headache
sensation that is felt inside and outside the head. The results of this study are in the form of an
expert system to make it easier for puskesmas employees to register and diagnose. Testing this
system using blackbox testing with a score of 3.5 from expert review and 3.5 from beta
implementation with a valid category so that the resulting expert system can be used in diagnosing
vertigo at the Sidorejo Health Center.
Metode ‘Net Belief’ yang diusulkan oleh 2. Kekurangan Metode Certainty Factor
E.H. Shortliffe dan B.G Bunchanan a. Ide umum dari metode ini yaitu
pemodelan ketidak pastian manusia
CF(Rule)=MB(H,E)–MD(H,E) menggunakan dengan menggunakan
MB(H,E)={max[P(H|E),P(H)]-P(H) nilai numeric.
max[1,0]-P(H) b. Pada metode ini hanya terdapat dua
P(H)=1 yang perlu dan dilakukan beberapa kali
MD(H,E) = {min[P(H|E),P(H)]-P(H) pengolahan data, yaitu ketidak pastian
min[1,0]-P(H) dan kepastian.
P(H)=0
Keterangan: 2.5 Penelitian Terdahulu
CF : Certainty Factor (faktor Dari penelitian yang telah dilakukan
kepastian) oleh [11], bahwa forward chaining inference
MB(H,E) : Measure of Belief yaitu angine yang digunakan dalam penelitiannya,
ukuran kepercayaan yang digunakan untuk mencatat gejala tidak
terhadap hipotesis H, dapat disimpulkan, maka penggunaan
apabila diberikan evidence metode certainty factor dapat menentukan
E (antara 0 dan 1) berapa persentase penyakit dalam
MD(H,E) : Measure of Disbelief yaitu penderitaan pasien melalui hasil perhitungan
ukuran ketidakpercayaan dalam metode certainty factor.
terhadap evidence H, Berdasarkan penelitian [12] Sistem
apabila diberikan evidence pakar diimplementasikan dengan
E (antara 0 dan 1) menggunakan metode certainty factor pada
P(H) : Probability atau objek penelitian dan hasilnya dapat berjalan
probabilitas kebenaran dengan baik untuk mendiagnosa penyakit
hipotesis H vertigo.
P(H|E) : Probabilitas bawah H Dan dari penelitian, [13] bahwa
benar karena fakta E sistem yang dibangun dapat mengatasi
ketidakjelasan dalam mengambil keputusan
1. Kelebihan Metode Certainty Factor berdasarkan gejala-gejala yang dimasukan
a. Metode ini sangat tepat jika digunakan oleh pasien atau user. Hasil dari penelitian
pada sistem pakar untuk mengukur atau yang dilakukan menghasilkan sistem pakar
mengetahui nilai dalam pengambilan yang dapat mengambil keputusan dalam
suatu keputusan apakah nilai yang mendiagnosa penyakit THT dengan
dihasilkan pasti atau mungkin nilai menggunakan metode certainty factor.
yang dihasilkan tidak pasti dalam
memprediksi suatu objek. III. METODOLOGI PENELITIAN
b. Certainty factor hanya dapat Dalam menyusun penelitian ini,
melakukan perhitungan sebanyak satu dibutuhkan suatu metode pengumpulan data
dan dalam proses perhitungannya yang dapat menunjang proses penilaian
hanya bisa mengolah dua data saja tidak sehingga dapat tercapai tujuan yang
lebih sehingga keakuratan data yang diinginkan sesuai dengan sistem yang
dihasilkan dari metode ini dapat terjaga dibuat. Dalam mengumpulan data dan
dengan baik. informasi sebagai bahan referensi dari
penelitian yang dilakukan digunakan metode
observasi atau pengamatan langsung ke
2. Tahapan Pada Metode Certainty Factor CFcombine 1 CF[H,E]1,2 = (0.9 + 0.16) * (1-
a. User melakukan konsultasi dan
0.9)
memilih gejala sesuai kondisi yang
= 1.06 * 0.1
dipilih, sebagai berikut :
= 0.106
Tabel 3. Perhitungan metode certainty
CFcombine1 CF[H,E]old 3 = ( 0.106 + 0.16) * (1
factor
Penyakit Gejala MB MD – 0.106)
= 0.266 * 0.894
Vertigo Kepala 1.0 0.0 = 0.237
Ringan Pusing CFcombine1CF[H,E]old 4 = (0.237 + 0.12)* (1 –
Vertigo Hilang 0.6 0.4 0.237)
Ringan Keseimban = 0.357 * 0.643
gan = 0.229
Vertigo Telinga 0.4 0.2 Bila dijadikan dalam bentuk angka
Ringan berdengung persentase, maka
Sumber : Dokumen Pribadi = 0. 229 * 100
= 23%
Rumus Awal
CF [H,E] = MB [H,E] – MD [H,E] 4.3 Pengujian Sistem
CF [H,e] = CF [H,e] * CF [H,E] Untuk mengetahui dan memastikan
CFcombine CF[H,E]old gejala = CF [H,E]old + bahwa sistem pakar yang dibuat sudah bisa
CF[H,E]gejala * (1- CF[H,E]old) berjalan sesuai dengan yang diinginkan, dan
b. Menghitung CF pakar masing-masing mengetahui serta memastikan bahwa tidak
gejala dengan menyesuaikan gejala ada kesalahan atau error dari seluruh
yang dipilih dengan rule : fungsionalitas dalam sistem yang dibuat
1) Kepala Pusing tersebut maka dilakukan pengujian
CF[H,E] = 1.0 - 0.0= 1 Dalam penelitian yang dilakukan ini
2) Hilang Keseimbangan menggunakan teknik black box testing yaitu
CF[H,E] = 0.6 – 0.4= 0.2 suatu cara pengujian sistem yang dibuat
3) Telinga Berdengung untuk mengetahui apakah fungsionalitas dari
CF[H,E] = 0.4 – 0.2 = 0.2 program atau sistem yang dibuat sudah
c. Langkah selanjutnya menghitung CF berjalan sesuai dengan yang diinginkan
masing-masing gejala dengan apakah masih ada error ynag terjadi, jika
mengalikan CF pakar dengan CF user memang masih ada kesalahan (error) maka
1) Kepala Pusing akan dilakukan perbaikan lagi terhadap
CF[H,E] =1*0.9 sistem tersebut, pengujian yang dilakukan
= 0.9 yaitu:
2) Hilang Keseimbangan 1. Fungsi input, update, delete dan search
CF[H,E] = 0.2 * 0.8 data;
= 0.16 2. Tampil antar muka;
3) Telingan Berdengung 3. Koneksi dengan database
V. KESIMPULAN
Gambar 5. Rekapitulasi uji coba expert Berdasarkan dari penelitian yang
Sumber : Dokumen Pribadi dilakukan, telah menhasilkan beberapa
kesimpulan, yaitu :
Setelah melakukan uji coba expert 1. Penelitian ini menghasilkan sebuah
maka penulis mengujikan sistem, untuk Sistem Pakar untuk mendiagnosa
testing kepada admin betha test. penyakit vertigo dengan menggunkan
Memperhatikan dan memberikan penilaian metode certainty factor.
terhadap keaktifan admin dari system yang 2. Sistem pakar ini dapat membantu
dibuat tersebut dengan menggunakan data- pegawai Puskesmas Sidoerejo dalam
data yang dikumpulkan pada metode kegiatan pengelolaan penyakit vertigo
pengumpulan data, berupa angket dan seperti daftar, diagnosa, dan pelaporan.
didapatkan skor rata-ratanya yaitu 3,5 3. Hasil dari pengujian black box testing
dengan kategori valid. Berikut hasil mendapatkan skor 3.5 dari expert
rekapitulasi betha test. review dan 3.5 dari implementasi
rekapitulasi betha dengan kategori
valid. Hasil pengujian ini menyatakan
bahwa sistem pakar dapat menjadi salah
satu sistem yang valid untuk digunakan.
VI. SARAN
Setelah melakukan penelitian,
terdapat beberapa saran yang dapat
Gambar 6. Rekapitulasi nilai betha diberikan oleh penulis yaitu sebagai berikut
Sumber : Dokumen Pribadi
:
1. Bahwa sistem pakar yang telah dibuat
Kemudian kesimpulan hasil metode
dapat dikembangkan lagi, tidak hanya
pengujian blackbox testing (Alpha & Betha)
menyelesaikan satu permasalah yaitu
review ahli dan admin dengan data yang
penyakit vertigo saja tetapi diharapka
dikumpulkan berupa nilai rata-ratanya yaitu
kedepannya dapat menyelesaikan