Anda di halaman 1dari 11

BAB I

DEFINISI

Rumah sakit harus melaksanakan program untuk keselamatan dan keamanan


lingkungan fisik rumah sakit, pimpinan rumah sakit menggunakan seluruh sumber daya yang
ada untuk menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien, guna menciptakan fasilitas
pelayanan pasien yang aman dan mencegah kecelakaan dan cidera, menjaga kondisi bagi
keselamatan dan keamanan, keluarga, staf dan pengunjung serta mengurangi dan
mengendalikan bahaya dan risiko
Mathis dan Jackson (2002)
Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum
fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

Keselamatan adalah suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis,
emosional, pekerjaan, psikologis ataupun pendidikan dan terhindar ancaman terhadap faktor
faktor tersebut.

Sistem keselamatan adalah cabang ilmu teknik yaitu perubahan teknologi secara kontinu,
peraturan lingkungan serta perhatian terhadap keselamatan publik. Keselamatan umumnya
dipandang sebagai gabungan dari berbagai aspek: kualitas, kehandalan, ketersediaan,
kestabilan dan keselamatan.

Pengukuran keselamatan adalah aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan keselamatan,


seperti mengurangi risiko kecelakaan.

RSUD Lubuk Sikaping merupakan rumah sakit dengan Klasifikasi Kelas C mempunyai
Sarana dan Prasarana sebagai berikut:

- Bangunan

- Generator

- Penyalur petir

- Instalasi listrik

- Instalasi telepon

- IPAL

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup keselamatan dan keamanan rumah sakit meliputi keamanan dari fisik bangunan
sehingga tidak menimbulkan gangguan keselamatan terhadap semua yang ada di rumah sakit
seperti pasien, keluarga pasien, pengunjung, petugas dan masyarakat serta keamanan
terhadap kehilangan, pengrusakan dan kerusakan serta akses terhadap orang yang tidak
berwenang.
I. SARANA / BANGUNAN
Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Sikaping telah diresmikan semenjak tahun 1980,
dengan beberapa kali tahap perkembangan, maka untuk pengembangan fisik rumah sakit harus
memenuhi ketentuan teknis yang berlaku.
a. Lokasi dan Bangunan
Rumah sakit harus memiliki akses yang mudah dijangkau, bebas pencemaran, bebas
banjir. Luas lahan bangunan tidak bertingkat minimal 1.5 kali luas bangunan, luas lahan
bangunan bertingkat minimal 2 kali luas bangunan dasar. Luas bangunan disesuaikan dengan
jumlah tempat tidur (TT) dan klasifikasi rumah sakit bangunan minimal adalah 50 m2 per TT.
Perbandingan jumlah TT dengan luas lantai untuk ruang perawatan dan ruang isolasi adalah :
1. Ruang bayi
Ruang perawatan minimal 2m² / TT
Ruang isolasi minimal 3.5 m² / TT
2. Ruang dewasa/ anak
Ruang perawatan minimal 4.5m² / TT
Ruang isolasi minimal 6m² / TT
3. Persyaratan luas ruangan sebaiknya berukuran minimal
Ruang periksa3 x 3m²
Ruang tindakan 3 x 4m²
Ruang tunggu 6 x 6 m²
4. Ruang bangunan yang digunakan untuk ruang perawatan mempunyai:
Rasio TT dengan kamar mandi 10TT :1
bebas serangga dan tikus
kadar debu maksimal 150uq/m3 dengan pengukuran rata – rata 24 jam
tidak berbau terutama h2s dan atau NH3
Pencahayaan 100 – 200 lux
Suhu 26 – 27 0 c dengan AC atau suhu kamar dengan sirkulasi udara baik
Kelembaban 40 – 50% dengan AC dan kelembaban udara ambivalen tanpa AC
Kebisingan < 45Dba
b. Lantai-lantai ruangan
- bahan yang kuat, kedap air, tidak licin mudah dibersihkan dan berwarna terang
- lantai kamar mandi dan wc dari bahan kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan,
mempunyai kemiringan yang cukup dan tidak ada genangan air

2
- Khusus untuk ruang operasi lantai rata tidak mempunyai pori, menggunakan bahan vinyl
anti elektrostatik dan tidak mudah terbakar
- Tidak ada lantai yang pecah, berlobang yang beresiko terhadap keselamatan pasien,
petugas, pengujung.
c. dinding
- Dinding berwarna terang, rata, cat tidak luntur dan tidak mengandung logam berat
- Sudut dinding dengan dinding. Dinding dengan lantai dinding dengan langit – langit
membentuk konus ( tidak membentuk siku)
- dinding kamar mandi dan wc dari bahan kedap air dan kuat, permukaan dinding
keramik rata, sisa permukaan keramik dibagi sama kiri dan kanan.
- Khusus ruang radiologi dinding dilapisi Pb minimal 2 mm atau setara dengan dinding
bata ketebalan 30 cm serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi.
- Dinding ruang laboratorium dibuat dari bahan porselen atau keramik setinggi 1.5m dari
lantai
d. pintu/ jendela
- pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan lebar 120 cm
- pintu dapat dibuka dari luar
- khusus pintu darurat menggunakan pegangan panic ( panic handle ).penutup pintu
otomatis dan membuka kearah tangga darurat/ arah evakuasi dengan bahan tahan api
minimal 2 jam
- ambang bawah jendela minimal 1m dari lantai
- khusus jendela yang berhubungan langsung keluar memakai jeruji
- khusus ruang operasi pintu terdiri dari 2 daun, mudah dibuka tetapi dapat menutup
sendiri.
- khusus ruang radiologi pintu terdiri dari 2 daun pintu dan dilapisi Pb 2mm atau setara
dinding bata ketebalan 30cm dilengkapi dengan lampu merah tanda bahaya radiasi
serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi
e. Plafond
rangka plafond kuat dan anti rayap, permukaan plafond berwarna terang, mudah
dibersihkan, tidak mengandung bahan asbes, langit dengan ketinggian minimal 2,8 m
dari lantai, langit – langit menggunakan bahan anti jamur, khusus ruang operasi harus
disediakan gantungan lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang dipasang
sebelum pemasangan langit – langit
f. ventilasi
pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan udara yang cukup, luas minimum 15%
dari luas lantai, ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan, untuk ruang
operasi kombinasi antara AC, fan, Exhauser harus dapat memberikan tekanan positif,
ventilasi AC dilengkapi dengan filter bahteri
g. Atap
atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan serangga, tikus dan binatang lainnya,
atap dengan ketinggian lebih dari 10 meter harus menggunakan penangkal petir

3
h. Sanitasi
- closet, urinoar, wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas baik, utuh dan tidak cacat,
serta mudah dibersihkan, urinoar dipasang/ditempel pada dinding, kuat berfungsi
dengan baik, wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat,tidak menimbulkan bau
dilengkapi tisu yang dapat dibuang (disposable tissues), Bak mandi tidak berujung
lancip, tidak menjadi sarang nyamuk dan mudah dibersihkan.
- Indeks perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan kamar mandi
10 : 1
- Indeks perbandingan jumlah pekerja dengan jumlah toiletnya dan kamar mandi 20:1.
- Air untuk keperluan sanitasi seperti mandi, cuci, urinoar, wastafel, closet keluar dengan
lancar dan jumlahnya cukup.
i.Air bersih
- Kapasitas/ reservoir sesuai dengan kebutuhan Rumah sakit (250-500 liter/ tempat tidur)
- Sistem penyediaan air bersih menggunakan jaringan PAM atau sumur dalam (atertesis)
- Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan sekali
- Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan sebagai sumber air dalam
penanggulangan kebakaran
j.Pemipaan (plumbing)
- sistem pemipaan menggunakan kode warna :biru untuk pemipaan air bersih dan merah
untuk pemipaan kebakaran
- pipa air bersih tidak boleh bersilang dengan pipa air kotor
- intalasi pemipaan tidak boleh berdekatan atau berdampingan dengan instalasi listrik
k.Saluran
- saluran keliling bangunan drainase dari bahan yang kuat, kedap air dan berkualitas baik
dengan dasar mempunyai kemiringan yang cukup ke arah aliran pembuangan
- saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak kontrol dalam jarak tertentu dan ditiap
sudut pertemuan bak kontrol dilengkapi penutup yang mudah di buka/ditutup memenuhi
syarat teknis serta berfungsi dengan baik
i.jalur yang melandai/lereng (ramp)
- kemiringan rata-rata 10-15 derajat
- Ramp untuk evakuasi harus satu arah dengan lebar minimum 140 cm, khusus ramp
koridor dapat dibuat dua arah dengan lebar minimal 240 cm, kedua ramp tersebut
dilengkapi pegangan rambatan,kuat,ketinggi an 80 cm
- Area awal dan akhir ramp harus bebas dan datar, mudah untuk berputar tidak licin
- dilengkapi lampu penerangan darurat, khusus ramp evakuasi dilengkapi dengan
pressure fan untuk membuat tekanan udara positif
m. tangga
- lebar tangga minimum 120 cm jalan searah dan 160 cm jalan dua arah
- lebar injakan minimum 28 cm
- tinggi injakan maksimum 21 cm
- tidak berbentuk bulat/spiral

4
- memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang seragam
- memiliki kemiringan injakan <90 derajat
- dilengkapi pegangan minimum pada salah satu sisinya.
- Pegangan rambat mudah dipegang ketinggian 60-80 cm dari lantai, bebas dari segala
instalasi
- tangga diluar bangunan dirancang ada penutup tidak kena air hujan
n.jalur pejalan kaki (pedestrian track)
- tersedia jalur kursi roda dengan permukaan keras/stabil kuat dan tidak
- kemiringan 7 derajat setiap jarak 9 meter ada border
- drainase searah jalur
- ukuran minimum 120 cm (jalur searah), 160 (jalur 2 arah)
- tepi jalur pasang pengaman
o.area parkir
- area parkir harus tertata dengan baik
- mempunyai ruang bebas disekitarnya
- untuk penyandang cacat disediakan ramp trotoar
- diberi rambu penyandang cacat yang bisa membedakan untuk mempermudah dan
membedakan dengan fasilitas parkir bagi umum
- parkir dasar (basement) dilengkapi dengan exhausfan yang memadai untuk
menghilangkan udara tercemar didalam ruang dasar (basement) dilengkapi petunjuk
arah dan disediakan tempat sampah yang memadai serta pemadam kebakaran
p.Pemandangan (landscape): jalan, taman
- Akses jalan harus lancar dengan rambu-rambu yang jelas
- Saluran pembuangan yang melewati jalan harus tertutup dengan baik dan tidak
menimbulkan bau
- Tanam-tanaman dengan baik dan tidak menutupi rambu-rambu yang ada
- Jalan dalam area rumah sakit pada kedua belah tepinya dilengkapi dengan kansten dan
dirawat
- Harus tersedia area untuk tempat berkumpul (public corner)
- Pintu gerbang untuk masuk dan keluar berbeda dan dilengkapi dengan gardu jaga
- Papan nama rumah sakit dibuat rapi, kuat jelas,atau mudah dibaca untuk
umum,terpampang dibagian depan rumah sakit
- Taman tertata rapi, terpelihara dan berfungsi memberikan keindahan, kesejukan
kenyamanan bagi pengunjung maupun pekerja dan pasien rumah sakit

II. PRASARANA
RSUD Lubuk Sikaping merupakan rumah sakit Kelas C, dengan pelayanan spesialistik
dan subspesialistik sehingga harus mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk itu
semua prasarana yang ada harus terjamin sehingga aman bagi petugas, pasien, keluarga
pasien serta masyarakat sekitarnya.

5
Maka persyaratan yang harus di penuhi adalah :
a.Sumber listrik dan instalasi listrik
Untuk rumah sakit yang memiliki kepastian daya listrik tersambung dari PLN minimal
200 KVA disarankan agar sudah memiliki sistem jaringan listrik tegangan menengah 20 KV
(jaringan listrik TM 20 KV) sesuai pedoman bahwa Rumah sakit kelas B mempunyai Kapasitas
daya listrik + 1 MVA (1000 KVA)
Kapasitas dan Instalasi listrik terpasang memenuhi standar PUIL
- Untuk Kamar bedah, ICU, ICCU menggunakan satu daya khusus dengan sistem satu
daya cadangan otomatis dua lapis (generator dan UPS/Unniteruptable Power Supply)
- Harus tersedia ruang UPS minimal 2x3 m (sesuai kebutuhan) terletak di gedung COT,
ICU, ICCU dan diberi pendingin ruangan
- Kapasitas UPS disesuaikan dengan kebutuhan
- Kapasitas generator (Gen set) disediakan minimal 40 % dari daya terpasang dan
dilengkapi AMF dan ATS system
- Grounding system harus terpisah antara grounding panel gedung dan panel alat nilai
grounding peralatan tidak boleh kurang dari 0,2 Ohm
- Instalasi Kabel terpasang dengan baik, kabel tidak ada yang terbuka
- harus ada pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap instalasi listrik yang ada
b.Instalasi penangkal petir
- Pengawasan Instalasi penangkal petir sesuai dengan ketentuan Permenaker No.2
Tahun 1989
- adanya pemeriksaan terhadap Penangkal petir. Setiap 2 tahun sekali.

c. Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran


- Tersedia APAR sesuai dengan norma standar pedoman dan manual (NSPM) kebakaran
seperti yang diatur oleh permenaker No.4 Tahun 1980
- APAR harus di di tempatkan dan peliharaan sesuai aturan yang ada
- HIDRAN terpasang dan berfungsi dengan baik dan tersedia air yang cukup sesuai
denagn aturan yang telah ditetapkan
- Tersedia alat penyemprot air (sprinkel) dengan jumlah yang memenuhi kebutuhan luas
area
- Tersedia koneksi siamase
- Tersedia Pompa dengan generator cadangan
- Tersedia dan tercukupi air untuk pemadam kebakaran
- Tersedia Instalasi alarm kebakaran otomatis sesuai dengan Permenaker No.2 tahun
1983
d. Sistem Komunikasi
- Tersedia saluran telepon Internal dan eksternal dan berfungsi dengan baik
- Tersedia saluran telepon khusus untuk keadaan darurat (untuk IGD sentral telepon dan
pasko tanggap darurat)
- Instalasi kabel telah terpasang rapi, aman dan berfungsi dengan baik

6
- Tersedia komunikasi lain (HT),paging sistem dan alarm untuk mendukung komunikasi
tanggap darurat
- Tersedia sistem panggilan perawat (Nurse call) yang terpasang dan berfungsi dengan
baik
- Tersedia sistem tata suara pusat (central sound sistem)
- Tersedia peralatan pemantau keamanaan / CCTV (close circuit television)
e. Gas Medis:
- Tersedianya gas medis dengan sistem sentral atau tabung
- Sentral gas medis dengan sitem jaringan dan outlet terpasang, berfungsi dengan
baik dan dilengkapi dengan ALARM untuk menunjukan kondisi sentral gas medis
dalam keadaan rusak/ketersediaan gas tidak cukup
- Tersedia pengisap (suction pump) pada jaringan sentral gas medik
- Kapasitas sentral gas medis telah sesuai dengan kebutuhan
- Kelengkapan sentral gas berupa gas Oxigen (O2), gas nitrous oxida (NO2) gas
tekan dan vacum
F. Limbah Cair:
Tersedia Instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) dengan perizinannya
g. Pengelolaan Limbah Padat
- Tersedianya tempat/kontainer penampungan limbah sesuai dengan kriteria limbah
- Tersedianya Incenerator atau yang sejenisnya, terpelihara dan berfungsi dengan baik
h. Penanggulangan kedaruratan :
Bangunan rumah sakit harus dapat menjamin bahwa jumlah eksit cukup, dan eksit
memiliki konfigurasi untuk memberikan perlindungan terhadap bahaya. Pintu jalan ke luar tidak
boleh dikunci yang bisa menghalangi jalur penyelamatan. Sarana jalan ke luar termasuk
koridor, tangga kebakaran, dan pintu-pintu yang memungkinkan setiap orang meninggalkan
bangunan atau bergerak di antara ruang-ruang khusus dalam bangunan. Harus tersedia
petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadinya keadaan darurat.

7
BAB III
TATA LAKSANA
Perlunya pemeliharaan dan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana yang ada
untuk menjamin keselamatan dan keamanan terhadap pasien, keluarga pasien, pengunjung,
dan petugas serta lingkungan.
I. PEMERIKSAAN SARANA FISIK
Bangunan : Pemeriksaan Lantai, dinding, plafon, pintu, jendela, ventilasi, atap
II. PEMERIKSAAN PRASARANA
A. Sumber listrik dan Instalasi Listrik,
B. Sumber air dan Instalasi
C. Alat komunikasi dan Instalasinya.
D. Sumber gas Medis dan Instalasi gas medis
III. PEMERIKSAAN PROTEKSI KEBAKARAN
Seperti APAR, Hidran, Sprinkle, alarm deteksi asap atau alarm kebakaran

PENCEGAHAN KEBAKARAN API DAN ASAP


- Rumah sakit harus melarang penggunaan semua bahan dekorasi mudah terbakar yang
bukan penghambat api.
- Tempat penyimpanan linen kotor dan sampah yang lebih besar dari 121,12 liter (32 gallon)
(termasuk kontainer daur ulang) harus diletakkan dalam ruangan yang terproteksi sebagai
area yang berbahaya.
- Rumah sakit harus melarang alat pemanas portabel (ringan) di dalam kompartemen asap
yang berada dalam ruang perawatan dan ruang tindakan.
- Rumah sakit harus memenuhi semua persyaratan lain mengenahi fitur operasi terkait
keselamatan jiwa.
- Rumah sakit menyediakan dan memelihara peralatan khusus untuk memproteksi
seseorang terhadap ancaman bahaya kebakaran atau asap.
- Gedung yang tidak berjendela atau sebagian dari gedung tak berjendela harus memenuhi
persyaratan yang ada.
- Gedung bertingkat tinggi yang baru harus diproteksi dengan sistem springkler otomatis
yang disetujui untuk memenuhi persyaratan yang berlaku.
- Rumah sakit menyediakan dan memelihara peralatan gedung untuk memproteksi
seseorang terhadap ancaman bahaya kebakaran dan asap:
- Peralatan pengapian tidak diperkenankan pada area tempat tidur.

IV. PERENCANAAN KESELAMATAN


Persyaratan Keselamatan Jiwa (Life Safety Code) membolehkan memilih pintu-pintu
mana yang dikunci apabila ada sebab-sebab klinis yang membatasi gerakan pasien.
Elemen-elemen kinerjanya dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pintu-pintu dalam sarana jalan yang mengarah ke luar harus dalam keadaan tidak terkunci
- Pada bangunan rumah sakit yang mempunyai ruangan dengan jumlah penghuninya 50
orang atau lebih, pintu-pintu dalam sarana jalan ke luar harus membuka ke arah luar.

8
- Dinding-dinding yang menutupi eksit horisontal dengan tingkat ketahanan api 2 jam atau
lebih, memanjang dari pelat lantai paling bawah ke pelat lantai atau atap di atasnya, dan
membentang menerus dari dinding luar ke dinding luar.
- Tangga-tangga eksit luar dipisahkan dari bagian dalam bangunan dengan dinding-dinding
yang memiliki tingkat ketahanan api yang sama dengan yang diperlukan untuk tangga-
tangga yang dilindungi.
- Tangga-tangga dan tangga dengan kemiringan (ramp) yang melayani sarana jalan ke luar
memiliki pegangan tangga dan dinding tangga pada kedua sisi untuk bangunan baru dan
sekurang-kurangnya satu sisi pada bangunan eksisting
- Eksit pelepasan ke halaman luar atau lewat jalur terusan eksit yang disetujui yang menerus
dan berhenti di jalanan umum atau pada eksit pelepasan di luar halaman
- Pintu-pintu yang menuju ke boiler baru, ruang-ruang pemanas baru dan ruang-ruang
peralatan mekanikal baru yang terletak di sarana jalan ke luar tidak terbuka dengan alat
pelepas
- Lebar koridor tidak boleh dihalangi dengan tonjolan-tonjolan
- Jalur eksit, akses eksit dan eksit pelepasan kearah jalan publik harus bebas dari
penghalang atau rintangan, seperti adanya penumpukan barang (contoh peralatan, kereta /
kursi dorong, perabotan), bahan konstruksi
- Pintu-pintu akses eksit dan pintu-pintu eksit harus bebas atau bersih dari kaca-kaca cermin,
barang-barang tergantung, atau barang-barang tenun / kain yang bisa menyembunyikan,
mengaburkan atau membingungkan arah ke luar
- Lantai-lantai atau kompartemen-kompartemen dalam bangunan dua atau lebih eksit yang
disetujui yang diatur dan dibuat diletakkan berjauhan satu sama lain
- Ruang-ruang tempat tidur pasien atau ruang tidur pasien utama (suites) berukuran lebih
besar dari 100 m2 harus dilengkapi sedikitnya 2 (dua) pintu akses eksit yang lokasinya
berjauhan satu sama lain
- Ruang-ruang atau ruang-ruang besar (yang tidak digunakan sebagai ruang tidur pasien)
berukuran lebih besar dari 230 m2 harus memiliki 2 (dua) pintu-pintu akses eksit yang
lokasinya berjauhan satu sama lain.
- Ruang-ruang besar (suites) untuk tempat tidur pasien dibatasi sampai 460 m2, dan ruang-
ruang besar untuk keperluan lain dibatasi hingga 930 m2
- Dalam ruang-ruang besar untuk ruang tidur pasien, jarak tempuh ke pintu akses eksit dari
setiap titik dalam ruang besar adalah 30 m atau kurang
- Dalam ruang-ruang besar yang tidak digunakan untuk tempat tidur pasien yang memiliki 1
(satu) ruang antara, jarak tempuh ke pintu akses eksit dari setiap titik di ruang besar adalah
30 m atau kurang, dan dalam ruang-ruang besar yang memiliki 2 (dua) ruang-ruang antara
adalah 15 m atau kurang.
- Ruang-ruang tempat tidur pasien membuka langsung ke koridor eksit.
- Pintu-pintu yang mengarah ke ruang-ruang tidur pasien tidak dikunci.
- Jarak tempuh ke pintu ruangan dari setiap titik di ruang tidur pasien adalah 15 m atau
kurang .

9
- Jalan ke luar diterangi dengan baik pada semua titik, termasuk sudut-sudut dan simpangan
koridor dan jalan-jalan terusan, jalur tangga, bordes tangga, pintu-pintu eksit dan eksit
pelepasan.
- Iluminasi di sarana jalan ke luar, termasuk di eksit pelepasan diatur sedemikian rupa,
sehingga bila terjadi kegagalan pada tiap satuan kelengkapan pencahayaan atau tabung
pencahayaan tidak menimbulkan kegelapan di area tersebut.
- Tanda-tanda eksit harus mudah dilihat apabila jalur jalan ke eksit tidak langsung terlihat
jelas. Tanda-tanda tersebut harus mendapatkan pencahayaan yang cukup, memiliki tulisan
berukuran tinggi 10 cm atau lebih (atau tinggi 15 cm apabila mendapatkan pencahayaan
dari luar).
- Bahaya api dan asap kebakaran harus mendapatkan perhatian khusus bagi pengelola
rumah sakit oleh karena ketidak mampuan sebagian pasien untuk menyelamatkan diri tanpa
bantuan petugas.
V. A. Mengenal risiko keselamatan
No Risiko Lokasi
1 Tertusuk jarum Ruang Rawat Jalan dan rawat inap,
laboratorium, Incenerator
2 Cidera punggung Gudang obat, gudang alat, gudang rumah
tangga.
3 Terpapar kuman Ruang rawat jalan, ruang inap, IPAL ,
incinerator.
4 Terjatuh, terpelesat , Semua ruangan
tersandung
5 Tersengat listrik Semua ruangan
6 Terbakar Gizi, CSSD, IPS
7 Bising Ruang genset , ruang pelayanan gigi ,
bengkel kerja IPS.
8 Radiasi Ruang radiologi

B. Mengenal Risiko Keamanan


No Risiko Keterangan
1 Identifikasi area keamanan yang sensitif Lokasi seluruh rumah sakit

2 Pengecekan dan pengawasan penguncian Lokasi seluruh rumah sakit


pintu setelah jam kerja

3 Identifikasi (tanda pengenal) untuk pegawai, Lokasi seluruh rumah sakit


pasien, penunggu pasien, pengunjung,
rekanan dan sukarelawan

4 Sistem monitor keamanan jarak jauh CCTV


5 Perlindungan pasien dari serangan Panduan Satuan
kekerasan fisik Pengaman

10
11

Anda mungkin juga menyukai