Anda di halaman 1dari 30

Standart Kesehatan

dan Aspek Ergonomi


Keselamatan Kerja

1
Materi 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
03/09/20
20
2 Dasar Hukum
 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di RS.
 Keputusan Menteri Kesehatan nomor
1333/Menkes/SK/ XII/ 1999 tentang standar
pelayanan RS
 Keputusan Menteri Kesehatan nomor
1075/Menkes/SK/ 2003 tentang Sistem
Informasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) 03/09/20
20
3 Latar belakang -
Masalah
 RS sbg yankes masyarakat hrs terus
meningkatkan mutu layanan kesehatan &
tidak hanya pd pasien yg sifatnya kuratif
saja tetapi promotif dan preventif terutama
terhadap tenaga kerja dan,
 Meluas pd masyarakat yg ada dalam
lingkungan RS (keluarga pasien dan non
pegawai: pegawai kantin, perjaga parkir
dan oursourcing)
03/09/20
20
4 Tujuan kebijakan
Pelaksanaan K3

 Menciptakan lingkungan kerja yg aman,


sehat dan produktif , aman dan sehat bagi
pasien, pengunjung/pengajar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar RS
sehingga proses pelayanan RS berjalan baik
dan lancar.

03/09/20
20
5 Standart pelayanan K3

 Surveilans kesehatan kerja:


 Pemetaan tempat kerja untuk identifikasi jenis bahaya dan besarnya
resiko
 Identifikasi SDM RS berdasarkan jenis pekerjaannya, lama pajanan dan
dosis pajanan
 Analisis hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus (rujuk ke
spesialis terkait, rotasi kerja, merekomendasi pemberian istirahat kerja)
 Pemantauan perkembangan kesehatan SDM RS

03/09/20
20
6 Standart pelayanan K3

 Pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yg berkaitan dengan


kesehatan kerja.
 Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan K3RS yg
disampaikan pada Direktur RS dan unit teknis terkait di wilayah
kerja RS

03/09/20
20
7 Standar Teknis Sarana
 Lokasi bangunan: mudah dijangkau, bebas dari banjir, tidak
berdekatan rel KA, tempat bongkar muat barang, industri dan limbah
pabrik.
 UU No. 44 Tahun 2009 tentang RS, khusus pasal 8 disebutkan
persyaratan lokasi RS memenuhi ketentuan mengenai kesehatan,
keselamatan lingkungan, tata ruang serta sesuai dengan hasil kajian
kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan RS.
 Untuk syarat bangunan diatur pasal 9, persyaratan administratif,
teknis, sesuai peraturan perundang-undangan .

03/09/20
20
8 Standar teknis sarana
 Luas lahan bangunan tidak bertingkat minimal 1,5 kali luas
bangunan.
 Luas lahan bangunan bertingkat minimal dua kali luas bangunan
lantai dasar.
 Luas bangunan minimal 50 M2 per tempat tidur.
 Perbandingan jumlah TT dengan luas lantai:
 Ruang bayi:
 ruang perawatan minimal 2 M2/TT
 Ruang isolasi minimal 3,5 M2/TT

03/09/20
20
9 Standar teknis sarana
 Ruang dewasa/anak:
 Ruang perawatan minimal 4,5 M2/TT
 Ruang isolasi minimal 6 M2/TT

• Ruang periksa minimal 3 X 3 M2


• Ruang tindakan minimal 3 X 4 M2
• Ruang tunggu minimal 6 X 6 M2
• Ruang utilitas minimal 3 X 3 M2

03/09/20
20
10 Standar teknis sarana
 Ruang perawatan yang mempunyai:
 Rasio TT dengan kamar mandi 10 TT : 1
 Bebas serangga dan tikus
 Kadar debu maksimal 150µg/M3 udara dalam pengukuran rata – rata 24
jam
 Tidak berbau (terutama H2S dan atau NH3)
 Pencahayaan 100 – 200 lux
 Suhu 26 – 270C (AC) atau suhu ruangan (tanpa AC) dengan sirkulasi
udara baik
 Kelembaban 40 – 50% (AC) atau ambient (tanpa AC)
 Kebisingan < 45 dBA

03/09/20
20
11 Standar teknis sarana
 Lantai:
 Bahan kuat, kedap air, rata, tidak licin, mudah dibersihkan dan berwarna
terang.
 Lantai KM / WC bahan kuat, kedap air, tidak licin,mudah dibersihkan dan
mempunyai kemiringan yg cukup mengalirkan alir (tidak ada genangan
air).
 Ruang operasi : rata, tidak berpori / lubang, bahan vinyl anti elektrostatik
dan tidak mudah terbakar

03/09/20
20
12 Standar teknis sarana
 Dinding (Kepmenkes Nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan
Kesehatan Lingkungan RS):
 Terang, rata, cat tidak luntur, tidak mengandung logam berat.
 Sudut dinding dengan dinding, dinding dengan lantai dinding dengan
langit – langit membentuk konus (tidak siku).
 Dinding kamar mandi /WC dari bahan kuat dan kedap air.
 Permukaan dinding keramik rata, rapi, sisa permukaan keramik dibagi
sama ke kanan dan ke kiri.
 Khusus dinding ruang radiologi dinding dilapisi Pb minimal 2 mm atau
dinding bata dengan tebal 30 cm dilengkapi jemdela kaca anti radiasi.
 Dinding ruang laboratorium dari porselen atau keramik setinggi 1.5 M dari
lantai.

03/09/20
20
13 Standar teknis sarana
 Pintu / jendela:
 Tinggi minimal 270 CM dan lebar minimal 120 CM.
 Pintu dapat dibuka ke arah luar.
 Pintu darurat: harus memiliki pegangan panik, penutup pintu otomatis,
dan membuka ke arah tangga darurat/arah evakuasi terbuat dari bahan
tahan api minimal dua jam.
 Ambang bawah meja minimal 1 M dari lantai.
 Jendela yg berhubungan langsung dengan luar harus memakai jeruji.
 Ruang operasi: pintu terdiri dua daun, mudah dibuka tetapi harus
menutup sendiri.
 Ruang radiologi: pintu dua pintu dan dilapisi Pb minimal 2 mm atau
setara bata ketebalan 30 cm dengan lampu merah tanda bahaya radiasi
serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi.

03/09/20
20
14 Standar teknis sarana
 Plafond:
 Kuat dan anti rayap
 Berwarna terang, mudah dibersihkan, tidak berbahan asbes.
 Ketinggian langit – langit minimal 2,8 M dari lantai
 Menggunakan cat anti jamur
 Ruang operasi: harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah
dengan profil baja double INP 20 yg dipasang sebelum pemasangan
langit - langit

03/09/20
20
15 Standar teknis sarana
 Ventilasi:
 Memberikan cukup sirkulasi udara, luas minimal 15% dari luas lantai
 Ventilasi mekanik disesuaikan dengan kebutuhan ruangan, untuk ruang
operasi kombinasi antara kipas, exhauster dan AC dapat memberikan
sirkulasi udara tekanan positif
 Ventilasi AC dilengkapi filter anti bakteri

03/09/20
20
16 Standar teknis sarana
 Atap:
 Kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan serangga, tikus dan
binatang pengganggu lain (kucing)
 Atap dengan ketinggian lebih dari 10 M harus menggunakan penangkal
petir

03/09/20
20
17 Standar teknis sarana

 Sanitasi:
 kloset, urinoir, wastafel dan bak mandi dari bahan
berkualitas, utuh dan tidak rusak/cacat, mudah dibersihkan.
 Urinoir dipasang di dinding dengan kuat dan berfungsi baik
 Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat dan tidak
berbau dengan ketinggian sekitar 120 cm dari lantai.
Dilengkapi cairan desinfektan dan tissue.
 Bak mandi tidak berujung lancip, tidak menjadi sarang
nyamuk dan mudah dibersihkan
 Indeks jumlah pekerja RS dengan jumlah kamar mandi /
toilet adalah 20 : 1
 Air untuk mandi, cuci, wastafel dan kloset harus tersedia
cukup dan lancar.

03/09/20
20
18 Standar teknis sarana
 Air bersih:
 Kapasitas reservoir harus sesuai dengan kebutuhan RS (250 – 500L/TT)
 Sistim penyediaan air bersih harus menggunakan jaringan PAM atau
sumur dalam (artesis)
 Pemeriksaan fisik dan biologi terhadap ketersediaan air bersih harus
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
 Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan sebagai sumber air
dalam penanggulangan kebakaran

03/09/20
20
19 Standar teknis sarana
 Pemipaan (plumbing):
 Menggunakan kode warna: biru untuk pemipaan air bersih dan merah
untuk jalur pemipaan kebakaran.
 Pipa air bersih tidak boleh bersilangan dengan pipa air kotor
 Instalasi pemipaan tidak boleh berdekatan atau berdampingan dengan
instalasi listrik

03/09/20
20
20 Standar teknis sarana
 Saluran (draiase):
 Drainase dari bahan kuat, kedap air dan berkualitas baik dengan dasar
mempunyai kemiringan cukup ke arah pembuangan)
 Saluran air hujan tertutup dan dilengkapi bak kontrol dalam jarak
tertentu dan di setiap sudut pertemuan, bak kontrol dilengkapi penutup
mudah dibuka/ditutup dan berfungsi baik.

03/09/20
20
21 Standar teknis sarana
 Jalur melandai:
 Kemiringan rata – rata 10 sampai 15 derajat
 Ramp untuk evakuasi harus satu arah dengan lebar minimal 140 cm, dan
khusus ramp koridor dapat dibuat dua arah dengan lebar minimal 240
cm, dan kedua ramp tersebut harus dilengkapi dengan pegangan
rambatan, kuat dengan ketinggian 80 cm
 Area awal dan akhir ramp harus bebas, datar dan mudah untuk berputar
dan tidak licin
 Setiap ramp dilengkapi lampu penerangan darurat, khusus ramp evakuasi
dilengkapi dengan pressure fan untuk membuat tekanan udara positif.

03/09/20
20
22 Standar teknis sarana
 Tangga:
 Lebar minimal 120 cm untuk jalan searah dan 160 cm untuk jalan dua
arah
 Lebar injakan minimal 28 cm
 Tinggi injakan maksimal 21 cm
 Tidak berbentuk bulat / spiral
 Memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang seragam
 Memiliki kemiringan injakan < 90 derajat
 Dilengkapi pegangan, minimal pada satu sisinya, mudah dipegang,
tidak licin, dengan tinggi 60 -80 cm dari lantai dan bebas dari segala
instalasi
 Untuk tangga diluar ruangan harus ada penutup agar tidak basah oleh
air hujan

03/09/20
20
23 Standar teknis sarana
 Jalur pejalan kaki:
 Tersedia jalur kursi roda dengan permukaan keras, stabil dan tidak licin
 Tidak boleh ada gundukan atau sambungan
 Kemiringan tidak lebih dari 7 derajat dan setiap jarak 9 meter ada
border.
 Drainase searah jalur
 Lebar jalur minimal 120 cm (searah) dan 160 cm (jalur dua arah)
 Tepi jalur harus dipasang pengaman

03/09/20
20
24 Standar teknis sarana
 Area parkir:
 Tertata baik
 Mempunyai cukup ruang bebas di sekitarnya
 Untuk penyandang cacat harus disediakan ramp trotoar
 Diberi rambu penyandang cacat yang bisa membedakan untuk
mempermudah dan membedakan dengan fasilitas parkir umum.
 Parkir dasar (basement) dilengkapi dengan exhauster memadai untuk
mengontrol pencemaran udara di dalam dasar, dan harus dilengkapi
petunjuk arah, tempat sampah dan apar

03/09/20
20
25 Standar teknis sarana
 Pemandangan: jalan dan taman
 Harus lancar dengan rambu2 yang jelas
 Saluran pembuangan harus tertutup dan tidak menimbulkan bau/bocor
 Tanaman pada taman harus tertata baik dan tidak menutupi rambu2 yang
ada
 Jalan area RS pada kedua tepinya dilengkapi kansten dan dirawat
 Harus tersedia untuk tempat berkumpul (public corner)
 Papan nama RS harus rapi, kuat, jelas dan terpampang di bagian depan
RS
 Taman tertata rapi, terawat dan memberikan keindahan, kesejukan dan
kenyamanan bagi pengunjung maupun pekerja dan pasien RS

03/09/20
20
26 Standar peralatan RS
 Harus memiliki perijinan
 Selalu diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh balai pengujian
fasilitas kesehatan dan atau institusi pengujian fasilitas kesehatan
yang berwewenang
 Tersertifikasi oleh badan atau lembaga terkait
 Peralatan yg menggunakan sinar pengion harus memenuhi
ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga berwewenang
 Penggunaan peralatan medis dan non medis di RS harus dilakukan
sesuai indikasi medis pasien
 Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan RS dilakukanoleh
petugas yg mempunyai kompetensi dibidangnya
 Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi
berkala dan berkesinambungan

03/09/20
20
27 Barang berbahaya dan
beracun
 Memancarkan radiasi: memancarkan elektromagnetik atau partikel
radioaktif
 Mudah meledak: bila terkena panas, gesekan atau bantingan
 Mudah terbakar: bahan yg mempunyai titik nyala rendah (21 0C)
 Bahan oksidator: bahan yang aktif mengoksidasi sehingga terjadi
reaksi oksidasi yg menghasilkan panas dan api
 Bahan beracun: bahan yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan sampai kematian pada manusia dan lingkungan hidup.
 Bahan korosif: urutasi kulit, proses pengkaratan lempeng baja (SAE
1020) dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur uji
550C, mempunyai pH < 2 (asam) atau > 12,5 (basa)

03/09/20
20
28 Barang berbahaya dan
beracun
 Bahan karsinogenik: dapat menyebabkan kanker
 Iritasi: peradangan pada kulit dan selaput lendir
 Teratogenik: mempengaruhi pertumbuhan janin
 Mutagenik: merusak/merubah kromosom yang dapat merubah
genetika
 Berarus listrik: tersengat listrik

03/09/20
20
29 Penanganan B3
 Menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan, menggunakan
B3 maka setiap staf wajib mengetahui jenis B3 dan cara
penanganandengan melihat SOP yg ditetapkan.

03/09/20
20
30

 TERIMA KASIH

03/09/20
20

Anda mungkin juga menyukai