PEMERINTAH KABUPATEN
MUARA ENIM
RSUD GELUMBANG
Pengertian Fasilitas fisik adalah semua area bangunan yang ada di lingkungan
rumah sakit
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam pembangunan
fisik di rumah sakit. Agar tidak ditemukan resiko bagi pasien ,pengunjung dan
petugas terhadap bangunan fisik rumah sakit agar menimbulkan kenyaman bagi
pasien, pengunjung,petugas rumah sakit
Kebijakan SK Direktur tentang kebijakan pelayanan pembangunan fisik rumah
sakit no / direktur/ ….. KEPMENKES NO -/MENKES/SK/VIII/20... Tentang
standar kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
a. Lokasi bangunan
Prosedur tidak bertingkat minimal 1.5 kali luas bangunan,luas lahan
bangunan bertingkat minimal 2 kali luas bangunan dasar. Luas
bangunan minimal adalah 50 m2 per tt. Perbandingan jumlah tt
dengan luas lantai untuk ruang perawatan dan ruang isolasi
adalah :
1. Ruang bayi Ruang perawatan minimal 2m2/TT
Ruang
isolasi minimal 3.5 m2/TT
2. Ruang dewasa/ anak Ruang perawatan minimal
4.5m2/TT Ruang isolasi minimal 6m2/TT
3. Persyaratan luas ruangan sebaiknya berukuran
minimal
Ruang periksa3 x 3m2 Ruang tindakan 3 x 4m2
Ruang
tunggu 6 x 6 m2
4. Ruang bangunan yang digunakan untuk ruang
perawatan
mempunyai:
Rasio TT dengan kamar mandi 10TT :1
bebas serangga dan tikus, kadar debu maksimal
150uq/m3
dengan pengukuran rata – rata 24 jam tidak berbau
terutama h2s dan atau NH3, Pencahayaan 100 –
200 lux, Suhu 26 – 27 0 c dengan AC atau suhu
kamar dengan sirkulasi udara baik, Kelembaban 40
– 50% dengan AC dan kelembaban udara
ambivalen tanpa AC Kebisingan < 45Dba
b. Lantai-lantai ruangan
bahan yang kuat,kedap air.tidak licin mudah dibersihkan dan
bewarna terang. lantai kamar mandi dan wc dari bahan kedap
air,tidak licin,mudah dibersihkan,mempunyai kemiringan yang
cukup dan tidak ada genangan air ruang operasi lantai rata tidak
mempunyai pori,menggunakan bahan vinyl anti elektrostatik dan
tidak mudah terbakar
c. dinding
dinding bewarna terang,rata,cat tidak luntur dan tidak
mengandung logam berat sudut dinding dengan dinding. dinding
dengan lantai dinding dengan langit – langit membentuk konus (
tidak membentuk siku) dinding kamar mandi dan wc dari bahan
kedap air dan kuat permukaan dinding keramik rata, sisa
permukaan keramik dibagi sama kiri dan kanan khusus ruang
radilogi dinding dilapisi Pb minimal 2mm atau setara dengan
dinding bata ketebalan 30cm serta dilengkapi jendela kaca anti
radiasi dinding ruang laboratorium dibuat dari bahan porselen
atau keramik setinggi 1.5m dari lantai
d. pintu/ jendela
pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan lebar 120 cm
pintu dapat dibuka dari luar khusus pintu darurat menggunakan
pegangan panic( panichandle ).penutup pintu otomatis dan
membuka kearah tangga darurat/ arah evakuasi dengan bahan
tahan api minimal 2 jam ambang bawah jendela minimal 1m dari
lantai khusus jendela yang berhubungan langsung keluar
memakai jeruji khusus ruang operasi pintu terdiri dari 2
daun,mudah dibuka tetapi dapat menutup sendiri
khusus ruang radiologi pintu terdiri dari 2 daun pintu dan
dilapisi Pb 2mm atau setara dinding bata ketebalan 30cm
dilengkapi dengan lampu merah tanda bahaya radiasi serta
dilengkapi jendela kaca anti radiasi
e. Plafound
rangka plafond kuat dan anti rayap permukaan plafound bewarna
terang,mudah dibersihkan,tidak mengandung bahan asbes llangit
dengan ketinggian minimal 2,8m dari lantai langit – langit
menggunakan bahan anti jamur khusus ruang operasi harus disediakan
gantungan lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang
dipasang sebelum pemasangan langit – langit
f. ventilasi
pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan udara yang
cukup , luas minimum 15% dari luas lantai ventilasi mekanik
disesuaikan dengan peruntukan ruangan,untuk ruang operasi
kombinasi antara AC,fan,Exhauser harus dapat memberikan
tekanan positif ventilasi AC dilengkapi dengan filter bahteri
g. Atap
atap kuat ,tidak bocor,tidak menjadi perindukan serangga,tkus
dan binatang lainnya atap dengan ketinggian lebih dari 10 meter harus
menggunakan penangkal petir
h. Sanitasi
closet,urinoar ,wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas
baik, utuh dan tidak cacat, serta mudah dibersihkan urinoar
dipasang/ditempel pada dinding, kuat berfungsi dengan baik wastafel
dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat,tidak menimbulkan bau
dilengkapi tisu yang dapat dibuang (disposable tissues) Bak mandi
tidak berujung lancip, tidak menjadi sarang nyamuk dan mudah
dibersihkan Indeks perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan
jumlah toilet dan kamar mandi 10.1
Indeks perbandingan jumlah pekerja dengan jumlah toiletnya
dan kamar mandi 20.1. Air untuk keperluan sanitasi seperti
mandi,cuci,urinoar,wastafel,closet keluar dengan lancar dan
jumlahnya cukup.
i.Air bersih
Kapasitas/ reservoir sesuai dengan kebutuhan Rumah sakit
(250-500 liter/ tempat tidur) Sistem penyediaan air bersih
menggunakan jaringan PAM atau sumur dalam (atertesis)
Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik,kimia dab biologi
setiap 6 bulan sekali Sumber air bersih dimungkinkan dapat
digunakan sebagai sumber air dalam penaggulangan kebakaran
j. Pemipaan (plumbing)
sistem pemipaan menggunakan kode warna :biru untuk
pemipaan air bersih dan merah untuk pemipaan kebakaran
pipa air bersih tidak boleh bersilang dengan pipa air kotor
intalasi pe, mipaan tidak boleh berdekatan atau berdampingan
dengan instalasi listrik
k. Saluran
saluran keliling bangunan drainase dari bahan yang kuat, kedap air dan
berkualitas baik dengan dasar mempunyai kemiringan yang cukup ke
arah aliran pembuangan saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak
kontrol dalam jarak tertentu dan ditiap sudut pertemuan bak control
dilengkapi penutup yang mudah di buka/ditutup memenuhi syarat
teknis serta berfungsi dengan baik
m. tangga
lebar tangga minimum 120 cm jalan searah dan 160 cm jalan
dua arah lebar injakan minimum 28 cm tinggi injakan maksimum 21
cm tidak berbentuk bulat/spiral memiliki dimensi pijakan dan tanjakan
yang seragam memiliki kemiringan injakan <90 derajat dilengkapi
pegangan minimum pada salah satu sisinya.Pegangan rambat mudah
dipegang ketinggian 60-80 cm dari lantai, bebas dari segala instalasi
tangga diluar bangunan dirancang ada penutup tidak kena air hujan
No Ruangan atau Unit Kebisingan Max waktu pemaparan 8 jam dalam satuan dBA Hasil
1 Ruang pasien:
-Saat tidak tidur 45
-Saat tidur 40
2 Ruang operasi,umum 45
3 Anestesi,pemulihan 45
4 Laboratorium 65
5 Koridor 40
6 Tangga 45
7 Lobby 45
8 Ruang alat/gudang 45
9 Farmasi 45
10 Dapur 78
11 Ruang Cuci 78
12 Ruang Isolasi 40
13 Ruang Poli Gigi 80
INDEKS FASILITAS SANITASI RUMAH SAKIT DI RSUD GELUMBANG
PEMERINTAH KABUPATEN
MUARA ENIM
RSUD GELUMBANG
Pengertian Fasilitas fisik adalah semua area bangunan yang ada di lingkungan
rumah sakit
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam pengadaan alat
medis di rumah sakit
Kebijakan SK Direktur tentang kebijakan pelayanan pengadaan alat medis
rumah sakit no / direktur/
KEPMENKES NO /MENKES/SK/ / Tentang standar
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
A. TERENCANA
Prosedur 1. Ruangan membuat perencanaan sesuai kebutuhan,setiap
tahun melalui rapat ruangan
2. Perencanaan tersebut dikumpulkan pada bidang masing
terkait
3. Masing masingbidang melakukan pengelompokan sesuai
jenis alat dan proiritas
4. Masing masing bidang mengirimkan kebutuhan kebidang
perencanaan
5. Bidang perencanaan meMbawa kerapat direksi/struktural
tentang rekapitulasi kebutuhan alat medis tersebut.
6. Melalui rapat bersama diputuskan pembelian alat medis
tersebut dengan melibatkan unsur terkait seperti komite
medis, smf,ka instalasi dan karu/kapoli
7. Pembelian alat medis dialkukan setelah dana belenja
seperti APBN/ APBD/ atau melalui dana BLUD
8. Barang yang sudah dibeli akan didistribusikan kepada
ruangan setelah melalui panitia penerima sesuai spesifikaasi
yang diminta.
9. Barang yang dibeli sudah terakumulasi dengan SOP
pemakaian dan pemeliharaan
B. Tidak terencana
1. Permintaan alat dibuat dengan membuat usualan pada
direktur dengan menggunakan analisa yang logis
2. Direktur akan memberikan disposisi untuk dilakukan
pembelian barang tersebut jika dari analisa direktur diterima
3. Disposisi akan diberikan pada wadir terkait untuk
melakukan pembelian alat medis tersebut
4. Waadir terkait akan melakukan pembelian dengan
memberikan dispoisi pada ketua KPA untuk pembelian
barang tersebut.
5. KPA akan melakukan pembelian pembelian sesuai
spesifikasi yang dimuinta
6. Barang diserah terimakan pada ruang yang meminta
setelah melalui penerima barang dengan disertai sop
penggunaan dan pemeliharaan alat
PEMERINTAH KABUPATEN
MUARA ENIM
RSUD GELUMBANG
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rs Gelumbang
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian Fasilitas fisik adalah semua area bangunan yang ada di lingkungan
rumah sakit
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam penarikan
kembali alat medis di rumah sakit ysng tidak layak digunakan lagi /
rusak
Kebijakan SK Direktur tentang kebijakan pelayanan pengadaan alat medis
rumah sakit no / direktur/
KEPMENKES NO /MENKES/SK/ / Tentang standar
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
Prosedur 1. Ruangan membuat laporan kerusakan alat pada IPRS
2. IPRS melakukan pemeriksaan keruangan terkait dan
memberikan SPK dengan kesimpulan alat tersebut tidak dapat
diperbaiki dan dipergunakan lagi
3. Ruangan melaporkan pada bagian rumah tangga bahwa ada
alat/ barang yang akan di recall dengan menyertai surat serah
terima dan lampiran SPK dari IPRS
4. Rumah tangga menjemput barang keruangan dan menerima
barang tersebut, memasukan pada gudang sampai dilakukan
penghapusan aset
5. Ruangan melakukan penghapusan aset pada kartu kendali alat
yang terdapat diruangan masing - masing
Unit Terkait Seluruh ruangan di lingkungan rumah sakit Gelumbang
PEMERINTAH KABUPATEN
MUARA ENIM
RSUD GELUMBANG
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rs Gelumbang
PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMERINTAH KABUPATEN
MUARA ENIM
RSUD GELUMBANG
Pengertian Air minum adalah air yang melalui proses pengelolaan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam penarikan
kembali alat medis di rumah sakit ysng tidak layak digunakan lagi /
rusak
Kebijakan SK Direktur tentang kebijakan pelayanan standar pelayanan
penggunaan sumber air minum alat di rumah sakit no / direktur/
KEPMENKES NO /MENKES/SK/ / Tentang standar
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
Prosedur a. Inspeksi sanitasi air minum dan air bersih 1 tahun 1 kali
b. Pengambilan pengiriman , dan pemeriksaan sampel air
bersih dengan kapasitas tempat tidur 101 s/d 400 air minum
6 sampel dan air bersih 6 sampel
c. Melakukan analisis inspeksi sanitasi pemeriksaan
laboratorium
d.Pemeriksaan kimia air minum dan/atau air bersih dilakukan
minimal 2 (dua) kali setahun (sekali pada musim kemarau
dan sekali pada musim hujan)dan titik pengambilan sampel
masing-masing pada tempat penampungan (reservoir), dan
keran terjauh dari reservoir
e. Titik pengembalian sampel air air untuk pemeriksaan
mikrobiologik terutama pada air kran dari ruang dapur, ruang
operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan ruang makan tempat
penampungan (reservair) secara acak pada kran-kran
sepanjang sitem distribusi pada sumber air dan titik lain yang
rawan percemaran
f. Pengambilan dan pengiriman sampel air dapat
dilaksanakan sendiri oleh pihak rumah sakit atau pihak ketiga
yang direkomendasikan oleh dinas Kesehatan
g. Sewaktu-waktu dinasn kesehatan provinsi, kabupaten/kota
dalam rangka pengawasan (uji petik) penyelenggarakan
penyehatan lingkungan rumah sakit, dapat mengambil
langsung sampel air pada sarana penyediaan air minum dan
atau air bersih rumah sakit untuk diperiksakan laboratorium
h. Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus melakukan
pemeriksaan kualitas air pengukuran sisa khlor bila
menggunakan disinfektan kaporit, pH dan kekeruhan air
minum atau air bersih yang berasal dari sistem perpipaan dan
pengelolaan air pada titik tempat yang dicurigai rawan
pencemaran
j. Petugas Sanitasi atau penanggung jawab pengelolaan
kesehatan lingkungan melakukan analisis hasil inspeksi
sanitasi dan pemeriksaan laboratorium
k. Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat
parameter yang tidak sesuai dari satandar maka harus
dilakukan pengelolaan sesuai parameter yang menyimpan
Unit Terkait Seluruh ruangan di lingkungan rumah sakit Gelumbang
ANDUAN SISTIM UTILITY/ PENDUKUNG RSUD GELUMBANG
BAB I. DEFENISI
I.I AIR MINUM
Air minum adalah air yang melalui proses pengelolaan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum. Sumber penyediaan air minum dan untuk keperluan rumah sakit
berasal dari perusahaan air minum , air yang didistribusikan melalui tengki air, air kemasan dan
harus memenuhi syarat kualitas air minum Persyaratan
Jumlah tempat tidur Jumlah air minum sampel air perbulan untuk Pemeriksaan
Mikrobiologik
Air Minum Air bersih
25 – 100 4 4
101 - 400 6 6
401 - 1000 8 8
1000 10 10
4.Pemeriksaan kimia air minum dan/atau air bersih dilakukan minimal 2 (dua)
kali setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada musim hujan)dan titik
pengambilan sampel masing-masing pada tempat penampungan (reservoir), dan
keran terjauh dari reservoir
5. Titik pengembalian sampel air air untuk pemeriksaan mikrobiologik terutama
pada air kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan
ruang makan tempat penampungan (reservair) secara acak pada kran-kran
sepanjang sitem distribusi pada sumber air dan titik lain yang rawan percemaran
6. sampel air pada butir 3 dan 4 tersebut diatas dikirim dan diperiksakan pada
laboratorium yang berwenang atau yang ditetapkan oleh menteri kesehatan atau
pemerintah daerah setempat
7. Pengambilan dan pengiriman sampel air dapat dilaksanakan sendiri oleh pihak
rumah sakit atau pihak ketiga yang direkomendasikan oleh dinas Kesehatan
8. Sewaktu-waktu dinasn kesehatan provinsi, kabupaten/kota dalam rangka
pengawasan (uji petik) penyelenggarakan penyehatan lingkungan rumah sakit,
dapat mengambil langsung sampel air pada sarana penyediaan air minum dan
atau air bersih rumah sakit untuk diperiksakan laboratorium
9. Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus melakukan pemeriksaan kualitas air
pengukuran sisa khlor bila menggunakan disinfektan kaporit, pH dan kekeruhan
air minum atau air bersih yang berasal dari sistem perpipaan dan pengelolaan air
pada titik tempat yang dicurigai rawan pencemaran
10. Petugas Sanitasi atau penanggung jawab pengelolaan kesehatan lingkungan
melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi dan pemeriksaan laboratorium
11. apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang dari
standar maka harus dilakukan pengelolaan sesuai parameter yang menyimpan
PEMERINTAH KABUPATEN
MUARA ENIM
RSUD GELUMBANG
BAB I DEFENISI
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair, gas
Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non
medis
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi,limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
kimiawi,limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi
Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit diluar medis yang bersal dari dapur perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,bahan kimia beracun dan
radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan
Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti incenerator dapur, perlengkapan generator, anestesi dan
pembuatan obat citotoksik.
Limbah infeksius dalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang
tidak secara rutin dan ada dilingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah virulensi
yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia.
Limbah sangat insfeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan sangant
infeksius,otopsi organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah
diinokulasi,terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangan infeksius
Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahanyang terkontaminasi dari persiapan
dan pemberian obat sitototoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup
BAB II. RUANG LINGKUP
Meliputi :
1. Limbah padat
2. Limbah cair
3. Gas
4. Infeksius
5. Sangat infeksius
6. sitoktosisi