Anda di halaman 1dari 17

PERSYARATAN BANGUNAN DAN PRASARANA

PELAYANAN RUANG TB RO

ROMADONA, ST, MARS

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan


2020
TATA LETAK BANGUNAN RUANG-RUANG PELAYANAN PASIEN TB-
RO DALAM TAPAK RS (SITEPLAN)

1. Jarak antar bangunan untuk fungsi pelayanan pasien TB-RO (yang menggunakan
ventilasi alami) dengan pelayanan fungsi lain harus cukup untuk kepentingan
penghawaan, pencahayaan dan dilusi udara
• Jarak antara bangunan
untuk pasien infeksius
dengan non infeksius
direkomendasikan + 8 m.
(;WHO)

• Lubang pemasukan udara


luar, letaknya harus sejauh
mungkin, tidak kurang dari
7.6 m dari keluaran exhaust
dari RS/gedung sebelahnya,
cerobong pembuangan asap
berbahaya, dll. (Ped. Sist.
Tata Udara Pada Bangunan
RS)
8m
TATA LETAK BANGUNAN RUANG-RUANG PELAYANAN
PASIEN TB-RO DALAM TAPAK RS (SITEPLAN)

2. Ruang pelayanan rawat jalan TB-RO memiliki zona/area


yang terpisah dengan penyakit lainnya. Pemisahan dimulai
dari akses masuk, pendaftaran, ruangan tunggu dan
ruangan pemeriksaan dan/konsultasi.

3. Kondisi sekitar bangunan ruang-ruang pelayanan pasien TB-RO harus terbuka/


tidak terhalang  sinar matahari dapat masuk & terjadi pertukaran udara silang
4. Sekitar bukaan-bukaan pada ruang-ruang pelayanan harus aman dari lalu lalang
pengunjung RS.
5. Iklim di Indonesia  bentuk bangunan tidak gemuk dan orientasi bangunan harus
utara-selatan, posisi bukaan jendela pada sisi utara-selatan.
6. Vegetasi juga mempengaruhi pergerakan udara di sekitar bangunan.
DESAIN

TATA RUANG Zoning, letak ruang yang relatif “kotor” harus tidak boleh
menyebabkan aliran udara balik yang mengkontaminasi ruang
lain.
DESAIN LUBANG desain lubang ventilasi alami dapat memenuhi terjadinya
VENTILASI ventilasi silang (cross ventilations). Kualitas ventilasi alami
dipengaruhi oleh :

Posisi bukaan
Letak/posisi lubang ventilasi harus dapat memungkinkan terkena
sinar matahari langsung yang aman.
Posisi bukaan dapat terjadi ventilasi silang  terdapat dua bukaan
pada sisi dinding yang berlawanan (eg. Jendela & pintu).
Ukuran bukaan
Nilai/kualitas ventilasi pada bukaan dinding di sisi yang berlawanan
ditentukan oleh bukaan dengan ukuran yang terkecil (smallest
opening area).
Cara membuka
Bukaan jendela untuk kepentingan pertukaran udara harus didesain
dapat terbuka dengan maksimal (100%).
… DESAIN

Gambar contoh model cara membuka jendela


… DESAIN
… DESAIN

Contoh Perhitungan ACH Jendela1,5 x 2m2

Suatu bangsal perawatan pasien TB memiliki ukuran


ruangan 7m x 6m dan ketinggian ruangan 3m dengan
dilengkapi jendela berukuran 1,5 x 2m2 dan pintu 1 x
2m2 (luas bukaan terkecil). Kecepatan angin 1 m/s. 6m

pintu 1 x 2m2
Maka, estimasi perhitungan ACH dan ventilation rate
(l/s) dapat dilihat pada tabel berikut ini : 7m
… DESAIN

BENTUK Desain ruangan perawatan sebaiknya model koridor satu sisi/ baris
tunggal (single loaded corridor).

Keterangan : Gambar konseptual ini harus digunakan dengan hati-hati, dan


keterbatasan dalam kondisi sebenarnya perlu dipertimbangkan.

Bangunan yang mengandalkan ventilasi alami  massa bangunan


MASSA
tidak gemuk (bulky mass), supaya aliran udara dapat menembus ke
BANGUNAN
dalam bangunan & bertukar dengan hembusan aliran udara dari sisi
yang berlawanan (cross ventilation).
… DESAIN

MATERIAL Bahan pelapis komponen bangunan (lantai, dinding, plafon) yang


BANGUNAN digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi.

JARAK Untuk ruang perawatan pasien yang terdiri dari 2 TT atau lebih, maka
ANTAR TT jarak antar TT min. 2,4 m atau antar tepi TT 1,5 m.

TATA LETAK Tata letak furnitur/perabot dan partisi interior tidak boleh menghalangi
PERABOT bukaan jendela/pintu untuk aliran udara. Tata letak perabot juga tidak
boleh memungkinkan terjadi aliran udara dari pasien ke petugas

Gambar Contoh : Aliran udara yang Gambar Contoh : Aliran udara yang
tidak diharapkan dikaitkan dengan diharapkan dikaitkan dengan tata
tata letak furnitur dalam ruangan letak furnitur dalam ruangan
SISTEM VENTILASI PADA RUANG-RUANG PELAYANAN PASIEN TB-RO

Sistem ventilasi udara dalam bangunan memiliki tiga elemen dasar :


1. Laju pertukaran udara (ventilation rate)  jumlah udara luar yang dimasukkan ke
dalam ruangan, dan kualitas udara luar.
2. Arah aliran udara (airflow direction)  arah aliran udara dari area bersih ke area
kotor
3. Distribusi udara atau pola aliran udara (airflow pattern)  udara dari luar
bangunan harus dialirkan ke setiap bagian ruangan secara efisien sehingga
polutan udara yang dihasilkan di setiap bagian ruangan dapat dihilangkan.
Penerapan sistem ventilasi pada bangunan rumah sakit terdiri dari tiga cara :
4. Ventilasi alami
5. Ventilasi mekanis
6. Ventilasi hibrid/gabungan.
Penggunaan sistem ventilasi tersebut dipilih berdasarkan fungsi tiap-tiap ruang
dengan persyaratan teknis yang berbeda-beda.
Parameter Jumlah Pertukaran Volume Udara dalam Satuan Jam (Air Change
Hour = ACH) yang harus dicapai untuk ruangan pelayanan TB RO dengan ventilasi
alami adalah minimal 12 kali.
SISTEM VENTILASI ALAMI

Kelebihan :
• Cocok untuk daerah dengan iklim hangat dan sedang (mediterania), yaitu dapat
dioptimalkan pemanfaatannya separuh waktu.
• Ventilasi alami lebih ekonomis, umumnya dapat memberikan laju ventilasi yang
tinggi, karena penggunaan energi alami dan bukaan besar.
• Ventilasi alami dapat lebih hemat energi, apalagi jika tidak diperlukan pemanasan
(heating).
• Ventilasi alami yang dirancang dengan baik dapat dimanfaatkan untuk
mengoptimalkan cahaya matahari.
• Kontrol lingkungan yang dilakukan oleh pengguna/penghuni cukup besar.
SISTEM VENTILASI ALAMI

Kekurangan :
• Ventilasi alami sulit untuk dikendalikan dan didesain, arah aliran angin dan nilai
parameter tidak konsisten (fluktuasinya sangat ekstrim karena tergantung pada
kondisi iklim luar relatif terhadap lingkungan dalam ruangan). Terdapat kemungkinan
memiliki tingkat perubahan udara yang rendah selama kondisi iklim tertentu yang
tidak menguntungkan.
• Sulit dalam pengaturan arah aliran udara  mengabaikan tekanan negatif dalam
ruangan. Oleh karena itu, beresiko terjadinya kontaminasi pada koridor dan ruangan
yang berdekatan/bersebelahan.
• Pemanfaatannya terbatas  kendala cuaca, vektor dan kemanan menyebabkan
lubang ventilasi harus ditutup, shg tingkat pertukaran udara akan jauh lebih rendah.
• Sistem ventilasi alami seringkali tidak berfungsi seperti yang diharapkan, dan
pengoperasian normal dapat terganggu karena berbagai alasan, diantaranya
jendela atau pintu tidak terbuka, gangguan layanan utilitas, desain dan
pemeliharaan yang buruk atau manajemen yang salah.
• Biaya pemeliharaan cukup rendah, namun jika tidak didesain dan dipasang dengan
benar dan kurang dipelihara, maka dapat menyebabkan peningkatan risiko
penularan airborne.
SISTEM VENTILASI MEKANIS

Kelebihan :
• Cocok untuk semua iklim dan cuaca, karena dikendalikan secara mekanis.
• Kontrol lingkungan yang dilakukan oleh pengguna/penghuni lebih kecil.
• Sistem ventilasi mekanis dapat diandalkan dalam menghasilkan nilai seluruh
parameter tata udara yang dipersyaratkan dan dapat diintegrasikan dengan mudah
ke AC (temperatur dan kelembaban dalam ruangan dapat dikendalikan).
• Sistem filtrasi dapat dipasang dalam ventilasi mekanis sehingga mikroorganisme,
partikulat, gas, bau dan uap yang berbahaya dapat dihilangkan.
• Jalur aliran udara dalam sistem ventilasi mekanis dapat dikontrol, misalnya
memungkinkan udara mengalir dari area dimana terdapat sumber infeksi airborne),
menuju area yang bebas infeksi.
• Ventilasi mekanis dapat bekerja saat listrik tersedia.
SISTEM VENTILASI MEKANIS

Kekurangan :
• Sistem ventilasi mekanis seringkali tidak berfungsi seperti yang diharapkan, dan
kemungkinan kegagalan dalam mempertahankan tekanan udara negatif dalam
ruangan isolasi karena berbagai alasan, termasuk kegagalan peralatan, gangguan
layanan utilitas, desain yang buruk, pemeliharaan yang buruk atau manajemen yang
salah. Untuk fasilitas pelayanan kritis, harus didukung dengan sistem back up
utilitas, hal ini yang menjadikan mahal dan dikawatirkan berkelanjutannya.
• Instalasi dan pemeliharaan yang khusus untuk pengoperasian sistem ventilasi
mekanis membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Jika sistem mekanik tidak dapat
dipasang atau dipelihara dengan baik karena kekurangan dana, kinerjanya akan
terganggu
• Potensi bising yang dikeluarkan oleh peralatan ventilasi.

Catatan :
Ventilasi mekanis membutuhkan desain yang cermat, pemeliharaan peralatan yang
ketat, adopsi standar yang ketat, dan pedoman desain yang mempertimbangkan
semua aspek kualitas lingkungan dalam ruangan dan efisiensi energi.
SISTEM VENTILASI HIBRID

1. Ketika ventilasi alami saja tidak memenuhi, ekshaust fan dapat dipasang untuk
meningkatkan laju pertukaran udara.
2. Namun, jenis ventilasi gabungan model sederhana harus digunakan dg hati-hati.
3. Kipas harus dipasang dimana udara ruangan dapat dibuang langsung ke lingkungan
luar melalui dinding atau atap. Ukuran dan jumlah ekshaust fan tergantung pada
nilai laju pertukaran udara yang harus dipenuhi, serta harus diukur dan diuji sebelum
digunakan.
4. Kendala penggunaan ekshaust fan al. sulitnya penginstalasian (terutama untuk
kipas besar), kebisingan (terutama dari kipas high-power), peningkatan/penurunan
temperatur di dalam ruangan dan kebutuhan untuk pasokan listrik non-stop.
Kelebihan :
• Cocok untuk sebagian besar iklim dan cuaca.
• Lebih hemat energi
• Lebih fleksibel
Kekurangan :
• Biaya investasi dan pemeliharaan mungkin mahal
• Kemungkinan untuk mendesain sistem ventilasi cukup sulit
KINERJA VENTILASI TERHADAP VARIABEL JENIS IKLIM
Tabel Kinerja penerapan Jenis ventilasi alami terhadap kondisi iklim
(konsensus tinjauan sistematis WHO)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai