Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Peningkatan pembangunan di Indonesia sebagai sarana dan prasarana oleh
pemerintah guna memenuhi kebutuhan masyarakat seperti perindustrian,
perhotelan, tempat perdagangan (pasar), dan lain sebagainnya membawa berbagai
konsekuensi/resiko bahaya kecelakaan. Kecelakaan di tempat kerja dapat
merugikan banyak pihak baik bagi pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat
luas.

Berdasarkan hukum Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan. Perindustrian merupakan tempat kerja yang
mempunyai peluang terbesar timbulnya kecelakan kerja. Berbagai faktor yang
dapat memicu terjadinya kecelakaan ditempat kerja salah satunya adalah kondisi
lingkungan kerja seperti sistem ventilasi.

Sekarang ini banyak industri yang kurang memperhatikan sistem ventilasi dalam
menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nyaman dan sesuai kebutuhan
pekerja. Pemasangan sistem ventilasi yang tidak tepat juga dapat menyebabkan
ketidaknyamanan atau bahkan dapat menurunkan kondisi kesehatan pekerja. Hal
disebabkan tidak adanya peralatan sistem ventilasi, sistem ventilasi yang ada
kurang memadai, dan kurangnya perhatian pekerja.

Ventilasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk memelihara


dan menciptakan udara sesuai kenyamanan pekerja. Ventilasi ini juga digunakan
untuk menurunkan kadar suatu kontaminan di udara tempat kerja sehingga tidak
membahayakan bagi keselamatan dan kesehatan kerja.

Seorang ahli keselamatan dan kesehatan kerja harus mampu memahami (SNI 03-
6572-2001) tentang Tata Cara Penerangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian
Udara pada Bangunan Gedung sebagai pedoman minimal bagi semua pihak yang

LAPORAN RESMI VENTILASI 1


terlibat dalam perencanaan, pembangunan dan pengelolaan gedung, dan bertujuan
untuk memperoleh kenyamanan dan keamanan bagi tamu dan pekerja di tempat
kerja.

Oleh karena itu, praktikum mengenai pengukuran ventilasi umum penting untuk
dilaksanakan. Selain untuk belajar mengoperasikan alat pengukururan ventilasi,
kita akan mengerti permasalahan yang muncul ketika dilapangan dan cara
menanganinya. Sehingga melalui praktikum ini kita dapat mengetahui sistem
ventilasi ditempat pengujian dianggap sudah memenuhi syarat atau belum.

I.2 Rumusan masalah


Adapun masalah-masalah yang akan dibahas pada praktikum ini antara lain:
1. Bagaimana kebutuhan ventilasi umum yang ada di kelas DD-113 dan kelas
DD-105 Politeknik Perkapalan negeri Surabaya (PPNS) ?
2. Bagaimana rekomendasi yang diberikan terkait ventilasi umum di kelas
kelas DD-113 dan DD-105 ?

I.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai pada praktikum ini antara lain:
1. Mahasiswa mampu menganalisa kebutuhan ventilasi umum di kelas DD-
113 dan kelas DD-105.
2. Mahasiswa dapat memberikan rekomendasi terkait masalah yang muncul.

I.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ventilasi ini antara lain:
1. Praktikan dapat mengetahui ventilasi yang sudah ataupun belum
memenuhi standar.
2. Praktikan dapat belajar untuk menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan ventilasi.
3. Praktikan dapat mengaetahui cara pengunaan anemometer dengan baik dan
benar.
4. Praktikan memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang ventilasi.

I.5 Ruang Lingkup


Adapun beberapa hal yang menjadi batasan-batasan dalam praktikum ini sebagai
berikut:

LAPORAN RESMI VENTILASI 2


1. Penelitian ini dilakukan pada area PPNS dengan batasan ruangan di kelas
DD-113 dan kelas DD-105.
2. Peralatan yang digunakan adalah meteran untuk mengukur luas ruangan
dan anemometer untuk mengetahui air velocity, temperature dan air flow.
3. Penelitian yang dilakukan adalah mengetahui faktor fisik yaitu ventilasi
umum di kelas DD-113 dan kelas DD-105.
4. Penelitian ini dilakukan pada 8 Maret 2013 mulai pukul 13.30 16.00
WIB.

BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Definisi ventilasi


Ventilasi adalah teknik engineering control yang penting untuk meningkatkan dan
memelihara kualitas udara ditempat kerja. Alasan perlunya ventilasi antara lain
adalah:
1. Memanaskan atau mendinginkan udara dalam ruangan
2. Mengeluarkan kontaminan
3. Mengencerkan konsentrasi kontaminan dalam udara
4. Pertukaran udara untuk penyegaran
5. Mencegah terjadinya kebakaran atau peledakan

2.2. Ventilasi umum

LAPORAN RESMI VENTILASI 3


Ventilasi alami / umum yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen,
jendela, pintu atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan :
a. Jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan
yang membutuhkan ventilasi; dan
b. Arah yang menghadap ke :
1. Halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai, atau daerah yang
terbuka keatas.
2. Teras terbuka, pelataran parkir, atau sejenis; atau
3. Ruang yang bersebelahan.

Pada ventilasi alamiah udara mengalir secara alamiah. Ventilasi umum terlaksana
dengan dua cara:
1. Ventilasi Horisontal (ventilasi silang)
Arus angin datang dari luar ruang secara horizontal, dapat terjadi bila
terdapat perbedaan suhu udara luar dan dalam ruang atau antar ruang
dalam bangunan. Ventilasi silang berfungsi dengan baik, maka pada
dinding harus ada bukaan atau lubang seperti pintu, jendela, atau lubang
angin. Aliran udara masuk kedalam ruangan tidak terlalu kuat dan tidak
terhambat, dan harus diarahkan ke bagian-bagian ruang yang ditempati
atau dipakai. Kemungkinan penempatan lubang ventilasi Penempatan
lubang ventilasi adalah penting untuk pengarahan aliran udara dari lubang
masuk (inlet) ke lubang keluar (outlet).

2. Ventilasi vertikal
Aliran udara terjadi karena perbedaan berat jenis lapisan-lapisan udara
luar dan dalam bangunan.Berat jenis kecil udara mengalir keatas, berat
jenis besar udara mengalir kebawah (efek cerobong).

2.2.1 Tujuan Ventilasi Umum


Tujuan ventilasi umum antara lain:
Meningkatkan dan mempertahankan kondisi udara agar tetap segar dan
nyaman.

LAPORAN RESMI VENTILASI 4


Menurunkan kadar kontaminan di udara sampai ke batas yang tidak
membahayakan pekerja

2.2.2 Persyaratan penggunaan ventilasi umum adalah :


Jumlah kontaminan tidak besar dan terus menerus
Kosentrasi rendah
Toksisitas rendah
Sumber merata

2.2.3 Penentuan Ventilasi Umum


Beberapa rumus dan perhitungan yang sering dipakai untuk pengukuran ventilasi
umum adalah:

a. Pergantian udara per jam (air change per hour)


General ventilation rate = .......................... kali . . . . . . . (2.1)
Luas ruangan x tinggi ruangan

b. Waktu setiap pergantian udara


Volume ruangan = ....................... menit . . . . . . (2.2)
Ventilation rate

c. Aliran udara per unit luas area (air floor per unit floor area)
General ventilation rate = ........................ cmm/m . . . . (2.3)
Luas daerah lantai

d. Volume udara setiap orang (air volume per person)


General ventilation rate = ........................ cmm/m . . . . (2.4)
Jumlah pekerja

2.2.4 Perancangan Sistem Ventilasi Alami


Perancangan sistem ventilasi alami dilakukan sebagai berikut :

LAPORAN RESMI VENTILASI 5


1. Tentukan kebutuhan ventilasi udara yang diperlukan sesuai fungsi
ruangan.
2. Tentukan ventilasi gaya angin atau ventilasi gaya termal yang akan
digunakan.

2.3. Ventilasi Buatan atau Mekanis


Pergantian udara terjadi dengan bantuan alat mekanik seperti fan, blower, dan
exhaust fan. Cara ini digunakan apabila cara ilmiah tidak mencukupi, misalnya
dengan ukuran ruang yang luas.

Terdapat dua jenis kipas angin (fan) yaitu, dengan sitem baling-baling atau dengan
menggunakan sistem pompa sentrifugal. Kipas angin yang digunakan berdiameter
besar dengan putaran per menit sekecil mungkin untuk memberikan kenyamanan.
Aliran udara dibuat merata dalam seluruh ruangan, diletakkan pada daerah
sumber kontaminan. Apabila sumber kontaminan berada pada dekat dinding
kipas angin yang berfungsi sebagai penghisap kontaminan. Apabila berat jenis
kontaminan lebih besar dari pada berat jenis udara, maka kipas dipasang dekat
dengan lantai. Jika dipasang didekat langit-langit, tinggi ruangan harus lebih dari
3 meter. Kapasitas kipas ditentukan oleh volume ruangan, jumlah pergantian
udara dalam ruangan yang diperlukan. Contohnya, bila volume ruangan 70 m 3 dan
dibutuhkan pergantian udara 20 kali per jam, maka kapasitasnya adalah 70 x 20 =
1400 m3 / jam.

Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk


mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Cara
ini digunakan apabila cara alamiah tidak mencukupi.

Terdapat dua ventilasi mekanik, yaitu dengan sistem baling-baling dan dengan
sistem sedot pompa sentrifugal. Ventilasi mekanik yang digunakan garis tengah
besar dengan putaran/menit sekecil mungkin untuk memberikan kenyamanan.
Aliran udara dibuat merata dalam seluruh ruangan, diletakkan dekat sumber
kontaminan.

LAPORAN RESMI VENTILASI 6


2.3.1 Perancangan Sistem Ventilasi Mekanis
Perancangan sistem ventilasi mekanis dilakukan sebagai berikut :
1. Tentukan kebutuhan udara ventilasi yang diperlukan sesuai fungsi
ruangan.
2. Tentukan kapasitas fan.

Rancang sistem distribusi udara, baik menggunakan cerobong udara (ducting)


atau fan yang dipasang pada dinding/atap. Jumlah laju aliran udara yang perlu
disediakan oleh sistem ventilasi mengikuti persyaratan. Untuk mengambil
perolehan kalor yang terjadi di dalam ruangan, diperlukan laju aliran udara
dengan jumlah tertentu untuk menjaga supayantemperatur udara di dalam ruangan
tidak bertambah melewati harga yang d2nginkan. Jumlah laju aliran udara V
(m3/detik) tersebut, dapat dihitung dengan persamaan :

V = q . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)
f.c(tL tD)

dimana :
V = laju aliran udara (m3/detik).
q = perolehan kalor (Watt).
f = densitas udara (kg/m3).
c = panas jenis udara (joule/kg.0C).
(tL tD ) = kenaikan temperatur terhadap udara luar (0C).

2.3.2. Persyaratan Teknis Ventilasi Mekanis


Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi
syarat tidak memadai. Penempatan Fan harus memungkinkan pelepasan udara
secara maksimal dan juga memungkinkan masuknya udara segar atau sebaliknya.
Sistem ventilasi mekanis bekerja terus menerus selama ruang tersebut dihuni.
Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan harus
sesuai ketentuan yang berlaku (lihat tabel 2.1).

LAPORAN RESMI VENTILASI 7


Tabel 2.1 Kebutuhan Ventilasi Mekanis

Catu udara segar minimum


Tipe
Pertukaran udara/jam m3/ jam per orang

Kantor 6 18

Restoran/Kantin 6 18
Toko, Pasar
6 18
swalayan
Pabrik, bengkel 6 18

Kelas, bioskop 8
Lobi, koridor,
4
tangga
Kamar mandi,
10
peturasan
Dapur 20

Tempat parkir 6
(Sumber : BSN, 2001)
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal Orang
2.4.1. Temperatur Udara Kering
a. Temperatur udara kering sangat besar pengaruhnya terhadap besar
kecilnya kalor yang dilepas melalui penguapan (evaporasi) dan melalui
konveksi.
b. Daerah kenyamanan termal untuk daerah tropis dapat dibagi menjadi :
1) sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,50C ~ 22,80C.
2) nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,80C ~ 25,80C.
3). hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,80C ~ 27,10C.

2.5 Kelembaban Udara Relatif


Kelembaban udara relatif dalam ruangan adalah perbandingan antara jumlah uap
air yang dikandung oleh udara tersebut dibandingkan dengan jumlah kandungan
uap air pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruangan tersebut. Bagi daerah
tropis, kelembaban udara relatif yang dianjurkan antara 40% ~ 50%, tetapi untuk

LAPORAN RESMI VENTILASI 8


ruangan yang jumlah orangnya padat seperti ruang pertemuan, kelembaban udara
relatif masih diperbolehkan berkisar antara 55% ~ 60%.

2.6 Ventilasi Pengendalian Suhu Udara


Pengendalian suhu bertujuan untuk penyegaran udara dalam lingkungan kerja,
dilaksanakan dengan menurunkan panas dengan cara mengalirkan udara segar dan
dingin menggantikan udara panas dalam ruang kerja. Dapat dilaksanakan dengan
cara-cara:
a. Ventilasi alamiah, dengan mengadakan lubang/bukaan seperti pintu,
jendela, lobang angin sehingga terjadi pengaliran udara secara alami
b. Ventilasi mekanis, menggunakan peralatan bantu mekanis seperti :
Kipas angin, blower, untuk mengalirkan udara segar dan
mengganti udara panas serta menaikkan kecepatan liner udara
dalam ruang.
Alat pendingin udara (air conditioning), untuk menurunkan suhu
udara dan kelembaban ruang. Udara panas dalam ruang d2sap dan
panasnya diserap untuk pendinginan dan pengembunan dan
kemudian diembuskan kembali masuk dalam ruang. Pendinginan
udara bertujuan untuk:
1. Penyegaran udara bagi karyawan
2. Penyegaran udara yang diperlukan untuk proses produksi,
penyimpanan, lingkungan kerja mesin dan lain-lain.

2.7 Perancangan Sistem Fan


Rancangan sistem fan harus memenuhi ketentuan:
1. Untuk sistem fan dengan volume tetap, daya yang dibutuhkan motor pada
sistem fan gabungan tidak melebihi 1,36 W/(m3/jam);
2. Untuk sistem fan dengan volume aliran berubah, daya yang dibutuhkan
motor untuk
3. Sistem fan gabungan tidak melebihi 2,12 W/(m3/jam)
4. Setiap fan pada sistem volume aliran berubah atau VAV (Variable Air
Volume) dengan motor 60 kW atau lebih harus memiliki kontrol dan
peralatan yang diperlukan agar fan tidak membutuhkan daya lebih dari 50
% daya rancangan pada 50 % volume rancangan berdasarkan data uji;

LAPORAN RESMI VENTILASI 9


5. Ketentuan butir a, b, dan c di atas tidak berlaku untuk fan dengan daya
lebih kecil dari 7,5 kw pada aliran rancangan.

2.8 Mengukur Kecepatan Dan Arah Angin


Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
angin, dan merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam mengetahui
cuaca.

Angin adalah gerakan atau perpindahan masa udara pada arah horizontal yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dari satu tempat dengan tempat lainnya.
Angin diartikan pula sebagai gerakan relatif udara terhadap permukaan bumi,
pada arah horizontal atau hampir horinsontal. Masa udara ini mempunyai sifat
yang dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan suhunya, sehingga dikenal
adanya angin basah, angin kering dan sebagainya. Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh
tiga hal utama, yaitu:
1. daerah asalnya
2. daerah yang dilewatinya
3. lama atau jarak pergerakannya.

Dua komponen angin yang diukur ialah kecepatan dan arahnya.Kecepatan angin
adalah jarak tempuh angin atau pergerakan udara per satuan waktu dan dinyatakan
dalam satuan meter per detik (m/d), kilometer per jam (km/j), dan mil per jam
(mi/j). Satuan mil (mil laut) per jam disebut juga knot (kn); 1 kn = 1,85 km/j =
1,151mi/j = 0,514 m/d atau 1 m/d = 2,237 mi/j = 1,944 kn. Kecepatan angin
bervariasi dengan ketinggian dari permukaan tanah, sehingga dikenal adanya
profil angin, dimana makin tinggi gerakan angin makin cepat.

2.9 Penyakit Akibat Kerja Terkait dengan Ventilasi


Manusia menghabiskan 90 % waktunya dalam lingkungan konstruksi, baik itu di
dalam bangunan kantor ataupun rumah yg mungkin sekali kualitas udara dalam
ruangnya tercemar oleh chemical yg berasal dari dalam maupun luar ruangan,
tercemar oleh mikroba ataupun disebabkan karena ventilasi udara yang kurang
baik.

LAPORAN RESMI VENTILASI 10


Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan ruang
kerja. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap
pekerja/karyawan berupa keluhan gangguan kesehatan. Contoh polutan yang bisa
mencemari ruangan misalnya asap rokok; ozone yg berasal dari mesin foto copy &
printer; volatile organics compounds yg berasal dari carpets, furniture, cat,
cleaning agents dan sebagainya; debu, carbon monoxide, formaldehyde, dan lain-
lain. Keluhan utama yang yang ditimbulkan dari pencemar udara dalam ruangan
itu bisa berupa iritasi (mata berair, bersin, hidung tersumbat, gatal tenggorokan) ,
sesak napas, sakit kepala, kelelahan, gejala seperti flu, dan bronkitis (e.g
Legionella). Gangguan dapat muncul dari kualitas udara yang buruk berupa
timbulnya penyakit yang berasal dari kondisi bangunan (Building Related
Desease, BRD) seperti kanker, asma, hypersensitivety pneunomitis, iritasi selaput
lendir, humidifier fever, legionnaire, alergi dan lain-lain.
BAB 2I
METODOLOGI PENELITIAN

2I.1. Sistematika Penelitian


Adapun sistematika penulisan laporan penelitian ini digambarkan dalam bentuk
diagram alir sebagai berikut :

Mula
i

Latar Belakang

1. Perindustrian merupakan tempat kerja yang mempunyai peluang terbesar


timbulnya kecelakan kerja. Berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya
kecelakaan ditempat kerja salah satunya adalah kondisi lingkungan kerja
seperti sistem ventilasi.
2. Sekarang ini banyak industri yang kurang memperhatikan sistem ventilasi
dalam menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nyaman dan sesuai
kebutuhan pekerja. Pemasangan sistem ventilasi yang tidak tepat juga
dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan dapat menurunkan
LAPORAN RESMI VENTILASI 11
kondisi kesehatan pekerja.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana kebutuhan ventilasi umum yang ada di kelas DD-113 dan


kelas DD-105 Politeknik Perkapalan negeri Surabaya (PPNS) ?
2. Bagaimana rekomendasi yang diberikan terkait ventilasi umum di
kelas kelas DD-113 dan DD-105 Politeknik Perkapalan negeri
Surabaya (PPNS) ?
3. A

Metodologi Praktikum

Data Primer Data Sekunder

Air flow Luas Area


Velocity Volume Ruangan
Temperatur Jumlah orang
Denah kelas
Denah kelas

Analisa dan Pembahasan

1. Menganalisa kebutuhan ventilasi umum di kelas DD-113 dan kelas


DD-105 dengan mengitung kebutuhan pertukaran udara per jam,
kebutuhan volume udara tiap orang kemudian dicocokan dengan SNI
03-6572-2001. Kesimpulan dan Saran
2. Memberikan rekomendasi terkait dengan perbaikan kebutuhan
ventilasi umum di kelas DD-113 dan kelas DD-105
selesa
i
Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Penelitian

2I.2. Pengukuran

LAPORAN RESMI VENTILASI 12


2I.2.1. Peralatan
Digital anemometer ini digunakan untuk mengukur air flow dan air velocity.
Suatu pengukuran air flow dalam bentuk CMM atau CFM sedangkan satuan
pengukuran air velocity dalam bentuk mph, ft/min, knot, Km/h atau m/s.

Gambar 3.2 Digital Anemometer


(sumber : www.tecpel.com, 2013)

2I.2.2. Bagian bagian


Bagian-bagian pada digital anemometer sebagai berikut:
1. Display
2. Tombol POWER OFF/ON
Tombol untuk mengaktifkan atau mematikan
3. Tombol HOLD
Tombol untuk merekam angka yg terekam
4. Tombol C/ F
Tombol untuk memilih satuan temperature
5. Tombol MAX/MIN
Tombol untuk merekam data pengukuran, menunjukkan nilai maksimum
dan minimum pengukuran dan memasukkan luas area dalam bentuk angka
desimal pada pengukuran air flow
6. Tombol UNIT/
Tombol untuk memilih satuan
7. Tombol VEL/FLOW
Tombol memilih pengukuran air velocity atau air flow
8. Tombol
Tombol untuk pindah ke digit berikutnya pada pengukuran air flow

LAPORAN RESMI VENTILASI 13


9. Tombol
Tombol untuk menaikkan nilai pada digit yang aktif pada pengukuran air
flow
10. Tombol FLOW MODE
Tombol untuk memilih jenis pengukuran air flow (2/3 V MAX
MODE,AVG MODE,INSTANT MODE )
11. Tombol AVG START
Tombol untuk mengukur air flow menggunakan AVG MODE
12. Tombol ENTER/RESET
Tombol untuk mengakhiri pengesetan area sample pada pengukuran air
Flow
13. Tombol SAMPLE AREA
Tombol untuk memasukkan luas area pada pengukuran air flow
14. Probe Input Socket
Tempat untuk memasukkan Probe Plug
15. RS232 Output Terminal
Tempat untuk memasukkan kabel PC
16. Battery/Compartement
17. Vane Probe Head
18. Vane Probe Handle

2I.3 Prosedur kerja


Prosedur kerja yang harus dilakukan dalam pengukuran ventilasi adalah sebagai
berikut:
1. Pengukuran Air Velocity
Urutan pengukuran Air Velocity adalah sebagai berikut:
1. Pasang PROBE PLUG pada PROBE INPUT TERMINAL
2. Tekan tombol POWER OFF/ON
3. Tekan VEL/FLOW untuk memilih pengukuran air velocity
4. Tekan C/ F untuk memilih satuan temperature
5. Tekan UNIT / untuk memilih satuan air velocity
6. Tekan HOLD : untuk menahan nilai

LAPORAN RESMI VENTILASI 14


7. Tekan MAX/MIN .Untuk melihat nilai maksimum atau nilai minimum
data
8, Tekan POWER OFF/ON : untuk mematikan
9. Lepaskan PROBE PLUG dari PROBE INPUT TERMINAL
kemudian tempatkan pada penyimpanan
10. Sebelum disimpan keluarkan berai dari tempatnya

2. Pengukuran Air Flow


Urutan pengukuran Air Flow adalah sebagai berikut:
1) Pasang PROBE PLUG dan PROBE TERMINAL
2) Tekan tombol POWER OFF/ON untuk mengaktifkan
3) Tekan tombol VEL/FLOW untuk memilih pengukuran air flow
4) Tekan UNIT/ untuk emilih satuan air fow
5) Tekan SAMPLE AREA untuk memasukkan luasan area pengukuran.
Setelah ditekan akan muncul symbol dan digit pertama akan
aktif. Masukkan luas area menggunakan tombol :
: untuk menaikkan nilai pada digit yang aktif
UNIT/ : untuk menurunkan pada digit yang aktif
: untuk pindah ke digit berikutnya
MAX/MIN :untuk memasukkan luas area dalam bentuk angka
decimal
6) Tekan FLOW MODE untuk memilih jenis pengukuran (2/3 V MAX
MODE,AVG MODE,INSTANT MODE )
7) Tekan HOLD : untuk menahan nilai
8) Tekan MAX/MIN, untuk melihat nilai maksimum nilai data
minimum
9) tekan POWER OFF/ON untuk mematikan
10) Lepaskan PROBE PLUG dari PROBE INPUT TERMINAL kemudian
tempatkan pada penyimpanan.
11) Sebelum disimpan, keluarkan baterai dari tempatnya.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
LAPORAN RESMI VENTILASI 15
IV.1. Analisa
IV.1.1 Ruang kelas DD-113
a. Layout kelas DD-113
Kelas DD-113 merupakan kelas yang digunakan untuk aktivitas belajar
mengajar. Kelas ini memiliki ventilasi alami berupa jendela di sebelah utara
sebanyak 6 buah yakni 3 buah dalam kondisi jendela terbuka dan 3 buah
dalam kondisi jendela tertutup. Selain itu ruangan ini dilengkapi dengan
ventilasi buatan exhaust fan sebanyak 1 buah di sebelah utara bagian atas
dengan kondisi off/mati.

Kelas ini dihuni oleh 31 mahasiswa termasuk dosen pengajar. Pada saat
melakukan pengukuran kondisi kelas sangat panas, terjadi aktivitas antara
mahasiswa dan dosen pengajar sehingga kelas menjadi ramai dan suplai udara
terasa hanya didekat pintu dan jendela yang terbuka.

4 1

3 2

Gambar 4.1 Layout Kelas DD-113


(Sumber : pengamatan secara langsung, 2013)
U
Keterangan gambar :

= papan tulis = pintu masuk

LAPORAN RESMI VENTILASI 16


= meja dan kursi = exhaust fan
= jendela = proyektor
= pengambilan titik sampel
.
.
.
.
b. Data pengukuran
.
Pengukuran dilakukan di kelas DD-113 PPNS. Parameter yang diperoleh pada
pengkuran ini ialah nilai air flow, velocity, suhu ruangan dan luas ruangan.
Pengukuran dilakukan secara langsung sebanyak satu kali pengukuran di lima
titik sampel yang berbeda. Pengambilan titik sampel dilakukan di tempat
masuknya aliran udara dan adanya aktivitas. Berikut nilai nilai air flow,
velocity, suhu ruangan dan luas ruangan yang akan ditampilkan pada tabel 4.1
dan tabel 4.2 :

Tabel 4.1 Data Dimensi Ruangan kelas DD-113


Panjang Lebar Tinggi Luas Volume
Nama Ruangan
(m) (m) (m) (m2) (m3)
Kelas DD-113 70,5 5,6 3,5 394,8 1381,8
(Sumber : Pengukuran dan perhitungan secara langsung, 2013)

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Laju Ventilasi di Ruang DD-113


Titik Pengukuran Jumlah Flow Velocity Suhu
ke - Orang (m3/s) (m/s) (0C)
I 1 34 76,5 0,05 32,5
2 1 34 37,8 0,37 31,0
2I 1 34 151,2 0,09 31,1
IV 1 34 254 0,22 32,0
V 1 34 25,2 0,04 31,0
(Sumber : Hasil pengukuran ventilasi, 2013)
c. Perhitungan dari data pengukuran
Perhitungan Pergantian Udara per Jam

a) 76,5 m3/menit x 60 menit/1 jam = 3,32 kali/jam


1381,8 m3

b) 37,8 m3/menit x 60 menit/1 jam = 1,64 kali/jam

LAPORAN RESMI VENTILASI 17


1381,8 m3

c) 151,2 m3/menit x 60 menit/1 jam = 6,56 kali/jam


1381,8 m3

d) 254 m3/menit x 60 menit/1 jam = 11,02 kali/jam


1381,8 m3

e) 25,2 m3/menit x 60 menit/1 jam = 1,09 kali/jam


1381,8 m3

Waktu Setiap Pergantian Udara

a). 1381,8 m3 = 18,06 menit


76,5 m3/menit

b). 1381,8 m3 = 36,55 menit


37,8 m3/menit

c). 1381,8 m3 = 9,14 menit


151,2 m3/menit

d). 1381,8 m3 = 5,40 menit


254 m3/menit

e). 1381 m3 = 54,83 menit


25,2 m3/menit

Aliran Udara Per Unit Luas Area

a). 76,5 cmm = 0,19 cmm/m2


394,8 m2

LAPORAN RESMI VENTILASI 18


b). 37,8 cmm = 0,096 cmm/m2
394,8 m2

c). 151,2 cmm = 0,38 cmm/m2


394,8 m2

d). 254 cmm = 0,64 cmm/m2


394,8 m2

e). 25,2 cmm = 0,06 cmm/m2


394,8 m2

Volume Udara Setiap Orang


a). 76,5 cmm = 2,25 cmm/orang
34 orang

b). 37,8 cmm = 1,11 cmm/orang


34 orang

c). 151,2 cmm = 4,45 cmm/orang


34 orang

d). 254 cmm = 7,47 cmm/orang


34 orang
e). 25,2 cmm = 0,74 cmm/orang
34* orang
*) terdiri dari 30 mahasiswa kelas, 1 dosen pengajar, dan 3 orang pengukur

IV.1.1 Ruang kelas DD-105


a. Layout kelas DD-105
Kelas DD-105 merupakan kelas yang digunakan untuk aktivitas belajar
mengajar. Kelas ini memiliki ventilasi alami berupa jendela di sebelah barat

LAPORAN RESMI VENTILASI 19


dan timur sebanyak 10 buah yakni 6 buah dalam kondisi jendela terbuka dan
4 buah dalam kondisi jendela tertutup. Selain itu ruangan ini dilengkapi
dengan ventilasi buatan 1 buah kipas angin dengan flow 150 CMM di atas
bagian tengah dengan kondisi on/hidup dan exhaust fan di arah barat bagian
kanan atas. Kelas ini dihuni oleh 31 mahasiswa termasuk dosen pengajar.

2 3

2
1
4

I U

Gambar 4.2 Layout Kelas DD-105


(Sumber : pengamatan secara langsung, 2013)

Keterangan gambar :

= papan tulis = pintu masuk

= meja dan kursi = exhaust fan

= jendela = proyektor

LAPORAN RESMI VENTILASI 20


= pengambilan titik sampel = kipas angin
.
.
.
.
b. Data pengukuran
.
Pengukuran dilakukan di kelas DD-105 PPNS. Parameter yang diperoleh
pada pengkuran ini ialah nilai air flow, velocity, suhu ruangan dan luas
ruangan. Pengukuran dilakukan secara langsung sebanyak satu kali
pengukuran di lima titik sampel yang berbeda. Pengambilan titik sampel
dilakukan di tempat masuknya aliran udara dan adanya aktivitas. Berikut nilai
nilai air flow, velocity, suhu ruangan dan luas ruangan yang akan ditampilkan
pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 :

Tabel 4.3 Data Dimensi Ruangan kelas DD-105


Panjang Lebar Tinggi Luas Volume
Nama Ruangan
(m) (m) (m) (m2) (m3)
Kelas DD-105 2,2 1,16 4 2,552 10,208
Luasan I
DD-105 9,42 5,73 4 53,976 215,90
luasan 2
DD-105 56,528 226,112
luas total
(Sumber : Pengukuran dan perhitungan secara langsung, 2013)

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Laju Ventilasi di ruang kelas DD 105


Titik Pengukuran Jumlah Flow Velocity Suhu
ke - Orang (cmm) (m/s) (0C)
I 1 34 705,6 0,26 33
2 1 34 134,4 0,06 33
2I 1 34 201 0,09 32
IV 1 34 504 0,16 33
V 1 34 604,8 0,22 33
(Sumber : Pengukuran dan perhitungan secara langsung, 2013)

c. Perhitungan data pengukuran

LAPORAN RESMI VENTILASI 21


Perhitungan Pergantian Udara per Jam

a) 705,6 m3 /menit x 60 menit / 1 jam = 187,23 kali/jam


226,112 m3

b) 134,4 m3 /menit x 60 menit /1 jam = 35,66 kali/jam


226,112 m3

c) 201 m3 /menit x 60 menit /1 jam = 53, 34 kali/jam


226,112 m3

d). 504 m3 /menit x 60 menit /1 jam = 133,74 kali/jam


226,112 m3

e). 604,8 m3 /menit x 60 menit /1 jam = 160,48 kali/jam


226,112 m3

Waktu Setiap Pergantian Udara

a). 226,112 m3 = 0,32 menit


705,6 m3 /menit
b). 226,112 m3 = 1,68 menit
134,4 m3 /menit

c). 226,112 m3 = 1,12 menit


201 m3 /menit

d) 226,112 m3 = 0,45 menit


504 m3 /menit

e). 226,112 m3 = 0,37 menit


604 m3 /menit

LAPORAN RESMI VENTILASI 22


Aliran Udara Per Unit Luas Area

a). 705,6 m3 / menit = 12,48 cmm/m


56,528 m2

b). 134,4 m3 / menit = 2,38 cmm/ m2


56,528 m2

c). 201 m3 / menit = 3,55 cmm/m


56,528 m2

d). 504 m3 / menit = 8,91 cmm/m


56,528 m2

e). 604,8 m3 / menit = 10,70 cmm/m


56,528 m2

Volume Udara Setiap Orang


a). 705,6 m3 / menit = 20,75 cmm/orang
34 orang
b). 134,4 m3 / menit = 3,95 cmm/orang
34 orang

c). 201 m3 / menit = 5,91 cmm/orang


34 orang

d). 504 m3 / menit = 14,82 cmm/orang


34 orang

e). 604,8 m3 / menit = 17,79 cmm/orang


34 orang

LAPORAN RESMI VENTILASI 23


IV.1. Pembahasan
IV.1.1 Ruang kelas DD-113
Setelah melakukan pengambilan dan analisa data untuk tiap-tiap ruangan kelas
yang diteliti, maka didapatkan data primer yakni air flow dan velocity yang
berbeda di tiap titik pengambilan sampel. Hal ini dikarenakan adanyan perbedaan
laju aliran udara di tiap titik pengambilan sampel menggunakan digital
anemometer.

Pengujian kelayakan laju ventilasi di tiap ruangan harus disesuaikan berdasarkan


SNI 03-6572-2001. Pada SNI 03-6572-2001 menyebutkan bahwa untuk ruangan
kelas mempunyai kebutuhan pertukaran udara per jam sebesar 8 kali/jam dan
Kebutuhan volume udara tiap orang pada ruangan kelas minimum adalah 18
m3/jam/orang. Apabila kebutuhan pertukaran udara per jam dan Kebutuhan
volume udara tiap orang kurag dari standart yang ditentukan, maka

Pada kelas DD-113 dengan luas area 394,8 m2, volume ruangan 1381,8 m3
diperoleh air flow, velocity, nilai pergantian udara per jam, waktu setiap
pergantian udara, volume udara setiap orang, dan aliran udara per unit luas area
pada tiap titik pengambilan sampel yang akan dijelaskan pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 kebutuhan suplai udara


No. Kebutuhan Titik I Titik 2 Titik 2I Titik Titik V
IV
1. Flow (cmm) 76,5 37,8 151,2 254 25,2

2. Velocity (m/s) 0,05 0,37 0,09 0,22 0,04

3. pergantian udara per 3,32 1,64 6,56 11,02 1,09


jam (kali/jam)
4. Waktu setiap 18,06 36,55 9,14 5,40 54,83
pergantian udara
(menit)
5. Aliran udara per unit 0,19 0,096 0,38 0,64 0,06

LAPORAN RESMI VENTILASI 24


luas area (cmm/m2)
6. volume udara setiap 2,25 1,11 4,45 7,47 0,74
orang (cmm/orang)
(Sumber : Pengukuran dan perhitungan secara langsung, 2013)

Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa pertukaran udara perjam
tertinggi terletak pada daerah IV yakni sebesar 11,02 kali/jam. Pada daerah ini
sirkulasi udara sangat baik dibandingkan dari titik daerah yang lain karena pada
daerah ini dekat dengan ventilasi alami yaitu jendela. Selain itu, beberapa jendela
pada daerah ini terbuka maksimal dan ukuran jendela juga besar yang
memungkinkan terjadinya suplai udara. Apabila dilihat dari SNI 03-6572-2001
maka daerah ini memenuhi batas minimal nilai pertukaran udara perjam karena
melebihi 8 kali/jam. Sedangkan untuk daerah yang lain masih belum memenuhi
standart SNI 03-6572-2001 seperti daerah I, 2, 2I, dan V .

Titik I memiliki nilai pertukaran udara perjam sebesar 3,32 kali/jam. Pada daerah
ini seharusnya sirkulasi udara baik karena sudah terdapat ventilasi alami yaitu
beberapa jendela (dapat dilihat pada gambar 4.1), Namun daerah ini tidak
memenuhi standart yang ditetapkan. Hal itu disebabkan karena jendela pada
daerah ini dalam kondisi tertutup sehingga suplai udara yang dikonsumsi sangat
kurang.

Titik 2 memilki nilai pertukaran udara perjam sebesar 37,8 kali/jam. Pada daerah
ini sangat minim suplai udara karena tidak terdapat ventilasi alami maupun
ventilasi mekanis. Suplai udara yang dapat dirasakan karena adanya aliran udara
yang masuk melalui pintu, walaupun sedikit karena letak pintu jauh dari daerah
ini.

Titik 2I merupakan daerah mempunyai nilai pertukaran udara perjam sebesar 6,56
kali/jam. Daerah ini hampir memenuhi standart SNI 03-6572-2001 karena nilai
pertukaran udara perjam mendekati batas minimal. Pada daerah hanya dekat
dengan pintu sebagai media suplai udara. Kondisi pintu tersebut terbuka
maksimal. Namun daerah ini perlu ditambah ventilasi alami seperti jendela
disamping pintu agar dapat memenuhi standart SNI 03-6572-2001.

LAPORAN RESMI VENTILASI 25


Titik V merupakan daerah yang paling miskin terjadi pertukaran udara perjam
yakni sebesar 1,09 kali/jam. Pada daerah ini tidak ada suplai udara dikarenakan
pada daerah ini berada ditengah-tengah kerumunan orang yang sedang
beraktivitas sehingga sedikit udara yang diserap. Selain itu, daerah ini jauh dari
ventilasi alami dan jauh dari tempat masukya aliran udara seperti ventilasi atau
pintu dibandingkan dengan daerah yang lain. Jendela yang berfungsi sebagai
ventilasi alami dalam keadaan tertutup dan tidak ada ventilasi mekanisnya
disekitar daerah ini seperti kipas angin.

Jika dilihat dari rumus 2.1, nilai pertukaran udara perjam bergantung pada air
flow dan volume ruangan karena besarnya nilai pertukaran udara perjam
berbanding lurus dengan besarnya nilai air flow dan berbanding terbalik dengan
volume ruangan. Sehingga berdasarkan tabel 2.4 dapat dilihat bahwa untuk
volume ruangan yang tetap maka semakin besar nilai air flow pada daerah
ruangan maka semakin besar pula nilai pertukaran udara perjam dan semakin kecil
nilai air flow pada daerah ruangan maka semakin kecil pula nilai pertukaran udara
perjamnya.

Sedangkan untuk waktu setiap pergantian udara, daerah yang paling lama terjadi
pergantian udara adalah daerah V yaitu 54,63 menit. Hal ini dikarenakan nilai air
flow daerah tersebut terkecil sehingga poses berlangsungnya pergantian udara
berlangsung lama. Kemudian daerah yang paling cepat terjadi pergantian udara
adalah daerah IV yaitu 5,40 menit. Hal itu dikarenakan nilai air flow daerah IV
terbesar sehingga proses pergantian udara berlangsung cepat.

Jika dilihat dari rumus 2.2, nilai waktu setiap pergantian udara bergantung pada
air flow dan volume ruangan karena besarnya nilai waktu setiap pergantian udara
berbanding lurus dengan volume ruangan dan berbanding terbalik dengan air
flow. Sehingga berdasarkan tabel 2.4 bahwa untuk volume ruangan yang tetap
maka semakin besar nilai air flow maka nilai waktu pergantian udara semakin
kecil (berlangsung cepat) maupun sebaliknya semakin kecil nilai air flow maka
nilai waktu udara semakin besar (berlangsung lama).

LAPORAN RESMI VENTILASI 26


Pada tabel 4.5 juga dicantumkan besarnya nilai volume udara setiap orang.
Berdasarkan tabel diatas maka daerah yang mempunyai nilai volume udara setiap
orang terbesar yaitu 7,47 cmm/orang terletak pada daerah IV karena suplai
udara/air flow pada daerah ini terbesar. Namun nilai tersebut belum memenuhi
dari standart yang ditetapkan yakni 18 cmm/orang. Hal itu dikarenakan mungkin
terlalu banyaknya kapasitas orang yang berada di ruangan tersebut dan kurangnya
suplai udara/ air flow didalam ruangan sehingga konsumsi udara yang berada di
ruangan tersebut tidak cukup digunakan untuk orang-orang yang berada di dalam
ruangan tersebut. Nilai volume udara setiap orang terkecil terletak di daerah V
yaitu 0,74 cmm/orang karena suplai udara/air flow pada daerah ini kecil namun
kapasitas orang didalam ruangan terlalu besar.

Jika dilihar dari rumus 2.4, nilai volume udara setiap orang bergantung pada air
flow dan jumlah orang ynag beraktivitas karena besarnya nilai volume udara
setiap orang berbanding lurus dengan besarnya nilai air flow dan berbanding
terbalik dengan jumlah orang yang beraktivitas. Sehingga berdasarkan tabel 2.4
bahwa untuk jumlah orang yang beraktivitas tetap maka semakin besar nilai air
flow maka semakin besar pula nilai volume udara setiap orang dan semakin kecil
nilai air flow maka semakin kecil pula nilai volume udara setiap orang.

IV.1.2 Ruang kelas DD-105


Pada kelas DD-105 dengan luas area 56,528 m2, volume ruangan 226,112 m3
diperoleh air flow, velocity, nilai pergantian udara per jam, waktu setiap
pergantian udara, volume udara setiap orang, dan aliran udara per unit luas area
pada tiap titik pengambilan sampel yang akan dijelaskan pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 kebutuhan suplai udara


No. Kebutuhan Titik I Titik 2 Titik 2I Titik Titik V
IV
1. Flow (cmm) 705,6 134,4 201 504 604,8

2. Velocity (m/s) 0,26 0,06 0,09 0,16 0,22

LAPORAN RESMI VENTILASI 27


3. pergantian udara per 187,23 35,66 53, 34 133,7 160,48
jam (kali/jam) 4

4. Waktu setiap 3,23 1,68 1,12 0,45 0,37


pergantian udara
(menit)
5. Aliran udara per unit 12,48 2,38 3,55 8,91 10,70
luas area (cmm/m2)
6. volume udara setiap 20,75 3,95 5,91 14,82 17,79
orang (cmm/orang)

(Sumber : Pengukuran dan perhitungan secara langsung, 2013)

Berdasarkan pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa pertukaran udara perjam
tertinggi terletak pada titik I yakni sebesar 187,23 kali/jam. Pada daerah ini
memilki air flow terbesar yaitu 705,6 cmm. Sirkulasi udara pada daerah ini sangat
baik karena pada daerah ini dekat dengan pintu sebagai media suplai udara dari
luar, beberapa jendela yang berfungsi sebagai ventilasi alami, dan satu buah
exhaust fan sebagai ventilasi mekanis diatas bagian tegah. Posisi pintu tidak jauh
dari daerah ini kira-kira 1-2 meter dan ukuran pintu yang besar dengan kondisi
terbuka maksimal memungkinkan suplai udara. ventilasi alami yaitu beberapa
jendela berada diatas pintu masuk dengan kondisi terbuka. Selain itu dibagian
permukaan atas dipasang kipas angin dengan kondisi menyala sedang. Apabila
dilihat dari SNI 03-6572-2001 maka daerah ini memenuhi batas minimal nilai
pertukaran udara perjam karena melebihi 8 kali/jam. Pada daerah ini juga
memiliki waktu setiap pergantian udara, aliran udara perunit luas daerah tercepat
dan terbesar yakni sebesar 0,32 menit, 12,48 cmm/m 2 karena memilki air flow
yang besar. Sedangkan unntuk volume udara setiap orang sebesar 20,75
cmm/orang. Pada daerah ini memilki volume udara setiap orang terbesar dan
memenuhi batas minimal SNI 03-6572-2001 yaitu 18 cmm/orang. Hal itu
dikarenakan jumlah suplai udara (air flow) daerah tersebut besar dan konsumsi
udara tersebut cukup bagi orang-rang yang berada di dalam ruangan.

Titik 2 memiliki nilai air flow sebesar 134,4 cmm dan nilai pertukaran udara
perjam sebesar 35,66 kali/jam. Daerah ini merupakan daerah yang terkecil nilai
pertukaran udara perjam dibandingkan daerah yang lain, namun masih memenuhi

LAPORAN RESMI VENTILASI 28


dari standart. Pada daerah ini sirkulasi udara baik karena sudah terdapat 3 buah
ventilasi alami yaitu beberapa jendela dalam kondisi terbuka pada bagian barat.
Selain itu, suplai udara dari kipas angin dapat dirasakan. Pada daerah ini juga
memiliki waktu setiap pergantian udara, aliran udara perunit luas daerah yang
lama dan terkecil yakni sebesar 1,68 menit, 2,38 cmm/m 2 karena memilki air flow
yang kecil. Sedangkan untuk volume udara setiap orang sebesar 3,95 cmm/orang.
Pada daerah ini memilki volume udara setiap orang terkecil dan belum memenuhi
batas minimal SNI 03-6572-2001 yaitu 18 cmm/orang. Hal itu dikarenakan
jumlah suplai udara (air flow) daerah tersebut kurang sehingga tidak cukup untuk
dikonsumsi dengan kapasitas orang yang ada didalam ruangan tersebut.

Titik 2I memiliki nilai memilki air flow terbesar yaitu 201 cmm dan nilai
pertukaran udara perjam sebesar 53,34 kali/jam. Pada daerah ini sirkulasi udara
baik karena terdapat exhaust fan dalam kondisi menyala. Selain itu, suplai udara
dari kipas angin dapat dirasakan. Terdapat berberapa ventilasi alami berupa
jendela sebanyak 6 buah di bagian barat. Namun hanya ada 3 buah yang dalam
kondisi terbuka maksimal. Sedaangkan 3 buah jendela yang lainnya tertutup oleh
papan tulis sehingga dianggap dalam kondisi tertutup. Pada daerah ini juga
memiliki waktu setiap pergantian udara, aliran udara perunit luas daerah yakni
sebesar 1,12 menit, 3,55 cmm/m 2. Sedangkan untuk volume udara setiap orang
sebesar 5,91 cmm/orang. Pada daerah ini volume udara setiap orang belum
memenuhi batas minimal SNI 03-6572-2001 yaitu 18 cmm/orang.

Titik IV memiliki nilai memilki air flow terbesar yaitu 504 cmm dan nilai
pertukan udara perjam sebesar 133,74 kali/jam. Pada sirkulasi udara baik karena
sudah terdapat 4 buah ventilasi alami di bagian timur. Ukuran jendela dan kondisi
terbuka maksimal memungkinkan suplai udara. Selain itu, udara juga dapat masuk
melalui pintu masuk ruangan karena bentuk dan ukuran pintu yang besar. Pada
bagian belakang terdapat lahan kosong dengan luas 2,55 m2 yang mempermudah
laju aliran udara yang masuk melalui jendela. Pada daerah ini juga memiliki
waktu setiap pergantian udara, aliran udara perunit luas yakni sebesar 0,45 menit,
8,91 cmm/m2. Sedangkan untuk volume udara setiap orang sebesar 14,82

LAPORAN RESMI VENTILASI 29


cmm/orang. Pada daerah ini volume udara setiap orang belum memenuhi batas
minimal SNI 03-6572-2001 yaitu 18 cmm/orang.

Titik V merupakan daerah yang mempunyai nilai memilki air flow yaitu 604,8
cmm dan pertukaran udara perjam sebesar 160,48 kali/jam. Pada daerah ini berada
tepat dikerumunan orang yang sedang beraktivitas. Pada daerah ini memiliki nilai
pertukaran udara perjam yang besar dan memenuhi standart SNI 03-6572-2001
karena tepat dibagian atas dipasang kipas angin dengan kondisi menyala sedang.
Suplai udara pada daerah ini sangat dirasakan dari kipas angin tersebut. Pada
daerah ini juga memiliki waktu setiap pergantian udara, aliran udara perunit luas
yakni sebesar 0,37 menit, 10,70 cmm/m 2. Sedangkan untuk volume udara setiap
orang sebesar 17,79 cmm/orang. Pada daerah ini volume udara setiap orang belum
memenuhi batas minimal SNI 03-6572-2001 yaitu 18 cmm/orang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:

1. Kebutuhan ventilasi di ruang kelas DD-113 tergolong belum aman karena


masih banyak daerah atau titik pengambilan sampel pada kelas ini yang
nilai pergantian udara perjam dan aliran udara per unit luas area belum
memenuhi dari standart SNI 03-6572-2001 yang ditetapkan. Kebutuhan

LAPORAN RESMI VENTILASI 30


ventilasi di ruang kelas DD-105 tergolong aman karena banyak daerah
atau titik pengambilan sampel pada kelas ini yang nilai pergantian udara
perjam dan aliran udara per unit luas area memenuhi dari standart SNI 03-
6572-2001 yang ditetapkan.

2. Rekomendasi yang diberikan sebagai penunjang dalam memperbaiki


kebutuhan ventilasi antara lain:
Pada kelas DD-113, sebaiknya perlu penambahan ventilasi alami pada
bagian selatan yaitu pada daerah pintu masuk karena daerah tersebut
minim suplai udara terutama dibagian belakang, pemasangan kipas
angin pada ruangan bagian tengah, pengecekan ventilasi alami maupun
mekanis sebelum memulai aktivitas belajar terutama bagian utara
sehingga kondisi jendela yang tertutup menjadi dibuka maksimal dan
exhaust fan yang kondisi sebelumnya off menjadi on agar
mempermudah sirkulasi udara.
Pada kelas DD-105, sebenarnya sudah baik karena sudah memiliki
ventilasi alami dan buatan namun perlu dimaksimalkan dengan
mengatur meja bangku yang baik yakni membuat sekat/jarak antar
bangku dan meja sehingga aliran udara dapat tersebar kesegala arah,
kondisi jendela yang tertutup harus dibuka maksimal, kipas angin dan
exhaust fan dalam kondisi on agar mempermudah sirkulasi udara.

IV.3. Saran
Adapun saran yang diberikan guna kesempurnaan dari praktikum ini dan
selanjutnya yaitu sebagai berikut:
1. Perlu disediakan alat yang langsung dapat menampilkan nilai air flow dan
velocity pada waktu yang sama sehingga hasil pengukuran lebih akurat.
2. Perlu disediakan surat pengantar dari dosen atau pihak terkait dalam
melakukan penelitian
3. Maintenence yang teratur pada alat pengukuran yakni Anemometer

LAPORAN RESMI VENTILASI 31


DAFTAR PUSTAKA

Santasih Indri, Ashitra Megasari.2013.Tata tertib praktikum pengukuran


lingkungan kerja. Surabaya : PPNS-ITS
Badan Standarisasi Nasional.2001. SNI 03-6572-2001 Tentang tata cara
perancangan sistem ventilasi dan pengondisian udara pada bangunan
gedung, Badan Standarisasi Nasional. Jakarata, Indonesia
Departemen Kesehatan.1998. Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/
MEMKES/SK/I/1998 tentang Persyaratan kesehatan Lingkungan Kerja,
Departemen Kesehatan RI. Jakarata, Indonesia
http://www.siej.or.id/?w=glossary&abj=v (diuduh : 7 maret 2013)

LAPORAN RESMI VENTILASI 32

Anda mungkin juga menyukai