PENDAHULUAN
Sekarang ini banyak industri yang kurang memperhatikan sistem ventilasi dalam
menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nyaman dan sesuai kebutuhan
pekerja. Pemasangan sistem ventilasi yang tidak tepat juga dapat menyebabkan
ketidaknyamanan atau bahkan dapat menurunkan kondisi kesehatan pekerja. Hal
disebabkan tidak adanya peralatan sistem ventilasi, sistem ventilasi yang ada
kurang memadai, dan kurangnya perhatian pekerja.
Seorang ahli keselamatan dan kesehatan kerja harus mampu memahami (SNI 03-
6572-2001) tentang Tata Cara Penerangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian
Udara pada Bangunan Gedung sebagai pedoman minimal bagi semua pihak yang
Oleh karena itu, praktikum mengenai pengukuran ventilasi umum penting untuk
dilaksanakan. Selain untuk belajar mengoperasikan alat pengukururan ventilasi,
kita akan mengerti permasalahan yang muncul ketika dilapangan dan cara
menanganinya. Sehingga melalui praktikum ini kita dapat mengetahui sistem
ventilasi ditempat pengujian dianggap sudah memenuhi syarat atau belum.
I.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai pada praktikum ini antara lain:
1. Mahasiswa mampu menganalisa kebutuhan ventilasi umum di kelas DD-
113 dan kelas DD-105.
2. Mahasiswa dapat memberikan rekomendasi terkait masalah yang muncul.
I.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ventilasi ini antara lain:
1. Praktikan dapat mengetahui ventilasi yang sudah ataupun belum
memenuhi standar.
2. Praktikan dapat belajar untuk menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan ventilasi.
3. Praktikan dapat mengaetahui cara pengunaan anemometer dengan baik dan
benar.
4. Praktikan memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang ventilasi.
BAB 2
DASAR TEORI
Pada ventilasi alamiah udara mengalir secara alamiah. Ventilasi umum terlaksana
dengan dua cara:
1. Ventilasi Horisontal (ventilasi silang)
Arus angin datang dari luar ruang secara horizontal, dapat terjadi bila
terdapat perbedaan suhu udara luar dan dalam ruang atau antar ruang
dalam bangunan. Ventilasi silang berfungsi dengan baik, maka pada
dinding harus ada bukaan atau lubang seperti pintu, jendela, atau lubang
angin. Aliran udara masuk kedalam ruangan tidak terlalu kuat dan tidak
terhambat, dan harus diarahkan ke bagian-bagian ruang yang ditempati
atau dipakai. Kemungkinan penempatan lubang ventilasi Penempatan
lubang ventilasi adalah penting untuk pengarahan aliran udara dari lubang
masuk (inlet) ke lubang keluar (outlet).
2. Ventilasi vertikal
Aliran udara terjadi karena perbedaan berat jenis lapisan-lapisan udara
luar dan dalam bangunan.Berat jenis kecil udara mengalir keatas, berat
jenis besar udara mengalir kebawah (efek cerobong).
c. Aliran udara per unit luas area (air floor per unit floor area)
General ventilation rate = ........................ cmm/m . . . . (2.3)
Luas daerah lantai
Terdapat dua jenis kipas angin (fan) yaitu, dengan sitem baling-baling atau dengan
menggunakan sistem pompa sentrifugal. Kipas angin yang digunakan berdiameter
besar dengan putaran per menit sekecil mungkin untuk memberikan kenyamanan.
Aliran udara dibuat merata dalam seluruh ruangan, diletakkan pada daerah
sumber kontaminan. Apabila sumber kontaminan berada pada dekat dinding
kipas angin yang berfungsi sebagai penghisap kontaminan. Apabila berat jenis
kontaminan lebih besar dari pada berat jenis udara, maka kipas dipasang dekat
dengan lantai. Jika dipasang didekat langit-langit, tinggi ruangan harus lebih dari
3 meter. Kapasitas kipas ditentukan oleh volume ruangan, jumlah pergantian
udara dalam ruangan yang diperlukan. Contohnya, bila volume ruangan 70 m 3 dan
dibutuhkan pergantian udara 20 kali per jam, maka kapasitasnya adalah 70 x 20 =
1400 m3 / jam.
Terdapat dua ventilasi mekanik, yaitu dengan sistem baling-baling dan dengan
sistem sedot pompa sentrifugal. Ventilasi mekanik yang digunakan garis tengah
besar dengan putaran/menit sekecil mungkin untuk memberikan kenyamanan.
Aliran udara dibuat merata dalam seluruh ruangan, diletakkan dekat sumber
kontaminan.
V = q . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)
f.c(tL tD)
dimana :
V = laju aliran udara (m3/detik).
q = perolehan kalor (Watt).
f = densitas udara (kg/m3).
c = panas jenis udara (joule/kg.0C).
(tL tD ) = kenaikan temperatur terhadap udara luar (0C).
Kantor 6 18
Restoran/Kantin 6 18
Toko, Pasar
6 18
swalayan
Pabrik, bengkel 6 18
Kelas, bioskop 8
Lobi, koridor,
4
tangga
Kamar mandi,
10
peturasan
Dapur 20
Tempat parkir 6
(Sumber : BSN, 2001)
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal Orang
2.4.1. Temperatur Udara Kering
a. Temperatur udara kering sangat besar pengaruhnya terhadap besar
kecilnya kalor yang dilepas melalui penguapan (evaporasi) dan melalui
konveksi.
b. Daerah kenyamanan termal untuk daerah tropis dapat dibagi menjadi :
1) sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,50C ~ 22,80C.
2) nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,80C ~ 25,80C.
3). hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,80C ~ 27,10C.
Angin adalah gerakan atau perpindahan masa udara pada arah horizontal yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dari satu tempat dengan tempat lainnya.
Angin diartikan pula sebagai gerakan relatif udara terhadap permukaan bumi,
pada arah horizontal atau hampir horinsontal. Masa udara ini mempunyai sifat
yang dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan suhunya, sehingga dikenal
adanya angin basah, angin kering dan sebagainya. Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh
tiga hal utama, yaitu:
1. daerah asalnya
2. daerah yang dilewatinya
3. lama atau jarak pergerakannya.
Dua komponen angin yang diukur ialah kecepatan dan arahnya.Kecepatan angin
adalah jarak tempuh angin atau pergerakan udara per satuan waktu dan dinyatakan
dalam satuan meter per detik (m/d), kilometer per jam (km/j), dan mil per jam
(mi/j). Satuan mil (mil laut) per jam disebut juga knot (kn); 1 kn = 1,85 km/j =
1,151mi/j = 0,514 m/d atau 1 m/d = 2,237 mi/j = 1,944 kn. Kecepatan angin
bervariasi dengan ketinggian dari permukaan tanah, sehingga dikenal adanya
profil angin, dimana makin tinggi gerakan angin makin cepat.
Mula
i
Latar Belakang
Metodologi Praktikum
2I.2. Pengukuran
Kelas ini dihuni oleh 31 mahasiswa termasuk dosen pengajar. Pada saat
melakukan pengukuran kondisi kelas sangat panas, terjadi aktivitas antara
mahasiswa dan dosen pengajar sehingga kelas menjadi ramai dan suplai udara
terasa hanya didekat pintu dan jendela yang terbuka.
4 1
3 2
2 3
2
1
4
I U
Keterangan gambar :
= jendela = proyektor
Pada kelas DD-113 dengan luas area 394,8 m2, volume ruangan 1381,8 m3
diperoleh air flow, velocity, nilai pergantian udara per jam, waktu setiap
pergantian udara, volume udara setiap orang, dan aliran udara per unit luas area
pada tiap titik pengambilan sampel yang akan dijelaskan pada tabel 4.5 berikut :
Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa pertukaran udara perjam
tertinggi terletak pada daerah IV yakni sebesar 11,02 kali/jam. Pada daerah ini
sirkulasi udara sangat baik dibandingkan dari titik daerah yang lain karena pada
daerah ini dekat dengan ventilasi alami yaitu jendela. Selain itu, beberapa jendela
pada daerah ini terbuka maksimal dan ukuran jendela juga besar yang
memungkinkan terjadinya suplai udara. Apabila dilihat dari SNI 03-6572-2001
maka daerah ini memenuhi batas minimal nilai pertukaran udara perjam karena
melebihi 8 kali/jam. Sedangkan untuk daerah yang lain masih belum memenuhi
standart SNI 03-6572-2001 seperti daerah I, 2, 2I, dan V .
Titik I memiliki nilai pertukaran udara perjam sebesar 3,32 kali/jam. Pada daerah
ini seharusnya sirkulasi udara baik karena sudah terdapat ventilasi alami yaitu
beberapa jendela (dapat dilihat pada gambar 4.1), Namun daerah ini tidak
memenuhi standart yang ditetapkan. Hal itu disebabkan karena jendela pada
daerah ini dalam kondisi tertutup sehingga suplai udara yang dikonsumsi sangat
kurang.
Titik 2 memilki nilai pertukaran udara perjam sebesar 37,8 kali/jam. Pada daerah
ini sangat minim suplai udara karena tidak terdapat ventilasi alami maupun
ventilasi mekanis. Suplai udara yang dapat dirasakan karena adanya aliran udara
yang masuk melalui pintu, walaupun sedikit karena letak pintu jauh dari daerah
ini.
Titik 2I merupakan daerah mempunyai nilai pertukaran udara perjam sebesar 6,56
kali/jam. Daerah ini hampir memenuhi standart SNI 03-6572-2001 karena nilai
pertukaran udara perjam mendekati batas minimal. Pada daerah hanya dekat
dengan pintu sebagai media suplai udara. Kondisi pintu tersebut terbuka
maksimal. Namun daerah ini perlu ditambah ventilasi alami seperti jendela
disamping pintu agar dapat memenuhi standart SNI 03-6572-2001.
Jika dilihat dari rumus 2.1, nilai pertukaran udara perjam bergantung pada air
flow dan volume ruangan karena besarnya nilai pertukaran udara perjam
berbanding lurus dengan besarnya nilai air flow dan berbanding terbalik dengan
volume ruangan. Sehingga berdasarkan tabel 2.4 dapat dilihat bahwa untuk
volume ruangan yang tetap maka semakin besar nilai air flow pada daerah
ruangan maka semakin besar pula nilai pertukaran udara perjam dan semakin kecil
nilai air flow pada daerah ruangan maka semakin kecil pula nilai pertukaran udara
perjamnya.
Sedangkan untuk waktu setiap pergantian udara, daerah yang paling lama terjadi
pergantian udara adalah daerah V yaitu 54,63 menit. Hal ini dikarenakan nilai air
flow daerah tersebut terkecil sehingga poses berlangsungnya pergantian udara
berlangsung lama. Kemudian daerah yang paling cepat terjadi pergantian udara
adalah daerah IV yaitu 5,40 menit. Hal itu dikarenakan nilai air flow daerah IV
terbesar sehingga proses pergantian udara berlangsung cepat.
Jika dilihat dari rumus 2.2, nilai waktu setiap pergantian udara bergantung pada
air flow dan volume ruangan karena besarnya nilai waktu setiap pergantian udara
berbanding lurus dengan volume ruangan dan berbanding terbalik dengan air
flow. Sehingga berdasarkan tabel 2.4 bahwa untuk volume ruangan yang tetap
maka semakin besar nilai air flow maka nilai waktu pergantian udara semakin
kecil (berlangsung cepat) maupun sebaliknya semakin kecil nilai air flow maka
nilai waktu udara semakin besar (berlangsung lama).
Jika dilihar dari rumus 2.4, nilai volume udara setiap orang bergantung pada air
flow dan jumlah orang ynag beraktivitas karena besarnya nilai volume udara
setiap orang berbanding lurus dengan besarnya nilai air flow dan berbanding
terbalik dengan jumlah orang yang beraktivitas. Sehingga berdasarkan tabel 2.4
bahwa untuk jumlah orang yang beraktivitas tetap maka semakin besar nilai air
flow maka semakin besar pula nilai volume udara setiap orang dan semakin kecil
nilai air flow maka semakin kecil pula nilai volume udara setiap orang.
Berdasarkan pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa pertukaran udara perjam
tertinggi terletak pada titik I yakni sebesar 187,23 kali/jam. Pada daerah ini
memilki air flow terbesar yaitu 705,6 cmm. Sirkulasi udara pada daerah ini sangat
baik karena pada daerah ini dekat dengan pintu sebagai media suplai udara dari
luar, beberapa jendela yang berfungsi sebagai ventilasi alami, dan satu buah
exhaust fan sebagai ventilasi mekanis diatas bagian tegah. Posisi pintu tidak jauh
dari daerah ini kira-kira 1-2 meter dan ukuran pintu yang besar dengan kondisi
terbuka maksimal memungkinkan suplai udara. ventilasi alami yaitu beberapa
jendela berada diatas pintu masuk dengan kondisi terbuka. Selain itu dibagian
permukaan atas dipasang kipas angin dengan kondisi menyala sedang. Apabila
dilihat dari SNI 03-6572-2001 maka daerah ini memenuhi batas minimal nilai
pertukaran udara perjam karena melebihi 8 kali/jam. Pada daerah ini juga
memiliki waktu setiap pergantian udara, aliran udara perunit luas daerah tercepat
dan terbesar yakni sebesar 0,32 menit, 12,48 cmm/m 2 karena memilki air flow
yang besar. Sedangkan unntuk volume udara setiap orang sebesar 20,75
cmm/orang. Pada daerah ini memilki volume udara setiap orang terbesar dan
memenuhi batas minimal SNI 03-6572-2001 yaitu 18 cmm/orang. Hal itu
dikarenakan jumlah suplai udara (air flow) daerah tersebut besar dan konsumsi
udara tersebut cukup bagi orang-rang yang berada di dalam ruangan.
Titik 2 memiliki nilai air flow sebesar 134,4 cmm dan nilai pertukaran udara
perjam sebesar 35,66 kali/jam. Daerah ini merupakan daerah yang terkecil nilai
pertukaran udara perjam dibandingkan daerah yang lain, namun masih memenuhi
Titik 2I memiliki nilai memilki air flow terbesar yaitu 201 cmm dan nilai
pertukaran udara perjam sebesar 53,34 kali/jam. Pada daerah ini sirkulasi udara
baik karena terdapat exhaust fan dalam kondisi menyala. Selain itu, suplai udara
dari kipas angin dapat dirasakan. Terdapat berberapa ventilasi alami berupa
jendela sebanyak 6 buah di bagian barat. Namun hanya ada 3 buah yang dalam
kondisi terbuka maksimal. Sedaangkan 3 buah jendela yang lainnya tertutup oleh
papan tulis sehingga dianggap dalam kondisi tertutup. Pada daerah ini juga
memiliki waktu setiap pergantian udara, aliran udara perunit luas daerah yakni
sebesar 1,12 menit, 3,55 cmm/m 2. Sedangkan untuk volume udara setiap orang
sebesar 5,91 cmm/orang. Pada daerah ini volume udara setiap orang belum
memenuhi batas minimal SNI 03-6572-2001 yaitu 18 cmm/orang.
Titik IV memiliki nilai memilki air flow terbesar yaitu 504 cmm dan nilai
pertukan udara perjam sebesar 133,74 kali/jam. Pada sirkulasi udara baik karena
sudah terdapat 4 buah ventilasi alami di bagian timur. Ukuran jendela dan kondisi
terbuka maksimal memungkinkan suplai udara. Selain itu, udara juga dapat masuk
melalui pintu masuk ruangan karena bentuk dan ukuran pintu yang besar. Pada
bagian belakang terdapat lahan kosong dengan luas 2,55 m2 yang mempermudah
laju aliran udara yang masuk melalui jendela. Pada daerah ini juga memiliki
waktu setiap pergantian udara, aliran udara perunit luas yakni sebesar 0,45 menit,
8,91 cmm/m2. Sedangkan untuk volume udara setiap orang sebesar 14,82
Titik V merupakan daerah yang mempunyai nilai memilki air flow yaitu 604,8
cmm dan pertukaran udara perjam sebesar 160,48 kali/jam. Pada daerah ini berada
tepat dikerumunan orang yang sedang beraktivitas. Pada daerah ini memiliki nilai
pertukaran udara perjam yang besar dan memenuhi standart SNI 03-6572-2001
karena tepat dibagian atas dipasang kipas angin dengan kondisi menyala sedang.
Suplai udara pada daerah ini sangat dirasakan dari kipas angin tersebut. Pada
daerah ini juga memiliki waktu setiap pergantian udara, aliran udara perunit luas
yakni sebesar 0,37 menit, 10,70 cmm/m 2. Sedangkan untuk volume udara setiap
orang sebesar 17,79 cmm/orang. Pada daerah ini volume udara setiap orang belum
memenuhi batas minimal SNI 03-6572-2001 yaitu 18 cmm/orang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
IV.3. Saran
Adapun saran yang diberikan guna kesempurnaan dari praktikum ini dan
selanjutnya yaitu sebagai berikut:
1. Perlu disediakan alat yang langsung dapat menampilkan nilai air flow dan
velocity pada waktu yang sama sehingga hasil pengukuran lebih akurat.
2. Perlu disediakan surat pengantar dari dosen atau pihak terkait dalam
melakukan penelitian
3. Maintenence yang teratur pada alat pengukuran yakni Anemometer