Anda di halaman 1dari 8

PMK 40/2022 tentang persyaratan teknis bangunan prasaranan dan peralatan Kesehatan RS

Standar bangunan RS

Lahan dan akses bangunan


1. RS tidak berada di area rawan bencana
2. Kontur lahan datar
3. Ada lahan parkir kapasitas minimal 20% dari luas total bangunan termasuk sirkulasi
kendaraan dan area titik kumpul
4. Lahan RS dipagar dan ada akses/pintu keluar masuk, akses pintu utama harus terlihat
jelas, akses IGD harus mudah dilewati dan punya ciri khusus, akses pelayanan lainnya
jelas

Tata bangunan
1. Site plan
a. Zonasi berdasarkan tingkat risiko penularan, privasi, pelayanan(kedekatan
hubungan fungsi antar ruang pelayanan)
b. Fasad bangunan memanjang dengan jendela menghadap utara-selatan untuk
memperluas ventilasi alami dan pencahayaan, jarak bebas antar bangunan cukup
bebas agar aliran udara dapat masuk bangunan
c. Bangunan fungsi pelayanan penyakit infeksi emerging terpisah dengn pelayanan
lainnya, bangunannya tidak bentang besar agar aliran udara menembus bagunan
dan bertukar dengan hembusan aliran udara dari sisi berlawanan
2. Arsitektur bangunan
a. Penampilan bangunan Gedung kriteria bangunan Gedung hijau
b. Tata ruang efisien dan efektif sesuai fungsi, tata letak ruang dalam bangunan
sesuai syarat zonasi, alur kegiatan pasien, petugas, pengunjung dan barang
bersih/kotor jelas, tata letak funitur dan partisi tidak menghalangi bukaan
jendela/pintu untuk aliran udara (aliran udara tidak boleh dari pasien ke
petugas), cahaya dan sirkulasi aktivitas pengguna, kenyamanan ruang gerak

c. Bangunan luar dalam seimbang serasi dan selaras, seimbang dengan nilai
budaya
3. Peruntukan dan intensitas bangunan Gedung
a. Peruntukan bangunan Gedung sesuai fungsi dan lokasi berdasarkan RDTR/RTBL
b. Intensitas bangunan pemenuhan terhadap kepadatan dan ketinggian bangunan
Gedung (KDB, KLB, KGB, KDH, KTB, jarak bebas bangunan Gedung (GSB, garis
sepadan lainnya, jarak Gedung dengan persil, jarak antar bangunan gedung)
Kebutuhan total luas lantai bangunan minimal 80m2 per tempat tidur yang dimiliki RS

Fasilitas aksesibel : untuk pasien dan pengunjung disabilitas


Terdapat toilet, koridor khusus, tempat parkir, konter/loket/tempat informasi, jalur pemandu,
rambu/marka, pintu khusus, tanggal lift, ram

Ruangan :
Ruang-roang dalam rumah saklt:
16. Ruang Farmasl_
I. RuangRawatJala.n.
17. Ruang Reknm MedJs.
2.Ruang Rawa! lnap.
IS. Ruang Kantor/Manajemen dan Admtnlstrasl.
3. Ruang gawat Darurat,
19. Ruang Pendldlkan dan latlhnn.
4.Ruang Operasi.
20. ruang badah, dan Runng 'I\lnggu .
5. Ruang rawatan Intenslf.
21. ruang Penyuluhan Kesehntan Masyarnkal Rumah
6. Ruang lsolasl.
Sakll.
7. Ruang Kebldanan.
22. ruang Menyusul.
S. Ruang Rehabilitasl Medlk.
23. ruang Mokanlkal dan Elektrlkal.
9. Ruang Radlologl k1lnlk.
24. ruang dapur dan Olzl .
10. Ruang Radloterapls.
25. ruang Laundry .
II. Ruang Kedolctemn NukUr.
26. ruang dlallsls.
12. Ruang Tenap Kesehatan,
27, Knmar .Jenazah.
13. Lnboratortum.
28, Pengolahan Pengelolaan Umbah .
14_ Bank Darah.
29. Taman.
I5. Ruang Stertllsasl. 30. Platamn Parklr yang meneukupi.
Pola hubungan antar ruangan
Desain komponen bangunan
1. Komponen bangunan Aman (khusus pelayanan jiwa harus aman dari kemungkinan
suicide/mencelakakan diri) dan mudah dibersihkan
2. Atap : kuat, tidak bocor, tahan lama bebas vector, tahan terhadap kecepatan angin175-
250kph(area rawan topan), terdapat system drainase
3. Langit-langit : kuat, warna terang, mudah dibersihkan, tidak berjamur, rangka kuat,
tinggi ruangan minimal 2,8m, tinggi koridor minimal 2,4m, tinggi ruangan OK minimal
3m, rangka penggantung langit-langit harus kuat, lampu penerangan ruangan tertentu
dibenamkan pada plafon (recessed)
4. Dinding dan partisi : dinding keras, rata, tak berpori, kedap air, tahan api, tahan karat,
tahan cuaca, mudah dibersihkan, tidak berjamur, warna dinding cerah tidak
menyilaukan(khusus pelayanan anak diberi gambar yang merangsang aktivitas anak).
pada area yang dilalui pasien terdapat pegangan(handrail) tinggi 80-100cm dari lantai
dan dapat menampung beban minimal 75kg, muda dibersihkan, tahan api, dan non
porosif, pada ruangan X-ray dinding dilapisi proteksi radiasi (timbal), pada ruangan
berkaitan dengan bahan kimia pemicu api memiliki tingkat ketahanan api minimal 2jam,
ruangan elektromagnetik tidak boleh dinding dengan pelapis metal/baja, ruangan
dengan kebisingan tinggi (area genset,pompa, boiler, kompresor, chiller) harus dilapisi
bahan kedap suara, ruangan resiko tinggi antara dinding dengan lantai/dinding dengan
dinding harus lengkung(konus) agar mudah dibersihkan, ruang OK/perawatan intensif
dinding than api (tka) minilal 2jam
5. Lantai : terbuat dari bahan kuat kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna
terang/cerah tak menyilaukan mata, mudah dibersihkan, bukan bahan porositas yang
tinggi dan tak menyimpan debu, tahan gesekan, bahan penutup lantai di ruang bahan
kimia harus tahan api dg tka minimal 2jam, ruangan perawatan bahan lantai dtidak
menimbulkan bunyi, area resiko tinggi antara dinding dengan lantai harus lengkung,
area ruang peralatan medik lantai harus dapat menghilangkan muatan listrik static
6. Pintu dan jendela : lebar pintu utama dan yang dilewati brankar bukaan minimal 120cm,
pintu tanpa akses tempat tidur pasien bukaan lebar 90 cm, di sekitar pintu masuk tidak
ada perbedaan ketinggia lantai dan hinadri adanya ram, pintu darurat harus ada pada rs
bertingkat lebih dari 3 lantai minimal lebar 100cm dg jarak antar pintu darurat dalm satu
blok bangunan 25m, pintu kamar mandi terbuka keluar dengan lebar daun minimal
85cm, pada ruang rawatan pintu dilapisi bahan anti benturan dan bukaan jendela
terbuka maksismal namun aman dari kemungkinan pasien meloncat untuk bangunan
bertingkat, desain lubang ventilasi memenuhi cross ventilations dengan posisi bukaan
memenuhi sinar matahari langsung pd ruang infeksi dan mendukung pertukaran udara
silang, ukuran bukaan pada dinding sisi berlawanan ditentukan dari nilai smallest
opening area, dan cara membuka bisa maksimal
7. Toilet dan kamar mandi : harus ada tanda jelas dan informatif juga tanda/simbol disable,
di ruang rawatan ada wc khusus laki-laki dan perempuan dilengkapi masing-masing 1
buah toilet disable, penutup lantai tidak boleh licin, luas ruangan umum minimal
80cmx155cm lebar pintu 70cm dan disable 152,5cmx2275,5cm lebar pintu 90cm, daun
pintu membuka keluar dan ruang bebas 152,5cm antara pintu dan permukaan terluar
kloset, pintu untuk disable dilengkapi plat tending di bawah pintu dan engsel pintu yang
bisa menutup sendiri, wc disable juga disediakan lampu alarm yang diaktifkan dengan
tuas/tombol darurat yang mudah dijangkau disabilitas dan pegangan rambat,
perlengkapan toilet dipasang sedemikian yang memudahkan penggunaan dan lantai
kedap air
8. Korodor dan selasar : lebar cukup untuk akses 2 tempat tidur berpapasan minimak
2,40m, dinding koridir dilengkapi penenda dan penunjuk arah, koridor evakuasi bebas
dari penghalang pergerakan, dilengkapi pegangan rambat di salaha satu sisi dindingnya

Sarana evakuasi bangunan


Terdapat akses exit, exit, dan exit pelepasan dilengkapi rencana evakuasi, system pengintai
bahaya, pencahayaan exit dan tanda arah, area tempat berlingdung, titik kumpul, lift kebakaran

Persyaratan struktur bangunan RS


1. Struktur bangunan Gedung : ada perencanaan, kokoh kuat stabil memikul kombinasi
beban muatan tetap dan sementara akibat gempa(SNI 1726:2012), korosi, jamur,
serangga perusah, dan memenuhi syarat pasien safety dan kelayanan, melakukan
pemeriksaan keandalan bangunan berkala
2. Persyaratan pembebanan struktur RS : Analisa beban struktur, menentukan jenis,
intensitas dan cara kerja beban
3. Persyaratan perancangan struktur atas bangunan (kontruksi beton, baja, kayu dll)
4. Persyaratan perancangan struktur bawah bangunan : pondasi dan kondisi tanah
5. Penyelidikan tanah : rencanakan sesuai kebutuhan penyelidikan, jumlah lokasi
kedalaman, dan Kerjasama pemilik, konsultan, kontraktor. Menyusun program meliputi
rencana lokasi, jenis tanah, kedalaman, jenis sampel yang diambil, spesifikasi
pengukuran air tanah, jenis peralatan, sandar yang ditetapkan
6. Perancangan struktur atas : beton bertulang, baja , komposit
7. Factor keutamaan dan kategori risiko bangunan (SNI 1726:2019) : desain sistemik dan
profil tanah (keras,sedang,lunak). Jika kelas situ terburuk tanah sampai kedalaman 30m

Standar prasaranan RS

Intalasi air bersih


a. Ground tank(tangka bawah tanah penampung air bersih) minimal menampung
kebutuhan 2 hari operasional dan cadangan kebakaran(vol 45menit penyemprotan),
(500L/tempat tidur/hari)
b. Tangka penampungan atas (roof tanki) vol=(20-30)%x kebutuhan vol ground tank total
c. Pertimbangan konsep green hospital
d. Sumber air bersih jelas (PDAM, sumur, air hujan, air sungai, air daur ulang)
e. Penyaluran air terdapat pompa distribusi, pipa dual/parallel system atau ring/loop
system, katup yang terintegrasi (valve)untuk mencegah kelebihan air
f. Perancangan pipa jaringan : menggunakan system gravitasi, tekanan <7,5bar dan >
1,5bar, luas loop primer < 3km dan loop sekunder <1,6km, pipa berbahan baja yang
digalvanisasi, HDPE atau Polyprophelyn PPr (PN 10) dan tidak mengandung logam berat,
kecepatan minimum aliran air 0,6m/det maksimun 3m/det
g. Jenis outlet : srub up dilengkapi water softener, westafel, sloop sink, service sink,
shower, keran, stop valve, kloset, urinoir
h. Air reverse osmosis : di ruang OK perkali cuci tangan butuh 25L tambah 10% cadangan ,
di CCSD kapasitas kebutuhna pencucian instrument (RS C/D kurang lebih 500L/hari, RS
A/B kyrang lebih 1000L/hari)

i. Kebutuhan air RO di dialisis kurang lebih 200L/pasien, kapasitas perhari : jumalh alat
dialysis x 150L x 2shift , di laboratorium disesuaikan dengan jumlah dan jenis alat

Instalasi air limbah


a. Perkiraan kapasitas minimal air limbah cair di RS = 500L x jumlah TT
b. Penyalur limbah cair terdiri dari pompa sewage dan pipa dual/parallel dilengkapi bak
control dan tempat penampungan (IPAL)
c. Pada IPAL terdapat pemisahan pipa grey water dan black water, penyaluran air kotor
dialirkan ke septic tank dulu baru ke IPAL ipal harus memiliki 2 flowmeter dg inlet dan
outlet IPAl, air kotor dapur: disalurkan ke bak control untuk pemisahan lemak lalu ke
IPAL, air kotor labor: disalurkan ke alat pengolahan fisika kimia untuk netralisasi bar uke
IPAL
d. Terdapat dokumen hasil uji laboratorium/tahun, operator memiliki sertifikat kompetensi
penanggung jawa operasional pengolahan air limbah

System Drainase air hujan dan lingkungan


a. Tempat aliran air hujan : parit, ruang terbuka hijau/rmput, konsep eco-drainase
b. Pemanfaatan air hujan: kolam/danau resapan, rainwater harvesting, biopori setiap 2m2
dengan diameter 10-30cm kedalaman 100cm atau tidak melebihi kedalaman
permukaan air tanah, permeable surface: paving block, ditampung untuk siram tanaman

System proteksi kebakaran aktif


a. Alarm/alat deteksi kebakaran
b. APAR : titik letak dg jarak per 25m, pada luas ruangan 250m2 minimal 1 APAR ukuran
2kg, setiap luas parkir 270m2 minimal 2 APAR ukuran 2kg ditempatkan di parkir
kendaraan dan Gedung di tepat yang mudah lihat
c. Hidran halaman : jalur akses mobil pemadam harus jarak bebas hambatan 50m dari
hidran, pasokan air minimal 500GPM tekanan 3,5 bar dan mengalirkan air minimal 45
menit
d. Sprinkler kebakaran otomatik: terpasang diseluruh bangunan kecuali di ruangan yang
tka minimal 2jam
e. System pompa kebakaran tersedia jika tidak ada pasokan air kebakaran dari jaringan
kota, terdiri dari pompa kebakaran utama dan pompa kebakaran siaga yang
berpenggerak mesin diesel, hisapan pompa positif
f. System ventilasi dan pengendalian asap: presurisasi fan di setiap tangga kebakaran pada
bangunan melebihi 24m dan bangunan dengan 4 lapis besmen, system pembuangan
asap dapur RS

System proteksi kebakaran pasif


a. Sprinkler terpasang, dinding tahan api 2jam, bukaan dinding tahan api > 1,5jam, pintu
tahan api menutup otomatis, celah bawah pintu dan potongan pintu < 3/4inch
Lanjutan hal 60

7 distrubusi : daya listrik tegangan rendah pakai kabel tanah (NYFGbY), tegangan menengah
pakai kabel N2XSY/NA2XSY, N2XSEBY/NA2XSEBY, atau N2XSEFGbY/NA2XSEFGbY. Penanaman
kabel tanah harus diberi tanda dan arah. Kabel dari trafo ke panel induk pakai kabel single core
atau busduct dengan system jaringan tegangan menengah kapasitas trafo
2000kVA/80%=2500kVA. Keandalan penyaluran memakai system loop (model bangunan blok),
system penggandaan kabel(bangunan tunggal/ruang pelayanan kritis), suplai listrik stop kontak
berdekatan dari sekering berbeda (ICU/ICCU/PICU/NICU,pendant, bedhead). Jaringan distribusi
listrik diperhatikan factor karakteristik beban, kualitas pelayanan, ukuran konfogurasi bangunan
dan pertimbangan biaya
8. Outlet/terminal/stop kontak jenis waterproof dilengkapi grounding, khusus yang dapat
suplai dari UPS atau trafo isolasi diberi warna berbeda :
a. ruang rawat jalan minimal 3 stop kontak(ruang periksa, konsultasi dan tindakan),
untuk ruangan periksa/konsultasi dengan alat diagnostic sesuaikan jumlah
kebutuhan.
b. Ruang rawat inap tiap TT ada 4 stop kontak disuplai 2 sekring/MCB,pada ruang
Tindakan di rawat inap 5 stop kontak dengan 3MCB,di nurse station minimal 4
stop kontak disuplai 2 MCB, koridor 3 stop kontak dalam jarak 10 meter.
c. Ruang gawat darurat pada TT resusitasi dan Tindakan 5 stop kontak disuplai
minimal3MCB, TT triase dan observasi minimal 2 stopkontak, nurstation 4
stopkontak 2MCB, TT ruang isolasi 4 stopkontak 2MCB
d. Ruang perawatan intensif tiap TT 6 stopkontak diluar kebutuhan TT, monitor dan
ventilator, tiap stopkontak dari 3MCB, stopkontak ventilator menahan beban
arus 10A, koridor minimal 3stopkontak dalam jarak 10 meter
e. Ruang operasi TT persiapan 2 stopkontak, TT recovery 4 stop kontak disuplai 2
MCB, ruang operasi 2stopkontak dipasang di 3 sisi dinding dan minimal 6 stop
kontak di pendant, tiap stop kontak 1MCB, alat Kesehatan daya listrik
>10ampere punya stop kontak khusus dg MCB terpisah, koridor 3 stopkontak
dalm jarak 10m
f. Ruang radiologi pada tiap sisi dinding 1 stop kontak dengan panel khusus alat
diagnostic sesuai spesifikasi alat, area baca film jumlah stop kontak sesuai jumlah
film viewer, ruang usg 4 stopkontak
g. Ruang laboratorium sesuai jumlah jenis alat ruang bank darah minimal 3
stopkontak
h. Ruang sterilisasi : ruang dekontaminasi 3 stop kontak dan 1 stopkontak khusus
untuk washer, di ruang packing 2 stop kontak di setiap sisi dinding, ruang
penyimpanan steril 2 stop kontak, tiap autoclave disuplai panel alat (3phase)
i. Ruang kebidanan : ruang bersalin dan Tindakan 6 stop kontak dengan 3 MCB,
ruang persiapan tiap TT 2 stop kontak, ruang recovery 4 stop kontak dg 2 MCB,
koridor 3 stop kontak per 10m
j. Laundry : tiap peralatan kapasitas besar disuplai langsung panel khusus peralatan
(1phase, 3phase) sesuai spesifikasi alat, ruang linen bersih 2 stopkontak
k. Dapur : peralatan dapur dengan listrik suplai dengan panel khusu peralatan
(1phase,3phase) sesuai jumlah dan spesifikasi alat, ruang persiapan 4 stop
kontak, ruang penyimpanan minimal 1 stopkontak
l. Ruang diagnostic : ruang endoscopy dan colonoscopy masing-masing 4 stop
kontak, ruang persiapan dan pemulihan 2 stopkontak tiap TT
m. Ruang hemodialisa tiap TT/kursi 4 stop kontak
n. Ruang rehabilitasi medik : ruang fisioterapi tiap TT 3 stopkontak, terapi okupasi
dan vokasional 4 stopkontak ruang sensori intergrasi 3 stopkontak, terapiwicara
3 stopkontak, gymnasium 2 stopkontak tiap sisi dinding, ruang bionic 3
stopkontak, ruang bengkel masing-masing 4 stopkontak
9. Grounding/pembumian:
i. trafo isolasi untuk ruangan operasi dan perawatan intensif beban
kapasitas max 10kVA tiap ruang operasi punya 1 trafo isolasi, ruang
perawatan intensif beberapa unit trafo isolasi yg tiap trafo kapasitas
10kVA dapat layani 4TT
ii. grounding: nilai rata2 grounding peralatan khusus 0,1ohm
10. system proteksi petir sesuai peraturan perundangan

sarana elektronika bangunan dan ICT RS


 system deteksi kebakaran
 system tata suara
 system pemanggil perawat, nurse call dan code blue
 system gigabit capable passive optical network (telepon, data tv dan CCTV)
 integrated building management system IBMS
 persyaratan teknis system elektronika bangunan dan ICT mengacu peundangan

Anda mungkin juga menyukai