Anda di halaman 1dari 21

PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PAKRASI

MANIFESTO PAKRASI

Kita harus bangga sebagai warga negara Indonesia bahwa indonesia tengah menuju untuk menjadi
negara yang maju, namun kerap kali kita mendengar banyaknya kasus Korupsi dan Gratifikasi yang
dilakukan oleh pejabat pejabat negara, dan problematika itu harus segera di selesaikan.

Dengan tegas kami menolak kepemerintahan yang hanya menciptakan rutinitas dan sirkulasi yang
buruk untuk kebutuhan pribadi maupun kelompok. Dengan tegas kami menolak sistem yang
menimbulkan sebuah kerugian terhadap masyarakat indonesia. Kami mencita-citakan Indonesia
menjadi negara maju, adil, makmur & sejahtera. Kami mencita-citakan perbaikan untuk sebuah
sistem yang buruk dan pemerataan pembangunan sosial serta pembangunan infrastruktur Indonesia.

Dengan ini kami memperkenalkan sebuah ideologi dan sebuah gerakan Partai Keadilan Rakyat
Sejahtera Indonesia (PAKRASI) yang bernama:

SOSIAL DEMOKRAT / DEMOKRASI SOSIAL

“PERBAIKAN, PEMBARUAN & PEMBANGUNAN UNTUK INDONESIA”

PENJELASAN
Partai Keadilan Rakyat Sejahtera Indonesia (PAKRASI) adalah sebuah partai yang menggagas
sebuah Perbaikan, Pembaruan dan Keberlanjutan Pembangunan untuk Indonesia. Partai Keadilan
Rakyat Sejahtera Indonesia mengadopsi sebuah ideologi yang bernama Sosial Demokrat atau
Demokrasi Sosial. Demokrasi sosial modern ditandai dengan komitmen pada kebijakan yang
bertujuan untuk mengurangi ketidaksetaraan, penindasan terhadap kelompok kurang mampu
dan kemiskinan,[10] termasuk dukungan pada pelayanan publik yang dapat diakses secara universal,
seperti perawatan lansia, perawatan anak-anak, pendidikan, layanan kesehatan, dan kompensasi
pekerja. Gerakan demokrasi sosial sering kali memiliki koneksi kuat dengan gerakan
buruh dan serikat pekerja yang mendukung hak perundingan bersama bagi pekerja serta kebijakan
untuk memperluas pengambilan keputusan di luar politik ke lingkup ekonomi dalam
bentuk kodeterminasi bagi pekerja dan pemangku kepentingan ekonomi lainnya.
DEFINISI
IDEOLOGI DEMOKRASI SOSIAL
Demokrasi sosial merupakan salah satu pemikiran dari tradisi sosialis.[13] Sebagai sebuah gerakan politik, ia
bertujuan untuk mencapai sosialisme melalui cara bertahap dan demokratis.[14] Sebagai gerakan politik, ia
dipengaruhi oleh sosialisme reformis Ferdinand Lassalle dan sosialisme revolusioner internasionalis sebagaimana
dikemukakan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels.[15] Sebagai sebuah gerakan dan ideologi politik internasional,
demokrasi sosial telah mengalami berbagai transformasi sepanjang sejarahnya.[16] Jika pada abad ke-19, ia disebut
“Marxisme terorganisir”, demokrasi sosial berubah menjadi “reformisme terorganisir” pada abad ke-20.[17] Sebagai
rezim kebijakan,[18] demokrasi sosial memberikan dukungan terhadap ekonomi campuran dan langkah-langkah
perbaikan yang memberikan keuntungan terhadap kelas pekerja dalam sistem kapitalisme demokratis.[19] Pada
abad ke-21, rezim kebijakan sosial demokrat[21] secara umum didefinisikan sebagai
peningkatan kesejahteraan atau peningkatan layanan publik. Rezim demokrasi sosial biasanya juga digunakan
untuk merujuk kepada model Nordik.[22]

Dalam ilmu politik, sosialisme demokratis dan demokrasi sosial terkadang dianggap sebagai hal yang sama,
[23] namun penggunaan kedua istilah ini dibedakan dalam karya jurnalistik.[24] Berdasarkan definisi sosialisme
demokratis,[28] demokrasi sosial adalah sebuah ideologi yang berupaya membangun ekonomi sosialis secara
bertahap melalui institusi demokrasi liberal.[25] Sejak periode pasca perang dunia, demokrasi sosial didefinisikan
sebagai rezim kebijakan yang mendorong reformasi kapitalisme agar sejalan dengan cita-cita keadilan sosial.
[29] Pada abad ke-19, demokrasi sosial mencakup berbagai aliran sosialisme non-revolusioner dan revolusioner
selain anarkisme.[30] Pada awal abad ke-20, demokrasi sosial dimanifestasikan dalam dukungan terhadap
proses pembangunan masyarakat melalui struktur politik yang ada dan penentangan terhadap cara-cara
revolusioner, yang sering dikaitkan dengan Marxisme.[25]

Saat ini Demokrasi Sosial berarti perekonomian yang didominasi kapitalisme dengan regulasi ekonomi negara demi
kepentingan umum, penyediaan layanan kesejahteraan oleh negara, dan redistribusi pendapatan dan kekayaan.
Konsep sosial demokrat mempengaruhi kebijakan sebagian besar negara Barat sejak Perang Dunia II.
[31] Demokrasi sosial sering dianggap sebagai jalan tengah praktis antara kapitalisme dan sosialisme. Demokrasi
sosial bertujuan untuk menggunakan aksi kolektif dan demokratis untuk mendorong kebebasan dan kesetaraan
dalam perekonomian dan menentang ketidaksetaraan dan penindasan yang disebabkan oleh kapitalisme laissez-
faire.

Selama akhir abad ke-19 dan awal ke-20, demokrasi sosial adalah gerakan yang bertujuan untuk
menggantikan kepemilikan pribadi dengan kepemilikan sosial atas alat produksi. Gerakan ini dipengaruhi
oleh Marxisme dan pendukung Ferdinand Lassalle.

SUMBER : WIKIPEDIA

Gagasan Demokrasi Sosial;


Keadilan sosial
Demokrasi
ekonomi
representatif
Hak pekerja

Ek i
Ekonomi campuran
Kesejahteraan
Serikat pekerja
Perdagangan adil
Perlindungan lingkungan
Hak positif dan negatif
Sekularisme
Korporatisme sosial
Ekonomi pasar sosial

BAB I
NAMA DAN PENDIRIAN
Pasal 1
1. Partai ini bernama PAKRASI didirikan pada tanggal 20 Mei Tahun 2022 di Tanggerang Selatan.

2. PAKRASI dideklarasikan pada tanggal 28 Mei tahun 2023.

BAB II
KEDUDUKAN PARTAI
Pasal 2

PAKRASI berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.

BAB II
ASAS DAN CIRI PARTAI
Pasal 3

PAKRASI berasaskan Pancasila.

Pasal 4

PAKRASI bercirikan Gerakan Perbaikan dan Pembaruan Indonesia.


BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 5

1. Anggota PAKRASI adalah Warga Negara Indonesia yang menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga PAKRASI yang mempunyai kartu anggota.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 13 1. Anggota berhenti karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri;

c. diberhentikan.

3. Anggota diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c apabila:

a. melanggar Anggaran Dasar dan Aanggaran Rumah Tangga;

b. melanggar Peraturan Partai dan/atau melanggar Kebijakan Partai; dan c. menjadi anggota partai politik lain;

3. Pemberhentian anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
BAB IV
ANGGOTA KEHORMATAN
Pasal 6

1. PAKRASI dapat mengangkat Anggota Kehormatan.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Anggota Kehormatan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB V
REKRUTMEN ANGGOTA
Pasal 7

1. Setiap orang dapat mendaftarkan diri sebagai anggota PAKRASI sepanjang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh PAKRASI.

2. PAKRASI melakukan rekrutmen terhadap Warga Negara Indonesia untuk menjadi anggota Partai.

3. Tata cara rekrutmen anggota diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.
BAB VI
KEDAULATAN
Pasal 8

Kedaulatan Partai Keadilan Rakyat Sejahtera Indonesia berada di tangan anggota yang dilaksanakan
sepenuhnya oleh Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Kehormatan.

BAB VII
PENDIDIKAN POLITIK
Pasal 9

1. PAKRASI menyelenggarakan pendidikan politik internal dan eksternal.

2. Pendidikan politik internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan untuk kader PAKRASI
berupa materi pengkaderan sesuai dengan jenjang dalam sistem kaderisasi.

3. Pendidikan politik eksternal diperuntukkan untuk warga negara berupa pendidikan kewarganegaraan dan
kebangsaan.
BAB VIII
STRUKTUR PARTAI
Pasal 10

1. Perangkat. PAKRASI terdiri atas:

a. Majelis Tinggi Partai;

b. Mahkamah Partai;

c. Dewan Pimpinan Partai;

d. Dewan Pertimbangan Partai; dan

e. Dewan Pakar Partai.

2. Ketentuan mengenai perangkat partai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c, d dan huruf e diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 11

Struktur Dewan Pimpinan Partai terdiri atas:

1. Dewan Pimpinan Pusat selanjutnya disingkat DPP;

2. Dewan Pimpinan Wilayah selanjutnya disingkat DPW;

3. Dewan Pimpinan Daerah selanjutnya disingkat DPD;

4. Dewan Pimpinan Cabang selanjutnya disingkat DPC; dan


5. Dewan Pimpinan Ranting selanjutnya disingkat DPRt.

Pasal 12
PAKRASI dapat membentuk Perwakilan Luar Negeri yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Partai
PAKRASI.

BAB IX
PENYELENGARAAN KEGIATAN / PERMUSYAWARATAN
Pasal 13

Jenis-jenis permusyawaratan partai meliputi:

1. Kongres;

2. Kongres Luar Biasa;

3. Rapat Kerja Nasional;

4. Rapat Koordinasi Nasional;

5. Rapat Dewan Pimpinan Pusat;

6. Rapat Kerja Wilayah;

7. Rapat Koordinasi Wilayah;

8. Rapat Dewan Pimpinan Wilayah;

9. Rapat Kerja Daerah;

10. Rapat Dewan Pimpinan Daerah;

11. Rapat Kerja Cabang; dan

12. Rapat Dewan Pimpinan Ranting.


BAB X
KEPENGURUSAN PARTAI
Pasal 14

Kepengurusan Partai terdiri atas :

1. Dewan Pimpinan Pusat Partai berkedudukan di Ibu Kota Negara;

2. Dewan Pimpinan Wilayah Partai berkedudukan di Ibu Kota Provinsi;

3. Dewan Pimpinan Daerah Partai berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten/Kota;

4. Dewan Pimpinan Cabang Partai berkedudukan di Kecamatan/Distrik; dan

5. Dewan Pimpinan Ranting Partai berkedudukan di Desa/Kelurahan atau sebutan lain.

BAB XI
KETERWAKILAN PEREMPUAN
Pasal 15

Keterwakilan perempuan dalam Dewan Pimpinan Partai sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku.

BAB XII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 16

1. Pengambilan keputusan dilaksanakan melalui musyawarah.


2. Apabila mufakat tidak tercapai, keputusan dapat diambil berdasarkan suara terbanyak.

BAB XIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN PARTAI
Pasal 17

Keuangan dan kekayaan Partai diperoleh dari :

a. iuran pengurus dan anggota; dan

b. sumber lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
seperti donasi dll

BAB XIV
MAJELIS TINGGI
Pasal 18

1. Majelis Tinggi adalah pengambil keputusan tertinggi PAKRASI.

2. Majelis Tinggi PAKRASI yang pertama terdiri dari individu yang ditunjuk oleh Ketua Umum Dewan
Pimpinan Pusat PAKRASI berdasarkan amanat kongres pertama dan apabila terjadi kekosongan
jabatan, anggota Majelis Tinggi akan diisi berdasarkan hasil rapat pleno Majelis Tinggi.

3. Majelis Tinggi beranggotakan paling sedikit 5 (lima) orang dan/atau paling banyak 7 (tujuh) orang.
4. Ketua Majelis Tinggi dipilih dari dan oleh anggota, kedudukan Ketua Majelis Tinggi merangkap
anggota.

5. Majelis Tinggi berwenang untuk menyetujui dan/ atau membatalkan kebijakan partai.

6. Keputusan Majelis Tinggi diambil melalui rapat internal Majelis Tinggi.


7. Keputusan Majelis Tinggi bersifat final dan mengikat untuk internal Partai.

8. Keanggotaan Majelis Tinggi Partai berakhir apabila Anggota Majelis Tinggi berhalangan tetap dan
mengundurkan diri.

BAB XV
PEMBUBARAN PARTAI
Pasal 19

1. Partai hanya dapat dibubarkan oleh Majelis Tinggi atas usulan Kongres Luar Biasa yang
diselenggarakan khusus untuk itu.

2. Kongres Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan apabila diusulkan
oleh seluruh Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah.

BAB XVI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 20

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

2. Anggaran Dasar PAKRASI hanya dapat diubah oleh Kongres

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PAKRASI

mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

pada yang tertera di bawah:


Ditetapkan pada Sabtu; 13 Januari 2024,

Banten, Tanggerang Selatan.

Oleh Dewan Pimpinan Pusat

KETUA UMUM

SYABIL YAZDAN PURNOMO


ANGGARAN RUMAH TANGGA

PAKRASI

BAB I
PENGGUNAAN LAMBANG DAN TANDA GAMBAR PARTAI

Pasal 1

1. Lambang PAKRASI digunakan pada atributatribut dan surat-menyurat PAKRASI secara patut.

2. Ketentuan mengenai penggunaan Lambang Partai diatur lebih lanjut dengan Peraturan Partai.

BAB II
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA

Bagian Kesatu

Pasal 2

Kewajiban anggota :

a. patuh dan setia kepada garis perjuangan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan
Partai;

b. melakukan sosialisasi PAKRASI;

c. berpartisipasi aktif dalam mensukseskan program partai; d. melakukan penggalangan pemilih; dan

e. tidak merangkap sebagai anggota partai politik lain.

Bagian kedua

Pasal 3
Hak sebagai anggota :

a. Membela diri
b. Memberi/Menyatakan sebuah pendapat
c. Memilih
d. Mengikuti program partai

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI

Bagian Pertama

Pasal 6

Struktur organisasi terdiri atas:

1. Organisasi Tingkat Pusat, selanjutnya disebut Dewan Pimpinan Pusat PAKRASI.

2. Organisasi Tingkat Provinsi, selanjutnya disebut Dewan Pimpinan Wilayah PAKRASI.

3. Organisasi Tingkat Kabupaten atau Kota, selanjutnya disebut Dewan Pimpinan Daerah PAKRASI.

4. Organisasi Tingkat Kecamatan, selanjutnya disebut Dewan Pimpinan Cabang PAKRASI.

5. Organisasi Tingkat Desa atau Kelurahan atau disebut istilah lain yang setingkat, selanjutnya disebut
Dewan Pimpinan Ranting PAKRASI.

6. Untuk Perwakilan Partai NasDem diluar negeri, dapat dibentuk struktur organisasi Partai setingkat
Dewan Pimpinan Daerah PAKRASI.
Bagian Kedua

Dewan Pimpinan Pusat

Pasal 7

Dewan Pimpinan Pusat terdiri:

a. Ketua Umum;
b. Wakil Umum;
c. Seketaris Jendral Bidang Pengembangan;
d. Seketaris Jendral Bidang Pengkaderan;
e. Seketaris Jendral Bidang Sosial;
f. Seketaris Jendral Bidang Hukum;
g. Seketaris Jendral Bidang Informatika;
h. Wakil Seketaris Jendral Bidang Pengembangan; (1,2,3,)
i. Wakil Seketaris Jendral Bidang Pengkaderan;
j. Wakil Seketaris Jendral Bidang Sosial;
k. Wakil Seketaris Jendral Bidang Hukum;
l. Wakil Seketaris Jendral Bidang Informatika;
m. Ketua Bendahara;
n. Wakil Bendahara; ( 1,2, )
o. Seketaris Bendahara

1. Ketua Umum dapat mengangkat Wakil Ketua Umum, Sekjen, Wasekjen, Ketua Bendahara, Wakil
Bendahara, dan Seketaris Bendahara
2. DPP, DPW, DPD, DPC, DPAC, dan DPRt PAKRASI dapat melengkapi perangkat partai dengan
membentuk dan mengangkat keanggotaan Dewan Pertimbangan dan Dewan Pakar dengan jumlah dan
komposisi kepengurusan ditetapkan oleh Ketua Umum PAKRASI.
3. DPP, DPW, DPD, DPC, DPAC, dan DPRt PAKRASI bertanggungjawab dalam pembentukan dan/atau
pengembangan Badan dan/atau Sayap serta Komunitas PAKRASI.

Bagian Ketiga

Dewan Pimpinan Wilayah

Pasal 8
Dewan Pimpinan Wilayah terdiri:

a. Ketua; b. Sekretaris;

c. Bendahara;

d. Wakil Ketua;

e. Wakil Sekretaris; dan

f. Wakil Bendahara

Bagian Kelima

Dewan Pimpinan Daerah

Pasal 9

Dewan Pimpinan Daerah terdiri:

a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Bendahara;

d. Wakil Ketua;

e. Wakil Sekretaris; dan

f. Wakil Bendahara

Bagian Kelima

Dewan Pimpinan Cabang dan Anak Cabang

Pasal 10
a. Ketua;

b. Sekretaris; dan

c. Bendahara.
Bagian Keenam

Dewan Pimpinan Ranting dan Anak Ranting

Pasal 11

a. Ketua;

b. Sekretaris; dan

c. Bendahara.

Bagian Ketujuh

Perwakilan Luar Negeri

Pasal 12

Jumlah dan komposisi kepengurusan Perwakilan Luar Negeri sama dengan jumlah dan komposisi
kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

BAB V
BADAN, SAYAP DAN KOMUNITAS

Bagian Pertama

Pasal 13

1. PAKRASI dapat membentuk dan membubarkan badan sebagai alat kelengkapan partai.

2. Tata cara pembentukan dan mekanisme kerja Badan PAKRASI diatur lebih lanjut dalam Peraturan
PAKRASI.
Bagian Kedua
Sayap PAKRASI

Pasal 14

1. PAKRASI dapat membentuk dan membubarkan sayap sebagai alat kelengkapan partai.

2. Tata cara pembentukan dan mekanisme kerja Sayap PAKRASI diatur lebih lanjut dalam Peraturan
PAKRASI.

Bagian Ketiga

Komunitas PAKRASI

Pasal 15

1. PAKRASI dapat membentuk dan membubarkan sayap sebagai alat kelengkapan partai.

2. Tata cara pembentukan dan mekanisme kerja Sayap PAKRASI diatur lebih lanjut dalam Peraturan
PAKRASI.

3. Tata cara pembentukan dan mekanisme Komunitas PAKRASI diatur lebih lanjut dalam Peraturan
PAKRASI
SANKSI

Bagian Kesatu

Pasal 16

1. Jenis sanksi terdiri dari:

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis (SP 1,2,3, Kick Out) ;

c. diberhentikan sementara sebagai anggota dan atau pimpinan PAKRASI

d. diberhentikan selamanya sebagai anggota dan atau pimpinan PAKRASI;

e. diberhentikan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Rakyat Indonesia/ Daerah.

2. Anggota yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, b, c dan huruf
d dikenakan sanksi teguran lisan.

3. Anggota yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf e dikenakan
sanksi pemberhentian sebagai anggota PAKRASI.

4. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

5. Mekanisme dan tata cara penerapan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Partai.

BAB IV
PENDIRI & KEPEMILIKAN PARTAI

Pasal 17
Partai ini didirikan oleh Bpk. Syabil Yazdan Purnomo karena adanya ketimpangan sosial pasca pandemik
Covid 19 melanda. Dalam hal ini kepemilikan partai di pegang oleh Bpk. Syabil Yazdan Purnomo, Kepemilikan
ini sifatnya absolute atau tetap.

PENUTUP
Dalam hal ini yang sudah tertulis sifatnya tetap atau absolute tidak bisa dihapus jika belum
dirundingkan oleh Ketua Pembina, Anggota Majelis Pertimbangan, dan Ketua Umum DPP untuk
penambahan Bab dan Pasal tertentu.

DITETAPKAN 13 JANUARI 2024

TTD KETUA UMUM DPP

SYABIL YAZDAN PURNOMO

Anda mungkin juga menyukai