Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 4, No. 10, Oktober 2020, hlm. 3562-3570 http://j-ptiik.ub.ac.id

Penyusunan Standard Operating Procedure untuk Software Management


dan Software Development pada Perusahaan XYZ berdasarkan Pedoman
Information Technology Infrastructure Library
Dwi Cindy Herta Turnip1, Admaja Dwi Herlambang2, Arief Andy Soebroto3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1dwicindy@student.ub.ac.id, 2herlambang@ub.ac.id, 3ariefas@ub.ac.id

Abstrak
Perusahaan XYZ adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perusahaan XYZ dalam
mengelola Teknologi Informasi-nya wajib mengikuti Peraturan Menteri BUMN nomor PER-
03/MBU/02/2018. Menanggapi peraturan BUMN tesebut, Perusahaan XYZ membentuk RITI 2018-
2022. Rencana tersebut menjelaskan bahwa Perusahaan XYZ akan menyusun Pedoman Tata Kelola TI
yang berisi SOP (Standard Operating Procedure) dan juga Peraturan Direksi pada tahun 2018/2019.
Pembentukan SOP TI tersebut berpedoman pada ITIL (Information Tecnology Infrastructure Library)
domain Software Development and Management. Dalam menyusun SOP tersebut, pertama akan
dilakukan wawancara dengan Departemen Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem (PPS) sebagai
peran yang bertanggung jawab pada proses Software Development dan Software Management. Lalu
akan dilakukan analisis GAP untuk mengetahui kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal di
perusahaan. Dari hasil kesenjangan tersebut akan muncul usulan untuk menyetarakannya. Usulan ini
nantinya akan dimasukkan ke dalan aktivitas yang disusun dengan format flowchart pada Rancangan
SOP yang dihasilkan nantinya. Hasil akhirnya adalah rancangan SOP untuk proses Software
Development yang menghasilkan 6 aktivitas dan 16 sub-aktivitas. Selain itu juga menghasilkan SOP
untuk proses Software Management yang menghasilkan 5 aktivitas dan 12 sub-aktivitas.
Kata kunci: Standard Operating Procedure, software, management, development, Information Technology
Infrastructure Library
Abstract
Perusahaan XYZ is part of the Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perusahaan XYZ in managing its
Information Tecnology is obliged to follow BUMN Ministerial Regulation number PER-
03/MBU/02/2018. In response to these BUMN regulations, Perusahaan XYZ formed the 2018-2022
RITI. The plan explains that Perusahaan XYZ will prepare IT Governance Guidelines which contain
SOP (Standard Operating Procedure) and also Directors' Regulations in 2018/2019. The establishment
of the IT SOP is based on the Software Development and Management domain on ITIL (Information
Tecnology Infrastructure Library) framework. In compiling the SOP, the first will be an interview with
the Departemen Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem (PPS) as the role responsible for the
Software Development and Software Management process. Then a GAP analysis will be conducted to
see the gap between current conditions and ideal conditions in the company. From the results of the gap
a suggestion will emerge to equalize it. This proposal will later be included in the activities compiled
with the flowchart format in the SOP Draft produced later. The end result is an SOP design for the
Software Development process which produces 6 activities and 16 sub-activities. It also produced an
SOP for the Software Management process which resulted in 5 activities and 12 sub-activities.
Keywords: Standard Operating Procedure, software, management, development, Information Technology
Infrastructure Library

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 3562
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3563

adalah belum adanya susunan SOP untuk


1. PENDAHULUAN software development dan juga SOP untuk
Tata kelola TI diharapkan dapat software management pada DTI (Divisi
menyampaikan nilai bagi pelanggan sesuai Teknologi Informasi) sebagai penopang
dengan tujuan dan strategi perusahaan (Restiana, tanggung jawab pelaksanaannya. Oleh karena
et al., 2015). Nilai ini juga termasuk itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk
penyampaian layanan TI yang baik kepada menghasilkan susunan SOP untuk software
pelanggan. Layanan membantu meningkatkan development pada DTI dan juga susunan SOP
performa TI pada perusahaan dalam menunjang untuk software development pada DTI. Perlu
tercapainya tujuan organisasi, bagaimana TI diketahui bahwa penelitian ini memiliki batasan
dapat menopang visi dan misi perusahaan, serta masalah. Penelitian ini akan dilakukan pada
memberikan nilai kepada pelanggan. Untuk Perusahaan XYZ dengan berpedoman pada
memanajemen layanan tersebut, munculah framework ITIL. Penelitian ini juga akan
pendekatan Information Technology Service dilakukan dengan mengukur tingkat analisis
Management (ITSM). GAP pada kondisi yang ada di Perusahaan
dengan kondisi ideal dan saran yang diajukan
ITSM adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Perusahaan. Hasil akhir dari penelitian ini
oleh perusahaan untuk merencanakan, adalah Draft SOP dengan mutu baku bagian
mengimplementasikan, mengoperasikan dan waktu yang bersifat fleksibel dan dapat diubah-
mengendalikan layanan TI yang berkualitas ubah sesuai kesepakatan yang dilakukan
(Aradea, 2010). Terwujudnya ITSM dapat nantinya.
disukseskan dengan menggunakan framework
best practice ITIL (Information Technology Manajemen layanan TI (Teknologi
Infrastructure Library). Framework ITIL dapat Infomasi) sendiri berarti suatu cara profesional
menjadi panduan untuk menghasilkan beruntut yang dilakukan oleh bagian TI suatu
kebijakan-kebijakan serta prosedur yang tepat organisasi untuk menyediakan suatu sistem yang
untuk mengelola ITSM pada suatu perusahaan. efesien dan dapat diandalkan dalam mendukung
Prosedur yang diperlukan adalah dalam bentuk pelanggan sambil tetap sedia mendukung
SOP (Standard Operating Procedure). SOP kebutuhan bisnis organisasi (B.S, 2014).
adalah suatu dokumen yang berisi tentang Menurut Rachmi, et al., (2014) persaingan yang
tanggung jawab dan cara kerja setiap unit ada di antara perusahaan saat ini berfokus pada
pekerjaan dalam suatu perusahaan demi teknologi informasi dan seberapa cepat tanggap
tercapainya tujuan perusahaan (Budihardjo, suatu perusahaan terhadap penggunaan TI
2014). Manfaat SOP selain itu juga antara lain tersebut, yang menyebabkan perusahaan-
sebagai standarisasi menyelesaikan suatu perusahaan harus dapat memenuhi berbagai
pekerjaan, mengurangi kelalaian dalam standar kualitas terkait peningkatan proses
pekerjaan serta menilai pekerjaan (Falahah, bisnis.
2017). Menurut Pollard, et al., (2010), dalam hal
Perusahaan XYZ sebagai salah satu pengembangan dan manajemen perangkat lunak,
perusahaan BUMN juga telah mengeluarkan ITSM dengan ITIL sendiri dapat diintegrasikan
RITI yang berupa roadmap untuk menyusun prosesnya dengan Software Development Life
SOP TI yang dibutuhkan perusahaan pada tahun Cycle (SDLC), yang dapat menghasilkan produk
2018/2019. Roadmap ini dibuat seiring dengan yang fokus pada layanan TI. Dengan
adanya Peraturan Menteri BUMN nomor PER- menggabungkan dua metode ini, baik sistem dan
03/MBU/02/2018 tentang panduan Penyusunan pengembangan layanan akan ditingkatkan.
Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Sistem akan lebih baik dalam melayani
Milik Negara. Peraturan tersebut menjelaskan kebutuhan bisnis dan manajemen layanan akan
bahwa perusahaan harus mempunyai komponen- difasilitasi oleh pengembangan teknologi
komponen hirarki struktur kebijakan yang sehingga dapat menambah nilai lebih besar bagi
berupa prinsip, kebijakan, standar, prosedur, bisnis.
serta alat bantu dan teknik yang bertugas untuk ITIL adalah sebuah kerangka
memandu tata kelola TI. kerja/framework best practice yang dapat
Dapat dilihat bahwa Perusahaan XYZ membantu terwujudnya ITSM (Aradea, 2010).
memiliki masalah-masalah yang salah satunya Framework ITIL dapat menjadi panduan untuk

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3564

menghasilkan kebijakan-kebijakan serta efektif dalam hal penggunaan biaya. Yang kedua
prosedur yang tepat untuk mengelola ITSM pada adalah memastikan bahwa setiap fungsionalitas
suatu perusahaan. Dalam ITIL Versi 4 terdapat perangkat lunak dapat membantu kebutuhan
banyak domain yang salah satunya adalah bisnis perusahaan. Yang ketiga adalah
domain software development & management. perusahaan dapat memadai kemampuan teknis
Tujuan dari domain ini adalah untuk memastikan sumber daya manusianya dalam memanajemen
aplikasi atau perangkat lunak dapat memenuhi perangkat lunak secara optimal. Dan syarat yang
kebutuhan pihak yang bertanggung jawab dan terakhir adalah, sumber daya manusia
mempunyai kepentingan baik internal maupun perusahaan memiliki kemampuan teknis yang
eksternal (AXELOS, 2019). Domain ini juga dapat dengan cepat mendiagnosis dan
berfungsi untuk memastikan aplikasi menyelesaikan permasalahan yang nantinya
termanajemen dan dikembangkan sesuai dengan muncul pada perangkat lunak.
tujuan pengguna. Domain ini mengatur dalam Maka untuk mewujudkan manajemen
hal fungsionalitas aplikasi, keandalannya, dalam layanan pada proses Software Development dan
hal maintenance, kepatuhan dan bagaimana Software Management yang baik, diperlukannya
aplikasi dapat diaudit. suatu prosedur kerja/ SOP. Hal ini juga sesuai
dengan Peraturan Menteri BUMN nomor PER-
Software Development adalah seluruh
03/MBU/02/2018. SOP adalah suatu panduan
kegiatan dengan semua aspeknya dalam
yang terdokumentasikan secara jelas dan rinci
memproduksi perangkat lunak dari tahapa awal
mengenai tugas dan tanggung jawab pekerjaan
spesifikasi sistem hingga pemeliharaan sistem
setiap individu atau kelompok di dalam suatu
sampai sistem siap digunakan (Sommerville,
organisasi. Fungsinya adalah untuk membentuk
2011). Untuk mengembangkan perangkat lunak,
sistem kerja yang teratur, sistematis dan dapat
pengembang akan mengadopsi suatu pendekatan
sipertanggungjawabkan nantinya sehingga
yang sistematis dan terorganisir untuk menjadi
pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuannya
panduan dalam bekerja, Waterfall
(Rachmi, et al., 2014).
Method/Waterfall Model adalah suatu
metodologi pengembangan yang paling sering Dan sesuai dengan PERMENPAN
digunakan, mudah dimengerti dan juga mudah (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
digunakan (Tiky, 2016). Metode ini cocok untuk Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
digunakan pada perusahaan yang membutuhkan Indonesia) Nomor 35 Tahun 2012, SOP yang
pendokumentasian yang lengkap. Metode ini dirancang adalah jenis SOP Administrasi yang
juga banyak digunakan untuk pendewasaan menghasilkan tahapan yang dilakukan beberapa
teknologi sebuah perusahaan. Waterfall Model pelaksana. SOP mikro yang merupan SOP
memiliki tahapan yang dimulai dari tunggal. SOP final yang memastikan aktivitas
requirement, design, implementation, testing, dapat menghasilkan produk final. Dan SOP ini
deployment dan yang terakhir adalah tahap juga merupakan jenis SOP spesifik. SOP yang
maintenance. menjelaskan tahapan dan setiap pelaksananya.
Dan untuk format yang digunakan dalam SOP
Application Management bertanggung
ini adalah format yang dianjurkan oleh
jawab dalam memanajemen perangkat
PERMENPAN Nomor 35 Tahun 2012, yang
lunak/aplikasi dalam setiap siklus hidupnya
berupa format menggunakan Flowchart/
mulai dari perancangan, pengujian dan
diagram alir.
penyempurnaan (Cannon & Wheeldon, 2011).
Tujuan dari Application Management adalah
2. METODOLOGI
untuk mendukung bisnis perusahaan dengan
memastikan bahwa setiap kegiatan dalam proses Pendekatan kualitatif digunakan pada
bisnis telah diindentifikasikan ke dalam penelitian ini untuk melihat kesenjangan antara
kebutuhan perangkat lunak. Application kondisi eksisting pada Perusahaan XYZ dan
Management juga bertujuan untuk kondisi ideal sesuai framework ITIL domain
memanajemen dalam proses perancangan, software development & management.
penyebaran, dukungan dan penyempurnaan Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang
perangkat lunak. Untuk memenuhi tujuan dilakukan dengan mengamati kondisi sosial
tersebut, perusahaan harus dapat memastikan lingkuangan dengan mendapatkan data dari
tercapainya 4 syarat; Yang pertama adalah setiap tingkah laku manusianya (Hancock, et al., 2009).
perangkat lunak telah dirancang dengan baik dan Gambar 2.1 menunjukkan flow chart metodologi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3565

penelitian ini yang dibuat berdasarkan jurnal organisasi dengan kualitas dari standar yang
dengan judul “Penyusunan Sop Change Request dijadikan acuan.
Pengembangan Sistem Mengacu Pada Standard
Dari hasil analisis GAP muncul berbagai
ISO/IEC 27001 dan ITIL” (Falahah, 2017) dan
usulan untuk menginisialisasikan setiap tahapan
jurnal dengan judul “A Framework For
prosedur pada rancangan SOP Software
Developing Global Standard Operating
Development dan SOP Software Management.
Procedures” (Ducate, et al., 1994) :
Tahapan ini nantinya akan disusun dengan
format flowchart. Setelah rancangan SOP telah
disusun, dilakukan verfikasi dan validasi.
Verifikasi dan Validasi dilakukan dengan
meminta persetujuan dan tanda tangan dari pihak
yang memiliki kedudukan penting dalam SOP
ini, yaitu Kepala Departemen Pengembangan
dan Pemeliharaan Sistem.

3. HASIL DAN ANALISIS

3.1. Software Development


Proses Software Development atau
pengembangan perangkat lunak dapat dipetakan
menjadi 6 aktivitas. Aktivitas tersebut
didapatkan berdasarkan tahapan pendekatan
Gambar 2.1 Langkah-langkah Penelitian model Waterfall (Tiky, 2016). Tabel 3.1
menunjukkan pemetaan beserta kode aktivitas di
Wawancara dan observasi adalah suatu dalam proses Software Development.
metode penggalian data yang digunakan dalam Tabel 3.1 Pemetaan Proses Software
penelitian ini. Sedangkan metode penentuan Development Dengan Aktivitasnya
responden/sample untuk wawancara pada
penelitian ini menggunakan metode Purposive Proses Aktivitas
sampling. Purposive sampling adalah sebuah
Nama Aktivitas Kode
metode atau cara untuk memilih sample Aktivitas
berdasarkan pendapat penulis tentang unit mana
yang paling mempresentasikan dan paling Software Menggali dan SD-01
berguna dalam penelitian ini (Rubin & Babbie, Development Mendefinisikan
2009). Selain itu juga diadakan pemetaan RACI Kebutuhan
Desain dan SD-02
(Rensposible, Accountable, Consulted,
arsitektur
Informed). RACI chart adalah sebuah Pemrograman dan SD-03
kepanjangan dari 4 tugas utama yang dipegang Pengembangan
setiap karyawan dalam struktur organisasi untuk Pengujian SD-04
menyelesaikan tugasnya (Helman & Heldman, Perangkat Lunak
2007). Penyebaran SD-05
Perangkat Lunak
Analisis GAP adalah sebuah analisis untuk
Pemeliharaan dan SD-06
melihat dimana keberhasilan proses saat ini dan Penyempurnaan
keberhasilan proses yang dinginkan (Franklin,
Untuk tugas dan tanggung jawab setiap
2005). Lalu hasil analisis ini akan menjadi
peran di DTI, dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel
inisialisasi dalam pembuatan SOP TI perusahaan
tersebut menyediakan RACI Chart yang
yang berfokus pada layanan TI. Analisis GAP
berfungsi untuk menggambarkan tugas dan
memiliki 5 macam kesenjangan, yaitu yang
tanggung jawab setiap peran yang ada di DTI
pertama terdapat kesenjangan antara ekspektasi
dalam setiap aktivitas pada Software
pelanggan dengan persepsi pihak manajemen
Development.
(Restiana, et al., 2015). GAP yang digunakan
Tabel 3.2 Pemetaan RACI Chart pada Software
pada penelitian ini adalah GAP ketiga, dimana
kesenjangan ini menunjukkan perbedaan antara
kondisi kualitas layanan yang diberikan oleh

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3566

Development Pada aktivitas Pemrograman dan


pengembangan, belum ada prosedur aktivitas
Domain Aktivitas KaDep Staf maupun peraturan untuk penyamaan bahasa
ITIL PPS PPS pemrograman beserta versinya. Sedangkan pada
Software Menggali dan C,I R,A kondisi idealnya, aktivitas pemrograman di
Development Mendefinisikan
Kebutuhan
lakukan dengan menggunakan bahasa
Desain dan C,I R,A pemrograman yang sama untuk semua tim
arsitektur pengembangan. Misalnya untuk pengembangan
Pemrograman C,I R,A web disepakati untuk menggunakan bahasa
dan PHP. Begitu juga dengan database maupun
Pengembangan sistem operasinya. Hal ini guna memudahkan
Pengujian C,I R,A setiap anggota melakukan manajemen setiap
Perangkat perangkat lunak yang dimiliki perusahaan.
Lunak Pada aktivitas Pengujian Perangkat
Penyebaran A R,A Lunak, tim pengembang belum melakukan
Perangkat dengan metode tertentu. Sedangkan pada kondisi
Lunak
idealnya, diperlukan pengujian validasi yang
Pemeliharaan C,I R,A
tujuannya memastikan semua fitur fungsional
dan
Penyempurnaan maupun non-fungsional pada perangkat lunak
dapat berjalan sesuai dengan kebutuhannya. Dan
Dari hasil penggalian data, dilakukan juga diperlukan pengujian kecacatan untuk
analisis GAP. Analisis GAP ini dilakukan menghindari kecacatan, seperti interaksi yang
dengan membandingkan antara kondisi saat ini tidak diinginkan dengan sistem lain.
di perusahaan dengan kondisi ideal sesuai Pada aktivitas Penyebaran Perangkat
dengan referensi dan pedoman ITIL. Lunak, tim pengembang akan memperlihatkan
Hasil analisis kesenjangan tersebut hasil akhir perangkat lunak yang telah dibuat
dapat dilihat pada aktivitas Menggali dan kepada pengguna dan menunjukkan cara
Mendefinisikan kebutuhan, saat ini aktivitas ini penggunaannya. Pada tahap ini idealnya,
belum diberikan perhatian khusus oleh tim Penyebaran perangkat lunak diaplikasikan ke
pengembang. Belum ada prosedur khusus dalam setiap perangkat pengguna untuk melihat
maupun standar untuk melakukan aktivitas ini. kecocokannya dengan perangkat keras setiap
Aktivitas ini dilakukan setelah permintaan pengguna. Penyebaran ini juga dilakukan
disetujui pada rapat RKU. Sehingga bersamaan dengan penyebaran prosedur
dokumentasi yang dilakukan hanya tertera pada penggunaan sistem.
RKAP dan dokumen investasi, yang isinya Dan pada aktivitas Pemeliharaan dan
berfokus pada rencana penggunaan biaya. penyempurnaan, tahap ini dilakukan dengan
Sedangkan pada kondisi idealnya, aktivitas jangka waktu yang tidak jelas. Bahkan sampai
penggalian kebutuhan dilakukan dengan tidak ada sama sekali pemeliharaan yang rutin
menganalisis, membatasi cakupannya dan dilakukan oleh tim pengembang. Idealnya,
mendokumentasikannya. diperlukan dilakukannya pemeliharaan untuk
Pada aktivitas Desain dan arsitektur, perangkat lunak dalam jangka waktu yang
Tim pengembang juga belum melakukan ditentukan. Sehingga kerusakan dapat dihindari
aktivitas desain dan arsitektur perangkat lunak sebelum terjadi. Juga penting untuk
dengan prosedur yang jelas, sehingga aktivitas dilakukannya penyempurnaan yang dapat
ini juga tidak menghasilkan dokumen apapun. dilakukan seiring berjalannya waktu.
Sedangkan pada kondisi idealnya, Aktivitas
tersebut mengidentifikasi komponen utama dan 3.2. Software Management
hubungan diantaranya. Dan hasil akhirnya Proses Software Management dibagi
adalah model arsitektur sistem serta pola menjadi beberapa aktivitas yang dapat dilihat
perancangannya. Salah satu keputusan yang pada Tabel 3.3. Aktivitas tersebut didapatkan
penting pada aktivitas ini adalah analisis untuk dari aktvitas pada domain ITIL yaitu Application
menentukan apakah perusahaan akan membeli Management. Application Management bertugas
atau mengembangkan sendiri perangkat untuk memanajemen aplikasi dalam setiap alur
lunaknya. pengembangannya (Cannon & Wheeldon,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3567

2011). sendiri. Sedangkan pada kondisi idealnya,


Tabel 3.3 Pemetaan aktivitas pada proses terdapat peran Service Desk. Service Desk adalah
Software Management sebuah unit fungsional yang bertanggung jawab
untuk menangani setiap insiden pada layanan TI.
Proses Aktivitas Service Desk akan mencatat masalah dan
Nama Aktivitas Kode mengelolanya sehingga penanganan masalah
Aktivitas dapat cepat terselesaikan dan tepat sasaran,
Software Mengatasi SM-01
sehingga tidak memberatkan anggota lain.
Management Kerusakan/ Pada aktivitas Manajemen Perubahan,
Insiden Saat ini aktivitas manajemen perubahan di
Manajemen SM-02 perusahaan belum terdapat prosedur yang harus
Perubahan diikuti, sehingga manajemen perubahan tidak
Validasi dan SM-03 dilakukan dengan baik. Perubahan dilakukan
Verifikasi tanpa melakukan analisis resiko terlebih dahulu.
Manajemen SM-04 Perubahan yang dilakukan juga tidak
Sumber Daya didokumentasikan. Pada kondisi idealnya, setiap
Manusia perubahan yang dilakukan harus dikontrol dan di
Melakukan SM-05 manajemen. Manajemen kontrol disini
Pelaporan
dimaksudkan untuk perubahan yang dilakukan
Pemetaan RACI dilakukan sebagai pada pada produk DTI, yaitu perangkat lunak.
proses Software Management yang didapatkan Manajemen perubahan menyeimbangkan bahwa
dari hasil penyetaraan tugas dan tanggung jawab perubahan yang dilakukan dapat membawa nilai
anggota DTI. Tabel 4.4 menunjukkan pemetaan tambah dan menghindari pelanggan dari efek
RACI tersebut. Dimana peran yang bertugas negatif perubahan.
adalah Kepala Departemen PPS dan juga Staf Pada aktivitas Verifikasi dan Validasi,
PPS. saat ini Ketua Departemen PPS hanya
Tabel 3.4 Pemetaan RACI pada Software memastikan bahwa perangkat lunak dapat
Management digunakan dan dapat berjalan. Tidak melakukan
Domain Aktivitas KaDep Staf validasi dan verifikasi secara mendalam. Dalam
ITIL PPS PPS kondisi idealnya, tujuan dari manajemen
Software Mengatasi C,I R,A perangkat lunak adalah memastikan bahwa
Management Kerusakan/ setiap perangkat lunak yang dikembangkan
Insiden sudah sesuai dengan kebutuhan dan telah efektif
Manajemen C,I R,A dalam penggunaan biayanya. Oleh karena itu
Prubahan diperlukan validasi dan verifikasi yang
Validasi dan R,A I dilakukan dan dilaporkan.
Verifikasi Pada aktivitas Manajemen Sumber Daya
Manajemen R I Manusia, Saat ini perusahaan belum
Sumber Daya menyediakan pelatihan untuk mengembangkan
Manusia
kemampuan anggota PPS dalam pengembangan
Melakukan R I
Pelaporan dan memanajemen perangkat lunak dengan baik
Dari hasil penggalian data yang dan sesuai serta sesuai dengan terus mengikuti
dilakukan dengan melakukan wawancara dan tren TI terbaru. Dalam kondisi idealnya
observasi, dapat dilakukan analisis GAP setiap manajemen perangkat lunak bertujuan untuk
aktvitas pada proses Software Management. memastikan bahwa setiap sumber daya yang
Analisis GAP ini didapatkan dari analisis dimiliki perusahaan memiliki kemampuan yang
kesenjangan antara kondisi saat ini yang terjadi sesuai dan terus dikembangkan seiring waktu.
di perusahaan dengan kondisi ideal sesuai Oleh karena itu diperlukan pelatihan baik teknis
dengan pedoman ITIL. maupun pelatihan kemampuan.
Misalnya dapat dilihat pada aktivitas Pada aktvitas Melakukan Pelaporan,
Mengatasi Kerusakan/ Insiden, tidak ada peran Saat ini di perusahaan, dalam pengembangan
anggota yang melakukan perbaikan ataupun dan manajemen perangkat lunak, pelaporan
tahapan perbaikan yang dapat diambil sebelum dilakukan pada saat RKU dilakukan oleh Kepala
akhirnya harus memanggil anggota pengembang Departemen PPS dan anggota tim. Dan saat
selesai melakukan pengembangan dan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3568

manajemen, pelaporan tidak dilakukan secara Software SDA-01-2


resmi oleh PPS. Ketua tim hanya melakukan Development
SDA-01-3
pengecekan secara tidak formal dengan melihat
produk akhir secara langsung. Pada kondisi SDA-01-4
idealnya, ketua tim/ KaDep PPS, bertugas untuk SDA-01-5
memastikan bahwa setiap pekerjaan dalam
proses pengembangan perangkat lunak sudah SD-02 SDA-02-1
dilakukan dengan baik. Setiap aktivitas telah SD-03 SDA-03-1
menghasilkan dokumen yang sesuai. Setiap
SDA-03-2
aktivitas sudah memenuhi jadwal dan juga
anggaran yang disepakati. SD-04 SDA-04-1
SDA-04-2
4. PEMBAHASAN
SD-05 SDA-05-1
4.1 Software Development SDA-05-2
Dari hasil analisis GAP yang dilakukan, SDA-05-3
kemudian didapatkan usulan untuk
menyetarakan kesenjangan tersebut. Usulan SDA-05-4
muncul dari hasil pertimbangan kondisi ideal SD-06 SDA-06-1
dan saran dari perusahaan. Usulan dibuat untuk
SDA-06-2
mengurangi dampak negatif dari kesenjangan
yang ada di perusahaan. Misalnya pada saat
penggalian kebutuhan yang tidak dilakukan
secara ideal dapat menyebabkan perangkat lunak 4.2 Software Management
yang tidak mempunyai dasaran sehingga bahkan
Dari hasil analisis GAP pada setiap
perusahaan mengalami kerugian biaya dan
aktivitas dalam proses Software Management,
waktu karena pengembangan perangkat lunak
didapatkan usulan. Usulan tersebut didapatkan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Contohnya
dari kondisi ideal pada setiap aktivitas dan juga
pada aplikasi perjalanan dinas yang diakui tidak
saran dari perusahaan. Usulan muncul
sesuai dengan kebutuhan. Untuk menghindari
dikarenakan dengan adanya kesenjangan pada
hal tersebut, terdapat prosedur penggalian
aktivitas manajemen perangkat lunak ini juga
kebutuhan yang dilakukan oleh tim pengembang
dapat mengakibatkan dampak negatif bagi
yang di dalamnya berisi melakukan analisis
perusahaan. Misalnya pada aktivitas mengatasi
kebutuhan dengan mengisi form penggalian
kerusakan/ insiden yang terjadi pada perangkat
kebutuhan dan analisis SWOT (Strength,
lunak, terdapat kesenjangan dengan tidak adanya
Weakness, Oppurtunity, Thread) (Sommerville,
peran Service Desk pada perusahaan. Sedangkan
2011).
Service Desk diperlukan sebagai titik poin utama
Aktivitas yang telah dipetakan dari
saat kerusakan atau insiden pada perangkat
proses pengembangan perangkat lunak pada
lunak terjadi (AXELOS, 2019). Dengan
Tabel 3.1, kemudian akan dipetakan kembali
melakukan pelaporan lewat Service Desk,
menjadi sub-aktivitas. Sub-aktivitas didapatkan
kerusakan atau insiden akan cepat ditangani dan
dari usulan dalam setiap aktivitas untuk
diatasi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan Service
mengatasi kesenjangan pada aktivitas. Sub-
Desk akan mencatat insiden yang terjadi dan
aktivitas ini nantinya akan menjadi bagian dari
melakukan pelaporan kepada PPS. Dan dengan
tahapan prosedur di SOP pengembangan
melewati Service Desk terlebih dahulu maka
perangkat lunak. Pemetaan aktvitas menjadi sub-
terdapat rekaman pencatatan kesalahan yang
aktivitas ditampilkan pada Tabel 4.1.
terjadi. Lalu saat sudah dicatat oleh Service Desk
maka insiden akan dialihkan ke tim
Tabel 4.1 Pemetaan Aktivitas pada Software
pengembangan atau staf PPS. Akan dilakukan
Development Menjadi Sub-aktivitas perbaikan oleh staf PPS jika pelaporan sudah
Proses Kode Kode Sub- sampai.
Aktivitas Aktivitas Usulan dari setiap aktivitas pada
tersebut nantinya akan dipetakan ke dalam sub
SD-01 SDA-01-1 aktivitas yang akan menjadi tahapan-tahapan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3569

pada SOP manajemen perangkat lunak. dilakukan oleh Service Desk dilakukan sesuai
Pemetaan proses manajemen perangkat lunak dengan SOP Service Desk yang berlaku di
pada setiap aktivitasnya dan sub-aktivitasnya Perusahaan XYZ. Proses ini juga memiliki
akan di petakan pada Tabel 4.2. hubungan dengan SOP proses Manajemen
Tabel 4.2 Pemetaan Aktivitas pada Software Perubahan. Dimana pada aktivitas melakukan
Management Menjadi Sub-aktivitas perubahan saat dibutuhkan dilakukan sesuai
SOP Manajemen Perubahan yang berlaku di
Proses Kode Kode Sub- Perusahaan XYZ.
Aktivitas Aktivitas
Disarankan untuk penelitian selanjutnya
Software SM-01 SMA-01-1 dapat dilakukan audit pada proses Software
Management
SMA-01-2 Developmet menggunakan CMMI for
Development. Audit ini dilakukan bertujuan
SMA-01-3
untuk mengakumulasi dan mengevaluasi
SMA-01-4 keberlangsungan seluruh aktivitas pada siklus
SMA-01-5 hidup proses Software Development. CMMI for
Development adalah sebuah best practice yang
SM-02 SMA-02-1 dapat memperbaiki kemampuan perusahaan
SM-03 SMA-03-1 dalam mengembangkan produk dan jasa yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
SMA-03-2
pengguna.
SM-04 SMA-04-1
Disarankan juga untuk penelitian
SMA-04-2 selanjutnya dapat dilakukan audit pada proses
SMA-04-3 Software Management menggunakan 10
Knowledge Area pada PMBOK Edisi 5. Audit
SM-05 SMA-05-1 ini dilakukan bertujuan untuk mengakumulasi
dan mengevaluasi keberlangsungan seluruh
aktivitas pada proses Software Management.
5. KESIMPULAN DAN SARAN PMBOK adalah sebuah framework yang
memiliki 10 tolak ukur untuk mengukur
Dapat disimpulkan pada proses Software keberhasilan dan kesuksesan sebuah proyek.
Development membutuhkan 6 aktivitas. Dari
aktivitas tersebut dibagi lagi menjadi 16 sub- 6. DAFTAR PUSTAKA
aktvitas yang menjadi aktvitas pada rancangan
SOP. Proses Software Development Aradea, 2010. Model Strategi Layanan
membutuhkan 3 pelaksana yaitu System Analyst, Teknologi Informasi. Jurnal Ilmiah
Developer dan Ketua Tim. Dokumen yang Bidang Ilmu Teknologi ”Tekno Insentif”,
dibutuhkan pada proses ini adalah Dokumen 4(1), p. 33.
SWOT, Form Penggalian Kebutuhan, RKAP AXELOS, 2019. ITIL® Foundation: ITIL 4
(Rencana ), Form Desain Arsitektur, Form Edition. Norwich: The Stationery Office
Validation Testing, Form Defect Testing dan (TSO).
Dokumen Panduan Perangkat Lunak. Lalu
waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas B.S, T., 2014. Practical IT Service Management:
pada SOP dapat disesuaikan dengan keadaan dan A concise guide for busy executives. 2nd
kesepakatan Tim. ed. United Kingdom: IT Governance
Publishing.
Sedangkan pada proses Software
Management membutuhkan 5 aktivitas. Dari Budihardjo, I. M., 2014. Panduan Praktis
aktivitas tersebut dibagi lagi menjadi 12 sub- Menyusun SOP. Jakarta: Raih Asa Sukses.
aktvitas yang menjadi aktvitas pada rancangan Cannon, D. & Wheeldon, D., 2011. ITIL Version
SOP. Proses Software Management 3: Service Operation. s.l.:Office of
membutuhkan 3 pelaksana yaitu Service Desk, Government Commerce .
KaDep PPS dan Staf PPS. Pada proses ini
berhubungan dengan SOP proses lainnya. Proses Ducate, M. J., Eycken, J.-P., Rivera, L. E. &
ini berhubungan dengan SOP Service Desk, Edmonds, S., 1994. A Framework For
dimana pada aktivitas mengatasi insiden yang Developing Global Standard Operating

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3570

Procedures. Drug Information Journal,


Volume 28, pp. 937-941.
Falahah, 2017. Penyusunan Sop Change Request
Pengembangan Sistem Mengacu Pada
Standard Iso/Iec 27001 Dan Itil. Jurnal
Produktif, Volume 1, pp. 49-62.
Franklin, M., 2005. Performance Gap Analysis:
Tips, Tools, and Intelligence for Trainers.
Scottsdale: American Society for Training
& Development.
Hancock, B., Ockleford, E. & Windridge, K.,
2009. An Introduction to Qualitative
Research. Nottingham : The NIHR RDS
for the East Midlands.
Helman, K. & Heldman, W., 2007. Microsoft
Office Excel 2007 for Project Managers.
Indianapolis: Wiley Publishing.
Rachmi, A., Susanto, T. D. & Herdiyanti, A.,
2014. Pembuatan Standard Operating
Procedure (SOP) Service Desk
Berdasarkan Kerangka Kerja Itil V3
dengan Menggunakan Metode Analisis
Gap Layanan (Studi Kasus: PT.XYZ ,
Tangerang). Jurnal Teknik Pomits , III(2),
p. 175.
Restiana, S. W., Susanto, T. D. & Tyas, E. W.,
2015. Pembuatan Sop It Service
Operation Berdasarkan Gap Analysis Dan
Itil 2011. Seminar Nasional Sistem
Informasi Indonesia, p. 55.
Rubin, A. & Babbie, E. R., 2009. Essential
Research Methods for Social Work. 2nd
ed. Belmont: Brooks/Cole Cengage
Learning.
Sommerville, I., 2011. Software Engineering.
9th ed. Boston: Pearson Education, Inc..
Tiky, Y. T. W., 2016. Software Development
Life. Hong Kong: The Hong Kong
University of Science and Technology.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai