Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 7, No.

2, Desember 2013, 67-72


ISSN 2442-4943

REKAYASA SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN


MODEL INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE
LIBRARY

Dadi Rosadi
STMIK Mardira Indonesia, Bandung
Email: dadi_rosadi@gmail.com

Abstract
Today, almost all the institutions/organizations/companies need information technology
to support its business. However, not all institutions/organizations/companies have good
IT blueprint, so it will be difficult to develop systems/technology owned by the same
practice field. These difficulties will result from (1) There is no standard system
architecture, development tools, database management system (DBMS), and document
systems, (2) Database design is not referring to the rules of normalization (3), Design
perangat exclusive software to hardware (4) Design software is very dependent on the
organizational structure of the company (5) The difficulty of maintenance, repair system
testing, system integration, (6) Development always starts from the beginning, instead of
continuing the existing system. Almost all institutions that have many branch offices build
their own apliksi branch office, so that there will be duplication of systems / applications
are built, it will result from the amount of energy, time and costs, so that needs to be built
a framework to develop (1) application (2) transaction systems, and (3) online system, as
a guide to develop the next aplications.

Keywords: technology; information; institutions; systems, frameworks, infrastructure


library

Abstrak
Dewasa ini, hampir semua institusi/organisasi/perusahaan membutuhkan teknologi
informasi untuk mendukung usahanya. Namun tidak semua
institusi/organisasi/perusahaan mempunyai blueprint IT yang baik, sehingga akan
mengalami kesulitan untuk mengembangkan sistem/apliksi dibidang teknologi yang
dimiliki. Kesulitan tersebut ditimbulkan akibat dari (1) Tidak ada standar arsitektur
sistem, Tools pengembangan, database management system (DBMS), dan dokumen
sistem, (2) Perancangan basis data tidak mengacu kaidah normalisasi (3), Desain perangat
lunak yang eklusif terhadap perangkat keras (4) Desain perangkat lunak sangat
bergantung pada struktur organisasi perusahaan (5) Sulitnya pemeliharaan, perbaikan
sistem pengujian, integrasi sistem, (6) Pengembangan selalu dimulai dari awal, bukan
melanjutkan sistem yang sudah ada. Hampir semua institusi yang mempunyai banyak
kantor cabang membangun apliksi sendiri-sendiri dikantor cabangnya, sehingga akan
terjadi duplikasi sistem/aplikasi yang dibangun, hal ini akan berakibat dari besarnya
tenaga, waktu dan biaya yang dikeluarkan, sehinga perlu dibangun sebuah framework
dalam mengembangkan (1) aplikasi (2) sistem transakasi, dan (3) online sistem, sebagai
pedoman untuk mengembangkan aplikasi selanjutnya.

Kata kunci: teknologi; informasi; institusi; sistem; framework; infrastruktur library

67
68 Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 7, No. 2, Desember 2013, 67-72

PENDAHULUAN operasionalnya dalam jangka waktu


Banyak terdapat perusahaan di yang lama, memiliki tenaga programmer
Indonesia yang merupakan perusahaan yang jumlah cukup banyak dan
besar dan mempunyai beberapa cabang biasanya ditempatkan secara tersebar
diseluruh kota besar di Indonesia. Untuk diseluruh kantor pusat dan kantor
mendukung operasional bisnisnya, cabangnya. Banyak perusahaan yang
memungkinkan perusahaan–perusahaan kurang tepat dalam proses
tersebut telah mengembangkan berbagai pengembangan sumber daya manusia
perangkat lunak yang dibangun secara (SDM) dan dinilai kurang jelas arahnya,
parsial dimasing-masing kantor sehingga pengelolaan SDM tidak
cabangnya. Dapat diperkirakan bahwa optimal. Potensi SDM yang besar tidak
perusahaan–perusahaan tersebut rata– didukung dengan kebijakan SDM yang
rata telah membangun lebih dari 50 tepat.
perangkat lunak yang telah
dikembangkan. Penempatan dan penugasan pegawai
yang kurang tepat menyebabkan:
Dari hasil pantauan sementara, bahwa 1. Potensi SDM kontra produktif,
perangkat lunak yang telah dibangun akibatnya terjadi duplikasi
mempunyai kriteria-kriteria sebagai pengembangan sistem informasi dipusat
berikut: dan dibeberapa kantor cabang.
1. Tidak ada standar arsitektur sistem, 2. Tingkat kemampuan dalam
tools pengembangan, database pengembagan sistem antara kantor pusat
management system (DBMS), dan dan kantor cabang secara paralel masih
dokumen system. rendah.
2. Perancangan basis data belum 3. Tingkat dupliaksi pekerjaan dalam
mengacu pada kaidah normalisasi pengembangan sistem sangat tinggi
3. Desain perangat lunak yang eklusif antara kantor pusat dan kantor cabang
terhadap perangkat keras sehingga atau antara kantor cabang dan kantor
berdampak pada rendahnya optimalisasi cabang lainnya.
penggunaan perangkat keras. 4. Lambatnya kebijakan manajemen
4. Desain perangkat lunak sangat dalam proses pengembangan sistem baik
bergantung pada struktur organisasi dikantor pusat maupun dikantor cabang.
perusahaan dan seringnya dilakkukan
perubahan struktur organisasi, sehingga Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan
menjadi faktor penghambat lambatnya proses pengembangan sistem
implementasi beberapa sistem informasi informasi terhadap perubahan kebutuhan
yang sudah dikembangkan sebelumnya. bisnis yang sangat cepat. Untuk
5. Sulitnya pemeliharaan, perbaikan mendukung proses pengembangan
sistem, pengujian dan integrasi sistem sistem yang tepat dan efisien,
6. Pengembangan selalu dimulai dari dibutuhkan suatu standar pengembangan
awal, bukan melanjutkan sistem yang sistem informasi agar dapat
sudah ada, meningkatkan kecepatan, keakuratan,
sehingga terjadi pemborosan waktu, kualitas, dan efisiensi biaya
biaya, dan tenaga . pengembangan sistem informasi.
7. Terdapat beberapa perangkat lunak
yang dibuat untuk fungsi yang sama KAJIAN TEORI
Rata-rata perusahaan besar di Indonesia Pengertian Teori Information
telah memulai membangun perangkat Technology Infrastructure Library
lunak untuk memperlancar (ITIL) sejak Information Technology
Infrastruktur Library (ITIL) pertama kali
Rosadi, Rekayasa Sistem Informasi 69

dicetuskan oleh UK Government pada Pada dasarnya service support


Central Computer and menjelaskan proses support dari IT
Telecommunication Agency CCTA dan untuk operasional sehari-hari,
sekarang dikenal dengan Office of bagaimana cara menangani suatu
Government Commerce (OGC), ITIL incident sebelum akhirnya masuk ke
merupakan framework untuk mengelola dalam problem management. Setiap
infrastruktur Teknologi Informasi (TI) di komponen dari proses pada IT service
suatu organisasi dan bagaimana management mempunyai peran masing-
memberikan service terbaik bagi masing diantaranya adalah :
pengguna layanan TI. Sampai saat ini a. Service desk sebagai single point of
sudah banyak sekali perusahaan- contact .
perusahaan di dunia yang b. Release Management dalam
menerapkannya sebagai guidance bagi melakukan testing suatu teknologi baru
organisasi/perusahaan . ITIL sendiri sebelum diimplementasi.
merupakan suatu “ Best Practice” c. Build knowledge based untuk
Information Technology (IT) Service membantu mempercepat penyelesaian
Management yang diterapkan sejak suatu incident .
tahun 1989 yang merupakan element
2. Service Delivery
utama dan merupakan model yang
Komponen-komponen dari Service
konsisten dan komprehensif dari hasil
Delivery ini adalah Financial
penerapan yang teruji pada manajemen
Management for IT Services,
pelayanan teknologi informasi sehingga
Availability Management, Capacitiy
suatu perusahaan dapat mencapai
Management, IT Service Continuity
kualtias dukungan layanan yang
Management, Service Level
diinginkan.
Management.
ITIL pada dasarnya membahas
Service Delivery ini merupakan tactical
mengenai IT Service Management .
proses artinya untuk mendukung bisnis
Pada dasarnya ITIL membedakan antara
dari sisi IT Service Management dalam
incident dan problem , antara problem,
jangka panjang bukan untuk operasional
error dan known error. ITIL terdiri atas
yang dilakukan setiap hari. Contohnya
komponen-komponen proses di dalam
dalam bagian IT Service Continuity
IT Service Management. Komponen
Management , misalnya dilakukannya
tersebut terdiri atas service support dan
service level agreement (SLA),
service delivery.
melakukan Risk Management berfungsi
untuk mengetahui dan dapat
mengidentifikasi bentuk resiko,
menentukan tingkat resiko yang akan
terjadi, untuk mengetahui asset mana
saja yang mempunyai resiko, dsbnya.

PEMBAHASAN
Dalam merancang framework sebuah
aplikasi seharusnya mengacu pada
integritas seluruh komponen yang
1. Service Support digunakan dalam menyelesaikan domain
Service support membahas tentang permasalahan tertentu., artinya bahwa
proses dan komponen dalam operasional suatu framework dalam bentuk standar
IT sehari hari seperti Incident untuk mengatur integritas seluruh
Management, Problem Management, komponen yang digunakan.
Change Management, Configuration
Management dan Release Management.
70 Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 7, No. 2, Desember 2013, 67-72

Untuk meningkatkan kecepatan dalam Operasi yang dilakukan dapat berupa


pengembangan dan kualitas perangkat perintah tambah, ubah, hapus dan select.
lunak, menurunkan biaya Perintah dikirim satu persatu secara
pengembangan serta integratasi sistem serial dari client ke server (DBMS atau
informasi di suatu organisasi, maka Server Aplikasi).
perlu dikembangkan sebuah framework 2. Operasi yang mengirimkan lebih dari
aplikasi yang dipergunakan oleh satu perintah dalam suatu saat untuk
organisasi tersebut. Desain Framework dieksekusi.
dibangun dalam bentuk yang spesifikasi,
arsitektur sistem, diagram kelas, Komponen Aplikasi Framework
diagram kolaborasi yang terdiri atas Aplikasi
komponen antar muka, data komunikasi, Dari fungsionalitas Framework Aplikasi
server, basis data lokal, basisdata remote dapat digambarkan dua kondisi yang
yang mengacu pada arsitektur client membutuhkan penanganan yang
server. berbeda:
1. Operasi basis data lokal
Kebutuhan Fungsional
2. operasi basis data remote
Fungsional framework aplikasi dapat
Kedua funsionalitas tersebut dirasa
dianalogikan dengan kebutuhan umum
sudah cukup untuk menwakili
operasi dalam pengelolaan data. Untuk
karakterisktik kebutuhan operasional
mempermudah dalam melakukan
perangkat lunak untuk kantor yang
analisis, operasi pengelolaan basis data
mempunyai banyak cabang, dimana
dikelompokkan berdasarkan jenis
manajemen pusat dapat melakukan
operasi basis data, lokasi basis data, dan
pemantauan terhadap manfaat dan
jumlah perintah yang dieksekusi pada
kinerja sistem.
suatu saat. Berdasarkan jenis operasi
pengelolaan basis data, fungsi
Properti Kolaborasi Pada Framework
framework aplikasi dapat
Aplikasi
dikelompokkan sebagai berikut:
Dari analisa yang ada dibahas, dalam
1. Operasi penambahan data (insert)
membangun Framework Aplikasi perlu
Operasi yang identik dengan perintah
diperhatikan penangganan property
insert dalam bahasa SQL untuk
berikut:
menambahkan data dalam basis data.
1. User Control bertanggung jawab
2. Operasi Pengubahan data (Update)
mengelola daftar petugas yang berhak
Operasi ini identik dengan perintah
menggunakan sistem, dan melakukan
update dalam bahasa SQL untuk
verifikasi login / logout.
mengubah nilai data yang ada.
2. Group Control bertanggung jawab
3. Operasi pengahpusan data (delete)
dalam mengelolah group. Dan
Operasi ini identik dengan perintah
pengelolaan keanggotaan petugas dalam
delete dalam bahasa SQL untuk
group .
menghapus data yang ada.
3. Sesion Management bertanggung
4. Operasi menampilkan data (select)
jawab mengelola sesi yang aktif
Operasi ini identik dengan perintah
menyimpan informasi tipe kompresi,
select dalam bahasa SQL untuk
tipe enkripsi dan kunci enkripsi yang
menampilkan data sesuai dengan kriteria
digunakan. Selain itu sesi manajemen
yang disyaratkan.
petugas yang beroprasi adalah petugas
yang memiliki sesi.
Berdasarkan jumlah perintah yang dapat
4. Acces Control bertanggung jawab
dieksekusi dalam suatu saat, operasi
menggelola kewenangan dari setiap grup
basis data terbagi menjadi :
dan anggota grup terhadap sejumlah
1. Operasi yang hanya mengirimkan
komponen yang tersedia.
sebuah perintah untuk dieksekusi.
Rosadi, Rekayasa Sistem Informasi 71

5. User Interface bertanggung jawab Sebagian besar kantor-kantor yang


memberikan antar muka kepada petugas mempunyai kantor cabang sebagai
untuk berinteraksi dengan sistem. perluasanan operasionalnya sangat
6. Atomicity dengan fungsi commit / membutukhan sarana yang terkait
rollback menjamin bahwa transaksi dengan teknologi informasi. Kantor-
diakui semua atau dibatalkan semua. kantor cabang perlu diimplementasikan
Sistem harus menjalin status rangkaian Teknologi Informasi sebagai dukungan
transaksi, jangan operasionalnya, jika implementasi harus
sampai sebagaian sukses, sedangkan menunggu dari kantor pusat, maka akan
sebagaian lagi dibatalkan. cukup memakan waktu, hal ini sangat
7. Concurrency Control menjamin dua erat hubungannya dengan birokarasi
transaksi atau lebih yang meminta yang diterpaknan dimasing-masing
layanan dapat dilayani dengan tetap organisasi tersebut. Akibat panjangnya
menjamin keberhasilan transaksi. birokrasi, maka kantor-kantor regional
Concurrency Contol meminta ijin untuk membangun
bertanggung jawab mencegah terjadinya sistem/aplikasi sendiri-sendiri sesuai
deadlock antar proses untuk dengan kebutuhan masing-masing.
memperebutkan sumber daya yang Namun hal ini sering terjadi,
sama. Akses konkuren kemungkinan pembangunan aplikasi yang dilakukan
benar terjadai di server aplikasi, seperti kantor regional tidak mengacu kepada
pada saat akses basis data dan log file. blueprint yang telah ditetapkan, atau
8. Coupling dan cohesion merupakan bahkan organisasi tersebut tidak
ukuran kualitas disain modular. Dalam mempunyai buleprint tentang
membuat disain modular, derajat pembangunan IT, sehingga kantor
coupling rendah, ketergantungan antara regional diijinkan dengan tidak
komponen harus rendah, akses data menggunakan landasan tentang
global ditindak, serta antarmuka perkembangan teknologi yang baik.
komponen yang sederhana. Untuk menyikapi hal tersebut, maka
Sedangkan derajat kohesi dapat pada kajian ini membahas tentang
ditingkatkan dengan spesialisasi langkah frame pengembangan aplikasi
komponen. standar untuk kantor-kantor yang
mempunyai lebih dari satu cabang
dengan berpedoman pada IT Service
KESIMPULAN management (ITSM) dalam framework
Banyak sekali institusi/organisasi/ ITIL. Adapaun manfaat dari
perusahaan yang mepunyai kantor pengembangan sistem/aplikasi dengan
cabang sebagai salah satu bentuk berpedomanan pada ITIL akan
perluasan dalam bidang usahanya memberikan nilai tambah pada suatu
misalnya PT Pos Indonesia, PT Telkom, institusi/ organsisai/perusahaan.
PT KAI, PT PLN, dan sebagainya.

REFERENSI Grady Booch, Object-Oriented Analysis


and Design with Application,
An Introductory Overview of ITIL® Benjamin/ Cummings, 1991
Version 1.0am , Written by: Colin
Grady Booch, Object-Oriented Analysis
Rudd itEMS Ltd © Copyright it
and Design with Application,
SMF, 2004, e-mail:
Benjamin/ Cummings, 1991
publications@itsmf.com
http://www.posindonesia .co.id, 6 Mei
2008, 10:35
72 Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 7, No. 2, Desember 2013, 67-72

http://www.surahyo.blogspot.com/ , 8
Mei 2008, 17:01
IBM and the IT Infrastructure Library,
© Copyright IBM Corporation
2004, IBM Global , Services Route
100 Somers, NY 10589 U.S.A. (bab
II, halaman 7)
itSMF Ltd , Webbs Court, 8 Holmes
Road Earley, Reading RG6 &BH
United Kingdom, Tel: +44(0)118
926 0888, Fax: +44(0)870 706
1531, e-mail; service@itsmf.com ,
www.itsmf.com
ITSM, wikipedia, 2008, 1 Juni, 12.30
Ivar Jacobson, Magnus Christerson,
Patrik Jonson, and Gunnar
Overgaard, Object-Oriented
Software Engineering: A Use Case
Driven Approach, Addison-
Wesley, 1992.
James Rumbaugh, Michael Blaha,
William Premerlani, Frederick
Eddy, and William
Lorenson,Object-Oriented
Modeling and Design, Prentice
Hall, 1991.
Mike O’Docherty, Object-Oriented
Analysis and Design Understanding
System Development with UML
2.0, John Wiley & Sons Ltd, 2005
OGC, Rosebery Court, St Andrews
Business Park, Norwich NR7 0HS,
United Kingdom, Tel: +44(0)1603
704567. Fax: +44(0)1603 704817,
e-mail: info@ogc.gov.uk,
www.ogc. gov.uk , www.itil.co.uk

Anda mungkin juga menyukai