Anda di halaman 1dari 15

http://sejarah.kompasiana.

com/2012/11/23/apakah-konflik-israel-dan-palestina-salah-inggris-
505415.html

Konflik Palestina Ditinjau dari Sejarah I


OPINI | 23 November 2012 | 17:10 Dibaca: 25230 Komentar: 64 9

Peta yang menunjukan perjalanan nabi Ibrahim dan exodus nabi Musa ke wilayah Canaan
yang sekarang dikenal dengan Palestina foto www.hort.purdue.edu

Tak ada satupun bangsa di dunia ini yang punya sejarah unik seperti Israel karena banyak
nabi lahir di Israel hingga bangsa ini dijuluki bangsa pilihan Tuhan. Tapi bangsa ini kerap
dijajah oleh bangsa lain, jadi korban diskriminasi, dikucilkan, diusir hingga dimusnahkan.
Bahkan konflik yang terjadi di Palestina, sebagian besar masyarakat didunia cenderung
mengutuk Israel dan membela Palestina.

Melihat fakta itu, pernahkah kita mencoba menelusuri sejarah awal konflik tersebut?
mungkin jika dilihat dari sisi sejarah akan terungkap apa yang sebenarnya terjadi di Palestina.
Sebelum membahas konflik Israel dan Palestina ada baiknya melihat sekilas sejarah masa lalu
kedua bangsa itu.

Sejarah Singkat Israel, Judah dan Yahudi

Nabi Ibrahim punya 2 istri yaitu Hagar dan Sarah. Dari Hagar punya anak Ismail dan
keturunan nabi Ismail inilah yang tinggal dan menyebar di Arab sementara dari Sarah punya
anak yaitu Ishak yang punya anak Jakob dan Esau. Nabi Jacob (Yakub) punya 12 anak yaitu:
Reuben, Simeon, Levi, Judah, Dan, Naptali, Gad, Asher, Issachar, Zebulon, Joseph (nabi
Yusuf) dan Benyamin, mereka inilah 12 suku yang menjadi nenek moyang bangsa Israel.

12 keturunan nabi Yakub sumber www. catholic.resources.org

Pada tahun 1050 SM (sebelum Masehi) 12 suku itu beserta seluruh keturunanya berkembang
biak diwilayah Canaan (yang sekarang dikenal sebagai Palestina) sehingga menjadi bangsa
yang kuat dan membangun kerajaan Israel. Raja pertama kerajaan Israel adalah Saul yang
berasal dari suku Benyamin. Kejayaan kerajaan Israel berlanjut hingga masa Daud dan
Sulaiman (keduanya raja sekaligus nabi).

Ketika Sulaiman wafat mulailah terjadi perpecahan diantara ke 12 suku tersebut karena
sebagian tidak setuju dengan pengganti Sulaiman. Akhirnya kerajaan Israel raya terpecah jadi
2 yaitu kerajaan Judah disebelah selatan dengan ibukotanya Jerusalem dan disebelah utara
kerajaan Israel. 2 suku yaitu Judah dan Benyamin pro kerajaan Judah dan 10 suku pro
kerajaan Israel. Keturunan dari suku Judah dan Benyamin ini menjadi bangsa Judah atau
Yehuda (Yahudi).
Pada tahun 722 SM bangsa Assiria menyerang kerajaan Israel bangsa Israel dibantai dan
sebagian lagi keluar dari Israel hingga musnahlah 10 suku yang dulu pro kerajaan Israel. 10
suku Israel yang berhasil selamat hingga saat ini keberadaannya masih menjadi misteri.
Sementara kerajaan Judah mampu bertahan dari serangan itu hingga 135 tahun lamanya
sampai suatu saat Babilonia menyerang kerajaan itu pada tahun 586 SM dan mengusir bangsa
Yahudi keluar dari Jerusalem.

Sekitar tahun 515 SM dimasa pemerintahan Raja Persia, Cyrus dan Darius bangsa Yahudi
diizinkan kembali ke Jerusalem. Selama 200 tahun bangsa Yahudi membangun kembali
Jerusalem. Pada tahun 333 SM, Alexander The Great menjajah Palestina dan Meacedonia
tapi bangsa Yahudi dibiarkan hidup damai diwilayah itu.

Kerajaan Israel terpecah jadi 2 yaitu Israel dan Judah foto www.faculty.cataba.edu

Pada Tahun 165 SM bangsa Yahudi dibawah pimpinan Judah Maccabee melakukan revolusi
yang dikenal dengan sebutan Maccabean Revolt yang berakhir sukses ditahun 163 SM.
Untuk pertama kalinya setelah berabad-abad dijajah bangsa lain, bangsa Yahudi mengenyam
kemerdekaan dan membangun kembali Israel. Pada saat itu wilayah Israel jauh lebih besar
dari negara Israel saat ini. Mereka menguasai wilayah yang saat ini dikenal dengan nama
dataran tinggi Golan, Gaza dan West Bank,wilayah yang menjadi konflik utama Israel dan
Arab. Sejarah lengkap lihat disini ► Maccabees

Setelah 100 tahun merdeka, Israel dikuasai oleh kerajaan Romawi lalu oleh Bizantium, Arab,
Otoman Turki dan Inggris Raya. Hingga akhirnya tahun 1948 bangsa Yahudi
memproklamirkan kemerdekaan dan mendirikan negara Israel.

Sejarah Singkat Palestina


Palestina berasal dari terjemahan bahasa Hebrew Pelesheth atau dalam bahasa Yunani
disebut Philistine bangsa Romawi menyebutnya Palastina. Kata itu ditemukan dalam catatan
filsuf Yunani bernama Herodotus pada tahun 450SM. Philistine adalah area yang terbentang
disebelah selatan Canaan berbatasan dengan lautan Aegean dan kepulauan Yunani. Wilayah
didekat Gaza dulu bernama Philistia atau rumah para Philistine.

Bangsa Philistine asli adalah para pelaut Eropa yang berasal dari Yunani. Ribuan tahun lalu
ketika Israel menguasai wilayah Canaan dan sekitarnya bangsa Philistine adalah musuh
bangsa Israel. Pada saat itu Philistine adalah bangsa yang kuat hingga akhirnya bisa
ditaklukan oleh Daud (yang saat itu belum menjadi nabi dan raja), kekalahan Philistine terjadi
ketika Daud berhasil mengalahkan Goliath yang konon bertubuh raksasa dan Goliath adalah
bangsa Philistine yang berasal dari kota Gath diwilayah Philistia. Ketika Babilonia
menaklukan kerajaan Israel dan menjajah Israel, suku bangsa asli Canaan dan Philistine
akhirnya musnah.

Wilayah Philistia tempa bangsa Philistine foto www.faithcrc.net


Ketika kerajaan Romawi menguasai Israel, Hadrian penguasa Roma saat itu, melebur wilayah
Samria, Judea, Galilea dan Idumea dalam satu propinsi yang disebut Syria Palaestina atau
Palastina dan mengganti nama Jerusalem menjadi Aelia Capitolina. Hadrian mengubah nama
Israel menjadi Palastina karena dia membenci bangsa Yahudi yang sering melakukan
pemberontakan.

Hadrian bermaksud melenyapkan Israel dan Yahudi dari sejarah. Ketika dia mengetahui
bahwa bangsa Philistine adalah musuh bangsa Israel, Hadrian sengaja memakai kata Palastina
untuk menyakiti hati kaum Yahudi. Pada tahun 330-638 Kerajaan Byzantium menguasai
Palastina yang pada saat itu wilayahnya jauh lebih besar dari palestina saat ini.

Pada tahun 638 kerajaan Arab menguasai Palestina selama 461 tahun. Pada tahun 1099 The
Crusader menguasai Palestina tapi pada tahun 1244 Arab kembali mengambil alih Palestina
selama 250 tahun. Selama total sekitar 800 tahun menguasai Palestina Arab menjadi bangsa
mayoritas di Palestina disamping bangsa Yahudi.

Pada tahun 1500 kerajaan Ottoman Turki menyerang kerajaan Arab dan menguasai Palestina
selama lebih dari 400 tahun, untuk pertama kali dalam sejarah bangsa Arab dan Yahudi
bersama-sama menjadi korban penjajahan bangsa lain. Pada tahun 1917 Inggris mengalahkan
Turki dan menguasai Palestina hingga tahun 1948.

Kesimpulan

Dari sejarah singkat Israel dan Palestina, kita mengetahui salah satu alasan kenapa bangsa
Yahudi berkeras menginginkan Palestina karena bangsa itu sudah menempati Palestina sejak
sekitar 3300 tahun dan bangsa Israel tidak 100% musnah masih ada 2 suku yang tersisa
(Benyamin dan Judah) yang kemudian menjadi bangsa yahudi.

Ketika terjadi diaspora sebagian kecil bangsa Yahudi tetap tinggal dan beranak pinak di
Palestina sementara bangsa asli Palestina sudah lama punah dan bangsa Palestina asli bukan
bangsa Arab tetapi bangsa Yunani yang menempati wilayah Philistia (Gaza). Penguasa Roma
akhirnya mengubah nama Israel menjadi Palastina. (bersambung > Konflik Palestina
Ditinjau Dari Sejarah II )

Baca Artikel lain:

Benarkah Israel Menjajah Palestina?

Dampak Penolakan Arab Terhadap Resolusi PBB 1947

Benarkah Askhenazi Bukan Yahudi Asli Keturunan Israel?


Peta Israel zaman Kaisar Herod, pada saat dikuasai Roma, Hadrian melebur 4 wilayah
(Idumea,Judea,Galia,Samaria) menjadi satu propinsi bernama Palastina foto
www.whosquade.wordpress.com

http://sejarah.kompasiana.com/2012/11/23/konflik-palestina-ditinjau-dari-sejarah-ii-505472.html
Konflik Palestina Ditinjau dari Sejarah II
OPINI | 23 November 2012 | 18:38 Dibaca: 8207 Komentar: 58 3

Pembagian wilayah di Timur Tengah antara Inggris dan Perancis Sesuai dengan Perjanjian
Sykes-Picot foto www.lostislamichistory.com

Sejak tahun 1517 hingga 1917 kerajaan Ottoman Turki menguasai Arab termasuk wilayah
yang saat ini menjadi Lebanon, Syria dan Palestina. Selama perang dunia ke I (1914-1918),
Turki menjadi sekutu Jerman. Ketika Jerman dan Turki kalah, pada tahun 1916 kontrol atas
wilayah kekuasaan kerajaan Ottoman dilimpahkan pada Inggris (British Mandate) dan
Perancis (France Mandate) dibawah perjanjian Sykes-Picot Agreement, yang membagi Arab
menjadi beberapa wilayah. Lebanon dan Syria dibawah kekuasaan Perancis (France mandate)
sementara Irak dan Palestina termasuk wilayah yang saat ini dikenal dengan negara Jordan
dibawah kekuasaan Inggris (British Mandate).

Baik bangsa Arab maupun Yahudi sama-sama berjasa pada Inggris dalam perang dunia I
sehingga Inggris berhasil mengalahkan Jerman dan Turki. Setelah perang usai, pihak Arab
meminta wilayah yang dulu dikuasai Turki termasuk Palestina sepenuhnya menjadi milik
Arab. Tapi pihak Yahudi juga meminta pada Inggris yang dulu menjanjikan seluruh Palestina
(termasuk Jordan yang dulu belum ada) untuk diserahkan pada bangsa Yahudi. Kedua pihak
berkeras memiliki bukti perjanjian tentang Palestina yang dijanjikan oleh Inggris, yaitu:

Korespondensi Antara Sir Henry MacMahon dan Hussain bin Ali (Pemuka Mekah)
Ketika kerajaan Ottoman Turki masih meguasai kerajaan Arab dan Palestina, Hussain Bin Ali
bekerja sama dengan Inggris untuk melakukan revolusi besar di Arab demi mengalahkan
Turki. Tahun 1915 terjadilah korespondensi antara Henry MacMahon dan Hussein bin Ali
seorang raja Hejaz dan pemegang kunci kota suci Mekah Hussein bin Ali dari Bani
Hashim/Hashemite bagian dari suku Quraisy yang pada zaman nabi Muhammad merupakan
suku terbesar dan terkuat di Arab.

Saat itu Hussein bin Ali meminta wilayah Arab termasuk Palestina untuk jadi miliknya
karena dia berambisi memperluas kerajaan Hejaz (Sekarang Saudi Arabia) hingga ke Syria
apalagi saat itu penguasa Syria, Faisal masih anaknya sendiri.Pada tahun 1915 Hussein bin
Ali melakukan korespondensi yang membahas tentang rencana yang akan dilakukan Inggris
terhadap wilayah Arab yang dulu dikuasai oleh Ottoman Turki.

Ternyata interpretasi Hussein bin Ali dan Henry macMahon atas janji pemerintah Inggris
terhadap bangsa Arab itu berbeda. Hussein mengira bahwa Palestina adalah termasuk wilayah
yang akan diberikan Inggris kepada Arab. Tapi pemerintah Inggris menyangkal dan
menyatakan bahwa semua wilayah yang akan dikembalikan tidak termasuk Palestina. Dalam
perjanjian itu disebutkan bahwa wilayah yang bukan murni Arab (Cannot be said to be purely
Arab) tidak termasuk dalam perjanjian itu. Inggris menganggap bahwa Palestina bukan murni
Arab walaupun saat itu mayoritas penduduk Palestina bangsa Arab. Hal ini membuat Arab
Palestina merasa dikhianati oleh Inggris.

Dibawah ini peta pembagian wilayah yang dijanjikan Inggris pada Arab, garis hitam
menunjukan batas wilayah yang dijanjikan untuk Arab sementara warna pink adalah wilayah
Palestina yang dikira HusseinBin Ali termasuk yang akan diberikan pada Arab.
Perjanjian McMahon Hussayn foto ijs.org.au

Deklarasi Balfour
Keinginan bangsa Yahudi untuk punya tanah air sendiri sudah lama terpendam, salah seorang
tokoh Yahudi bernama Theodore Herzl (1860-1904) menulis cita-citanya dalam buku yang
berjudul Der Judenstadt (Negara Yahudi). Sebelum mimpinya terwujud Herlz meninggal
hingga akhirnya seorang ilmuwan Yahudi bernama Chaim Weizman (1874-1952)
menemukan bahan peledak yang tidak banyak mengeluarkan asap. Penemuan Weizman itu
sangat membantu Inggris mengalahkan Jerman di Perang dunia I.

Sebagai balas jasa dari Inggris Sir Arthur Balfour bertanya apa yang diinginkan Weizman
sebagai imbalan? Weizman saat itu menjawab dia ingin tanah air untuk bangsa Yahudi.
Asalnya Balfour menawarkan Uganda untuk jadi tanah air bangsa Yahudi tapi Weizman
menolak dia memilih Palestina karena ikatan sejarah yang kuat sejak ribuan tahun lalu. (Lihat
disini)

Akhirnya pada 2 november 1917 Arthur James Balfour yang saat itu menjabat sebagai
sekretaris luar negeri Inggris mendukung pemberian negara pada bangsa Yahudi di Palestina
dan terjadilah kesepakatan yang disebut deklarasi Balfour. Pada saat itu Chaim Weizman
dijanjikan seluruh wilayah Palestina termasuk yang saat ini jadi Negara Jordan. Pada April
1920 Mandat untuk Palestina seluas 120.466 Km2, Lihat peta dibawah ini ▼

Wilayah untuk Yahudi Palestina Tahun 1920 foto mythsandfacts.org

Tapi pembagian itu mendapat protes keras dari bangsa Arab, mereka tidak menginginkan
berdirinya Negara Israel di Palestina apalagi pada saat itu sekitar 90% penduduk Palestina
adalah bangsa Arab. Mendapat tekanan yang sangat kuat akhirnya pihak inggris menawarkan
pembagian wilayah menjadi 2 disebelah timur sungai Jordan menjadi milik Yahudi Palestina
dan sebelah barat sungai Jordan menjadi milik Arab Palestina.

Pada saat itu tempat yang tadinya untuk bangsa Arab Palestina dinamakan Transjordan dan
wilayahnya jauh lebih luas dari wilayah untuk Yahudi Palestina. Inggris memberikan 77%
tanah yang tadinya dijanjikan untuk bangsa Yahudi pada Arab sedangkan bangsa Yahudi
menerima 23%. Walaupun kecewa karena merasa dingkari janji oleh Inggris, tapi pihak
Yahudi mengalah dan tetap menerima pembagian itu. Pada 24 Juli 1922 pembagian wilayah
itu diubah, Yahudi Palestina mendapat 28.166 Km2 sedangkan Arab Palestina mendapat
92.300 Km2 Lihat peta dibawah ini ▼

Pembagian wilayah untuk Yahudi dan Arab di Palestina tahun 1922 foto mythsandfacts.org

Tapi ternyata pembagian itu tetap tidak diterima bangsa Arab mereka tetap menginginkan
seluruh Palestina dibawah kekuasaan Arab. Sejak dikeluarkannya deklarasi Balfour warga
Arab Palestina terus menyerang dan mengintimidasi bangsa Yahudi Palestina. Sementara
bangsa Yahudi yang sudah mendapat 23% wilayah Palestina, berusaha keras
mempertahankan diri. Mereka membentuk pasukan yang dikenal dengan nama Haganah dan
Irgun (lebih militan). Tugas mereka adalah menjaga dan menyelamatkan Yahudi dari
serangan Arab terutama dari Fedeyen (pasukan bunuh diri Arab Palestina).

Sejak tahun 1920 situasi sudah mulai memanas di Palestina apalagi imigrasi besar-besaran
bangsa Yahudi dari seluruh dunia mulai berdatangan ke Palestina. Hal itu semakin membuat
bangsa Arab marah. Sehingga akhirnya tejadilah revolusi Arab di Palestina pada tahun 1936-
1939. Revolusi itu gagal dan menewaskan sekitar 5 ribu orang Arab Palestina. Sementara
dipihak Inggris dan Yahudi Palestina jatuh korban jiwa masing-masing sekitar 300 orang.

Akibat dari revolusi itu akhirnya Inggris dan pihak perserikatan Bangsa-bangsa mengurangi
lagi jatah wilayah untuk Yahudi. Dari 23% dikurangi lagi karena wilayah itu harus dibagi
dengan Arab. Sementara Transjordan yang tadinya ditujukan untuk penduduk Arab Palestina
malah dibuat menjadi Negara baru yang berbentuk kerajaan yaitu Jordania yang berada
dibawah pengawasan Inggris.

Sekali lagi pihak Israel menerima jatah yang diberikan oleh PBB dan pada 14 Mei 1948
bangsa Yahudi akhirnya meproklamirkan Negara Israel di Palestina. Walaupun pihak Arab
Palestina gagal melakukan revolusi di Palestina, mereka tetap tidak ingin ada negara Israel di
Palestina. Beberapa negara Arab bersekutu untuk menyerang Israel dan merebut Palestina.
Akhirnya terjadi perang antara Israel melawan koalisi Negara Arab (Mesir, Irak, Jordan,
Sudan, Yaman, Arab Saudi, Lebanon, Liga Arab, pasukan Mujahidin). Perang itu
berlangsung dari 15 Mei 1948 hingga 10 Maret 1949 dan berakhir dengan kemenangan Israel
tapi perang itu merenggut ribuan korban jiwa dikedua pihak konon Israel kehilangan 1% dari
populasinya saat itu. Tapi akibat perang itu ribuan penduduk Yahudi yang diusir dari Negara-
negara Arab akhirnya berimigrasi ke Israel. Kekalahan pihak Arab dari Israel mengakibatkan
Israel berhasil memperbesar wilayahnya dari yang diberikan PBB sebelumnya.

Dibawah ini peta pembagian wilayah Israel dan Palestina oleh PBB▼

Baca Artikel lain:

Konflik Palestina Ditinjau Dari Sejarah I

Benarkah Israel Menjajah Palestina?

Seandainya Arab dan Israel Mau Berbagi


Pembagian wilayah Palestina menurut PBB tahun 1947

Anda mungkin juga menyukai