e. Perang 60 Hari
Terjadi pada tahun 1967, ketika perang 60 hari pecah setelah periode pergesekan
diplomatik dan pertempuran kecil yang bergejolak antara Israel dan negara-negara Arab,
Yordania, Suriah, dan Mesir. Perang singkat ini berakhir dengan kemenangan Israel memberi
Israel kendali atas Dataran Tinggi Golan dari Suriah, Tepi Barat dan Jerusalem Timur dari
Yordania, serta Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir. Sinai kemudian dikembalikan ke Mesir
di bawah perjanjian perdamaian Israel-Mesir. setelah perang, sebagian besar pengungsi Palestina
dan keturunannya tidak diizinkan untuk kembali ke rumah mereka tetapi harus tinggal di Gaza,
Tepi Barat di negara Yordania, Suriah, dan Lebanon.
g. Intifada Kedua
Meskipun perundingan perdamaian lebih lanjut berlanjut hingga tahun 2000, Israel dan
Palestina tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai isu-isu seperti status hak pengungsi
Yerusalem dan peningkatan pemukiman Yahudi di tanah Palestina. Ariel Sharon, seorang
Yahudi Israel yang kemudian menjadi Perdana Menteri Israel, mengunjungi Gunung Kuil,
Masjid Al-Aqsa di Jerusalem. Tindakan tersebut dianggap ofensif oleh banyak orang Palestina
dan intifada kedua pun pecah. Kekerasan tersebut berakhir dengan penarikan Israel dari Gaza
tetapi, mereka malah terus menetap.
Rangkuman Ver
e. Peran 60 Hari
Pada tahun 1967, terjadi perang selama 60 hari antara Israel dan negara-negara Arab.
Perang ini berakhir dengan kemenangan Israel yang berhasil menguasai Dataran Tinggi Golan
dari Suriah, Tepi Barat dan Jerusalem Timur dari Yordania, serta Gaza dan Semenanjung Sinai
dari Mesir. Namun, pada tahun 1979, Sinai dikembalikan ke Mesir karena adanya perjanjian
perdamaian ,antara Mesir-Israel. Setelah perang 60 hari ini terjadi, sebagian besar pengungsi
Palestina dan keturunannya tidak diizinkan untuk kembali ke rumah mereka dan harus tinggal di
Gaza, di negara Yordania, Suriah, dan Lebanon.
f. Intifada Pertama
Peningkatan jumlah pemukim Israel di Tepi Barat dan Gaza memunculkan Organisasi
Pembebasan Palestina (PLO) yang pertama kali didirikan di Mesir. PLO awalnya berbasis di
Yordania, namun dipaksa pindah ke Lebanon di mana mereka terlibat dalam aksi terorisme
terhadap Israel. Konflik berlarut-larut dengan invasi Israel ke Lebanon untuk mengusir PLO dari
Beirut, Ibu Kota Lebanon. Akhirnya, PLO setuju untuk membagi wilayah antara Palestina dan
Israel, meskipun pemukim Yahudi terus bertambah di wilayah Palestina yang diduduki oleh
Israel.
Pada tahun 1987, terjadi Intifada Pertama setelah insiden di kamp pengungsi Jabalia, yang
memicu pemberontakan kekerasan warga Palestina. Konflik tersebut menyebabkan banyak
korban jiwa dan memicu proses perdamaian dengan penandatanganan Perjanjian Oslo oleh
Israel, yang mencakup Perjanjian Oslo I dan Perjanjian Oslo II. Perjanjian Oslo membagi Tepi
Barat menjadi tiga wilayah: Wilayah A dikuasai eksklusif oleh Palestina, Wilayah B dikuasai
oleh Palestina dan Israel, sementara Wilayah C sepenuhnya dikuasai oleh Israel.
g. Intifada kedua
Meskipun telah terjadi perundingan perdamaian, mereka gagal mencapai kesepakatan
terkait isu-isu penting seperti status pengungsi, status Yerusalem, dan pemukiman Yahudi di
wilayah Palestina. Ketika Ariel Sharon, seorang pemimpin Israel yang kemudian menjadi
Perdana Menteri, mengunjungi Masjid Al-Aqsa di Jerusalem, tindakan ini dianggap sebagai
provokasi oleh banyak warga Palestina dan mengakibatkan pecahnya Intifada Kedua. Konflik
tersebut berakhir dengan penarikan Israel dari Gaza, meskipun pemukiman Yahudi di wilayah
Palestina masih berlanjut.