Anda di halaman 1dari 5

http://media.kompasiana.com/buku/2013/04/22/benarkah-israel-mencaplok-palestina-549252.

html

Benarkah Israel Menjajah Palestina?


OPINI | 22 April 2013 | 18:08 Dibaca: 8777 Komentar: 111 25

sumber foto amazon.com

Membahas soal Palestina bisa menjadi hal yang sensitif mengingat banyak orang Indonesia
pro Palestina. Ada yang bertanya referensinya mana menulis hal itu? Jawabannya saya tulis
lewat artikel ini biar jelas.

Saya dapat referensi dari buku yang berjudul: The Arab Israeli Dilemma, selain membaca
buku itu, saya membaca banyak artikel di beberapa website yang berkaitan dengan Palestina,
Israel dan zionis baik yang pro maupun kontra Israel untuk menambah referensi.

Penulis buku itu (diterbitkan 1968) Fred J. Khouri, dia mendapat gelar BA, MBA dan PHD
dari Universitas Columbia dan dia adalah Professor Universitas Villanova, Pennsylvania.
Selama bertahun-tahun dia mempelajari masalah Timur Tengah. Dia juga sering melakukan
perjalanan ke Timur tengah dari tahun 1958 - 1975 mengunjungi para pengungsi diskusi
dengan para diplomat Arab, Israel, Amerika, Inggris dll. Dia juga pernah menjadi professor
tamu di Universitas Beirut dari tahun 1961-1964. Buku itu menyajikan sejarah tentang
konflik Arab dan Israel secara objektif, mendetail sesuai fakta dan bukti-bukti yang dia dapat
selama bertahun-tahun mempelajari Timur Tengah.

Buku itu juga sudah merubah pandangan saya terhadap Palestina yang tadinya radikal 100%
pro Palestina jadi tidak terlalu radikal karena saya sadar apa yang saya yakini selama ini
belum tentu sesuai dengan dengan sejarah dan fakta yang terjadi di Palestina. Misalnya
Selama ini saya mengira Israel menjajah Palestina, tapi dibuku ini tidak disebutkan demikian.
Fred J Khouri cenderung menyalahkan Inggris atas konflik yang terjadi di Palestina karena 3
alasan yaitu:

1. Sejak tahun 1915 terjadi korespondensi antara Sir Henry MacMahon (diplomat
Inggris yang ditempatkan di Mesir) dan Hussain bin Ali (Pemuka Hejaz/Mekah). Saat itu
Hussain Bin Ali berjanji membantu Inggris mengusir kekuasaan Ottoman Turki dengan
mengadakan revolusi di Arab dan sebagai imbalan Hussain bin Ali minta wilyah Arab
termasuk Palestina untuk berada dibawah kekuasaannya. Terjadi kesalah pahaman dalam
surat terakhir Henry mac Mahon tgl 13 Desember 1915 disebutkan wilayah mana saja yang
bakal diberikan pada Hussain Bin Ali. Menurut Inggris mereka tidak menjanjikan Palestina
pada Hussain bin Ali tapi sebaliknya Hussain bin Ali yakin Palestina ada dalam perjanjian
tersebut.

2. Sudah berkorespondensi dengan pemuka Arab tentang pembagian wilayah Arab,


diam-diam Inggris mengadakan perjanjian dengan Perancis pada 16 Mei 1916 untuk
membagi-bagi wilayah Arab mana saja yang bakal berada dibawah mandat Inggris dan
Perancis. Perjanjian itu disebut Sikes - Pycott agreement. Isi perjanjian itu bertentangan
dengan korespondensi yang terjadi antara Mc Mahon dan Hussain bin Ali. Semula pihak
Arab tidak tahu masalah ini. Baru pada Desember 1917 perjanjian itu bocor karena pihak
Rusia mempublikasikannya.

3. Ironisnya disisi lain Inggris juga menjanjikan wilayah Palestina pada Israel karena
bangsa Yahudi berjasa pada Inggris. Akhirnya pada 2 november 1917 Arthur James Balfour
yang saat itu menjabat sebagai sekretaris luar negeri Inggris mendukung pemberian wilayah
Palestina pada bangsa Yahudi dan terjadilah kesepakatan yang disebut deklarasi Balfour.
Pada saat itu Chaim Weizman dijanjikan seluruh wilayah Palestina termasuk yang saat ini
jadi Negara Jordan. Inilah yang dijanjikan Inggris pada bangsa Yahudi dalam deklarasi
Balfour, lihat gambar dibawah:
Wilayah palestina yang dijanjikan Inggris pada Yahudi foto mythandfact.org

Berpegang pada deklarasi Balfour itulah bangsa Yahudi berusaha mewujudkan impian
mereka sejak ribuan tahun lalu untuk punya negara sendiri. Tentu saja bangsa Arab tidak
setuju dengan deklarasi Balfour itu mereka berkeras bangsa Yahudi dilarang mendirikan
negara sendiri.

Belum beres masalah antara Inggris, Arab dan Yahudi, terjadi perebutan kekuasaan terhadap
Hussain bin Ali oleh Ibnu Saud (yang menjadi penguasa Arab Saudi) akibatnya Hussain bin
Ali terusir ke Trans Jordan dan wilayah trans Jordan yang tadinya diberikan Inggris pada
bangsa Yahudi (lihat gambar deklarasi Balfour) malah diberikan pada Hussain bin Ali yang
membangun negara Jordan disana, sebagai gantinya bagsa yahudi mendapat wilayah yang
jauh lebih kecil. Itupun masih tidak disetujui bangsa Arab (terutama raja Jordan) yang
menginginkan seluruh wilayah palestina berada dibawah kekuasaannya. Lihat gambar
Palestina yg diberikan pada Israel setelah Trans Jordan diberikan pada Hussain bin Ali

Trans jordan dan Palestina foto mythandfact.org

Untuk mengatasi konflik yang terjadi di Palestina, akhirnya Inggris menyerahkan masalah
Palestina ini pada PBB lalu tahun 1947 PBB membagi 2 wilayah Palestina untuk Yahudi dan
Arab. Pada 14 Mei 1948 Israel mendirikan negara di wilayah Palestina itu. Tidak hanya
menyoroti kesalahan Inggris, buku ini juga mengupas kesalahan bangsa Yahudi, Arab,
berbagai perang yang terjadi di Palestina dan konflik lainnya sehingga pembaca bisa menilai
apa yang sesungguhnya terjadi disana.

Dalam buku ini juga digambarkan sepak terjang bangsa Yahudi dalam mewujudkan
impiannya itu sangat rapi, gesit dan terorganisir sehingga bangsa Arab selalu kalah beberapa
langkah dalam urusan diplomasi. Selain kepiawaian diplomasi kekuatan Ekonomi bangsa
Yahudi mendukung terwujudnya impian mereka punya tanah air, misalnya pada tahun 1919 -
1936 bangsa Yahudi sudah menginvestasikan uang sebesar USD 400 juta terutama untuk
membeli tanah-tanah di Palestina dari orang Arab. Tahun 1922 bangsa Yahudi menguasai
594,000 dunnums (1 Dunum = ¼ Acre) tahun 1939 mekar jadi 1,533,000 Dunums.

Partisi Israel dan Palestina oleh PBB 1947 foto pinterest.com

Ketika bangsa Yahudi diberbagai negara bersatu padu membangun impiannya mewujudkan 1
negara disisi lain bangsa Arab sibuk berebut wilayah dan kekuasaan, Arab sudah terpecah-
pecah akibatnya ketika negara-negara Arab menyerang Israel yang baru berdiri 1 hari (israel
diserang 15 Mei 1948), Israel mampu mengalahkan mereka dalam perang yang berlangsung
sekitar 9 bulan. Kekalahan koalisi negara Arab itu memicu terjadi pengungsi Palestina yang
jumlahnya sekitar 500 - 750ribu tapi masalah itu tidak beres hingga saat ini malah pengungsi
itu jadi berkembang biak dan saat ini diperkirakan ada 5 juta orang pengungsi.

Disisi lain akibat perang itu, sekita5 850 ribu warga Yahudi dari berbagai wilayah Arab diusir
sehingga tercipta gelombang pengungsi Yahudi ke wilayah Palestina kenapa masalah
pengungsi Yahudi ini bisa terselesaikan dengan cepat sementara para pengungsi Palestina
terkatung-katung? Karena Israel menerima para pengungsi itu dan menyediakan berbagai
fasilitas di Israel. Sementara ratusan ribu pengungsi Palestina ditolak oleh negara-negara
Arab disekitarnya hanya sedikit sekali yang diterima padahal wilayah negara-negara Arab itu
sangat besar akibatnya mereka beranak pinak di camp-camp pengungsian dan memicu
konflik lain yang semakin memanas antara Israel dan Arab.

Dampak dari perang itu juga wilayah Israel jadi membesar 60% dari yang diberikan oleh
PBB pada tahun 1947. Sebagian besar karena ditinggalkan para pengungsi Arab. Ketika
perang usai Israel didesak PBB untuk menerima kembali para pengungsi itu tapi Israel
menolak alasannya karena mereka juga menghadapi masalah para pengungsi Yahudi yang
diusir oleh bangsa Arab.
Banyak yang dibahas dibuku itu tidak mungkin dibahas satu persatu ditulisan ini, karena
terlalu panjang. Menurut saya buku ini bagus dan bermutu untuk bahan referensi. Tidak ada
salahnya kita membaca dari berbagai sumber untuk menambah wawasan.

Baca Artikel lain:

Anda mungkin juga menyukai