Anda di halaman 1dari 3

Jejak Iluminati sampai ke Indonesia

Tahun 1897 di Basel, konggres para rabbi Yahudi sepakat membentuk negara Israel di
Palestina, Tahun 1948, mereka memproklamasikan berdirinya negara Israel Raya di
Yerusalem.Zionisme adalah gerakan nyata. Bukan fiktif, tapi fakta. la adalah gerakan yang
bertujuan untuk membentuk kembali negara Yahudi di negeri Palestina. Gerakan ini muncul
pertama kali pada abad ke-5 dan mengklaim Palestina sebagai tanah aimya. Karena itulah,
mereka menganjurkan orang-orang Yahudi yang tersebar di pelosok dunia untuk kembali ke
Palestina.Akar Zionis sudah tegak sejak lama.

Istilah Zionis dipakai pertama kali oleh Matthias Acher (1864-1937), seorang perintis
kebudayaan Yahudi. Gerakan ini diorganisir oleh tokoh-tokoh Yahudi terkenal seperti Dr
Theodor Herzl dan Dr Chaim Weizmann. Herzl menyusun doktrin Zionisme sejak tahun 1882
di Wina. la pula yang mengonkretkan doktrin tersebut secara sistematis. Zionis terus bergerak
memperjuangkan tujuan politiknya. Tahun 1897, digelarlah konggres Yahudi sedunia di
Basel. Salah satu hasil pertemuan itu adalah mereka sepakat membentuk negara Yahudi di
tanah rakyat Palestina. Sejak saat itu, paham Zionis menjadi gerakan politik kaum
Yahudi.Kaum Yahudi punya sejarah panjang.

Terbentuknya gerakan Zionis ini tidak bisa lepas dari sejarah perjalanan Israel dan Palestina,
dua ribu tahun sebelum masehi, saat Palestina dipimpin Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Daud
dan Sulaiman."Tanah yang dijanjikan" menjadi awal mula cerita panjang Yahudi. Pada
mulanya mereka mendiami tanah tersebut, yakni Kana'an (Palestina sekarang). Kondisi alam
yang tidak memungkinkan menyebabkan mereka meninggalkan Tanah Kana'an dan
mengembara ke seluruh penjuru dunia.Saat itu Mesir menjadi negara idaman semua orang.
Sebagian dari mereka akhirnya mengembara ke Mesir. Karena populasi orang Israel makin
meningkat, lama-lama masyarakat Mesir tidak menyukainya.Untuk menghambat
pertambahan jumlah orang Yahudi di Mesir, pemerintah Mesir saat itu membunuhi anak-anak
Yahudi. Selanjutnya, Nabi Musa membawa mereka kembali ke Kana'an.Ujian berat belum
akan berakhir. Di tempat baru, mereka kembali mengalami penindasan oleh bangsa yang
merampas daerah itu.

Dalam penyerbuan Nebukadnezar (586 SM), mereka ditahan dan dijadikan budak. Sesudah
itu Dinasti Rolemeus dari Masedonia menguasai Israel.Tahun 164 SM, Yudas Makabe
berhasil membebaskan Yerusalem, tapi tahun 63 SM kerajaan Romawi di bawah Pompeius
kembali menguasai Palestina dan orang Yahudi kembali ditindas. Beberapa kali mereka
memberontak. Sekitar tahun 70 Masehi, pasukan Romawi pimpinan Titus, jenderal yang
kemudian menjadi kaisar menyerbu Palestina, menghancurkan Yerusalem dan menyebabkan
ribuan orang Yahudi terbunuh.Roda terus berputar dan kehidupan terus berjalan. Mereka yang
berhasil menyelamatkan diri dari amukan tentara Romawi mengembara ke Timur Tengah dan
Eropa. Di tempat baru itu, mereka menetap, beranak-pinak dan membentuk komunitas
Yahudi.Selama ratusan tahun, Israel berada di kungkungan Romawi.

Beberapa kaisar bahkan melarang orang Yahudi masuk Yerusalem. Sekitar tahun 700, bangsa
Arab berhasil menguasai Palestina, beberapa tempat suci seperti Masjidil Aqsha dirawat dan
dijaga oleh kaum Muslimin.Orang-orang Yahudi yang tinggal di sekitar Palestina, mendapat
perlindungan penuh penguasa. Sejak masa kekuasaan Bani Umayyah, Bani Abbas dan Sultan
Mohammad yang menaklukkan Konstantinopel (Kekaisaran Bizantium), sampai zaman
Khalifah Abdul Hamid, mereka dijamin melaksanakan ibadahnya.Dari hari ke hari, jumlah
orang Yahudi makin meningkat. Orang-orang Yahudi yang berada di negara lain seperti di
Rusia, Jerman, Hungaria, Francis, Italia, Inggris dan Amerika Latin, semakin bertambah
jumlahnya, hingga jutaan orang. Mereka selalu mempertahankan identitas Yahudinya dan
tetap beranggapan bahwa Palestina adalah tanah aimya.

Kaum Yahudi di berbagai negara umumnya tidak disukai warga setempat karena mereka
sering sebagai lintah darat, pengacau ekonomi, kikir dan sebagainya. Keadaan inilah yang
menyebabkan mereka mencari upaya agar dapat kembali ke Palestina.Yahudi terus
melakukan jalur diplomasi. Pada tahun 1902, Herzl dan Weizmann mendekati Sultan Turki
Abdul Hamid II yang waktu itu menguasai Palestina, meminta agar orang-orang Yahudi boleh
kembali ke Palestina. Namun permintaan itu ditolak Sultan karena ia tidak mau
mencelakakan bangsa Arab di Palestina.

Kerja sama antara Inggris dan Rothschild menghasilkan sebuah perjanjian yang
ditandatangani Menteri Luar Negeri Inggris JA Balfour. Perjanjian tersebut kemudian dikenal
dengan nama Deklarasi Balfour (1917). Yahudi sepakat membantu Sekutu (Inggris) mengusir
Turki dan Jerman dari bumi Palestina.Waktu pun terus berjalan. Tahun 1918 Palestina
diduduki sekutu. Setelah itu, terjadilah perpindahan besar-besaran orang Yahudi dari negara-
negara lain ke Palestina. Arus migrasi ini tidak bisa dihalang-halangi oleh Inggris karena
Inggris terikat Deklarasi Balfour yang memberi angin segar bagi terbentuknya negara Yahudi.
Di sisi lain, masyarakat Palestina memrotes keras Perjanjian Balfour dan arus kedatangan
orang-orang Yahudi. Inggris beranggapan, orang-orang Yahudi yang datang ke Palestina
adalah orang-orang Arab Palestina yang sudah menetap di sana dan tidak akan menimbulkan
pertentangan. Namun perkiraan itu meleset. Pertentangan kedua pihak tidak bisa diselesaikan
oleh Inggris. Karena tak sanggup, akhirnya Inggris menyerahkan kasus ini ke PBB.

Karena status Yerusalem sebagai kota suci Islam, Kristen dan Yahudi, tahun 1947, Majelis
Umum PBB mengusulkan agar Yerusalem dan daerah sekitarnya ditempatkan di bawah suatu
pemerintahan internasional yang akan memerintah atas nama PBB. Namun usul tersebut
ditolak Palestine dan Zionis. Tiba-tiba secara sepihak, tanggal 14 Mei 1948, kaum Yahudi
memproklamasikan berdirinya negara Israel dengan mencaplok sebagian daerah Palestina.
Tindakan ini lantas mendapat kecaman keras dunia, terutama negara-negara Arab. Namun
negara Israel terus saja berdiri karena mendapat dukungan dari Amerika dan Inggris.Merasa
mendapat dukungan dari negara-negara kuat, tahun 1990-an arus pengungsian kaum Yahudi
ke Palestina, makin meningkat. Kebanyakan dari mereka berasal dari Uni Soviet dan Ethiopia
(Yahudi Hitam).

Gerakan Zionis tak dapat dibendung, juga masuk ke Indonesia. Masuknya Yahudi ke
Indonesia terjadi di zaman Belanda. Kondisi bangsa Indonesia yang terjajah, membuat
mereka lebih leluasa menyebarkan pahamnya.Pada mulanya, gerakan Zionis di Indonesia
masuk melalui penguasaan media massa atau setidak-tidaknya melakukan penyusupan agen-
agennya ke dalam sebuah perusahaan penerbitan.Untuk menampung kepentingan Yahudi
yang berkewarganegaraan Belanda, Zionis-Yahudi mendirikan loge, organisasi dengan latar
belakang reliji, seperti Theosofist Vereniging (TV) dan Vrijmetselarij (VM).Melalui
perhimpunan ini, mereka coba menggarap kaum intelektual Indonesia yang saat itu masih
sangat langka dengan cara memberikan bea siswa atau fasilitas lainnya.

Salah satu ajaran Theosofi yang utama adalah menganggap semua agama sama.Dalam
perkembangannya, VM dan TV dengan lihai masuk ke dalam organisasi Indonesia.
Fenomena ini terus berjalan, hingga era kemerdekaan. Tingkat gerakannya lebih halus dengan
berlindung di balik organisasi sosial swasta internasional yang membuka cabangnya di
Indonesia. Dalam literatur dan buku-buku tentang Zionis, tercatat nama-nama seperti Rotary
Club dan Lions Club sebagai contoh organisasi sosial internasionai itu, meskipun, tentu saja,
tidak secara terang-terangan mengaku sebagai bagian dari gerakan Zionis.Tapi ada juga yang
terang-terangan, seperti Vrijselaren-loge, Moral reaermament, Movement atau Aden Mystical
Organization of Raven Cruisers.

Lebih mencolok ketika orang-orang Zionis di Indonesia mendirikan Zionis Bond


1954.Karena melihat penjajahan tak langsung inilah kemudian Presiden Soekarno
menerbitkan Penpres No 2 / 1962 yang melarang semua organisasi yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia. Terkena dalam Penpres tersebut adalah Rotary Club. Namun
itu tidak bertahan lama. Setelah Soekarno lengser, secara diam-diam kaum Yahudi terus
bergerak dan menjalankan "misi"-nya di Indonesia. Mereka membangun komunitas
kekeluargaan yang sangat kuat di antara orang Yahudi.Tahun 1992, secara berturut-turut
Yahudi dari Belanda, Baghdad dan Aden, tinggal di Indonesia. Sebenarnya pada tahun 1920,
di Indonesia terdapat banyak orang Yahudi yang membentuk sebuah komunitas sendiri di
Jakarta.

Tahun 1930, saat meningkatnya gerakan Nazi, banyak orang Yahudi lari ke Indonesia.Di
masa pendudukan Jepang, ruang gerak Yahudi keturunan Belanda tertindas karena
pemerintahan kolonial Jepang membatasi ruang gerak mereka. Saat gerakan anti-Yahudi
meningkat, beberapa keluarga Yahudi yang kebanyakan keturunan Irak, menetap di Surabaya.
Kemudian mereka mendirikan Sinagog kecil. Hingga kini, Sinagog tersebut masih berdiri
tegak dan dipakai untuk kegiatan keagamaan mereka . Di Jakarta, keluarga Yahudi sebagian
ada yang tinggal dan mempunyai keturunan hingga saat ini."

Posted by RYKERS @ 1:19 AM0 comments

Anda mungkin juga menyukai