1Henry Near, The Kibbutz Movement A History: Volume I (The Origin), Oxford: Oxford University Press,
1992, hlm. 8.
2Ibid, hlm. 10.
Yahudi pada masa ini juga sudah mulai termotivasi oleh Zionisme karena pada masa
itu organisasi internasional Zionis pertama sudah dibentuk. Namun, Aliyah kedua ini
harus berhenti sementara pada 1914 M karena buruknya keamanan Eropa sehingga
Yahudi Eropa tidak bisa bermigrasi karena Perang Dunia pertama.
c. Aliyah Ketiga (1919—1923 M)3
Selama Perang Dunia I berlangsung, Aliyah sempat berhenti selama 5 tahun.
Seiring dengan berakhirnya PD I, proses Aliyah pun dimulai kembali dengan Aliyah
Ketiga yang berlangsung sejak 1919 hingga 1923. Setelah Turki dikalahkan oleh
pasukan Inggris dalam PD I yang dipimpin oleh Jenderal Allenby, Inggris mendapatkan
mandat atas tanah Palestina. Janji Inggris dalam Deklarasi Balfour dan Mandat Inggris
di Palestina menyebabkan Inggris harus menjamin hak masyarakat Yahudi untuk
membangun tanah air bagi mereka di Palestina. Oleh karena itu, Perang Dunia I
menjadi sebab populasi Yahudi di Palestina berkurang menjadi di bawah 80.000 jiwa,
namun pada masa Aliyah Ketiga ini sebanyak 35.000 imigran Yahudi masuk Palestina.
d. Aliyah Keempat (1924 M)4
Aliyah keempat dimulai sejak tahun 1924. Pada saat itu, imigrasi skala besar
menuju Amerika Serikat dihentikan. AS mengeluarkan peraturan yang memperketat
imigrasi. Kebijakan itu menetapkan bahwa kuota tahunan imigran yang diizinkan
masuk ke AS tidak boleh melebihi 2% dari jumlah imigran asing yang lahir di negara
asalnya yang datang ke AS pada 1890. Di mana di tahun tersebut mayoritas imigran
yang datang ke AS berasal dari Eropa.
Setelah Perang Dunia I selesai, keadaan kaum Yahudi di negara-negara baru
Eropa Timur seperti Polandia dan Rumania tidak kunjung membaik. Situasi tersebut
terus berlangsung pada tahun-tahun berikutnya. Pemerintah Polandia mengambil alih
industri-industri yang dikuasai oleh kaum Yahudi dan memecat para pekerja Yahudi.
Hal itu menyebabkan kaum Yahudi putus asa dan ingin mencari kampung halaman
baru. Akhirnya, pada periode ini, sebanyak 82.000 imigran masuk ke Palestina.
e. Aliyah Kelima (1929—1939 M)5
6
Flapan Simha. (1987). The Palestinian Exodus of 1948. Journal of Palestine Studies, 16:4, hlm. 3-26.
7
Greg Myre (2007, 13 Mei). Israeli Riddle: Love Jerusalem, Hate Living There. NYTimes.