Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mahmud Ayul Laliasa

Kelas : IX A

Absen : 15

OPERASI REDWINGS

Matahari baru saja terbit dan mulai menyinari seluruh kota, Fedrick seorang sersan baru
saja terbangun dari tidurnya ia kemudian melakukan aktivitas seperti biasanya, yaitu
olahraga pagi tidak lama kemudian Fedrick mendapat pesan dari atasannya bahwa ia akan
diberi suatu tugas dan atasannya menyuruhnya untuk datang ke markas pukul 9:00am nanti.
Setelah selesai berolahraga ia kemudian bersiap lalu Fedrick pun bergegas menuju ke
markas, sesampainya disana ternyata tiga orang temannya bernama Abraham, Alex,
Marcus juga dipanggil. Sesaat kemudian atasannya pun datang dan memberitahu bahwa
mereka akan diberikan misi penting yaitu membunuh pemimpin teroris Taliban bernama
Hamzah. Mereka pun menerima misi tersebut dan setelah melakukan berbagai persiapan,
keesokan harinya mereka diberangkatkan menuju pangkalan udara Amerika di Afghanistan.

Sesampainya di Afghanistan mereka langsung diarahkan menuju ruangan Letnan


Philips, Letnan Philips memberikan mereka informasi tentang misi yang akan
mereka jalani, misi ini dinamakan Operasi Redwings dan operasi ini akan dipimpin
oleh Staff Sersan marcus. Setelah menerima banyak informasi merekapun diberikan
waktu sehari untuk beristirahat.

“Ada pertanyaan?” tanya sang letnan dengan lantang

“Tidak ada pak” ucap Fedrick beserta timnya

“Kalau begitu silahkan beristirahat, helikopter akan menjemput kalian besok pagi”
ujar sang Letnan

“Baik pak” suara lantang dari Fedrick dan timnya

Keesokan harinya pada pagi hari pukul 4:00am Fedrick beserta timnya dijemput
oleh helikopter dan langsung dibawa menuju ke lembah, sesampainya di titik
pendaratan merekapun diturunkan kemudian Fedrick beserta timnya langsung
bergegas menuju ke desa tempat Hamzah berada. Setelah berjalan selama 40
menit lebih, mereka akhirnya dapat melihat desa itu dari tebing. Marcus selaku
pemimpin langsung memerintahkan kelompoknya untuk berkamuflase agar mereka
tidak ketahuan saat sedang memantau, merekapun mulai memantau dan sekitar 20
menit akhirnya mereka mulai melihat pergerakan Hamzah. Alex langsung membidik
kepala Hamzah menggunakan snipernya namun mereka harus melaporkan dan
meminta izin terlebih dahulu sebelum mulai menembak.

“Cepat laporkan hal ini kepada markas pusat, kita tidak boleh menyia-nyiakan hal ini”
ujar Alex
Namun saat itu sinyal tidak cukup kuat untuk menghubungi markas sehingga
mereka harus menunda penembakan.

“Ah sial, sepertinya kita salah tempat, sinyal disini sangat buruk kita tidak bisa
menghubungi markas” ucap Marcus dengan kesal

“Kalau begitu terpaksa kita harus menunda penembakan dan mencari tempat lain”
ujar Abraham

Ditengah perdebatan mereka tiba tiba tiga orang pengembala secara tidak sengaja
membongkar tempat persembunyian mereka, hal ini memaksa Fedrick beserta
kelompoknya langsung menangkap dan mengikat pengembala itu ke pohon.

“Mereka telah mengetahui posisi kita dan mereka pasti akan melaporkan hal ini
kepada para teroris itu” ujar Fedrick

“Bunuh saja mereka, jika tidak dibunuh mereka pasti akan melaporkan hal ini” ujar
Alex sembari menodongkan pistol ke para pengembala

“Tidak, jangan bunuh mereka pengadilan militer akan menangkap kita, bagaimana
kalau kita bebaskan saja mereka dan kita segera mencari sinyal dibukit untuk
meminta bala bantuan” ujar Marcus setelah berpikir

“Aku setuju denganmu” ucap Fedrick dan Abraham

“Yasudah kalau begitu, lakukan hal ini dengan cepat”. Ujar Alex

Mereka akhirnya sepakat untuk membebaskan para pengembala itu, kemudian


setelah dibebaskan para pengembala itu bergegas lari ke desa untuk melaporkan
kejadian itu, begitu juga dengan Fedrick beserta kelompoknya mereka bergegas
naik ke bukit untuk mencari sinyal dan meminta balal bantuan namun sialnya
ternyata di bukit sana sinyal sama buruknya, mereka terus berusaha mencari
hingga pada akhirnya Abraham mulai melihat gerombolan para teroris itu dan
mereka dengan sesegera langsung mencari tempat persembunyian. Para teroris
itupun mulai mendekat ke tempat persembunyian mereka sesaat kemudian para
teroris itu melihat keberadaan Abraham yang tidak sempat bersembunyi dan
langsung menembak ke arahnya, Marcus dan Alex langsung menembak balik para
teroris itu sedangkan Fedrick sedang berusaha menghubungi markas tetapi
dikarenakan kekurangan jumlah dan para teroris menyerang dari berbagai arah
terpaksa mereka harus mundur, mereka bertiga berhasil melarikan diri namun
sayangnya Abraham harus tewas hal itu membuat mereka sangat terpukul.

Sinyal tidak kunjung ditemukan namun para teroris itu kembali menemukan
Fedrick beserta kelompoknya dan langsung menyerang mereka dengan membabi
buta, Fedrick beserta kelompoknya pun berusaha melawan sembari mundur
perlahan hingga akhirnya tanpa sengaja mereka berhasil menemukan sinyal tanpa
pikir panjang Fedrick langsung menghubungi markas untuk meminta bantuan,
setelah berhasil menghubungi markas bala bantuan pun dikirimkan ke lokasi mereka
namun Marcus telah tewas tertembak, Alex juga ikut tertembak namun ia masih bisa
untuk berjalan hal itu membuat mereka berdua harus mundur lebih jauh lagi dan
mengirimkan kembali titik koordinat lokasi yang baru kepada markas. Hingga
akhirnya helikopter bantuan untuk menjemput mereka pun tiba, sayangnya Alex
telah meninggal karena telah kehabisan darah akibat tertembak di bagian perut
sehingga hanya Fedrick saja yang tersisa, ia pun kembali ke markas dan
melaporkan kegagalan misi yang mereka jalani. Meski begitu Letnan Philips tetap
merespect perjuangan mereka.

~TAMAT~

Anda mungkin juga menyukai