Anda di halaman 1dari 124

UC-NRLF

$ B 185 201
YC179863
BERKELEY
LIBRARY
UNIVERSITY OF
CALIFORNIA
KONSEPSI

KONPERENSI

Penerangan Agama

DILANGSUNGKAN DI

JOGJAKARTA, TG, 5-9 AGUSTUS 1950


Jsi kitab

Sepatah kata halaman

1. Atjara Konperensi Kem. Agama Bg . Penerangan 3

· 2. Putusan - putusan konperensi • 4

3. Hasil - hasil Konperensi 5

4. Pidato Ketua Panitija • 6

5. Pidato pembukaan 9

6. Pentingnja penerangan dalam Kem. Agama • 14

7. Organisasi dan tugas Kem . Agama Bg . Penerangan 20

8. Penerangan agama guna mengatasi krisis moral 33

9. Masjarakat Agama merupakan medan penera-

ngan chusus 35

10. Tentang Bagian Penerangan Daerah • 37

11. Tentang Pers dan Radio 42

12. Tentang Penerbitan dan Perpustakaan 51

13. Situasi politik luar dan dalam negeri • €0

14. Melaksanakan program pembangunan keutamaan-

djiwa dari Islam • 63

Protestan 67

Kristen • 71

Katholiek 77

15. Pembentukan Negara Kesatuan • • 89

16. Daftar utusan - utusan 108


INDO - 1411

Indonesia .Lepartemen Agania .


"

Konsepsi :

Konperensi

Penerangan Agama

(Kenang-kenangan Konperensi
dinas Kementerian Agama Ba-
gian Penerangan di Jogjakarta
tanggal 5-9 Agustus 1950 ).

Disiarkan oleh :

Kementerian Agama R. I.
Bg. Penerangan Penjiaran dan Perpustakaan
Jogjakarta.
SETE
sasasasasasasasa

Staf pimpinan, para utusan dan anggauta

panitia Konperensi dinas Kementerian Agama

Bagian Penerangan setelah selesai bersidang

berkumpul sebentar dimuka lens di Kepatihan

Jogja, ditempat mana Konperensi berlangsung ,

(foto Sujadil
BL2110

A5231

Sepatah Kata

Untuk penerbitan .

MENDJELANG terbentuknja Negara Kesatuan Republik


Indonesia, dan utk menjiapkan usaha2 jg konkrit setelah
Negara Kesatuan itu berdiri , maka oleh Kementerian Agama
di Jogjakarta, diadakan Konperensi Dinas Bagian Penerangon
jang berlangsung mulai tg . 5 sampai 9 Agustus 1950.

Konperensi jang diadakan itu dikundjungi oleh Kepala2


Bagian Penerangan Kantor Agama Propinsi/Daerah dari se-
luruh wilajab Republik Indonesia serta wakil2 dari organisasi2
Islam, seperti Muhammadijah , Nahdlatul Ulama , Djam'ijatul
Washlijah dll.

Tudjuan jang terpenting dari Konperensi itu , selain untuk


merundingkan susunan dan kesempurnaan organisasi serta
apparaat Bagian Penerangan, djuga untuk mentjari effe-
ciensi Penerangan Agama terutama dalam menghadapi sua-
sana Negara Kesatuan.

Dalam Konperensi tersebut diadakan beberapa tjeramah


dari pelbagai sudut pengetahuan , keadaan dan Penerangan,
Tjeramah Situasi Politik Dalam dan Luar Negeri diberikan
oleh Sdr. Wali Alfattab, dari Kementerian Dalam Negeri,
Penilihan Umum oleh Sdr . Burhanuddin Harahap, dari kan-
tor Penilian Pusat; - Aliran2 Dalam Masjarakat Indonesia
oleh Prof. Sulaeman, Negara Kesatuan oleh Sdr . Sutomo
Djauhar Arifien , dari Kementerian Penerangan dll .

Dari pihak pimpinan Pusat Bagian Penerangan , dike-


mukakan beberapa rentjana organisasi dan pekerjaan , untuk
melangkah kemasa depan ; misalnja Urusan2 Daerah, Pers.
dan Radio, Penerbitan dan Perpustakaan dsb. Segala ren-

1
tjana dan tjara penglaksanaannja sengadja disegarkan dan
diperbaharui, guna mengadakan batsil2 jang konkreit dimasa
depan atau karena dimasa jang lalu belum berdjalan sebagai-
mana mestinja, terutama Penerangan Agama jang mendjadi
tugas pertama dari Bagian ini.

Perlu pula diketahui , sebagai suatu hatsil jang njata dari


Konperensi tersebut , ialah selekas mungkin berobah status
Bagian Penerangan Kementerian Agama, mendjadi
suatu Djawatan dibawah pengawasan Kementerian Agama.
Keputusan ini ditekankan kepada jang berwadjib supaja
selekas mungkin disjahkan.

Agar supaja segala pembitjaraan , pemandangan, buah


fikiran dan segala keputusan jang telah dirundingkan dalam
Konperensi itu dapat dibatja dan dipeladjari setiap waktu
maka kami abadikan dalam buku jang kami beri nama :
KENANG 2 AN KONPERENSI DINAS PENERANGAN
AGAMA." Harapan kami semoga buku ini mempunjai arti
sebagai dokumenteir jang berfaedah bagi saudara2 dalam
memberikan penerangan .

Achirnja kami dari penerbit mengharap ma'af atas se-


gala kekurangan dalam menjelenggarakan penerbitan buku
ini.

Wassalam
Kementerian Agama
Bg. Penerangan | Penjiaran dan Perpustakaan
Kepala Seksi Penerbitan

RUS'AN.

Ibu Kota Rep . 13 Agustus 1950.

2
Atjara:

Konperensi Kementerian Agama Bah . D. untuk melak-


sanakan program Pembangunan Keutamaan Djiwa dari
tanggal 5-9 Agustus 1950.-

No tanggal Waktunja Atjara Pemb tjara

5 Agus. ' 50djam 20.00-22.00 Resepsi


6 " '50 " 9 00-11.00 Situasi Politik/dalam dan Wali Alfatah
luar negeri.
" 11.00-13.00 Organisasi Bah. D. A ' Aidid
" 19.30-21 30 Penerangan Daerah. HMS Suaidy
" 22 00-24.00 Taktik dan tjara penerang. KjH Musad.
an. dad
7 " '50 " 9 00-11.00 Pers dan radio A Lubis
" 11.00-13 00 Melaksanakan pasal 5 Musa Al
Program Kabinet Mahfud .
19 30-21.30 Penerbitan/Perpustakaan Rus'an.
22 00-24.00 Pelaksanaan fasal 5
Program Kabinet dari ka- Abednego.
langan Protestan
8 , " 9.00 11.00 Pelaksanaan fasal 5 Widisiswojo
'50
Program Kabinet dari ka
langan Katholik
" 11.00-13 00 Aliran2 jang berada dalam Sulaiman ,
masjarakat .
" 19 30 21.30 Pemilihan Umum Burhanuddin
99 22.00-24.00 Pembangunan masjarakat Drs A Sigit.
dalam lapangan budi pe
kerti
9 '50 "2 9.00-11.00 Pembentukan Negara Kesa. Kementerian
tuan . Penerangan .
99 11 00-13 00 Pengaruh ekonomi dalam Moh Saleh
kehidupan sehari2 (Walikota )
97 19.30-23,00 Malam perpisahan

Kementerian Agama R. 1.
Kepala Bab . Penerangan/Penjiaran dan Perpustakaan

' Abdullah ' Aidid.


3
Putusan - putusan.

Konperensi Kementerian Agama bg . Penerangan


tgg. 5-9 Agustus 1950
Konperensi Kementerian Agama Bg. Penerangan, Penjiaran
dan Perpustakaan dilangsungkan di Jogjakarta tgg . 5-9 Agustus
1950 dihadliri oleh utusan Kantor Agama Propinsi dan daerah
serta Organisasi2 Islam (sebagai penindjau ) dari seluruh daerah
Republik Indonesia.
Mendengar:
Uraian2 tentang program pemerintah jang mengenai pemba .
ngunan djiwa dan perbaikan budi berdasarkan keagamaan.
Mengingat :
1. Dasar Negara adalah Pantja Sila terutama Sila Ketuhanan
dan Peri Kemanusiaan jang beradab.
2. film jang sampai kini dipertundjukkan kepada chalajak ra-
mai masih banjak berisi bagian2 jang tjabul merusak budi
dan merendahkan djiwa serta sangat menjinggung adat ke .
susilaan bangsa kita. Demikian djuga pertundjukan dan per.
mainan umum lainnja, seperti rolet dan sebagainja.
3. penjakit masjarakat seperti pelatjuran dsbg bertebaran di
mana-mana.
Menimbang :
1. Pengawasan ( Sensur) atas film pada chususnja , dan pertun-
djukan2 pada umumja belum tjukup mentjegah tersebarnja
bagian2 jang merusak budi
2 Pemberantasan penjakit2 masjarakat dari fihak instansi2 jg
bertanggung djawab belum memuaskan.
3. Kenjataan itu sangat merugikan pembangunan djiwa dan
menghalangi perbaikan budi jang dikehendaki oleh program
pemerintah serta tidak sesuai dengan dasar negara kita .
MEMUTUSKAN:
menjampaikan kepada instansi2 jang bertanggung djawab peng-
harapan dan permohonan Konperensi :
1. Supaja Sensur (pengawasan ) atas film dan pertundjukan lain-
nja lebih diperkeras dan disempurnakan sesuai dengan pro-
gram pemerintah dalam pembangunan budi pekerti,
2 Tindakan2 pemberantasan penjakit2 mas jarakat seperti pe-
latjuran , perdjudian dsb . lebih diperhebat setjara effectief
3. Menjempurnakan kerdja sama antara segala instansi peme-
rintah mengenai pembangunan djiwa, perbaikan budi dan
pemberantasan penjakit masjarakat .
Jogjakarta, 9 Agustus 1950.
Pimpinan Konperensi
Kementerian Agama bg. Penerangan
'A, 'AIDID

4
HASIL

Konperensi Kem .Agama Bg . Penerangan


Tanggal 5-9 Agustus 1950 .
Konperensi Kementerian Agama Bg . Penerangan - Penjia-
ran dan Perpustakaan jang dihadliri Utusan2 Kantor Agama
Propinsi dan Daerah Bg . Penerangan serta wakil2 organi-
sasi2 Islam sebagai penindjau dari seluruh Daerah Republik
Indonesia, jg dilangsungkan di Jogjakarta tgl 5-9 Ag . 1950.
Setelah menindjau
1. Akan terbentuknja Negara Kesatuan jg meliputi seluruh
Nusa dan Bangsa Indonesia jg berakibat tambah luasnja
lapangan kerdja (arbeidsveld) dari tiap2 Kementerian .
2. Kerusakan moreel dan keruntuhan bathin serta kekura-
ngan pengetahuan dan ketjerdasan Rakjat , akibat didikan
kolonial dan revolusi nasional, jg mana sangat meha-
djatkan usaha Penerangan setjara besar2an .
3. Program Pemerintah jg mengenai pembangunan djiwa
dan perbaikan budi pekerti berdasarkan keagamaan .
Maka Konperensi ini :
1. Memperkuat usaha Kementerian Agama R.I. dlm me.
njempurnakan Bagian Penerangan - Penjiaran dan Per-
pustakaan mendjadi Djawatan dengan nama Djawatan
Penerangan Kementerian Agama (Djapeka) .
2. Telah menjempurnakan rentjana organisasi , formasi ,
Perlengkapan dan rentjana usaha pekerdjaan kedepan
dari Djawatan tersebut.
3. Akan menjempurnakan kelantjaran pekerjaan Bg . Pe-
nerangan seluruhnja dengan memenuhi formasi dan
perbelandjaan jang sudah ditetapkan .
4. Menjampaikan hasil Konperensi ini kepada Bapak Men-
teri Agama R.I. , untuk diusahakan terlaksananja .
Jogjakarta, 9 Agustus 1950
Pimpinan Konperensi
Kem . Agama Bg . Penerangan .
d t.o.
(A. 'Aidid ).

5
Pidato Ketua Panitya Konperensi.
diutjapkan pada malam resepsi tanggal
5,6 7-1950 oleh sdr . Ngusmanadji.

Assalamu ' alaikum w. w.

Dengan ini saja atas nama Patitya mengutjapkan banjak 2


terima kasih atas kedatangannja saudara2 dari organisasi dan
saudara2 utusan dari daerah luar Indonesia.
Atas nama panitya penjelenggara , pertama2 dengan ini
kami menjatakan gembira dan banjak terima kasih kami
utjapkan lagi atas perhatian Bapa2 dan sdr2 sekalian .
Kami mengerti bahwa pada sidang ini masih ada kursi
jang terluang. jaitu karena malam ini berbarengan djuga dgn
sidang2 resmi Pemerintahan . Tetapi hadlirnja Bapa2 dan
tamu2 jang sekarang inipun merasa gembira dan karena utk
panitya sendiri ta'ada lain , hadiah atau pahala dari pada
hasil ig sebesar2oja dari konperensi, antara lain kedatangan
tamu2 dalam resepsi ini, maka ibarat kedatangan Bapa2,
saudara2 tamu ini telah merupakan obat lelah dari teman2
didalam panitya .
Bapa2 dan saudara2 tamu jth, teristimewa Bapa Menteri
Agama, kalau Djawatan Agama Daerah Istimewa Jogja-
karta pada waktu ini biarpun dengan agak berat menjang-
gupi menjelenggarakan konperensi sekarang ini. Biarpun
berbarengan dengan banjak keperluan Djawatan Agama
sendiri misalnja dengan adanja latihan Naib jg mendjadikan
kekuatan dari hampir semua Djawatan Agama Jogjakarta
dan lain2 Kementerian lagi .
Biarpun begitu kami masih djuga menjatakan kesang-
gupan kami jaitu seperti kami jakin akan pentingnja konpe-
reasi jang diselenggarakan oleh kami dan diusahakan oleh
Kem . Agama , jaitu jang melulu mengenai penerangan dan
penjiaran. Penting didalam faham kita Djawatan Agama
Daerah Istimewa Jogjakarta, jaitu berhubungan pertama2
dengan kegentingan luar negeri, biarpun kelihatannja sangat
indirect berhubungan dengan kepentingan kita.

6
Kemudian berhubung dengan kita menghadapi akan
terbentuknja negara kesatuan, penting pula berhubung dgn
akan adanja pemilihan umum . Penting saja katakan karena
bersandarkan atas rahasia kemufakatan antara Kementerian
Penerangan dan Kemt. Agama bagian penerangan dan pe-
njiaran .
Dari Kem. Agama bagian penerangan dan penjiaran
itu menjiarkan segala penerangan jang disebutkan oleh Pe-
merintah chusus jg harus didjalankan diantara ummat Adam.
Dan memang kita pandang betu 2 pada waktunja sa'at ini
dengan segera df hak kami djelaskan tentang hal itu untuk
disampaikan lebih djauh kepada rakjat umumnja teristimewa
dipusat2 agama . Sebab kami dengan pengalaman daerah pun
sudah jakin bahwa kesempurnaan menjampaikan sesuatu ke-
pada urusan agama itu jang tepat harus didjalankan oleh
Kem . Agama dengan badan2 dibawah lingkungannja .
Resepsi jth, didalam menjelenggarakan konperensi ini
terutama penjelenggara resepsi ini banjak jang telah membe .
rikan bantuan kepada kami , jang teristimewa wadjib kami
sebutkan ialah banjak terima kasih kami, panitya , menjam-
paikan kepada Sri Paduka Wakil Kepala Daerah Istimewa
Jogjakarta, atas perkenaan Sri Paduka mempergunakan
bangsal Kepatihan ini dengan segala kelengkapannja . Tidak
sadja untuk melangsungkan resepsi malam ini , tetapi djuga
disediakan untuk sidang2 selandjutnja jaitu ini malam se-
hingga nanti sampai tgl 9-8 - '50.
Kemudian kapada beberapa penerbit kami sampaikan
djuga terima kasih atas bantuan2 mereka itu berupa pener-
bitan2 jang nanti dalam sidang akan kami bagi2kan kepada
u'usan2 daerab 2 itu,
·
Bapa Menteri Agama !
Telah empat kali ini oleh Kem. Agama diserahi penje-
lenggaraan konperensi kepada djawatan kami dan teman2
kami didalam panitya telah mentjurahkan segala tenaga ,
telah diusahakan penghematan sebesar2nja jg diperkenankan
oleh anggaran belandja, bersandar atas pengalaman jg sudah2 ,

7
tiga kali itu dan berdasarkan atas petundjuk2 jg sering -kali
kita mintakan dari Kementerian Agama , kepada teman2 kami
djawatan Agama untuk konperensi ini.
Biarpun telah kami usahakan sekuat tenaga , tetapi kami
tidak lupa bahwa sebagai manusia biasa kami tentu masih
akan atau telah mendjalankan keketjewaan didalam menje-
lenggarakan ini, sebab itu untuk itu kami minta maaf djuga
kepada para tamu2 sekalian baik dalam resepsi maupun di-
dalam sidang2 jad .
Pengharapan kami mengadakan konperensi ini ialah ben-
daknja membawa hasil sebesar2 nja , sesuai dgn konsekwensi2
jang telah diberikan atau ditjurahkan kepada penjelenggara
panitya resepsi ini.
Dengan ini atas nama panitya persiapan resepsi ini kami
menjampaikan kata sambutan ini , dan selandjutoja Pimpinan
ini kami serahkan kepada Kementerian Agama.

8
Pidato Pembukaan Konperensi.

Diutjapkan pada malam resepsi tgl 5/6 8-


1950 oleh sdr. Abdullah ' Aidid Kepala
Bg. Penerangan Kementerian Agama.

Assalamu ' alaikum w. w.

Lebih dahulu saja mengutjapkan pudji dan sjukur kehadli-


rat Allah s.w.t. atas taufiq dan barkah sempena Nja, kita telah
mendapat rahmat kebahagiaan , dimana para utusan dari se-
luruh kepulauan Nusantara pada malam ini telah dapat ber-
temu wadjah dengan para pembesar negara , kawan2 sedja-
wat setugas dan sekewadjiban dlm ibu kota Negara Pepublik
Indonesia dalam sa' at2 jang penting ini , dimana Negara
Kesatuan jang mendjadi idam2an kita seluruhoja telah ber-.
ada diambang pintu .

Kepada panitia Penglaksana


Resepsi dan Konperensi ini , jang
dipimpin oleh sdr. H. M. Faried
dan atas segala sokongan dan ban-
tuan berupa apa sadja bagi peng.
laksanaan korperensi ini dari ber-
bagai fihak dan instansi sehingga
sampai mendjelmakan resepsi jg
semeriah ini saja utjapkan banjak
terima kasih .
Dan atas kedatangan Bapa
Kepala Negara, para Menteri dan
Wakil2 Kementerian, para tetamu
dan para utusan, baik jg datang
dari djauh maupun jang datang
dari dekat, saja mengutjapkan te-
rima kasih dan selamat datang .
Saudara21 Abdullah ' Aidid : Marilah kita
Semendjak diadakannja Ba- djalankan tugas2 jang sutji
ini dengan penuh kegembira
hagian Penjiaran dan Penerangan kan dgn rasa tanggung djawab.

9
sebagai bahagian dari Kementerian Agama dalam bulan
Septembar 1946 adalah konperensi sematjam ini telah pernah
kita adakan dalam bulan Maret 1948. Tetapi sa'at itu kon-
perensi kita hanja terbatas dengan kawan2 sedjawat dalam
daerah Renville.

Sesudah terbentuknja RIS , dimana rakjat dalam negara2


tjiptaan van Mook menuntut negara2 boneka itu diliquideer
dan dikembalikan kepada asalnja , menurut isi proklamasi 17
Agustus 1945, sehingga berturut2 masuklah kedalam RI,
negara2 Djawa Timur TBA. Djawa Tengah , Djawa Barat-
Madura , Sumatra Selatan dan daerah2 TBA. jg lain maka
konperensi sematjam ini sudah lama kita kehendaki . Ma-
lahan daerah2 sendiri sering memintanja . Tetapi niat dan
kehendak ini belum djuga terlaksana . Melainkan barulah
sekarang kita dapat mengundang sdr2. dari daerah2 . Pro-
pinsi , Keresidenan dan Kotapradja dan djuga bahagian2 pe-
nerangan, tabligh dan da'wah dari badan2 perkumpulan dan
organisasi keibu kota Republik Indonesia jang bersejarah
ini untuk merundingkan tugas , peranan dan kewajiban kita
bersama sebagai angkatan penerangan .
Saja harapkan sdr2. semuanja , baik jang ada dipusat
maupun jang datang dari daerah , terutama dari daerah2 jj
djauh dan terpentjil, mempergunakan kesempatan didalam
dan diluar konperensi ini guna merapatkan persaudaraan dan
kekeluargaan antara kita sama kita dan guna mempeladjari
hal2 jang harus sdr2 . peladjari dan perhatikan dari dekat .
Saja sesalkan , bahwa pada sa'at ini belum ada ditengah2
kita teman2 sedjawat dari daerah Indonesia Timur dan Su-
matra Timur.
Saudara2 !
Djikalau Kementerian Agama , Bag . Penerangan menga-
dakan konperensi sekali ini, selain untuk memperundingkan
susunan dan kesempurnaan organisasinja dan memperbaiki
saluran2 serta alat2 penerangannja maka adalah pula untuk
memberikan pendjelasan tentang soal2 politik dan soal2 pe-
nerangan jang berkenaan dengan politik negara jang kita
hadapi .

10
Kita berkumpul kini dengan teman2 sedjawat dari pro-
pinsi, keresidenan dan kota pradja serta waki 2 perkumpulan
dan organisasi agama adalah karena politik dan suasana jg
meliputi negara kita menghendakinja .
Perundingan RIS dan RI jang menggoalkan Negara
Kesatuan jang mendjadi idam2an rakjat seluruhoja sebagai
udjud dari Proklamasi 17 Agustus 1945, soa 2 pemilihan
umum , pergolakan politik dalam dan luar negeri , pertjaturan
dunia internasional jang semakin menghebat dan menggen"
ting, bajangan perang dunia III jang sangat mentjemaskan
semua itu, harus mendjadi titik perhatian kita dan harus kita
mempunjai ma'lumat pengetahuan tentangnja sebagai ang-
katan penerangan ,

Oleh karena itu dalam konperensi kita mengundang dan


meminta sdr Wali Alfatah untuk menberi pendjelasan ten-
tang suisina politik dalam dan luar negeri. Kementerian
Penerangan tentang Negara Kesatuan dan B.P.K.N.P. (sdr.
Burhaduddin) tentang pemilihan umum .
Atas kesanggupan dan kesediaan beliau2 itu kami me-
ngutjapkan diperbanjak terima kasih .
Disamping itu banjak lagi soal2 jang tidak kurang2
pentingnja mengenai keadaan dalam rumah tangga kita sen-
diri, sebagai anggota angkatan penerangan agama , pendu-
kung Sila Negara jang pertama , jaitu Ketuhanan Jang Maha
Esa.
Saudara2 !
Ada soal lain jg saja mintakan perhatian sdr2. sekalian ,
jaitu, bahwa didalam kita mendjalankan kewadjiban mem-
beri penerangan kepada rakjat, kita harus mengingat, bhw
arti kemerdekaan dan demokrasi dikalangan rakjat harus
dapat berkembang dengan sebaik 2nja . Untuk ini kita harus
berusaha mambimbing rakjat kearah pandainja memperguna-
kan hak2 kemerdekaan dan demokrasi itu dengan melalui
saluran2 jang sehat.
Kewadjiban kita ialah mengadjak rakjat kepada soal
saluran2 demokrasi jang telah kita buat bersama ialah D. P. R.
didaerah2 dan K.N.P. dipusat .

11
Kita akui , bahwa Badan Perwakilan Rakjat kita belum
sempurna, Tetapi tidak boleh dimungkiri, bahwa suara dari
seluruh lapisan rakjat jang dikeluarkan diluar badan2 itu
achiraja berkumandang pula didalam badan2 itu.
BPR akan sempurna dan akan mendjelmakan kehendak
rakjat sebenarnja. apabila sudah diadakan pemilihan umum .
Soal ini adalah soal jang sangat penting . Oleh karena itu
ia kita pentingkan pula dalam konperensi kita ini dalam satu
atjara jang istimewa . Saja harapkan sdr2 . mengikuti atjara
ini bila telah tiba waktunja .

Saudara2 !

Lepas dari politik pemerintah masih ada lapangan 2 lain


jang masih mendjadi tanggungan kita . Saja batjakan disini
sebahagian dari tugas Bah. Penerangan . Jaitu :
1. Mempertinggi ketjerdasan umum dalam hidup bermasja-
rakat dan beragama , dengan arti menuntut hidup per-
seorangan, ke masjarakatan dan kenegaraan sepandjang
tuntunan Tuhan Jang Maha Esa . jang mendjadi sila
atau sendi negara kita jang pertama.
2. Menuntua pikiran umum kearah perbaikan jang dike-
hendaki agama .
3. Kerdja sama dengan Kementerian Penerangan dala
mendjalankan kewadjibannja dikalangan kaum agama jg
mempunjai alam fikiran lain, agar penerangan itu mudah
dan dapat dimengertikannja .
Saudara2 !

Ini adalah berdasarkan instruksi bersama jg ditetapkan


oleh Menteri Penerangan ( Mohd , Natsir ) dan Menteri Agama
(K.H. Masjkur) jang ditetapkan pada 27 Maret 1948.
Saudara21

Djika tiga tugas ini jang boleh kita namakan trisila dari
Kementerian Agama Bah, Penerangan kita tindjau lebih
dalam , maka pada bahagian ke 3 terdapat s fat memberi
penerangan tentang beleid kebidjaksanaan Pemerintah, dimana

12
kita harus bergandengan rapat dan kerdja sama sebaik2oja
dengan Kementerian Penerangan baik dipusat maupun di-
daerah - daerah .

Sedang tugas jang kesatu dan kedua adalah bersifat


mendidik.
Saudara2 !

Marilah kita djalankan tugas jang sutji ini dengan penuh


kegembiraan tetapi dengan rasa tanggung djawab terhadap
keselamatan Negara, Bangsa dan Agama sekarang dan dibari
kemudian .

Dengan seruan ini konperensi saja buka dengan nama


Tuhan Jang Maha Esa .

Tiap orang mempunjai hak kemerdekaan untuk ber-


fikir dan hak kemerdekaan menjatakan fikirarnja dengan
tiada mendapat gangguan berupa tindakan Pemerintah;
bak2 ini meliputi kemerdekaan untuk mempunjai pendiri-
an, mentjari , menerima dan memberi penerangan dan
pengertian dengan tiadä mengingat perbatasan Negara ,
baik dengan lisan, tulisan atau tjetakan , berupa keseni-
an atau dengan djalan pertundjukan atau pidato2 jang
diselenggarakan setjara sjah.

(Rentjana Persetudjuan tentang


Hak-hak manusia . pasal 17 , ajat 1) .

13
Pentingnia Penerangan dalam

Kementerian Agama.

Dari tjatatan pidato sam-


butan Bapak Menteri Agama .

Saudara2 badlirin jang terhormat, saja merasa sjukur,


bahwa pada malam ini telah dapat diusahakan menga-
dakan konperensi dari pada Bah. Penerangan daripada
Kementerian Agama, jang tersebar diseluruh Indonesia.

Saudara2 sebelum
datang masa ini , kita
sedang menghadapi ne-
gara kesatuan , Antara
lain jg berkenaan dgn
Kemt. Agama sudah
diadakan piagam ber-
sama antara Kemente-
rian Agama RIS dan
Kemt. Agama RI .

Dalam piagam ber-


sama itu disebutkan
bahwa sambil kita ber- Foto : Sujadi.
usaha mentjapai negara
Menteri Agama R.I. K. H. Fakih
kesatuan itu , sebelum
Usman : Kewadjiban penerangan
itu tertjapai , sementara 99 menanam benih2 kesutjian dalam
Kementerian2 dan Dja.
masjarakat".
watan2 jang ada di RI
dan jang ada di RISsupaja mulai bekerdja dengan piagam
itu . Dan utk usaha mentjapai persatuan, hingga nanti apabila
negara kesatuan terbentuk, dapat berdjalan dgn sebaik2nja.
Inti dari pada piagam tadi , oleh Kemt. Agama telah
dikerdjakan dan telah ditjapai pada tgl 7 Djuni th, 1950.

14
Dalam piagam itu dikatakan : pertama kali , organisasi
dan kompentensi dari . Kem , Agama RI selurubnja, agar dim
Kem . Agama ada persatuan .
Djuga undang2 jang diperbuat oleh Kem, Agama RI
selama ini , akan didjadikan modal dari pada Kem. Agama
dalam negara kesatuan jang akan datang .
Saudara2 bahwa Konperensi Djawatan2 Agama Bag.
Penerangan, jang baru kita adakan ini memang saja rasa
ada baiknja dalam menghadapi negara kesatuan .
Saudara, Ketua , kalau kita kenangkan bahwa sedjak
putusan dari pada KNIP Pleno jang diadakan pada bulan
Desember th. 1949 jtl . diadakan keputusan menerima hatsil
KMB itu, sebagai akibatnja terbentuknja negara RIS dan
RI dengan constitusi sementara . Jang dilampirkan daripada
hasilaja KMB .

Memang sebenaroja kedudukan daripada RI sudah men-


djadi negara bagian tidak lagi mendjadi negara sebelum
hatsil KMB .
Kita telah memproklamirkan negara kita pada tanggal 17
Agustus 1945. Sementara itu kita mengadakan U.U.D. kita jg
berdasarkan Pantja Sila.

Kemudian setelah diadakan lagi penerimaan hatsil KMB


ini , maka djauh perobahan ini dari pada jang semula kita
tjapai.
Ini sebabnja Sdr2 . didalam keterangan pemerintah jang
diadjukan mengenai program Kabinet sebagai disini kami
mengemukakan bahwa disini menganggap KMB sebagai satu
tingkatan perdjuangan , satu phase dari pada perdjuangan
Indonesia. Setelah itu akan diterangkan dengan mengusa-
hakan kembalinja negara kesatuan sebagai sekarang akan
kita lihat hatsiloja . Pun didalam masa sekarang ini kita
menghadapi negara kesatuan . Inipua merupakan satu pbase
ialah untuk mewudjudkan kewadjiban jang tertjantum dalam
undang2 dasar kita.
Sdr2 sekalian , Sdr2 . Ketua !
Dengan tegas Kementerian Agama sekarang menduduki
tempat jg tertentu didlm susunan negara kita . Karena itu kita

15
kemukakan sekali lagi bahwa Kementerian Agama adalah
pertama kali diadakan dan satu2 nja • diseluruh dunia.
Kementerian Agama adalah hatsil dari pada revolusi kita ,
jang untuk mempertjepat dan melaraskan susunan negara
dengan undang2 dasar kita , negara kita jang ber- Pantja
Sila itu ; dengan sedikit kesedikit. Kompetensi dari pada Kem .
Agama sudah ditentukan dalam peraturan , pemerintah th 49
no, 33 kemudian diubah dan ditambah dengan peraturan pe-
merintah no . 8 th 50 ; mengenai tugas jang mendjadi pekerdja-
an Kementerian Agama .
Sudah tentu untuk memenuhi kewadjiban jang banjak ini
dari pada Kementerian Agama , maka diadakan lab, bagian
Penjiaran dan Penerangan dari Kementerian Agama, Bagai-
mana pentingnja bagian ini dari pada jang lain , dapat kita
mengatakan bahwa segala usaha dari Kementerian , hidup
bergerak langsung , untuk mendjadi penerangan , pembimbing
kemadjuan hidup, bermasjarakat, dan beragama .
Untuk menerangkan tugas usaha dari pada Kementerian
Agama, maka bagian penerangan sungguh mempunjai tugas
jang penting sekali.
Terutama kini kalau kita ingat kepada fasal jang ter-
tentu dari pada program pemerintah jang saja kemukakan
disini , ialah jang didalam fasal ke 5 jang dengan tegas di
kemukakan bahwa salah satu dari program pemerintah ialah
mengusahakan pembangunan budi pekerti, moraal diseluruh
masjarakat, karena akibat peperangan , akibat perdjuangan ,
akibat apa sadja , jang mendjadi penjakit dalam masjarakat.
Kalau Kementerian Agama diberi bagian untuk melak-
sanakan fasal 5 ini , sudah tentu tugas ini akan banjak di-
kerdjakan oleh bagian Penerangan daripada Kem. Agama .
Sudara2 jg berhari -hari bekerdja di Kementerian Agama
bagian Penerangan , maupun dipusat atau didaerah2 menge-
tahui betapa berat pekerdjaan sdr2.
Saudara21 Kalau saja gambarkan tiap2 chutbah jang
dikarangkan oleh Kementerian Agama bagian penerangan
untuk dibatjakan diseluruh Djum'at jang ada di Indonesia ,

16
Sdr2 dapat menggambarkan bagaimana luas pekerdjaan Ke-
menterian Agama. Ini saban minggu diseluruh pelosok Indo-
nesia mulai dari kota jang ketjil dan jang besar, setiap hari
Djum'at, kalau saudara2 mau iseng2 mengetahui tentang tugas
itu jang saban minggu diberi penerangan dari Kem . Agama.
Saudara21 Kalau sekarang kita menghadapi negara ke-
satuan, kalau sekarang kita mengetahui keadaan jang benar2
di Negara kita ; kesulitan itu masih mendjadi rintangan utk
kita mentjapai tjita2 sebagai jg dimaksudkan dalam undang2
dasar kita. Maka kalau saudara2 kenangkan , tentu akan
mengetahui pertama jang penting sekali ialah adanja pen-
bangunan djiwa karena akibat kerusakan dalam masjarakat
kita.

Sekarang dapat dikatakan bahwa kita telah lepas dari


masa perdjuangan dan kini menghadapi masa pembangunan .
Tetapi saudara2, masa pembangunan lebih berat, lebih meng-
hendaki kesabaran, lebih menghendaki kesanggupan pengor-
banan jang djauh lebih besar bebannja dari pada masa per-
djuangan.
Saja teringat akan sabda Nabi kita Muhammad s . a , w.
pada suatu kali beliau pulang daripada satu djihad satu per-
tempuran, dapat menghalau musuh , membawa kemenangan .
Ketika beliau kembali dari medan pertempuran dikatakan
dengan sabdanja jang mashur : „ bahwa kita baru kembali
dari perang jang ketjil dan masuk kedalam perang jg besar" .
Jang dimaksudkan perang ketjil ialah perang sendjata . Dan
jang dikatakan perang besar ialah dalam pergaulan, meng-
hilangkan hawa nafsu jang merusak jang terdjadi didalam
masjarakat ; maka dikatakan ini peperangan besar.
Kalau kita sesuaikan ini dengan masa pembangunan ,
dapat kiranja dikatakan, bahwa kita baru seakan2 selesai
dari perdjuangan jang ketjil .
Saudara2 ! terutama kepada tenaga2 Penerangan dari
Djawatan2 Agama Daerah jg kini telah datang dari seluruh
pelosok Indonesia, saja kemukakan betapa berat pekerdjaan
saudara2.

17
Perlu saja kemukakan , bahwa penerangan jang berdasar
kepada Agama ada berlainan, karena berhadjat kepada ke-
bidjaksanaan jang lebih tinggi , karena maklumlah dalam
agama apa sadja tidak menghendaki adanja paksaan .
Petundjuk Tuhan datang kepada siapa dikehendakinja .
Hati jang sutji ichlas itulah jang dapat menerima petun-
djuk. Manusia sendiri, walaupun dia Nabi sekalipun tak
dapat memberikan petundjuk kepada orang jang ditjintainja,
sekiranja orang itu belum ditakdirkan Tuhan mendapat pe
tundjuk. Sebagaimana jang telah terdjadi terhadap paman
Nabi Muhammad Abu Thalib jang sampai matinja belum
termasuk golongan orang2 jang mukmin .
Kalau kita ingat dan kita ketahui betapa berat peker-
djaan saudara2 jakni untuk menanam benih kesutjian didalam
masjarakat. Masjarakat jang banjak menemui anasir2 per-
selisihan paham , disanalah benih baik dan sutji itu akan
saudara2 tanamkan .
Apa jang dikerdjakan oleh bagian penerangan adalah
lebih banjak daripada pekerdjaan jang lain, tetapi saudara2
kalau usaha penerangan itu tumbuh mendjadi benih dalam
djiwa , maka djiwa itu akan hidup dengan sendirinja , akan
hidup dengan suburoja , tidak dapat dipatahkan dengan apa
sadja , demikian sifat dari penerangan jang mendjadi kewa-
djiban daripada Kementerian Agama dengan bantuan pene-
rangan daripada tenaga laio , Terutama sdr2 dimasa negara
kita sekarang mentjapai kemerdekaannja bukan mendjadi
rahasia lagi , bahwa masih banjak ditinggalkan disini sebagai
warisan djadjahan baik jang terdapat dikalangan keagamaan
atau perekonomian , keuangan atau lain2nja . Saja tidak dapat
mengatakan, dilapangan mana2 pun soal ini ada djuga .
Banjak kini matjam2 nama jang disebut agama baru jg
tersebar dimana2 tempat. Negara Idonesia mendjamin ke-
merdekaan beragama , sebab apa jang mendjadi nama itu
sudah djelas dengan mendjamin kemerdekaan berpikir , tetapi
sudah tentu kita akan memperhatikan sampai sungguh2 ada
perserikatan2 dan tumbuhnja matjam2 gerakan jang merupa-
kan agama, sungguh tumbuh daripada keinsjafan jang benar
utk mendjadi kebesaran jg sesuai dgn kebebasan beragama.

18
Ataupun itu diadakan dgn maksud memetjah utk meru-
sakkan agama kita , masjarakat jg tjukup rochani dan djasmani .
Perkataan2 itu saudara2 kini mendjadi lapangan dan
perhatihan Kem. Agama terutama bagian penerangan untuk
rakjat, untuk berdaja upaja mentjari hakekatnja , kalau kita
sungguh2 dari djawatan sudah tentu negara akan memberi
kebebasan , tetapi sebaliknja kalau itu hanja mendjadi kedok ,
sudah teatu bagian penerangan memberi penerangan supa'a
rakjat djangan dipetjah belah jang tidak seharusoja .
Saudara2, begitulah kewadjiban dari Kementerian Agama
bagian penerangan , maka saja harapkan nanti konperensi dapat
membuahkan hasil jang baik sehingga sdr2 dapat pula me-
nunaikan kewadjiban jang berat untuk nusa dan bangsa jang
kita tjintai jg sekarang sedang menghadapi negara kesatuan .
Demikian sebagai penutup saja mengutjapkan selamat ke-
pada saudara2 sekalian.

Dengan penuh semangat badlirin me-


njanjikan lagu Indonesia Raja . '
Foto Sujadi.

19
ORGANISASI DAN TUGAS

Kementerian Agama bg. Penerangan

Keterangan Abdullah ' Aidid Kepala


Bg. Penerangan Kem. Agama didepan
Sidang Konperensi Dinas Penerangan
Agama tgl. 6-8-1950.

Kementerian Agama.
Negara kita berdasarkan Pantja
Sila, lima sila, lima sendi atau
lima dasar.
Satu dari padanja, jang pertama
dan jang terutama ialah sila Ke-
tuhanan Jang Maha Esa . Maka
negara kita bersendi ketuhanan
atau negara kita adalah negara
jang berTuhan , Tuhan Jang Maha
Esa.
Adalah sila jang pertama ini di
dukung oleh Kementerian Agama.
Djika sila2 jang lain didukung
oleh dua atau tiga Kementerian ABDULLAH ' AIDID
seperti sila Keadilan Sosial , um- Kepala Bagian Penerangan.
pamanja , didukung oleh Kemen- Penjiaran dan Perpusta -
kaan Kem. Agama,
terian Sosial, Kementerian Per-
buruhan , Kementerian Kemakmuran dan Kementerian Ke-
hakiman dsb. maka adalah sila jang pertama, soal Ketu-
hanan Jang Maha Esa, didukung sendiri oleh Kementerian
Agama . Berat dukungan Kementerian Agama tetapi mulia
dan sutji .
Kementerian Agama didirikan atau diadakan didalam
susunan Kabinet Pemerintah ialah pada 3 Januari 1946
dengan Menterinja jang pertama H. Rasjidi , jang sebelum-
nja dalam Kabinet II mendjadi Menteri Negara .

20
Akan isi tugas kewadjiban Kementerian Agama Re-
publik Indonesia sedjak sa'at dibentuknja kemudian se-
pandjang tahun2 1946 , 1947 , 1948 sampai kita memasuki
tahun 1949 belum ditetapkan dan didjelaskan didalam su-
atu undang2 jang tertentu.
Melainkan baru diachir tahun 1949, dimasa Menteri
K. H. Masjkur barulah ditetapkan lapangan pekerjaan ,
susunan, pimpinan dan tugas kewadjiban Kementerian A-
gama, menurut peraturan Pemerintah No. 33 th. 1949 , jang
diumumkan pada 25 Desember 1949.
Sekalipun begitu , ini bukan artinja, bahwa Kementerian
dan seluruh djawatannja di daerah2 tidak dapat bekerdja
atau bekerdja dengan tidak ada aturan dan pedoman: ma-
lahan sebaliknja . Selama ini Kementerian dengan seluruh
djawatannja tetap memperlihatkan aktivitetnja bersendikan
Sila pertama dari Pantja Sila dan berpedomankan U.U.D.
Bab 11 Fasal 29, jang berbunji :
Pertama : Negara berdasar atas Ketuhanan Jang Maha Esa .
Kedua Negara mendjamin kemerdekaan tiap2 penduduk
untuk memeluk agamanja masing2 dan untuk ber-
ibadat menurut agamanja dan kepertjajaannja itu .
Inilah Kementerian Agama !
Sebagai bentuknja Kementerian2 Negara jang lain
Kementerian inipun terdiri dari beberapa bahagiannja .
Maka didalamnja terdapat bahagian2 : Umum (A atau
Sekretariat), Kepenghuluan , Kemesdjidan, Pengadilan Agama
dan Wakaf -B , Pendidikan -C, Penerangan, Penjiaran dan
Perpustakaan D. jaitu bahagian kita ini , Protestan dan
Katolik -EI dan EII, Kepegawaian F dan keuangan G. Da-
hulu ada pula Bahagian Ekspidisi H , tetapi menurut orga-
nisasi jang terachir ini telah dimasukkan kedalam Bah.
Umum A atau Sekretariat dan Perpustakaan Islam dahulu
perupakan Bah. jang berdiri sendiri tetapi sekarang diga-
bungkan dan dimasukkan kedalam Bah. D.
Dan oleh karena itu Bah. ini lengkapnja dinamakan
Bahagian Penerangan , Penjiaran dan Perpustakaan " . Tetapi
didalam istilah dinamakan sadja „ Bahagian D. "

21
Bahagian D.
Menurut jang telah ditetapkan oleh Peraturan Peme-
rintah No. 33 th. 1949 itu maka tugas dan kewajiban
Bah . D. ini ialah :
a. Mempertinggi ketjerdasan umum dalam hidup ber-
masjarakat dan hidup beragama, dengan arti menun-
tun hidup perseorangan, kemasjarakatan dan kene-
garan sepandjang tuntunan Tuhan Jang Maha Esa ,
jang mendjadi sila atau sendi negara kita jang per-
tama.
b. Menuntun fikiran umum kearah perbaikan jang di
kehendaki agama .

c. Kerdja sama dengan Kementerian Penerangan dalam


mendjalankan kewadjibannja dikalangan kaum agama
jang mempunjai alam fikiran lain agar penerangan2
dari Pemerintah dapat mudah dimengerti oleh golo-
ngan kaum agama jang merupakan penduduk jang
terbesar dikepulauan Nusantara ini .
Mengenai tugas C. 39 INSTRUKSI BERSAMA " Kemen-
terian Penerangan dan Kementerian Agama jang ditanda
tangani oleh Moh . Natsir dan K.H. Masjkur, jang masing2
pada waktu itu mendjadi Menteri Penerangan dan Menteri
Agama ; berbunji sbb :
INSTRUKSI BERSAMA.
Menimbang :
1. bahwa Djawatan Penerangan Daerah antara
lain berkewadjiban memberi penerangan
tentang politik Pemerintah serta segala pe-
nerangan jang bersifat umum kepada seluruh
masjarakat berdasar U.U.D. kita.
2. bahwa Djawatan Agama Daerah Bah. Pe-
njiaran dan Penerangan berkewadjiban mem-
perdalam dan memperluas keinsjafan ber-
negara dan bermasjarakat jang berdasar dan
berdjiwa Pantja Sila kepada masjarakat jang
beragama umumnja.

22
Memandang
perlu adanja kerdja sama antara Djawatan
Penerangan Daerah dan Djawatan Agama
Bah. Penjiaran dan Penerangan serta pene-
gasan lingkungan pekerdjaan djawatan ma-
sing -masing.
Menetapkan :
suatu instruksi bersama tentang :
1. Pembagian dan penegasan pekerdjaan Dja-
watan Penerangan Daerah dan Djawatan
Agama Bah. Penjiaran dan Penerangan :
a . Djawatan Penerangan Daerah menudjukan
penerangannja kepada seluruh masjarakat,
sehingga sifat penerangan berdiri diatas
segala faham , dengan djalan tulisan , lisan
dan lukisan .
b Djawatan Agama Daerah Bah. Penjiaran
dan Penerangan menudjukan penerangan-
nja kepada masjarakat jang beragama dgn
djiwa dan dasar keagamaan dan Ketuhanan
Jang Maha Esa .
2. Tjara kerdja sama didaeráh antara Djawatan
Penerangan dan Djawatan Agama Bah . Pe-
njiran/Penerangan :
a. Djawatan Penerangan Daerah membantu
Djawatan Agama Bah. Penjiaran | Pene-
rangan dengan bahan jang diperlukan.
b. Utk melaksanakan . Djawatan Penerangan
Daerah dapat mengirimkan orng2nja ke-
pesantren2, pondok2 dan lain2 sebagainja
atas permintaan Djawatan Agama Bah.
Penjiaran/Penerangan.
Dan selandjutnja untuk melaksanakan
penerangan jang bersifat keagamaan se-
mata2 haruslah dikerdjakan oleh Djawatan
Agama Bah. Penjiaran/Penengan dengan
dibantu oleh Djaw. Penerangan Daerah.

23
è Ďjawatan Agama Bah . Penjiaran / Pene-
rangan kerdja sama dengan Djawatan Pe-
nerangan Daerah agar dapat menjesuaikan
penerangan kepada masjarakat jang ber-
agama.
Instruksi ini supaja dilaksanakan dengan
saksama dan mulai berlaku pada hari tgl
ditetapkan.

Ditetapkan di Jogjakarta tg . 27-3 1948 :


Menteri Agama : Menteri Penerangan :

(K. H. Masjkur) ( Mohd. Natsir )

Disini dapatlah kita melihat , bahwa tugas dan kewa-


djiban kita ini ada dua sifatnja . Ada bersifat permanent,
continue atau tetap dan terus menerus dan ada bersifat
insidenteel membantu Kementerian Penerangan dan Peme
rintah umumnja dalam menerangkan beleid kebidjaksanaan
pemerintah. Dan sebagai satu organisasi penerangan dari
instansi pemerintah tugas ini sudah semestinja.
Inilah salah satu tugas kewadjiban Bah. Penerangan .
baik dipusat maupun didaerah2. Kita harus meneruskan
penerangan2 jang mengenai haluan politik umum dari kabi-
net atau pemerintah , jang tuntunan, pedoman serta bahan2-
nja diterima dari Pusat Bah. Penerangan atau dari Dja-
watan Penerangan Daerah Kementerian Penerangan. Selain
itu sebagai satu instansi penerangan pemerintah Bah . kita
didaerah2 harus merupakan alat jang selalu tersedia bagi
Pemerintahan daerah djuga.

Tetapi, sebagai kata sdr, Ruslan Abdulgani didalam


kitabnja ,, Penerangan Tentang Penerangan " . Penerangan
bukan alat untuk diperalat. melainkan kita barus merupakan
alat jang selalu dibutuhkan dan diperlukan ; dan oleh karena
itu disajangi dan dihormati .
Kemungkinan Bah . dan staf Penerangan kita dapat
merupakan dan mendjadi alat jang diperlukan dan dihor-

24
mati itu sangat besarnja ; asal kita pandai menempatkan
diri dan pandai mempergunakan kesempatan . Sebab lapa-
ngan dan daerah kita sangat luasnja : mesdjid2, surau2.
pondok2, langgar2 , pengadjian2 dsb. dapat dipergunakan
mendjadi lapangan penerangan kita sebaik - baiknja , teruta-
ma chutbah2 djum'ah. Lapangan2 ini bila dipergunakan
sebaik2nja dan seëfektif2nja akan besar sekali hasilnja , baik
bagi negara maupun bagi kemadjuan agama kita sendiri.
Ini penerangan2 jang bersifat insidenteel jang mendjadi
tugas kewadjiban kita angkatan penerangan Kementerian
Agama .
Sebagai dikatakan tadi , disitu ada pula tugas kewa-
djiban kita jang bersifar permanent. continue atau tetap
dan terus menerus.

Tugas ini berhubungan langsung dengan ideologie


negara kita atau Pantja Sila dan djuga dengan agama kita
sendiri.

Bala tugas jang kita sebutkan terdahulu mengenai


haluan politik, beleid atau kebidjaksanaan kabinet atau
pemerintah ; sehingga dengan begitu tjaranja kita melakukan
penerangan sedikit banjak tergantung pada adanja atau
tidak adanja perubahan dalam haluan politik atau tindakan2
pemerintah maka tugas kewadjiban jang tersebut terachir
adalah bersifat permanent, continue atau tetap dan ber-
laku terus menerus tiada hentinja .
a. Mempertinggi ketjerdasan umum dalam hidup
bermasjarakat dan beragama , dengan arti menuntun
hidup perseorangan . kemasjarakatan dan kene-
garaan sepandjang tuntunan Tuhan Jang Maha
Esa jang mendjadi sila atau sendi negara kita jang
pertama.
b. Menuntun fikiran umum kearah perbaikan jang
dikehendaki agama .

Tugas ini tidak bergantung kepada perubahan haluan


politik pemerintah, tetapi hanja bergantung kepada akti-
viteit atau kegiatan kita sendiri.

25
Dengan tugas a. dan b. ini kita memperdalam dan
meresapkan dalam djiwa ra'jat ideologie negara dan agama
sekali gus. Ideologie agama atau ketuhanan dan negara
Jang mendjadi pokok awal dari segala dasar tindakan dan
perbuatan negara kita. Jaitu Pantja Sila : Ketuhanan Jang
Maha Esa. Perikemanusiaan, Kera'jatan, Kebangsaan dan
Keadilan Sosial . Sila jang lima ini harus dimiliki oleh setiap
warga negara adalah kewadjiban kita keluarga penerangan .
Inilah udjud tugas kita jang pertama dan jang terutama
,, mempertinggi ketjerdasan atau pengertian umum " sehingga
mereka dapat insaf benar2 . bahwa agama dan negara itu
sebenarnja tidak berpisah ; tetapi berpadu mendjadi satu .
Keluarga penerangan berkewadjiban memberikan pene-
rangan kepada mereka jang belum terang ideologie negara,
agar timbul pengertian , bahwa kita mendirikan negara
bukan hanja untuk merebut kekuasaan sadja , melainkan
tudjuan sutjilah jang mendorongkan kita . Jaitu untuk me-
negakkan keadilan Illahi diatas dunia , untuk menjebar peri
kemanusiaan , persamaan, persaudaraan , ketenteraman dan
kedamaian dunia .

Kita berkewadjiban memperdalam pengertian kepada


ra'jat jang telah mengerti adanja ideologie negara . agar
supaja tjita- tjita sutji dan tudjuan luhur negara kita mere-
sap dalam hati sanubari seluruh lapisan ra'jat dan achirnja
mendjadi milik dan sikap hidupnja didalam kehidupan
sehari2.

Apa jang terdjelma dari dasar ini ?


Tidak sjak ia akan mendjelmakan tjita2 setiap ra'jat
Indonesia jang beragama , ia akan mendjelmakan sembojan
„ baldatun thajjibatun warabbun ghafur" (negara jang ma'mur
sentosa dibawah lindungan ramah Tuhan Jang Maha Pe-
ngampun).
Kita akan :
a. Mempertinggi ketjerdasan umum dalam hidup ber-
agama, dengan arti menuntun hidup perseorangan .
kemasjarakatan dan kenegaraan sepandjang tuntunan

26
Tuhan Jang Maha Esa , jang mendjadi sila atau sendi
negara kita jang pertama .
b. Menuntun fikiran umum kearah perbaikan jang di-
kehendaki agama .

Tugas kewadjiban ini harus didjalankan dengan sisti-


matis, dengan tjara2 jang tentu , dengan kursus dan tabligh2
jang teratur dengan pembahagian pekerdjaan dan atjara
jang berturut2 dan bersambung2.
Tugas ini memerlukan pengetahuan jang mendalam
dari pada pegawai dan staf angkatan penerangan kita ten-
tang soal2 jang akan diketengahkan .
Memang , kita tidak dapat menerangkan kepada ummat ,
apalagi mejakinkan mereka tentang sesuatu ideologie jang
kita ketengahkan , kalau kita sendiri belum mengerti atau
belum jakin akan kebenaran soal2 jang akan kita ketengah-
kan itu .

Maka oleh karena itu sangatlah pentingnja kwaliteit.


pegawai dan staf penerangan kita .
Kwaliteit harus dapat terlihat dari pada apa jang di-
terangkan dan tjara bagaimana penerangan itu didjalankan .
Staf penerangan kita harus mempeladjari dan me-
ngertikan dirinja sendiri lebih dahulu akan apa jang akan
didjelaskan dan diterangkan didepan ramai . Djanganlah men-
tjoba2 menerangkan kepada orang lain sesuatu jang ia
sendiri belum djelas dan terang .
Dalam tugas a. dan b. dari tugas Bah , Penerangan
djelas terlihat disitu tugas jang bersifat mendidik, menun-
tun dan mengasuh .
Maka dalam hal ini staf kita harus dapat dan pandai
mendidik diri sendiri lebih dahulu .
Maka djanganlah kita mentjoba2 mendidik orang lain
sebelum memeriksa pendidikan diri sendiri.
Sdr.2 Kepala , Wk. Kepala Bahagian atau perutusan
daerah jang hadlir dalam konperensi ini saja pertjaja sung-
guh tentu telah sama ma'lum akan hal ini.

27
Adjakan ini adalah terutama ditudjukan kepada ang-
gota2 staf jang sdr.2 pimpin, supaja hal ini diinsafkan
benar2 kepada mereka .
Diatas inilah bergantung baiknja kwaliteit staf pegawai2
penerangan .
Disamping sifat2 ini jang harus dimiliki oleh staf dan
pegawa 2 penerangan, maka disitu harus ada pembahagian
tugas dan pekerdjaan sehingga staf kita benar2 merupakan
satu team , suatu bentuk ikatan kesatuan jang rapih.

Pembahagian tenaga dan pekerdjaan seperti ini mem-


berikan kepada masing2 tanggung djawab guna terlaksananja
tugas jang diserahkan kepadanja .

Dimana diatas itu semuanja sdr2 sebagai Kepala atau


Wakil Kepala Bah. merupakan tenaga koordinasi , jang me-
melihara pimpinan jang rapih diantara bahagian2 itu dalam
melakukan pekerdjaannja masing2, sehingga bahagian2 itu
keluar merupakan kesatuan jang harmonis atau selaras . Maka
itu didalam bahagian2 penerangan kita haruslah ditjarikan
tenaga penerangan jang ada keseimbangan , keselarasan dan
kerdja sama jang sebaik - baiknja .
Sedang untuk mempertinggi kwaliteit staf dan pegawai2
kita haruslah mereka berlatih atau beladjar dulu sebanjak
mungkin dan membiasakan diri memikir setjara mendalam
atas apa jang hendak ditindakan.

Staf dan pegawai penerangan kita harus dilatih menji-


apkan diri lebih dahulu atas apa jang akan diterangkan .
Persiapan ini menghendaki tempo dan tenaga fikiran untuk
mempeladjari lebih dahulu apa jang hendak diterangkan .
Dengan tidak ada persiapan usaha penerangan akan gagal.
Tetapi sekali2 djanganlah kita mendasarkan segala usaha
atas kebetulan.

Organisasi Kem . Agama Bah . D. ( Penjiaran Penerangan


dan Perpustakaan ), dengan seksi2nja. Jang terpenting ialah
Seksi Penerangan Daerah, Seksi Siaran ( Pers dan Radio!
dan Seksi Penerbitan dan Perpustakaan .

28
Uraian dan tugas dari tiap2 seksi2 ini disini tidak akan
saja bentangkan, karena sebagai sdr2 lihat dalam program
atjara tiap2 seksi itu akan memberi uraian dan pendjelasan
sendiri2 oleh pemimpin2nja masing2, kelak kalau sudah tiba
gilirannja, baik perdjalanan seksi2 itu dimasa jg lalu maupun
rentjana pekerjaannja dimasa datang .

Hanja perlu saja peringatkan, bahwa menurut laporan2


jang kami terima dibeberapa daerah Bah. D. ini belum
sempurna, ada jang belum ada kepalanja , ada jang belum
lengkap stafnja , ada jang belum dibentuk sama sekali dsb.
Ini tidak kita sesalkan. Karena dalam masa selama ini ,
kita hidup dalam perdjuangan dan pertempuran ; belum ada
kesempatan bagi kita menjusun dan membangun ; apalagi
beberapa daerah ada jang baru kembali kepada R. I.

Maka itu saja tekankan disini sekembalinja Saudara2


kedaerah Sdr2 masing sempurnakanlah lebih dahulu organi-
sasi Bah. D. ini . Mudah2an dalam tempo kurang dari tiga
bulan apparaat Bah . ini sudah siap. Kemudian barulah kita
mengadakan latihan kader penerangan jang mungkin akan
berdjalan tiga bulan pula . Dan tenaga2 ini akan kita djadikan
barisan pelopor dalam melaksanakan program kabinet fasal 5
keseluruh pelosok2 Indonesia dan dalam mendjalankan tugas
Bah. D ini pada umumnja .

Maka sebelum kita melangkah keluar marilah kita sem-


purnakan dan perkuat organisasi kita dari dalam lebih dahulu.
Tjara ini adalah menurut adjaran agama kita sendiri
dan menurut siasat jg pernah didjalankan Rasulullah saw.
Kalau kita lihat siasat perdjuangan Nabi sebelum beliau
memasuki gelanggang ramai maka lebih dahulu beliau mem-
perkuat dan menjusun barisan pengikut2nja jang ketiil itu
dengan sendjata iman dan perbekalan batin jg tahan udji.
Tadi saja singgung dan sebut2 „ Program Fasal 5" .

Apakah program itu ?


Demikian bunji selengkapnja 1

29
Menadjukan pembangunan budi disegala lapisan ma-
sjarakat dan mendjamin kebebasan suburnja djiwa keaga-
maan menurut agama masing2 didalam pembangunan negara
sesuai dengan UUD. pasal 29″.
Dan didalam keterangan pemerintah dimuka sidang
BPKNP. berkenaan dengan program ini didjelaskan sebagai
berikut :

Sebagai usaha untuk mentjoba mengatasi krisis moral,


mentale ontwrichting , sebagai akibat dari kekatjauan jang
meradjalela dimana2 maka punt 5 dari program pemerintah
berbunji „ memadjukan pembangunan budi disegala lapi-
san masjarakat dan mendjamin kebebasan djiwa keagamaan ,
menurut agama masing2 dalam pembangunan negara, sesu-
ai dengan UUD. fasal 29".
Pemerintah akan berusaha melaksanakan tugas ini jang
antaranja dengan :
1. memperhebat siaran2, tuntunan2 jang bersandarkan
adjaran agamanja sendiri2 , baik berupa tjetakan atau-
pun radio dan djuga dalam chutbah djum'at.
2. mengadakan himpunan2 dan pertemuan2 andjuran
berbuat baik.
3. mengadakan gerakan2 bersama guna melaksanakan per-
buatan baik.
4. mengaktivir tenaga2 Djawatan Agama seumumnja da-
lam pelaksanaannja .
Dalam pada itu perlu dikemukakan disini, bahwa jang
chusus mengenai tugas ini akan ditudju pembangunan
sifat2 dan achlak jang tertentu, umpama sifat kebersihan ,
persatuan, gotong- rojong , keichlasan, pengorbanan dan se-
bagainja .

Mungkin tugas ini dapat disebut dengan kata jang bi-


asa " pembaharuan pertahanan djiwa" .
Tetapi lebih tepat kalau dikatakan " pembangkitan ke-
utamaan djiwa". Memang negara jang kuat hanjalah jang
· mempunjai ra'jat jang berbudi baik.

30
Saudara-saudara.
Dengan program ini pemerintah telah mengakui dan
memikul pertanggungan djawab untuk memelihara kesubu-
ran pertumbuhan kepertjajaan atas ketuhanan Jang Maha
Esa itu dalam kalangan ra'jat.
Dan ini adalah mendjadi tugas dan pertanggungan dja.
wab Kementerian Agama jang sebahagian jang terbesar di
pikulkan kepada kita Bah . Penerangan .
Ini bukanlah pekerdjaan sehari dua hari atau sebulan
dua bulan tetapi pekerdjaan tahunan jang membutuhkan
tenaga dan beaja raksasa apa lagi sesudah masjarakat kita
berada dalam keruntuhan budi pekerti jang begini rusak-
nja sebagai akibat kesengsaraan lahir batin selama Perang
Dunia II dan Revolusi Kemerdekaan .
Ini organisasi dan tugas kewadjiban Kementerian Aga-
ma Bah. D. sebagai saluran Kementerian Agama seluruh-
nja dalam mendukung tugasnja memelihara dan memupuk
kesuburan sila Ketuhanan , selain ia sebagai tenaga jang
teramat penting bagi pemerintah dalam kalangan kaum jg
beragama.
Dengan terbentuknja Negara Kesatuan sedikit hari
lagi maka lapangan pekerdjaan Kementerian Agama akan
meluas meliputi seluruh kepulauan Nusantara dengan pen-
duduknja jang berdjiwa 60 djutą terdiri dari penganut ber-
bagai faham dan mazhab.
Demikian djuga dengan digabungkannja Kementerian
Agama RIS dan RI djadi Kementerian Agama Negara
Kesatuan maka pelbagai tugas jang sekarang dipetjah dua
antara kedua Kementerian Agama tsb . kelak akan men-
djadi seluruhnja tugas dari satu Kementerian Agama sadja .
Pekerdjaan pembangunan kebatinan dimasa depan jang
sangat dekat itu jang merupakan satu pekerjaan jang
maha berat tetapi sangat penting dan sutji mulia, maha
berat, kita katakan . mengingat keruntuhan moreel dan ke-
tiadaan perindahan kepada agama , akibat Perang Dunia II;
sebagai akibat pula dari arus bandjir materialisme , baik
jang kapitalistis maupun jang komunistis jang sesudah

31
perang panas dilakukan dengan perang dingin , perang
propaganda oleh kedua pihak dari luar negeri dengan
segala alat propagandaa seperti madjallah2, buku2 , bro-
chure2, gambar2, film dll . , jang semuanja itu bertendens
membongkar akar2 ketuhanan dan keagamaan , mendjauhkan
raʻjat dan bangsa kita dari segala kekajaan batin , pusaka
leluhurnja , menggantikannja dengan kebudajaan asing jang
berdasar kebendaan dan bertjorak individualis egoistis.

Itu semuanja harus kita hadapi . Selain akibat2 pen-


didikan pendjadjahan selama 350 tahun lebih . pendidikan
dan pengadjaran kolonial jang hanja mementingkan inte-
lectualisme dan menjampingkan adjaran agama, menge-
njangkan otak dan melaparkan djiwa. Sehingga walaupun
pada lahirnja pada sa'at ini kolonialisme politik telah ter-
kikis dari tanah air kita tetapi kolonialisme kebudajaan masih
banjak jang tinggal pada djiwa dan fikiran bangsa kita .
Untuk memperbaiki ini semuanja adalah tugas kewa-
djiban kita .
Apalagi kalau program Kabinet Fasal 5 itu , jang me.
ngenai pembangunan batin, keluhuran budi dan pember-
sihan djiwa dengan agama hendak dilaksanakan dengan
sebaik2nja dan sesempurna2nja sehingga benar2 berbuah
jang njata dan terasa oleh dan dalam segala kalangan
masjarakat haruslah dilakukan pekerdjaan setjara besar2an ,
Karena itu semuanja akan mendjadi tugas Kementerian
Agama maka bahagian jang terdekat kepada penglaksanaan
tugas itu ialah Bahagian kita ini.
Kalau ditindjau Bahagian ini dalam organisasi dan
formasinja jang ada sekarang tentulah tidak tjukup buat
melaksanakan gerakan penerangan dan penjiaran dilapangan
jang sedemikian luasnja , bila benar2 dikehendaki Bahagian
ini membandjirkan kesegala plosok masjarakat, buku , bro-
chure, madjallah dan segala bahan penerangan dan pe-
njiaran modern up to date" dengan tjara2 jang sesuai
pula dengan abad atoom ini .
Hal ini sudah terasa oleh Kementerian Agama sendiri.
Kedudukan Bahagian Penerangan sebagai sekarang tidak

32
Penerangan Agama.

guna mengatasi krisis moral .

pidato Sambutan S. P. K. G. A. A,
Paku Alam VIII wakil Kepala Daerah
Istimewa Jogjakarta.

Assalamu ' alaikum w. w. I


Merdeka !
Hadlirin jang terhormat,

Sebagai Kepala Daerah, terlebih dahulu kami menjam .


paikan selamat datang kepada para pengundjung konperensi
jang datang dari djauh berkumpul di Ibukota kita ini . Betapa
pentingnja konperensi bagian Penjiaran dan Penerangan dari
Kementerian Agama, kiranja tidak perlu lagi kami bentangkan
pandjang lebar, karena Umum telah maklum, bahwa dalam
Negara kita jang berdasarkan atas Ketuhanan jang Maha
Esa , maka teranglah sudah bahwa soal Agama adalah salah
satu dari soal2 jang penting lagi sulit. Kami katakan sulit ,
karena soal Agama selalu mengenai perasaan , pada hal
dalam Negara kita ada pelbagai Agama jang dipeluk oleh
rakjat. Oleh sebab itu maka dalam hal membimbing rakjat
kearah keamanan itu, Kementerian Agama pada umumnja ,
dan bahagian Penjiaran / Penerangan pada chususnja , harus
selalu bertindak bidjaksana dan hati2 , agar supaja tidak
menimbulkan persaingan dan perselisihan . Dlm masa pem-
bangunan ini , pada hemat kami . beban dan kuadjiban Kem .

dapat dipertahankan lagi . Ia membutuhkan pengluasan da-


lam segala2nja .
Maka telah dipertimbangkan untuk mendjadikan Bah.
ini mendjadi Djawatan.
Buah fikiran , pertimbangan , usul dan pemandangan
dari sdr2, sangat diharapkan .

33
Agama jang harus dilaksanakan oleh bahagian Penjiaran/
Penerangan sungguh amat berat, karena sebagai lazim ter-
djadi diseluruh dunia, akibat perang dan pergolakan, rakjat
kita bukan sadja menderita kerusakan harta benda , bahkan
tidak sedikit jang disamping penderitaan harta benda itu
djuga menderita kerusakan rochani jang sukar memper-
baikinja. Penderitaan kemiskinan dapat diatasi dengan per-
tolongan Negara, dengan djalan distribusi , dgn tjara lebih
radjin bekerdja , lebih hemat hidupnja , akan tetapi tidak
mudah memperbaiki penderitaan rochani jang sudah agak
mendalam dan berakar. Orang sudah sekian lamanja hidup
dalam keadaan jang tidak normaal , dalam masa mana orang
biasa melakukan barang suatu karena dharurat, akan tetapi
lambat laun mendjadi biasa, sehingga achirnja orang meng-
anggap perbuatan itu sebagai biasa sadja . Penjakit inilah
jang sedikit demi sedikit harus dibrantas.
Kalau kerusakan rochani ini dapat diatasi , maka insja
Allah penderitaan harta benda akan mudah djuga memper-
baikinja, sehingga pembangunan Negara akan dapat berdjalan
dengan lantjar .
Dalam konperensi ini tentu akan banjak soal jang akan
dirundingkan , kesulitan jang harus dipetjahkan . Disamping
itu kami berharap, bahkan pertjaja, bahwa masalah memper-
baiki achlak rakjat, akan dipersoalkan djuga.
Sebagai penutup. kami berdo'a, mudah-mudahan kon-
perensi ini akan berhasil memetjahkan segala kesulitan jang
akan dipersoalkan, sebagai bekal membimbing rakjat untuk
mentjapai kesedjahteraan dunia dan achirat.

Wassalamu ' alaikum w w

Merdekal

34
Masjarakat Agama merupakan

medan penerangan chusus.

Sambutan Sudara Sutomo Djauhar


Arifien, an Menteri dan Sekdjen
Kementerian Penerangan R. I.

Ketika Kementerian Penerangan mulai memandang


dengan seksama medan - kerdjanja , tampaklah diantaranja
masjarakat jang diliputi dengan suasana keagamaan . Kepada
Masjarakat jang demikian itu, tidak semua medan penerangan
dapat digunakan . Semula, difikirkan bagaimana tudjuan
penerangan dapat disalurkan kepada masjarakat keagamaan
itu melewati langgar2, pesantren2 dan sebagainja . Akan
tetapi , karena tenaga2 penerangan tak mentjukupi , maka
apa jang difikirkan itu pelaksanaannja djauh daripada me-
muaskan. Karena itu maka semasa Menteri Penerangan
Natsir, telah dibuat suatu „ joint statement " antara Kemen-
terian Penerangan dan Kementerian Agama. Dalam joint
statement itu dinjatakan bahwa kerdja - sama dilakukan sebaik-
baiknja. Penerangan jang mesti ditudjukan kepada masjarakat
keagamaan seperti dimaksud itu , dilakukan pelaksanaannja
oleh Kementerian Agama lewat Tjabang -Tjabang kantornja
didaerah - daerah, memberikan bahan atau isinja jang dapat
diolah begitu rupa oleh ahlinja, hingga dapat diterima oleh
masjarakat jang ditudjunja.
Kerdja sama demikian itu, meskipun oleh karena
kebiasaan atau soepelheid dari kedua belah fihaknja terkadang
nampak tidak systematich, tetapi dalam praktek sehari - harinja
berdjalan baik.
Dan kemudian , Penetapan Presiden tanggal 24 Desember
1949 (Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1949) menentukan
tugas Bagian Penerangan , Penjiaran dan Perpustakaan
Kementerian Agama, diantaranja :
c . Kerdja - sama dengan Kementerian Penerangan dalam
mendjalankan kewadjibannja dikalangan kaum Agama

35
jang mempunjai alam fikiran lain, agar supaja penerangan
itu dapat mudah dimengerti .
Dengan clausule itu, kerdja sama antara kedua Kemen-
terian ini. lebih diresmikan . Harapan kami , mudah- mudahanlah
konferensi jang terutama mengenai Program Kabinet pasal
5 ini dapat pula membuka djalan untuk pelaksanaan dari
pada pasal 6- nja. ( Memperluas pendidikan masjarakat dan
pengadjaran Rakjat).
Untuk pasal ini, Kementerian Penerangan telah me-
ngadakan bagian baru , bagian Pendidikan Masjarakat dan
kerdja-sama serapat- rapatnja dengan Pendidikan Masjarakat
daripada Kementerian Pengadjaran Pendidikan dan Kebu-
dajaan Akan tetapi , karena lapang jang ditudju djuga tidak
beda dengan penerangan tentang soal - soal lain , maka ma-
sjarakat keagamaanpun termasuk pula, sehingga harapan
kami itu lajak rasanja kami kemukakan pada konferensi ini .
Selandjutnja kami berkejakinan, bahwa apabila pasal 5
dan 6 dari pada Kabinet R.I. itu terlaksana , maka pastilah
bangsa Indonesia akan dapat mengisi kekurangan jang telah
dialami oleh dunia selama separo abad XX ini . Kekurangan
jang kami maksud itu , ialah kemadjuan ketjerdasan ratie
jang tidak bertalikan kepada keluhuran budi hingga me-
ngakibatkan bentjana - bentjana jang menimpa kepada ummat
dunia sendiri.
Kalau konferensi Sdr2. nanti sekurang - kurangnja dapat
membuka djalan bagi bangsa Indonesia kearah mengisi atau
sekurang -kurangnja mendjadi pelopor dalam mengisi keku-
rangan itu , mudah - mudahan l

Selamat berkonferensil
36
%
Uraian tentang :

Bagian Penerangan Daerah.

Oleh : H. M Saleh Suaydi


Kepala Seksi Urusan Penerangan Daerah.

Mulai adanja Urusan Pe-


nerangan Daerah.
Untuk menjempurnakan pe-
kerdjaan bg. Penerangan dan
Penjiaran , maka sedjak bulan
Djanuari 1948 ditambah suatu
urusan jaitu Urusan Penerangan
Daerah .

Organisasi.
Berlainan dengan Urusan
lainnja di Pusat, Urusan ini
mendjadi djuga bagian dari Kan
tor Agama Propinsi, Daerah Ka-
residenan serta berstaf di Kabu-
paten dan Kawedanan.

Formasi .

Formasi pegawai jang chusus ialah di Pusat, Propinsi


dan Karesidenan sedang di Kepenghuluan ( Kabupaten )
dan Kenaiban adalah terkenal dari salah satu Staf Kepeng-
huluan jang diberi tugas chusus penerangan .

Usaha jang sudah dikerdjakan .


Dengan bentuk organisasi dan formasi jang demikian
itu telah dikerdjakan :
a. Memberi dan melaksanakan tuntunan pidato pene-
rangan buat rupa2 pertemuan resmi, perajaan agama ,
konperensi2, latihan2 dsb.

37
b. Membantu menjebarkan bahan - bahan penerangan dari
pusat dan mengambil initiatief membuat bahan - bahan
sendiri , berupa chotbah2 , teks pidato , dan siaran2
lainnja .
C. Melakukan pimpinan dan pengawasan atas segala
usaha penerangan dan pemberitaan didaerah - didaerah
masing - masing.

Kekurangan segala jang lalu itu .


a. Organisasi jang masih sempit belum meluas dan men-
dalam kedalam masjarakat desa .
b. Formasi jang djauh dari tjukup dan jang chusus meng-
hadapi penerangan .
C. Alat kelengkapan jang serba kurang dan pembiajaan
jang chusus tidak mentjukupi.
d. Lingkungan jang masih sempit jaitu daerah Renville
dan kesukaran2 technis serta keadaan jang belum me-
ngizinkan perkembangan jang diharapkan.

Masa jang akan datang :


a. Luasnja lingkungan jang harus dilajani jaitu seluruh
Indonesia.
b. Kekurangan ketjerdasan dan kelemahan budi dan
djiwa keagamaan rakjat kita serta sifat2 kolonial jang
berdasar kebendaan dan perseorangan jang masih
bersarang dihati rakjat, terutama kaum terpeladjar
Barat.
c. Bandjir propaganda kebudajaan Barat jang bertendens
mendjauhkan Rakjat dari Agama dan adat istiadat
serta kebudajaannja .

Tugas jang amat berat tapi mulia.


Berhadapan dengan kenjataan2 jang dihadapi itu , maka
amat beratlah tugas Kementerian Agama terutama Bagian
Penerangannja, karena ia harus dapat mengembalikan
Ummat kepada hidup sepandjang adjaran Agama . baik
orang seorang maupun sebagai masjarakat bersama. sebagai
satu2nja djalan dan sjarat mutlak buat mentjapai keamanan

38
dan kebahagiaan serta kemakmuran lahir dan batin dunia
dan acherat. Tapi bahwa tugas jang amat berat itu teramat
mulia tidak ada jang memungkirinja , baik disisi manusia
baragama maupun disisi Allah s . w. t:

Apa jang harus disiapkan buat memikul tu-


gas itu.

1. Organisasi jang kuat meliputi . Untuk ini perlu


diperluas demikian :
a, Status sekarang status Bagian harus disempurnakan
djadi status Djawatan.
b. Tingkatannja kebawah ( verticaal ) harus diperluas
di Propinsi, Kabupaten dan Desa Otonoom , me-
ngikuti perobahan Daerah Otonoom.
C. Bagiannja horizontal diperluas dengan beberapa
seksi di Pusat maupun didaerah , terutama di
Propinsi dan Kabupaten.
d. Hubungan satu dengan lainnja dan hubungan dari
atas kebawah harus lebih disempurnakan sehingga
merupakan suatu kesatuan jang compact dan harmo-
nis.

2. Formasi jang tjukup tjakap.

a. menambah formasi di Pusat dan daerah2 dengan te-


naga jang ahli, berpengalaman , kaja initiatief dan ener-
gie, terutama tenaga2 pimpinan.
b. memperbaiki kedudukan tiap2 anggauta formasi de-
ngan kedudukan dan tingkatan pegawai2 jang sedja-
batan dalam djawatan2 Kementerian lainnja , lebih2
mengingat keluhuran tugas mereka sebagai geestelijke
leiding dari Ummat.

3. Alat kelengkapan dan biaja.

Buat melantjarkan pekerdjaannja, maka diperlukan alat


kelengkapan kantor dan alat kendaraan jang agak
mentjukupi, serta biaja jang tjukup besar.

39
Rentjana pekerdjaan untuk kedepan.
1. Chotbah2 Upatjara Agama .
a. Meratakan penterdjemahan chotbah djum'at dan hari
raja disemua mesdjid diseluruh Indonesia dengan isi
dan tjara jang berdjiwa.
b. Mengadakan tuntunan2 dan tjontoh2 chotbah tsb.
c. Mengadakan latihan2 untuk mentjukup - tjakapkan para
chuthaba '.

2. Konperensi2 resmi.
a . menjertai Djabatan Penerangan dalam memberi pene-
rangan2 di Konperensi2 resmi dan pertemuan2 pene-
rangan umum, seperti dalam penerangan kesehatan ,
kebersihan, usaha pembangunan , pendjagaan keama-
nan , penerangan situasi negara . pengerahan usaha so-
sial dsbg . dengan djiwa dan dasar agama , sehingga
meresap dalam djiwa Rakjat .
b. mengambil initiatief buat mengadakan pertemuan2
penerangan jang dihadiri oleh segala kalangan dan
instansi2.

3. Pengadjian2 umum dan perajaan Agama .


membantu menjemarakan pengadjian2 umum dan pe-
rajaan agama , baik tentang kundjungan dan suasananja
maupun tentang isi dan djiwanja sehingga meliputi se-
banjak2 ummat dan menjuburkan hidupnja , masjarakat
keagamaan di segala kalangan.

4. Panti Pengetahuan Agama.


mengadakan pertemuan2 chusus buat kalangan kaum
terpeladjar dan ulama pertengahan dan tinggi untuk
mempertinggi pengetahuan agama dan memperdalam
djiwa dan rasa beragama , baik dengan mengadakan
kauseri2, pertukaran fikiran dan pengetahuan , maupun
lainnja .
5. Studiclub Islam .
Buat kalangan jang lebih chusus dari alim ulama,
guru2 dan terpeladjar Islam diadakan Studiclub Islam

40
untuk melatih kaders jang tjukup tjakap. Disitu di-
adakan :
a. Latihan membatja,
b. latihan mengarang ,
c. latihan berpidato dan berchotbah.
d. latihan bertukar fikiran (debat) .
e. dsbg.
6. Latihan Penerangan .

Mengadakan latihan kader penerangan sedikitnja se-


kali setahun .

Hubungan.
1. Guna melantjarkan pekerdjaan, Djawatan ini bekerdja
rapat dan tukar menukar bahan dengan Djawatan
Penerangan, Kesehatan, Sosial, Perburuhan, Pamong
pradja dan Militer.
2. Guna mengeratkan kontak antara Pusat dengan Daerah ,
maka diadakan,

a. tournee kedaerah2. sehingga tiap2 propinsi dikunjung


sedikitnja 2 x setahun.

b. konperensi2 dipusat dan daerah tiap2 lingkungan, se-


dikitnja 1 x setahun.
3. Merapatkan hubungan dan kerdja sama jang erat de-
ngan Bagian / Departemen Penerangan Tablegh dari
Organisasi2 Agama .

Djokjakarta, 3 Augustus 1950 .

41
Uraian tentang :

Pers dan Radio.

Oleh : Moh. Arief Lubis


Kepala Seksi Pers dan Radio

Pers dan Radio Umum.

I. Pengantar :
1. Pers dan Radio
sebagai Ratu Du-
nia jang menguasai
PUBLIK OPINI.
Oleh karena itu
kalau ingin segala
usaha sukses da-
pat diterima oleh
publik, haruslah
aktip dalam pers
dan radio untuk
menguasai publik
opini.
2. Agama sebagai is-
me, atau ideologi
jang harus dapat
sambutan baik dari
Mohammed Arief Lubis masjarakat, harus-
Kepala Seksi Pers dan Radio . lah dipertundjuk-
kan dimuka dan
ditengah2 masjarakat .
3. Dinegara2 demokrasi , pers mengambil peranan
penting dalam mempengaruhi politik, ekonomi
dan sosial . Amerika dengan faham liberalismenja
telah mempergunakan pers dan radio untuk me-
nantjapkan kapitalismenja dalam politik ekonomi
liberalis negara itu . ( Pers kampanje dan radio

42
kampanje dari kaum kapitalisten mereka itu , su-
dah dapat mempengaruhi politik parlemennja ) . ·
II. Sedjarah pendudukan Djepang ditanah air kita ini,
dapat kita lihat bagaimana dia, lantas mempengaruhi
pers dan radio.
a. Semua s . s. kabar harus dibawah lingkungan sen-
denbu .
b. Semua wartawan harus didalam lingkungan ke-
pegawaiannja ,
C. Kaum wartawan dibawa melantjong ke Djepang
untuk mendjadi alat terompet semangat bushido.
d. Jang agak nakal dan tak sudi menurut dimasuk-
kan kedalam kamp .
e. Bung Tomo terkenal dengan radio pemberon-
takannja.

Pers dan Radio kita .


I. Kedudukannja :
1, Sebagai tjorong dari Kemt . Agama pada chususnja.
2. Pembuluh dari suara2 agama umumnja .
II. Maksudnja :
1. Mendjelaskan kepentingan kedudukan Kemt . Agama .
2. Membuktikan positieviteit pemerintah dalam ber-
agama dan menganut agama , sebagai akibat dari
Sila Jang Pertama dari Pantja Sila Negara Jang
berketuhanan Jang Maha Esa . dengan tidak me-
lupakan pasal2 lainnja dari U, U D. antaranja :
NEGARA MENDJAMIN TIAP WARGANJA
UNTUK MENGANUT AGAMA JANG DIPE-
LUKNJA .
3. Kemerdekaan beribadat dan menganut agama
( U. U. D. pasal 29 ) .
4. Mengaktiveer seluruh warga negara untuk giat
beribadat, ichlas berkorban untuk tanah airnja,
mendjaga segala moral dan moril dari was2 sjeitan
jang aniaja .

43
III. Tudjuannja ;
Menjampaikan pemerentah dan rakjat diatas dasar
Pantja Sila Negaranja , terutama ber - Ketuhanan Jang
Maha Esa.

IV. Tjaranja :
1. Mempengaruhi either dan lektur terutama pers
dan radio dengan tulisan2 dan pidato2 jang ber-
tjorak keagamaan .
2. Mempergunakan sa'at2 jang penting ( psychologi-
sche momenten ).
3. Mempergunakan tempat2 dan halaman , kolom dari
s . s. kabar dan madjallah2 dengan opmaak dan
teknik jang menarik.
4. Membuat head line jang agak sensationeel.

V. Tjontoh2 sa'at jang penting .


1. Bulan Mi'radj , dengan membuat artikel jang agak
bersesuaian dengan pembatjaannja , kalau ia :
a. Harian, tidak perlu jang terlalu wetenschap-
pelijk, tjukup jang agak populer sadja
b. Madjallah, terutama jang banjak dibatjai
oleh kaum terpeladjar, baiklah jang agak we-
tenschappelijk.
C. Pidato Radio , djuga djangan terlalu tinggi
kupasannja , tjukuplah sekadar jang mudah
ditangkap oleh umum.
2. Menteri Agama , mengadakan tournee ke Djawa
Barat , atau Kepala Djawatan Agama melakukan
pemeriksaan kepenghuluan , atau kedatangan se-
orang pemimpin agama dari luar negeri, atau kijai
jang masjhur baru datang dari lain daerah ; me-
ngadakan tabligh atau fatwa dll.
3. Dalam Pidato Radio, djangan melakukan pidato
agama dikala orang sedang mengerdjakan sem-
bahjang . Sebaik2 waktu pidato radio ialah men-
djelang warta - berita. Karena waktu itu selalu
ditunggu2 oleh pendengar.

44
4. Aktualiteit harus diperhatikan kalau tepat disaat-
nja lebih dapat perhatian dari pada kupasan jang
hebat tetapi saat jang psychologish sudah hampir
berlaku .

VI. Tindakan dari orang2 pers dan radio , harus selalu


tepat dan harus melihat waktu, dan masa kedjadian
sebelum waktu itu tiba.

Apa jang sudah dikerdjakan ?


I. Dipersurat kabaran ,
1. Diharian : Mengisi berita2 disekitar Kementerian
Agama .
2. Membuat berita dari laporan2 dari daerah2.
. 3. Menjiarkan berita2 disekitar agama, seperti pem-
bukaan sekolah2 agama, pembinaan mesdjid dll .
4, Pemberitaan dan penetapan hari2 besar.
II . Dimadjallah mingguan dan bulanan.
1. Membuat artikel2 jang mengenai agama ( ada
jang populer dan ada jang wetenschappelijk ).
2. Membuat komentar2 atas kedjadian2 dimasjarakat
agama.
3. Menjitir utjapan2 pemimpin2 negara dipandang
dari sudut agama .
4. Turut menjiarkan berita2 disekitar agama dari
berita2 luar negeri.
5. Mengisi madjallah Penuntun , Berkema . Pang-
gilan dll.
III. Diradio R. R. I.
1. Saban hari Kemis malam Djum'at , djam 19,20
didalam Mimbar Islam , dengan isinja sebagai
„leer van het Islam" . Jaitu pidato peladjaran aga-
ma Islam setjara populer,
2. Saban Sabtu malam Minggu , djam 21,30 dalam
ruangan Pendidikan Masjarakat. Berisi pidato aga-
ma sebagai kupasan dan komentar dari kedjadian2
jang insidentieel dalam masjarakat.

45
3. Sewaktu2 dalam Siaran Pemerentah jang berhu-
bungan dengan siaran pemerentah dan pengu-
muman resmi.
4. Ditiap2 bulan Puasa , ruangan jang dinamai San-
tapan Rohani.
5. Pidato2 jang berkenaan dengan hari2 besar chu-
susnja hari2 besar Islam.
6. Melakukan azan dan pembatjaan Al - Qur'an,
diwaktu hampir maghrib.
7. Mengichtiarkan adanja lagu2 anak2 diwaktu ada
hari besar Islam .
8. Merelay dari Mesdjid pada hari Djum'at dan dari
geredja pada tiap hari minggu .
IV. Disiaran2 : mengisi siaran2 kilat, pamflet, spanduk2
d, l. 1,

RENTJANA DIMASA DEPAN.

I. PERS :
a. Harian : membantu :
1. Mengisi harian2 Umum , sama ada di Ibu
Kota Karesidenan atau Propinsi dengan be-
rita2 agama dan tulisan2 jang berbau ke-
agamaan .
2. Mengadakan terus-menerus berita2 sekitar
Kem. Agama dipusat ; didaerah oleh Djaw.
Agama agar dapat berita lengkap dán aktuil
hingga sedapat2nja dimuat diharian .
b. Mingguan :
1. Membuat mingguan agama dipusat di ibu kota
propinsi jang diterbitkan oleh Kemt. Agama
atau lainnja .
2. Mengusahakan adanja ichtisar kedjadian2 be-
rita disekitar Kemt. Agama / dan berita2 aga-
ma dalam seminggu ..
Di ibu kota ditjotjokkan sebagai ichtisar Pers
dari Kemt. Penerangan ( ditjetak ).

46
Sedang didaerah2 Propinsi Karesidenan
(dironeo).
Dipusat bersipat nasional dan internasional,
sedang didaerah merupakan lokal dan inter-
insuler .
3. Memadjukan madjallah partikelir dengan mem-
belinja untuk disebarkan kepada daerah2 se-
bagai bahan penerangan . disamping buku2
jang diterbitkan oleh penerbit2 partikelir ( se-
mua jang bertjorak agama ) .
C. Bulanan :
1. Mengusahakan madjallah berupa ilmu penge-
tahuan plus agama format biasa dan sedikit-
nja 100 pagina . Jang bertjorak :
a. ilmu agamanja jang agak populer dan
ilmu pengetahuan umumnja jang agak
mendalam ; karena ditudjukan kepada
golongan intellektuil.
b. kebalikannja , agamanja jang lebih men-
dalam sedang ilmu umumnja jang agak
populer ; sedang tudjuannja kijai2 dan
alim ulama.
2. Mengusahakan adanja madjallah anak2 jang
ditudjukan untuk batjaan anak2 sekolah, an-
taranja S. M. dan S. R. tingkatan atas.
d. Tahunan :
Mengusahakan /mengisi buku2 almanak dengan
lampiran almanak biasa jang menarik dan berisi
pengetahuan umum dan agama ,
e. Priodik :
1. Mengusahakan batjaan ilmu pengetahuan ke-
agamaan untuk rakjat djelata ( umum ).
2. Mengusahakan batjaan keagamaan jang ber-
sesuaian dengan daerah bahasanja . ( daerah
Madura, bahasa Madura dsb. ).

47
f. Melakukan kontak jang sebaik2nja dengan kaum
terpeladjar, terutama golongan wartawan.
g. Mengusahakan adanja Press Room, dari Kemt.
Agama,
h. Mengusahakan adanja Photo - reportage dari Kemt.
Agama.

II. Radio :
1. Kalau mungkin, dipusat hendaknja mempunjai
1 pemantjar jang diurus oleh Kemt. Agama bah.
Penerangan .
2. Djikalau untuk mempunjai pemantjar sendiri tidak
mungkin, maka haruslah ditiap2 daerah itu ber-
hubungan benar2 akan pemantjar didaerahnja
masing2 ; setidak2nja harus banjak mengadakan
kontak dengan orang2 dipemantjar2 itu .
3. Dengan djalan begini barulah Kemt. Agama bebas
mempergunakan saat2 jang penting itu dan dapat
mempengaruhi either dengan suara2 agama .
4. Ditiap2 kepenghuluan harus ada radio penerima
jang dapat dipergunakan untuk umum .
5. Dimasa tidak ada aliran listrik, maka haruslah
disediakan radio rimbu .
6. Tiap2 anggauta staf penerangan dari pusat sampai
kawedanan harus dapat distribusi radio Pemeren-
tah dengan tjara kontan atau angsuran .
7. Tiap2 staf penerangan harus memperdjuangkan
supaja dapat mengisi siaran2 agama jang seba-
njak2nja dipemantjar2 ditempatnja masing2.
8. Teks pidato2 itu harus dikumpulkan propinsi dan
dari propinsi kepusat.
9. Mana diantaranja jang baik supaja disiarkan de-
ngan sebaik 2nja , harus disiarkan dengan madjallah ,
harian dan sebagainja ,
10. Supaja penjiaran2 jang direlay dari mesdjid / gere-
dja supaja dilakukan dengan sebaik2nja , sama ada
penjelenggaraannja ataupun isi chutbahnja .

48
11. Supaja ditiap2 Propinsi mengusahakan RAZOGEL
jang diisi sebaik2nja dengan siaran2 jang bertjorak
agama .
12. Kalau ini tidak mungkin . baiklah sekurang2nja
dipusat harus ada .
13. Mengusahakan adanja lagu2 jang berdjiwa ke-
agamaan sama ada dari piringan hitam atau rom-
bongan kumpulan penjanji atau musik gambus .
14. Mengusahakan adanja sandiwara radio jang ber-
djiwa agama dan berpendirian keagamaan .

Tjatatan :

Harus diingatkan bahwa semuanja harus dengan gambaran


jang psychologisch.

Organisasi,

I. Bahagian ini mempunjai susunan vertical :


1. Bahagian pers dan radio Djapeka di Pusat.
2. Bahagian pers dan radio Kantor Agama Prop .
diibu kota Prop.
3. Bahagian pers dan radio Kantor Agama . Ka-
bupaten /Kotapradja diibu Kabupaten dan Kota-
pradja,
4. Bahagian pers dan radio Kantor Agama Desa
Otonoom ( koresponden ) diibu kota Otonoom.
II. Susunan jang horizontal :
1. Urusan Pers, memimpin dan mengatur soal2 pers.
sedang dia mempunjai :
a. Staf Harian" jang selalu mengikuti harian
negatief dan positif.
b. Staf Madjallah" , jang mengikuti madjallah
mingguan dan bulanan negatif dan positif.
C. Staf „ buku jang mengikuti dan mempeladjari
buku2 baru atau lama, negatif dan positif.
abc. ini masuk sidang pengarang Pers dan Radio
dan berhubungan dengan Bahagian Penerbitan.

49
2. Urusan Radio, memimpin dan mengatur soal2
radio ; mempunjai :
a. Staf penjiar. jang menjelenggarakan siaran.
b. Staf tehnik, jang menjelenggarakan urusan
tehnik.
e. Staf penghubung, jang menjelenggarakan hu-
bungan luar dan pemantjar.
abc. ini masuk sidang pengarang Radio dan se-
terusnja hubungan pada pemantjar.
3. Urusan Dokumentasi, jang memelihara / mengum-
pulkan sekalian archif, surat2, s. s. kabar, madjal-
lah dan buku2 dari bagian Pers dan Radio.

III. Formasi :

Formasi dari bagian ini sama seperti formasi bagian


lainnja dari Djapeka , sedang di Desa Otonoom du-
duk sebagai korresponden.

Jogjakarta, 7-8-1950 .

50
Uraian tentang :

Penerbitan dan Perpustakaan .

Oleh : Rus'an
Kepala Seksi Penerbitan.

PENERBITAN.

I. Pendahuluan.
1. Penerbitan atau de-
ngan kata lain pene-
rangan tertulis mela-
lui madjallah , kitab,
brochure dsb . adalah
suatu alat tehnis utk
menjiarkan pendapat
( opinie ) jang timbul
dari pendapat perse-
orangan ( individue
atau pendapat umum
( publik opinie ).
2. Penerbitan sama hal-
Sdr. Rus'an nja dengan pers me-
megang rol penting
Sedang menguraikan rentjana
penerbitan dan perpustakaan dalam dunia kema-
dimasa depan , djuan dewasa ini se-
bagai Ratu Dunia.
1.
3. Penerbitan dapat dipergunakan sabagai alat pe-
nerangan, pendidikan , propaganda dsb. Tjontoh2-
nja sbb :
a. Sebagai alat penerangan .
Ketika Menteri Keuangan RIS mengadakan
Peraturan baru tentang pengguntingan uang,
masjarakat di Jogjakarta mendjadi bingung
karena belum mengetahui tentang segala se-

51
suatu mengenai pengguntingan uang tsb.
Maka dengan segera Kementerian Penerangan
bertindak memberikan penerangan dengan
lisan ( pidato2, dsb. ) dan memberikan pene-
rangan dengan tulisan ( dengan mener-
bitkan siaran kilat. brochure, koran tempelan
dsb ) . Dengan penerbitan2 tsb , maka kebi-
ngungan dikalangan masjarakat mendjadi
hilang .
b. Sebagai alat pendidikan.
Penerbitan buku2 peladjaran untuk disekolah 2
dan madrasah2 begitu pula penerbitan gam-
bar2 dinding disekolah adalah merupakan
alat pendidikan jang sebaik - baiknja .
C. Sebagai alat propaganda.
- Ketika serdadu Belanda menduduki kota
Jogjakarta, mereka dengan tjepat2 menjiarkan
pamplet2, surat2 kabar jang mengandung
propaganda.
- Dengan buku2 , siaran2 dsb jang berisi
adjaran dasar2 komunisme dan teorie2 Marx-
isme Rusia talah dapat menjebarkan faham
komunisnja keseluruh dunia sehingga dapat
menghasilkan ribuan pion2 jang dapat diper-
alat olehnja untuk memukul lawan politiknja.
- Usis Kantor Penerangan Amerika di
Indonesia ) kini sedang membandjirkan buku2,
madjallah2 jang berisi propaganda Amerika.
II. Dasar dan tudjuan penerbitan kita.
1. Penerbitan kita berdasar adjaran2 agama.
2. Tudjuannja :
a. untuk mempertinggi ketjerdasan ummat dalam
hidup bermasjarakat. beragama dan bernegara.
b. untuk memperkenalkan segala usaha2 dan
hasil2 pekerdjaan Kementerian /Kantor Aga-
ma pada chususnja dan Pemerintah umumnja .
C. memperkaja perpustakaan agama guna mem-
perluhur kebudajaan bangsa .

52
III. Usaha Penerbitan Kem. Agama dimasa lampau.
1. Usaha Kementerian Agama dilapangan penerbitan
dimulai pada achir tahun 1946 jaitu pada bulan
Nopember 1946.
2. Jang telah diterbitkan ijalah kitab2, brochure2 ,
siaran2 kilat, plakaat2, koran2 tempelan , madjallah
bulanan "9 Penuntun ", mingguan 19 Mimbar Djum'at"
dsb.
3. Djumlah penerbitan selama tahun 1947 1947/1948
/ 1948 ::
a. brochure2, siaran2 kitat 125.000 buah
b. kitab2 dan buku2 25.000 buah
C. madjallah bulanan dan mingguan 50.000 buah
Djumlah 200.000 buah
4. Penerbitan siaran2 kilat berserie nomor sampai
nomor 14 , sedang penerbitan brochure berserie
nomor sampai nomor 15. Kitab2 tidak pakai serie
nomor. Siaran2 kilat pada umumnja diterbitkan
sewaktu2 apabila ada peristiwa2 penting misalnja :
a. Hari2 besar Agama.
b. Adanja perdjandjian antara Pem . Indonesia
dan Belanda .
C. Peristiwa2 serangan Belanda .
Dan lain2 lagi.
5, Karangan2 jang penting2 jang telah diterbitkan
itu a . I.: karangan Abdurrachman Azzam Pasja
Sekretaris Djendral Persatuan Negara2 Arab jang
diterdjemahkan oleh Tuan Aidid, karangan
Dr. Prijono. karangan Drs . Ahmad Ramali , kara-
ngan Proffesor H. Rasjidi. karangan2 H. Abubakar
dan Tuan Abdullah Aidid .
6. Penerbitan2 jang telah disebarkan k . 1. sedjumlah
140.000 buah. Sajang karena akibat agresie Be-
landa sebagian besar dari sisa penerbitan hilang
lenjap.
7. Dengan tersebarnja buku2 tsb , maka Kementerian
Agama Chususnja sudah mendapat keuntungan
moreel dan materieel. Keuntungan moreel dengan
dapatnja tersiar faham2 kesuburan benih2 ke-

53
agamaan, keuntungan materieel dengan menga-
lirnja uang setiap bulannja puluhan ribu rupiah.
( Sajang angka2nja tidak tertjatat ) .

IV . Penerbitan kita dimasa depan .


1. Politik penerbitan.
„ Membantu dengan sekuat · kuatnja melaksanakan
program Pemerintah dalam usahanja dilapangan
pembangunan moreel dan materieel'.
2. Organisasi.
Urusan penerbitan termasuk dalam organisasi
Penerbitan dan Perpustakaan dari Djawatan Pe
nerangan Kementerian Agama.
3. Susunan organisasi verticaal .
Susunan organisasi verticaal chusus mengenai
lapangan penerbitan disusun sampai di :
a. Djapeka propinsi .
b. Djapeka Kabupaten | Kota pradja .
Sedang Djapeka didesa otonoom membantu
memperluas penjebarannja .
4. Susunan organisasi horizontaal,
Susunan organisasi horizontaal terdiri dari seksi2
dan sub2 seksi sbb :
a. pertjetakan dan roneografie.
b. administrasi chusus.
C. redaksi chusus.
d. penjiaran mendjual dan membeli ).
5. Tugas dan lapangan pekerdjaan .
a. mengarang dan menterdjemahkan pelbagai
tjabang ilmu pengetahuan , politik, ekonomi ,
sosial , kesehatan , falsafah, kebudajaan dan
jang terutama sekali Agama dan jang ber-
dasar Agama .
b. mentjari dan mengumpulkan karangan2, ter-
djemahan2 jang baik2 untuk diterbitkan .
C. mengadakan sajembara karang - mengarang .
d. menjelenggarakan soal tjetak - mentjetak dan
roneografie.

54
memperbesar dan memperbanjak djumlah pe-
nerbitan kitab2 agama.
f. menjiarkan dan memperluas penjebaran kitab2
agama baik dari hasil penerbitan Djapeka
sendiri ataupun hasil2 dari penerbit2 lainnja.
g. mengisi perpustakaan agama jang ada di
Djapeka propinsi , kabupaten, kotapradja dan
desa otonoom .

6. Rentjana pekerdjaan untuk kedepan .


a. mengadakan Balai Perpustakaan Agama jang
chusus menerbitkan :
Kitab2 : jang berisi ilmu pengetahuan, ke-
tatanegaraan, falsafah ekonomi, politik dsb
baik karangan asli atau teidjemahan dari ka-
rangan pudjangga2 Timur dan Barat. Kitab
sematjàm itu ditundjukan kepada golongan
menengah ( intelek dan ulama ) .
b. Brochure ;
menerbitkan brochure2 jang berisi perbin-
tjangan jang objectief mengenai soal2 pen-
didikan. ekonomi, falsafah dan terutama agama.
C. Madjallah2 :
menjempurnakan bentuk dan isi madjallah
bulanan „ Penuntun".
-- menjempurnakan bentuk dan isi madjallah
bulanan resmi „ Berita Kementerian Agama".
-
menerbitkan madjallah „ mingguan" jang
berisi tindjauan dan kupasan2 jang objectief
atas kedjadian2 dalam negeri luar negeri
kroniek agama, chutbah Djum'ah d. l . 1. ,
dengan dihiasi oleh gambar2 jang doku-
mentatief,
- menerbitkan madjallah tengah bulanan"
untuk batjaan anak2 , peladjar sekolah, pon-
dok. pesantren . madrasah dsb .
-
menerbitkan madjallah " bulanan" untuk
batjaan kaum wanita .

55
mengusahakan terbitnja satu „ harian " jan
bertjorak keagamaan .
d. Buku2 peladjaran .
menerbitkan buku2 peladjaran agama untul
keperluan madrasah2 . sekolah2 dsb.
e. Siaran2.
Sewaktu - waktu menerbitkan siaran2 jang
berisi komentar, dan penerangan atas peris
tiwa2 penting .
f. Al - Qur'an.
Berusaha meratakan tersebarnja Al - Qur'an
g. Buku2 umum.
Mengadakan hubungan dan djual beli dengar
penerbit2 didalam dan luar negeri.

V. Tehnik penjebaran.

Tehnik penjebaran dapat melalui saluran2 sbb.


1. Reklame , advertensi dan resensi.
2.
• mengadakan systeem tukar menukar dengan pe
nerbit lain .
3. mengadakan agen2 komisi ditiap2 tempat ( dar
kota2 sampai kedesa2 ) .
4. mengadakan aturan pembelian wadjib bagi in-
stansi2 dilingkungan dinas Kementerian Agama
misalnja untuk mengisi dokumentasi kantor2 aga-
ma, perpustakaan agama dsb.
5. Dan lain2 lagi mengingat taktiek dan strateginja

VI. Lapangan penjebaran .


1, Kantor Agama seluruhnja ( dari mulai propins
sampai kedesa2 otonoom ) .
2. Party2 dan organisasi2 rakjat terutama jang ber-
dasar agama .
3: Badan2 penerbit, toko2 buku dan perpustakaan2
( libraries ).
4. Madrasah2, pondok pesantren, Balai2 pendidikan
5. Rumah2 pendjara , asrama , paberik2, balai2 per-
temuan .

56
6. Pegawai2 negeri terutama pegawai2 dalam ling-
kungan dinas Kantor Agama .
7. Rakjat umumnja .

PERPUSTAKAAN.
I. Pendahuluan
1. Perpustakaan atau Taman pembatjaan merupakan
tempat santapan rochani jang sebaik baiknja .
2. Dengan mengadakan perpustakaan2 barulah hasil2
penerbitan jaitu kitab2 jang berisi segala matjam
ilmu dapat tersebar dengan seluas · luasnja .
3. Perpustakaan Agama , jaitu suatu Perpustakaan
atau Taman Pembatjaan jang dipelihara dan diurus
oleh Djapeka , adalah merupakan tempat bagi
pegawai2 dalam lingkungan dinas kantor agama
dan djuga bagi masjarakat disekitarnja untuk mèm-
perluas ilmu dan mengetahui segala kedjadian 2.
II. Kementerian Agama dengan Perpustakaan di
masa lampau.
1. Sedjak berdirinja sampai sekarang Kementerian
Agama belum pernah memiliki perpustakaan
sendiri .
2. Jang sudah ada dan jang sedang dipelihara dan
diurus di Kementerian Agama Pusat, ialah „ Per-
pustakaan Islam " miliknja suatu Badan Wakaf.
3. Djumlah kitab2 jang ada di Perpustakaan Islam
itu sampai kini sudah tertjatat sedjumlah 23.000
buah terdiri dari pelbagai matjam ilmu pengeta-
huan . agama, politik, ekonomi, biografie, hukum,
sosiologie, dan terdiri dari pelbagai bahasa ( Ing-
gris, Djerman. Prantjis, Belanda, Arab. Urdu, In-
donesia, Sanskrit dsb ) .
4. Menurut statistiknja djumlah pengundjung ( jang
sengadja untuk membatja kitab2 ) di Perpustakaan
Islam selama tahun 1946/1947 semuanja sedjum-
8311 orang terdiri dari golongan intelek, ulama ,
mahasiswa, peladjar , guru . pegawai negeri dan
orang2 partikulir lainnja .

57
5. Ruangan2 jang ada didalamnja a. 1. ialah : ruangan
fihrasat ( chusus tempat daftar2 buku ) , ruangan
gudang , dan ruangan taman pembatjaan dan kan-
tor ( administrasi ) ,

III. Perpustakaan kita dimasa depan .


Untuk mendirikan perpustakaan jang seperti diatas
tadi akan meminta waktu puluhan tahun , bahkan bo-
lehlah dibilangkan suatu impian jang sukar ditjapai .
( hal ini kalau harus ada ditiap2 tempat ).
Oleh karena itu perpustakaan kita dimasa depan baik-
lah disederhanakan.
1. Organisasi .
Urusan perpustakaan termasuk dalam organisasi
Bagian Penerbitan dan Perpustakaan Djapeka ,
a. Susunan organisasi verticaal .
Susunan organisasi verticaal chusus mengenai
Perpustakaan disusun di :
Djapeka Propinsi.
Djapeka Kabupaten dan Kota pradja .
- Djapeka Desa otonoom.
b, Susunan organisasi horizontaal .
Susunan organisasi horizontaal terdiri dari
seksi2 dan sub seksi :
- administrasi .
--- perlengkapan.
2. Rentjana pekerdjaan kedepan .
a. menjediakan perlengkapan2 perpustakaan ( le-
mari, medja pembatjaan dsb . ) .
b. memperlengkap isi perpustakaan.
C. berusaha memperbanjak anggauta2 pembatja
sebagai pengundjung perpustakaan .
d. mengadakan pendaftaran wadjib bagi penerbit
dalam lingkungan Kementerian Agama .
3. Garis besar tjara melaksanakannja .
a. mengadakan perhubungan dengan pelbagai
penerbit dan perpustakaan, baik jang ada di-
dalam negeri atau diluar negeri .

58
b. mengadakan systeem tukar menukar dengan
perpustakaan2 dalam negeri dan luar negeri
misalnja dengan USBE ( United States Books
Exchange ), World Library dengan peranta-
raan UNESCO dsb.
C. mengadakan reklame2, berita2 jang sensatio-
neel dan propagandistis tentang faedah dan
manfaatnja membatja .
d. bagi Perpustakaan2 didaerah2 supaja menga-
djukan daftar buku2 jang diperlukan .

Ibu kota Republik, 5 Agustus 1950.

Pemandangan dalam sidang - sidang


tertutup. Nampak dalam gambar
ini a. 1. sdr. Zaiffuddin Zuchri se-
bagai utusan dari P. B. N. O.

59
Pokok2 Pikiran uraian tentang :

Situasi Politik didalam dan luar negeri.

Oleh : Wali Al - Fattach.

I. DALAM NEGERI .
1. Peristiwa penjerahan Kedaulatan dari pihak ke-
kuasaan Belanda pada pihak Indonesia jang ter-
laksana pada achir tahun jang lampau ( Desember
1949 ) , pada hakekatnja adalah pengakuan formeel
pihak Belanda atas terdjadinja Proklamasi 17 Agus-
tus 1945, sekalipun disana - sini terdjadi beberapa
pengurangan hak dan kekuasaan , sebagai akibat
usaha kedua belah pihak menudju arah Persetu-
djuan K. M. B. ( Konperensi Medja Bundar ).
2. Bekas terdjadinja penindasan dan pendjadjahan
jang ratusan tahun lamanja atas Indonesia, baik
oleh Belanda ataupun oleh Djepang, dan sesudah
Proklamasi hingga sa'at penjerahan kedaulatan
masih djuga terdapat penindasan dan usaha2
pendjadjahan kembali atas Nusa dan Bangsa In-
donesia, penjerahan kedaulatan pada bangsa In-
donesia itu berarti pula penjerahan rupa - rupa
anasir , baik dan buruk, jang terdapat didalam
masjarakat bekas djadjahan jang berabad2 lamanja
itu, kepada bangsa Indonesia.
3. Wudjud dari pada anasir2 baik didalam masja-
rakat kita, jalah : setiap usaha membangun
untuk memperkokoh kehidupan Masjarakat dan
Negara jang masih sangat mudanja ini . hal mana
berarti memperkokoh tegaknja kemerdekaan
Nusa dan Bangsa Indonesia jang lama sudah kita
galang dan perdjuangkan bersama - sama itu.
Wudjud dari pada anasir2 buruk, jalah : setiap
usaha jang menghendaki sebaliknja dari pada
membangun, jang merusak kehidupan Masja-

60
rakat dan Negara . berarti pula merusak dan meng-
hantjurkan sendi2 kemerdekaan kita bersama, me-
nudju kearah pendjadjahan kembali.
4. Keadaan politik didalam Negeri kita sekarang ini,
jang meliputi seluruh kepulauan Indonesia. mem-
bajangkan pertumbukan 2 antara kedua anasir itu.
baik dilapangan politik , ekonomi ataupun dîlapa-
ngan sosial . Pergolakan terdjadi dimana - mana
tempat. dan dengan wudjud jang bermatjam-
matjam. Kurang bidjaksananja Pemerintah serta
peralatannja menunaikan kewadjibannja, berarti
menambah terdjadinja keruwetan2 didalam Negeri,
Terpengaruh pula oleh pergolakan2 diluar Negeri,
pertumbukan2 setempat - tempat didalam Negeri
kita sekarang ini. dapat berobah mendjadi per-
tumbukan jang bersifat umum , • mengakibatkan
terdjadinja revolusi sosial jang sangat memba-
hajakan bagi kehidupan Masjarakat dan Negara.

II. LUAR NEGERI.


1. Perang Dunia ke II jang resminja telah berhenti
didalam tahun 1945 , pada hakekatnja hingga se-
karang ini belum pernah berhenti . Di-
sana - sini terdjadi kegentingan, pertempuran, per-
golakan . baik dilapangan ekonomi . politik dan
militer.
2. Kedjadian di Korea pada achir2 ini hanjalah me-
rupakan kelandjutan dari pada kegentingan jang
meruntjing di dunia Internasional, dan menambah
makin dekatnja perang dunia jang ke III .
3. Setelah terkuburnja fascisme didalam kantjah pe-
rang dunia jang ke II, maka blok Sovjet Rusia
jang mewakili komunisme berhadap - hadapan
langsung dengan blok Amerika jang mewakili
kapitalisme, dan pertandingan antara kedua belah
pihak itu akan merupakan paham pertandingan
penghabisan.

61
4. Indonesia sebagai Negara jang masih sangat muda,
mumkin bersama - sama dengan Negara muda
lain2nja, berusaha berdiri bebas dari pada
perang dunia ke III itu , dengan maksud untuk
memperkokoh kehidupan Masjarakat dan Negara-
nja dulu . Akan tetapi . baik dari pada pihak Ame-
rika ataupun dari pada pihak Rusia nistjaja akan
tetap berdaja upaja agar supaja Indonesia dapat
dimasukkan didalam bloknja . Dengan demikian ,
suasana internasional sedikit banjaknja akan mem-
pengaruhi pula atas kehidupan nasional kita , dan
memudahkan tertjapainja pergolakan2 didalam
Negeri .

III. KESIMPULAN.

Memberikan achlak Agama jang disertai dengan usaha


mentjerdaskan Rakjat didalam kehidupan Masjarakat
dan Negara. berarti sumbangan besar bagi Negara.
Nusa dan Bangsa Indonesia seumumnja , didalam mem-
perkokoh dan mempertegak kemerdekaannja , menudju
kehidupan dan penghidupan jang lebih sempurna, ba-
hagia dan sedjahtera didunia dan achirat.

62
Pokok2 pikiran uraian tentang :

Melaksanakan Program Pembangunan

Keutamaan Djiwa .

Oleh: M. A. Machfoeld
dari Kementerian Agama R.I.

I. Program Kabinet VII Pasal V berbunji : „ Memadjukan


pembangunan budi disegala lapisan masjarakat dan
mendjamin kebebasan djiwa keagamaan , menurut aga-
ma masing2 dalam pembangunan negara, sesuai de-
ngan U. U. D. Pasal 29."
II. Usaha itu adalah untuk mentjoba mengatasi krisis-
moral, mentale ontwrichting sebagai akibat dari keka-
tjauan jang mera djalela dimana - mana .
III. Tudjuan usaha itu, pada umumnja : „pembangkitan
keutamaan Djiwa" , sedang pada chususnja : „ pem-
bangunan sifat2 dan achlak jang tertentu , misalnja :
sifat kebersihan, persatuan , gotong - rojong , keichlasan ,
pengorbanan dan lain sebagainja.
IV. Agar supaja usaha itu mempunjai kemungkinan besar
akan dapat berhasil baik, pertama tama perlulah pe-
njelenggaraannja didasarkan atas pengetahuan jang
seksama tentang : ( 1 ) lapangan usahanja . dan ( 2 ) hal-
ihwal keadaan lapangan usaha itu, - ialah bahwa :
a. lapangannja meratai seluruh masjarakat.
b. religis, masjarakat itu terdiri dari dua golongan
besar, ialah jang beragama dan jang tidak ber-
agama.
C. sosial - ekonomis, masjarakat itu terdiri dari ma-
tjam2 golongan, misalnja : petani , pedagang , pe-
gawai, buruh dan lain sebagainja .
d. politis, masjarakat itu terdiri dari dua golongan
besar, ialah jang non politik dan jang berpolitik,
baik dalam ikatan partai maupun tidak.

63
e. etnologis, masjarakat itu terdiri dari matjam2 go-
longan bangsa.
f. tjara berpikir, adat istiadat serta keadaan golo-
ngan2 itu berbeda satu dari pada jang lain.

V. Sungguhpun pelaksanaan usaha itu telah dinjatakan


hendak diselenggarakan dengan mengaktiveer tenaga2
Djawatan Agama seumumnja , jang memberi kesan
seolah - olah usaha itu hanja tugas Kementerian Aga-
ma sendiri, namun sebagai Program Kabinet , pelak
sanaannja teranglah mendjadi tugas Pemerintah selu-
ruhnja , dalam mana Kementerian Agama sebagai mo-
tornja , dengan mengingat pula sjarat2 :
a. adanja kerdja - sama jang baik antara semua Ke-
menterian.
b. adanja kerdja - sama jang baik antara pihak Pe-
merintah dan organisasi2 dalam masjarakat serta
pers .

VI. Pemerintah akan berusaha melaksanakan tugas itu,


antara lain dengan :
1. memperhebat siaran2. tuntunan2, jang bersandar-
kan adjaran agamanja sendiri2 . baik berupa tje-
takan ataupun siaran radio , dan djuga dalam
chutbah Djum'at.
2. mengadakan himpunan2 dan pertemuan2 andjuran
berbuat baik.
3. mengadakan gerakan2 bersama guna melaksanakan
perbuatan baik.
Kesemuanja itu haruslah objektip berdasarkan apa
jang tersebut pada pokok pikiran ke IV , dengan
menggunakan Siasat Da'wah jang tepat.

VII. Rentjana pemulihan ( rehabilitasi ) Pemerintah jang


mengenai lapangan keagamaan akan dilaksanakan
dengan :
1. membangun kembali atau memperbaiki mesdjid2
dan geredja2 jang hantjur atau rusak karena aki-
bat peperangan ,

64
#

2. memperhatikan pemuda2 pesantren atau pon-


dok, jang karena turut dalam perdjuangan ,
hingga mengakibatkan terputusnja pengadjaran
dan penghidupannja .
3. memberi bantuan kepada sekolah2 agama dan
pesantren2 jang menderita karena peperangan ,
Dalam pada itu , haruslah diusahakan benar2 . su-
paja :
a. mesdjid2 dan geredja2 jang hantjur atau rusak
tadi, bukan sadja dibangun kembali atau diper-
baiki sadja . melainkan djuga supaja betul2 men-
djadi mertju pantjaran tjahaja kebenaran dan
keutamaan budi - pekerti.
b. pemuda2 pesantren atau pondok tadi, bukan
sadja ditolong sampai dapat melandjutkan pe-
ngadjaran serta penghidupannja , melainkan
djuga supaja mereka betul2 diusahakan men-
djadi tjukup tjakap sebagai anggauta masja-
rakat dan warga - negara jang berharga.
C. sekolah2 agama dan pesantren2 tadi, bukan
sadja diberi bantuan, melainkan djuga supaja
taman2 pengetahuan agama itu betul2 dapat
menghasilkan orang2 jang berharga sebagai
anggauta masjarakat dan warga negara jang
utama .

VIII. Sjarat jang terurama bagi kesempurnaan akan hasil


usaha itu, adalah KWALITEIT para penjelengga-
ranja , jang disini hendak saja sebut dengan nama :
HIZBUL ISHLACH .
Mereka sendiri wadjib :
a. berdjiwa utama.
b. mendjadikan pekerdjaannja dalam usaha itu
sebagai tugas - kemanusiaannja terhadap Tuhan .
C. membersihkan djiwanja dari pada semangat-
kepegawaian,

65
Kalau tiada demikian , dapatlah dikuatirkan , bahwa usaha
itu akan kandas.

Jogjakarta, 6 Agustus 1950 .

Anggauta2 Panitya Konperensi


Bg . Sekretariaat sedang sibuk
mentjatat uraian2 dalam sidang2
tertutup . Nampak disini saudara2 :
Hambali, Sunardi, Firdaus A. N.
dan Djauhari .

66
Tjeramah sdr. Abednego .

Melaksanakan Program Pemba-

ngunan Keutamaan Djiwa

dari kalangan Protestan .

Saudara2 jth.

- MEMADJUKAN PEMBANGUNAN BU-

DI DISEGALA LAPISAN MASJARAKAT


DAN MENDJAMIN KEBEBASAN SUBUR-
NJA DJIWA KEAGAMAAN MENURUT
AGAMA MASING - MASING DIDALAM
PEMBANGUNAN NEGARA, SESUAI DE-
NGAN U. U. D. PASAL 29 -

demikianlah bunjinja pasal 5 program Kabinet R. I. sete-


lah kedaulatan diserahkan kepada bangsa Indonesia dan
peperangan dengan Belanda dihentikan.'

Atjara untuk malam ini , ialah :


- Pelaksanaan pasal 5 Program Kabinet ter-
sebut dari kalangan Protestan -

Kita akan dapat mengira - ngira pertimbangan2 apakah jang


menjebabkan hingga Pemerintah menjantumkan pasal 5
itu dalam programnja.
Orang berkata, bahwa dunia pada masa ini sedang
mengalami proses demoralisasi sebagai akibat perang du-
nia kedua jang baru lalu .
Masjarakat bangsa kita, jang pada waktu itu terlibat
pula dalam perang itu oleh karena pendudukan Djepang
dan setelah itu memulai perdjuangan kemerdekaan dengan
Belanda, tidak luput dari pengaruhnja .

6
Dengan tjara bagaimana pasal tersebut oleh Bagian
kami pada Kementerian dapat dilaksanakan ?
Bagian kami adalah salah satu instansi dari pada Pe-
merintah, jang turut pula bertanggung djawab tentang pe
laksanaan pasal itu.

Bila kami memperhatikan usaha Geredja2 dan orga-


nisasi2 Keristen pada masa sesudah perang ini . maka
ternjatalah kepada kami. bahwa merekapun teristimewa
melimpahkan perhatiannja kepada kemunduran moraal pa-
da waktu ini .
Sidang Dewan Geredja2 sedunia di Amsterdam me-
masukkan soal tersebut dalam atjaranja. Chotbah2 digere-
dja2 ditanah air kita sendiri memberikan kesan tentang
usaha2 pemimpin2 agama berkenaan dengan penjakit2
rochani jang kini menghinggapi masjarakat dunia pada
umumnja dan masjarakat bangsa kita sendiri pada chu-
susnja .
Organisasi2 Keristen diluar ikatan kegeredjaan didalam
dan luar negeri menganggap soal perbaikan budi - pekerti
dan kesusilaan pada waktu ini sebagai soal jang sangat
urgent.
Mengetahui tentang keadaan jang demikian itu , maka
dengan tjara jang mudah, jang tidak langsung, dapatlah
kami memberikan djuga pelaksanaan kepada program kita itu.
Kami berikan kesempatan2 kepada Geredja2 dan or-
ganisasi2 Keristen bekerdja dalam usahanja kearah per-
baikan budi dan kesusilaan masjarakat, dan apabila diper-
lukan bantuan2 materieel, maka kami dapat memberikannja.
Pemerintah dapat membantu mereka dengan sokongan
uang untuk keperluan pertemuan2 dan konperensi2 . untuk
biaja pertjetakan atau ongkos perdjalanan .
Kepada mereka dapat diberikan kesempatan2 ber-
chotbah, berpidato dsb. dimuka tjorong radio.
Bilamana ada understanding jang baik dan kerdja-
sima jang tepat dengan Geredja2 dan organisasi2 Keristen,
maka sebagian besar dari pada bagian kami dalam melak-
sanakan program itu akan tertjapai.

68
Djika kepada Geredja diberikan kemerdekaan penuh
untuk bekerdja setjara Geredja dan kita dengan mi'nat
serta penghargaan memperhatikan organisasi2 masjarakat
Keristen lainnja , maka understanding dan kerdja - sama itu
akan diperoleh .
Apakah jang kami sendiri dapat lakukan dengan
langsung ?
Sebagai salah satu instansi Pemerintah jang disusun
untuk memelihara dan mengatur Negara jang telah dapat
dibentuk sebagai hasil dari pada perdjuangan bangsa jang
disertai pelbagai penderitaan jang hebat dan berat, Bagian
Keristen tentu tidak akan kekurangan bahan untuk me-
lakukan tugasnja berkenaan dengan pasal 5 program Ka-
binet itu ,

Pembangunan Negara dan Bangsa kini harus dimulai,


Untuk itu diperlukan ketenteraman dan ketertiban da-
lam negeri .
Negara kita harus mendjadi suatu negara hukum da-
lam arti jang sebenarnja, Pekerdjaan pembangunan mem-
butuhkan tenaga2 jang berdjiwa construktief. Semangat
destruktief harus lenjap. Kekatjauan2 harus dibrantas, Ke-
pada gedesillusieneerden dan fatalisten harus diberikan
pengharapan. Tindakan sewenang2 harus ditjegah.
Apakah dihadapkan Pemerintah kepada semangat „ ha-
bis manis, sepah dibuang' ?
Kesemuanja itu adalah bahan bagi kami sebagai in-
stansi Pemerintah untuk djuga dapat melaksanakan pro-
gram itu.
Kami telah merentjanakan rangkaian pidato radio, be-
berapa buah brosur dan teristimewa ingat kepada mereka
jang telah turut berdjuang dengan sendjata . kepada me-
reka jang dirasionaliseer, kepada bekas tawanan ; kepada
pemuda - pemudi jang ketjewa dan dendam terhadap
Negara.
Selandjutnja dengan sesuatu usaha jang lain , jang
nanti akan didjelaskan oleh sdr. Ismael, kami akan men-
tjoba memberikan kesempatan kepada pemuda - pemudi

69
bekas perdjoangan chususnja untuk dapat kembali keda-
lam masjarakat biasa .
Sekianlah hal2 jang berpautan dengan pelaksanaan
Program Kabinet pasal 5 bagian pertama, ja'ni mengenai
pembangunan budi . Seterusnja jang mengenai bagian ke-
dua, ja'ni tentang djaminan kebebasan suburnja djiwa ke-
agamaan menurut agama masing2, dengan singkat kami
kemukakan seperti berikut :

pertama : kepada Geredja diberikan kemerdekaan penuh


untuk dapat bekerdja selaku Geredja,
kedua : kami perhatikan soal2 jang mungkin berakibat-
kan persengketaan agama dan turut menjelesai-
kan masaalah2 jang timbul oleh karena per-
bedaan agama atau aliran , apabila itu disam-
paikan kepada kami , dan

ketiga : dalam bekerdja dan usaha sedapat - dapatnja


memberikan kesan, bahwa Negara dan Peme-
rintah mendjamin kemerdekaan agama jang se-
sungguhnja.

Sekianlah , terima kasih .

Jogjakarta, 7 Agustus 1950.

70
Pokok2 pikiran uraian tentang :

Pelaksanaan Program Pembangunan

Keutamaan Djiwa berhubungan


dengan Bagian Keristen .

Oleh : R. Ismail - Reksohatmodjo.

SIKAP KEMENTERIAN AGAMA TERHA-


DAP FATSAL V PROGRAM KABINET
HALIM :

Fatsal ini oleh Kem. Agama diterima dengan sung-


guh2, dan itu dibuktikan dengan dibentuknja sebuah Pa-
nitia untuk membitjarakan soal jang ditjantumkan dalam
fatsal itu . Panitia itu diketuai oleh Drs . Sigit, dan tanggal
7 Februari 1950 panitia berapat dan kemudian rapat itu
diikuti oleh rapat2 jang lain, chusus untuk membitjarakan
hal2 jang bertalian dengan kewadjiban Kem. Agama me-
ngenai fatsal itu . Sebagian ketjil dari buah perundingan2
itu terbukti dari rentjana biaja jang diadjukan oleh bagian
Penerangan dan Penjiaran Kementerian Agama. jang men-
djumlahkan angka tidak kurang dari 1/2 miliun untuk ta-
hun 1950 ini , tepatnja : f 530.000.- , Djadi angka ini hanja
merupakan sebagian ketjil sadja daripada begroting jang
mungkin diadjukan untuk kewadjiban pelaksanaan
program itu, dan jang ada pertaliannja dengan Kemen-
terian Agama.

JANG TERMASUK KEPADA KEWADJI-


BAN BAGIAN KRISTEN :
Pelaksanaan program kabinet fatsal V ini oleh Kem .
Agama dipandang sebagai hal jang sangat urgent.
Dan sifat urgent ini ta ' boleh tidak menghendaki tin-
dakan2 rieel jang dapat dilihat atau dirasakan oleh pihak2
jang mendjadi object pembangunan budi itu . Jang ber-

71
talian dengan tindakan rieel ini sangat saja adjukan ke-
pada Kem . Agama , sebab djika tidak, maka masjarakat
hanja memandang Pemerintah sebagai instansi jang dapat
beromongomong sadja, banjak bitjara dengan banjak
mengeluarkan ongkos, tapi bukti2nja tidak ada Dan oleh
karena itu pada pembitjaraan2 itu selalu saja kemukakan
dengan tekanan jang agak keras : kerdja, kerdja djangan
tinggal pada bitjara sadja . keluarkan uang, supaja tindakan
dapat dilakukan 1

TJARA PELAKSANAAN UNTUK BAGIAN


KRISTEN :

Tjara melaksanakan fatsal dalam program ini untuk


pekerdjaan jang mendjadi kewadjiban bagian Kristen pada
Kem. Agama benar2 menghendaki pengetahuan technis
tentang kegeredjaan, baik jang mengenai organisasi , baik
jang mengenai leerstellingen geredja .
Kalau hal ini tidak diindahkan dan untuk pekerdjaan
itu hanja dipakai tenaga serampangan, tidak mustahil,
bahkan pasti, pemerintah akan menemui pertentangan de
ngan geredja, sebab soal2 jang dipandang oleh geredja
sebagai intern - kerkelijk , sekali2 tidak boleh disinggung2,
apalagi diubah atau ditjampuri oleh pihak jang bukan ge-
redja . Dalam hal ini bagian Kristen Kem. Agama harus
melakukan beleid jang bermatjam2 sifatnja , sebab geredja2
jang masuk lingkungan pekerdjaan bagian Kristen ada
bermatjam2 pula alirannja, Djadi njatalah bahwa pelak-
sanaan ini bagi bagian Kristen bukan termasuk barang
jang mudah dan dapat dilakukan oleh tiap2 pegawai sadja,
bahkan menghendaki pengetahuan jang dalam tentang
kegeredjaan.

PANDANGAN KRISTEN TENTANG PEM-


BANGUNAN BUDI :

Pembangunan budi ini oleh Kem . Agama diberi nama


jang lebih terbatas dan lebih tegas, jaitu : pembangkitan
keutamaan djiwa . Dengan pemberian terminologie baru ini

72
dimaksudkan kedjelasan kerdja dalam mengerdjakan pelak-
sanaan program .
Bagaimanakah pandangan Keristen sekarang tentang
pembangkitan keutamaan djiwa ini ?
Membangkitkan djiwa - utama itu adalah pekerjaan
rochani dan geredja dalam pekerdjaan dilapangan ini , chu-
sus jang bersifat kegeredjaan dan harus dilakukan oleh
geredja sendiri , tidak mau ditjampuri oleh pihak2 lain.
Dan lagi geredja memandang pembangkitan djiwa utama
itu bukan hanja kerdja jang harus dilakukan incidenteel
atau periodiek sadja, melainkan hal itu mendjadi kewadji-
ban ummat Keristen sehari2 dan seumur hidupnja !

Berhubung dengan sifat keistimewaan pekerjaan ba-


gian Keristen ini pulalah maka bagian Keristen di Kem .
Agama untuk tiap2 daerah didalam kantor agama daerah
menghendaki pegawai2 jang kenal dan tahu benar akan
urusan2 kegeredjaan didaerahnja, tidak asal sadja seorang
Keristen pasti akan dapat melakukan pekerjaan itu dan
oleh karena itu pulalah teranglah sekarang, bagaimana su-
sahnja bagi kami mentjari orang2 untuk ditempatkan di-
kantor2 daerah itu ; mentjari orang jang benar2 dapat
digelarkan : the right man in the right place.
Oleh karena itu pulalah kami bagian Keristen tidak
suka apabila pekerdjaan dibagian Keristen didaerah itu
hanja disampir2kan sadja kepada atau dilakukan oleh orang
jang bukan Keristen , sebab dengan djalan begitu kemung-
kinan salah tindak tidak mustahil dan akibatnja : geredja
mempunjai pandangan tidak pertjaja terhadap ketjakapan
bekerdja Kem. Agama beserta Kantor2nja dengan segala
pagawainja . Hal ini harus kita indahkan benar2 !

Kembali kepada pandangan Keristen tentang pelak-


sanaan pembangkitan djiwa - utama itu tadi, tidak mung-
kinlah Kem. Agama memberikan sesuatu kepada geredja
selaku andjuran, desakan atau instructie jang mengenai
plan itu, sedangkan golongan Keristen toch tidak dapat
diabaikan begitu sadja oleh Kem, Agama dalam hal ini.
Kalau dalam hal itu golongan Keristen tidak mendapat

73
perhatian, maka pintjanglah kerdja Pen erintah, dan nama
ini bukanlah gelar jang kita inginkan atau kita sekalian
harapkan.

GEREDJA HARUS MENDAPAT PERHA-


TIAN :

Tetapi, geredja toch harus mendapat perhatian Pe-


merintah . Kita mentjari djalan lain untuk mentjapai geredja
itu dengan hendak melaksanakan program kabinet ini . Dan
didalam ini kita tidak melihat kepada geredja sebagai in-
stu uut atau organisme, tetapi pandangan kita kita alihkan
kepada gedung 2 jang mendjadi milik geredja.
Dimasa peperangan jang lalu ini tidak sedikit gedung
geredja jang rusak atau hantjur karena akibat serangan
atau siasat.
Disinilah kita dapat menundjukkan kesur gguhan kita
hendak memperhatikan golongan jang bergeredja . Gedung
geredja adalah gedung tempat kebaktian orang Kristen
dan didalam geredja itu pulalah seolah2 orang Krisren me-
nerima adjaran2nja jang berhubungan dengan keutamaan
djiwa, hingga gedung geredja bagi kaum Kristen seolah2
mendjadi lambang sumber kerohanian.
Apabila Kem. Agama memperhatikan gedung2 ini ,
maka psychologisch sudah tertjapai pulalah golongan2 jang
bergeredja itu dan oleh karena itu didalam pembitjaraan
Panitia Pembangkitan Keutamaan Djiwa selalu saja desak-
kan : Rieelkanlah pemberian uang untuk memperbaiki gedung
geredja jang rusak, sebab bagi kaum Kristen dapatlah di-
pandang ; dari geredja terdjelmanja djiwa - utama !
Berhubung dengan kerusakan2 geredja oleh karena
akibat peperangan ini . Bagian Kristen telah dapat me-
ngumpulkan sekedar angka itu sekali2 belum merupakan
angka jang sebenarnja, sebab jang mengirimkan angka2 itu
hanjalah baru sebagian ketjil sadja daripada adanja geredja2
jang rusak. Apalagi kebanjakan angka2 jang disebutkan
disitu oleh geredja kebanjakan dibuat sangat bescheiden ,
hingga kerugian sebenarnja jang sungguh2 mereka derita
itu djauh lebih besar. Beberapa bukti tentang bescheiden-

74.
heid ini: Beberapa geredja didaerah Pekalongan dan Ba-
njumas mengadjukan permohoran sokongan Pemerintah .
untuk membangun kembali gedung geredjanja sesudah di-
periksa dan diselidiki oleh Pemerintah jang berwadjib nja-
talah bahwa taksiran Pemerintah itu djauh melebihi djum-
lah jang diminta oleh geredja itu sendiri .
Angka jang telah kita terima di Kem. Agama ber-
djumlah kira2 1 1/2 miliun , sedang pelaksanaan jang dapat
kami laksanakan sekarang ini baru mentjapai djumlah
f 40.000.- . Djadi belumlah pula dapat kami katakan , bah-
wa program jang urgent ini untuk tahun 1950 sudah ter-
laksana : tahun sudah berdjalan sampai bulan Agustus,
sedang procentsgewijs uitgedrukt djumlah pemberian Kem ,
Agama itu baru merupakan 8 pCt dari laporan kerusakan
jang masuk. Waktu rentjana untuk tahun 1950 sudah ha-
bis berdjalan kira2 60 pCt . sedangkan pelaksanaan baru
dapat terlaksana 8 pCt ! Mudah2an apabila nanti Kem .
Agama di Indonesia ini sudah mendja di Kementerian Ke-,
satuan, dapat diteruskan djugalah pekerdjaan pelaksanaan
ini !
Sekian hal jang dapat dianggap langsung mengenai
geredja Sekarang tentang tjara2 lain jang dapat diling-
kungkan kepada pelaksanaan program kabinet jang me-
ngenai pembangunan budi .

MILITAIRE TEHUIZEN UNTUK BAGIAN


KERISTEN :

Didalam rapat pertama daripada panitia pembangkitan


djiwa utama Kem. Agama ini oleh Drs, Sigit dikemukakan
dengan rasa tjemas tentang pengembalian kurang lebih
50.000 orang anggota tentara kemasjarakat umum. Didalam
djumlah ini terdapat orang2 dengan bermatjam2 agama .
Untuk golongan jang beragama Keristen, didalam pem-
bitjaraan panitia saja adjukan pikiran, mendirikan rumah2
penampung setjara militaire tehuizen. Didalam balai per-
temuan sematjam itu nanti dapat diberikan pidato2 jang
bermaksud pembangunan djiwa bagi para bekas anggota

75
tentara itu, hingga dengan djalan begitu dapatlah sekedar
tertjegah ekses2 jang mungkin timbul karena pengangguran
mereka itu.
Rumah2 sematjam itu tentu sadja memakan biaja , tidak
sadja biaja untuk perumahan serta pemeliharaannja. me-
lainkan pula ongkos untuk pegawai2 jang harus ditem-
patkan dirumah2 itu . Maksud kami, untuk pengisi lowo-
ngan didalam itu akan kami minta pertolongan badan2
atau perkumpulan2 serta organisasi2 Keristen diluar çe.
redja, sedangkan untuk lantjar dan beresnja pekerjaan,
kepada para pegawai kantor agama bagian Keristen akan
diberikan penerangan serta petundjuk2 didalam suatu
dienstconferentie, agar hubungan Kantor2 Agama dengan
Geredja tampak njata dilapangan ini , sedangkan kekeliruan
tindak dalam pelaksanaan pekerdjaan dapat dihindarkan.
Untuk pekerdjaan itu kepada Kem. Agama dalam ta-
hun 1950 ini sadja telah saja adjukan begroting kira2
sebesar f 110.000.-. Sajang sampai kini pikiran itu tetap
mendjadi tulisan belaka dan plannja tetap masih belum
terlaksana !
Sekian mudah2an apa jang saja utarakan diatas itu
tadi sudah dapat dianggap : „ Pelaksanaan fatsal V Pro-
gram Kabinet Halim jang termasuk kewajiban Bagian
Keristen Kementerian Agama . "

Jogjakarta, 7 Agustus 1950

76
Tjeramah sdr. R. Ch . J. Widisiswaja :

Pelaksanaan Program Pembangunan

Keutamaan Djiwa.

(dari : Bag. Katholiek ).

Dalam fatsal kelima dari Program Kabinet Halim ,


tertjantumlah dua buah soal, jang sifatnja berlainan , tetapi
pelaksanaannja dapat didjalankan bersama - sama . Bagian
kedua dari fatsal tersebut, adalah mendjadi dasar mutlak dari
bagian pertama. Tetapi hukum tjara pelaksanaannja adalah
berlainan . Untuk mempermudah penerimaan saudara- saudara,
maka dalam memetjahkan fatsal ini , baiklah kita mengupas
soal tadi satu per satu.

I. Memadjukan pembangunan budi disegala


lapisan masjarakat .
Hak untuk melaksanakan soal ini , adalah ber-
dasarkan kepada hak warga Negara dan hak ke-
masjarakatan .
Kita sebagai Warga dari suatu Negara , berdasar atas
ketjintaan, apabila kita tahu, bahwa Warga Negara dari
Negara kita akan mendjadi rusak , katjau- balau porak peranda ,
jang berakibat hantjur leburnja Negara , maka kita wadjib
mengusahakan agar kerusakan tadi dapat kita galang lebih
dahulu agar penjakit kerusakan masjarakat tadi djangan
sampai dapat menjerang atau memasuki masjarakat . Sebagai
anggauta Masjarakat jang utama , kitapun berhak pula mem-
beri obat, apabila masjarakat kita terserang penjakit, sedapat
mungkin memberi obat jang mandjur, djanganlah menunggu
datangnja kiamat.
Untuk memberantas penjakit masjarakat ini . tjaranja
adalah dua matjam , ialah : Tjara Negatief dan tjara positief.
Tjara Negatief ialah : Kita harus mengusahakan agar keru-
sakan moreel masjarakat jang njata - njata telah ada itu , dapat

77
dikurangkan , dengan memberi didikan kearah perbaikan budi
pekerti (moreel ). Sebab dengan tjara lain umpama kita terus
melarang atau menghukum . atau membunuh orang tadi,
adalah tjara jang kurang bidjaksana , jang dapat menimbulkan
bentjana dan mara- bahaja jang sebesar - besarnja dalam ma-
sjarakat kita . Tetapi apabila tjara jang keras, hanja salah
suatu tjara jang dapat menghabisi kerusakan tadi , kita tidak
boleh segan segan, mendjalankan tjara ini ; sebab dari pada
semua orang mendjadi rusak dan mendjadi umpan neraka,
lebih baik sementara orang sadja dilenjapkan dari muka
bumi ini.
Tjara membangun perbaikan budi, untuk melenjapkan
penjakit masjarakat demoralisasi itu setjara positief, harus
kita mulai dari permulaan. Sebagai dasar pembangunan ini
hendaknja kita mengetahui, bahwa semua kedjadian itu
tentu ada sebab - sebabnja
Adapun sebagai sebab- sebab jang penting dari keru-
sakan budi manusia itu adalah sebagai berikut :
1. Kurang pendidikan , terutama didikan agama .
2. Kemiskinan
3. Peperangan .
4. Pertundjukan - pertundjukan jang melemahkan budi
manusia .
5 , Nafsu djahat .

ad.: 1. Karena kurang pendidikan atau pengetahuan Agama,


maka orang mudah sekali mendjadi orang materialistis.
Sebagai orang materialistis , manusia biasanja akan
menghargai duniawi lebih dari pada rochani . Kekuatan
rochani , dan kekuasaan rochani, bagi mereka tak
berguna lagi. Achirat bagi mereka , tidak ada Hukum
Tuhan, mereka tidak mengaku nja. Achirnja segala
tindakannja, hanja ditudjukan kepada duniawi sadja,
dengan meninggalkan segala hukum Tuhan dan peri-
kemanusiaan. Mereka sudah puas, apabila keperluan
djasmani mereka sudah terdjamin. Dengan kepuasan
ini, maka orang jang bersemangat materialist, lalu
bertindak semau mauaja tidak dengan memperhitung-

78
kan hukum Tuhan pada djaman achir dan pada zaman
sekarang . Kesemua tindakannja hanja ditudjukan
kepada keputusan diri sendiri dan keputusan di-
dunia ini.

Untuk memberantas atau mengurangkan nafsu ini, maka


mulai ketjil , manusia harus dididik kearah penghargaan
rochani, dengan keterangan sedjelas- djelasnja. bahwa
keadaan didunia ini bagi manusia , hanjalah ada sjarat
belaka bagi manusia, untuk dapat naik disurga , dan
manusia harus mengerti pula, bahwa tudjuan hidupnja
jang terachir, bukanlah kebahagiaan didunia, tetapi
kemuliaan disurga . Dalam segala tindakannja , mereka
harus insjaf, bahwa mereka masing - masing bertang-
gung djawab penuh langsung kepada Tuhan . Suatu
djalan untuk menginsjafkan soal ini, hanjalah : Mem-
beri peladjaran Agama atau memasukkan hidup ke-
agamaan kepada seluruh lapisan masjarakat , dengan
alasan kejakinan masing - masing . Maka dari itu,
Negara harus mendjamin memperlindungi , dan mem-
bantu segala usaha keagamaann . jang bertudjuan
membangun perbaikan budi masjarakat. Negara harus
membantu njata-njata, kepada fihak agama agar pe-
ladjaran agama , hidup keagamaan dan usaha - uhasa
keagamaan dapat meresap kehati sanubari masjarakat .
Hal ini harus dilaksanakan oleh fihak agama masing2 ,
djanganlah Negara mendjalankan sendiri , sebab tugas
Negara terpisahlah dari tugas keagamaan . Negara
mendjaga, mengatur, dan mengusahakan kemakmuran
dan keamanan duniawi, tetapi agama, mengatur, men-
djaga, mengusahakan dan mengedjar; keamanan ,
kemuliaan dan kebahagiaan rohani. Adjaran agama
harus dapat merata pada segala lapisan masjarakat,
dan masuk kehati sanubari rakjat. Seorang ahli ke-
masjarakatan , Adolf Kolping , mengatakan bahwa
masjarakat hanja dapat sehat dan sembuh dari penja-
kit masjarakat, apabila masjarakat sudah kembali
kepada Tuhan. Terlaksanannja tjita - tjita ini hanja
apabila Pemerintah memberi bantuan moreel dan

79
materieel kepada golongan Agama , untuk memasukkan
peladjaran Agama kepada masjarakat .
ad. 2. Kemiskinan . Meskipun kekajaan itu dapat djuga
membawa manusia kepintu mereka , retapi tak dapat
kita mungkiri , bahwa kemiskinan djuga dapat mem-
perlambat orang untuk mendekati pintu gerbang
Surga. Kekajaan mudah membawa orang kepintu ne-
raka , apabila si kaja salah atau keliru mempergunakan
kekajaannja tadi. Tetapi pada umumnja orang jang
mampu, lebih mudah mendjaga baiknja budi pekerti
atau moreelnja dari pada si miskin . Dalam pengalaman
hidup, kita menjaksikan dengan mata kepala sendiri,
bahwa banjak sekali orang jang rusak moreelnja , karena
kemiskinan . Kedjadian ini adalah logis sekali . Sebab
kapan orang djatuh kedalam lembah kemiskinan ,
kesempatan untuk memikirkan keagamaan atau ke-
rohanian, adalah sedikit sekali . Dengan serba keku-
rangannja, maka si miskin mustahil sekali mendjadi
sehat badannja . Orang Latijn mengatakan : Mens
sana in corpore sano ; artinja : Dalam badan jang
sehat, disitulah letaknja fikiran sehat. Bila si miskin
tidak pernah mengalamkan badan sehat, mustahillah
akan sehat fikirannja. Dimana fikiran tidak sehat,
berarti djuga lemah budinja . Apabila kelemahan ini
terus menerus, maka mudah sekalilah fikiran atau
budi , tadi mendjadi rusak. Rusaknja budi manusia
berarti djuga rusaknja budi masjarakat.
Tjara untuk menghalang adanja kemiskinan, adalah
banjak sekali. Suatu tjontoh ialah : Agar Negara
mendjaga djangan sampai kekajaan dalam Negara itu
tertimbun pada suatu golongan, tetapi hendaknja
diusahakan meratanja . Tjara kedua, ialah dengan
diadakannja pemberantas usaha - usaha atau adat
istiadat atau kebiasaan jang menudju kearah kemis-
kinan , seperri : Perdjudian , kerojalan dan lain - lainnja ,
dan disamping itu harus diadakan usaha - usaha jang
menudju kearah kehematan , seperti andjuran mena-
bung , usaha coöperatie dan lain2nja .
ad. 3. Sebab jang ketiga jang membawa kerusakan budi
manusia , ialah adanja peperangan . Suatu pepe-
rangan jang timbul karena kebentjian pembalasan
dendam dan perselisihan jang sangat dahsjat dan
mengerikan , tentulah minta korban harta- benda . budi
dan djiwa manusia . Maka dari itu , tidak kurang2lah
negara jang mendjadi rusak budinja dan miskin.
karena akibat peperangan . Kita tahu, betapa besar-
nja kerusakan Negara kita , karena akibat perang
dunia kedua dan perang kemerdekaan jang baru
lalu ini. Bahkan kerusakan budi bangsa Indonesia,
sebagian besar boleh kámi katakan , karena akibat
peperangan. Orang2 jang dalam waktu damai dapat
mendjadi luhur dan tulus budinja, tetapi karena
peperangan ada djuga jang mendjadi 180° terbalik,
mendjadi pendjahat dan pengchianat bangsa, jang
membuktikan hina dan rusak budinja . Karena pepe-
rangan maka banjaklah orang - orang jang seakan -akan
kehilangan peri kemanusiaannja . Karena ingin me-
ngembalikan bendanja jang mendjadi korban dalam
waktu peperangan, maka sesudah habis perang .
banjaklah orang jang berlumba2 mengedjar keme-
wahan dan kekajaan, sehingga tidak mengingat akan
charam atau chalalnja tindakan mereka . Meski dengan
djalan tjurang sekalipun, mereka tidak takut atau malu
mendjalankan , asal dapat tertjapai apa jang mereka
inginkan . Dalam peperangan boleh dikatakan rochani
dan hidup keagamaan lebih kurang terpiara dari pada
dalam waktu damai . Dalam waktu peperangan , boleh
dibilang kesempatan memikirkan Tuhan, dan memu-
puk kerochanian djiwa keagamaan adalah sangat
kurang sekali . Keadaan ini menjebabkan makin lama
makin rusaknja budi manusia . Hanja didalam waktu
damai , Sabda Tuhan dapat menggelora dimasjarakat
ramai, dan hanja dalam waktu tenteram aman damai ,
agama Tuhan dapat berkembang baik.

Untuk menghindari adanja peperangan, maka kita


harus mengusahakan tertanamnja rasa kasih sajang ,

81
tjinta - mentjintai, harga · menghargai dan salir g
menghormat antara otang satu sama lain , antara
golongan satu sama lain , dan antara fihak agama
satu dengan lainnja . Dengan tegas kami katakan ,
kita harus mengandjur - andjurkan terlaksananja per-
damaian , dan sekali lagi Damai . Didalam mengan-
djurkan perdamaian itu , kami djuga harus men-
djauhkan atuu menghapuskan fanatisme dari masing2
orang dan tiap2 golongan dan kebangsaan . Dalam
hal ini kita hendaknja selalu ingat, bahwa semua
jang ada didunia ini diadakan oleh Tuhan, untuk
menolong kita dalam mengedjar Surga.

Bentji - membentji , adalah suatu sebab jang mudah


menimbulkan perselisihan dan pertikaian, setta pe-
perangan. Dari itu untuk dapat mentjapai perda-
maian jang abadi , semangat bentji - membentji . mem-
balas dendam dan iri hati harus kita enjahkan dan
kita lemparkan sedjauh - djauhnja . . Sebagai usaha
pembangunan budi jang berhubungan dengan ada-
nja peperangan, kita harus menggelorakan semangat
kasih sajang , tjinta - mentjintai dan saling menghormat
dengan tjontoh diri sendiri , mengandjurkan dalam
rapat atau pertemuan2, dalam tempat bekerdja , dan
pada pergaulan hidup sehari2 ; berusaha mengu-
rangkan atau menghapuskan peruntjingan perbedaan
golongan dan perbedaan bangsa atau warna kulit.
Djanganlah perbedaan2 tadi kita buat alasan , untuk
mengadakan perpetjahan , pertengkaran atau permu
suhan. Semua golongan , bangsa , agama dan lapisan
masfarakat didunia harus menjokong dan membantu
tertjapainja tudjuan perdamaian dunia . " Et in terra
pex hominibus , bonae volentatis" dan didunia ke-
tenteramanlah bagi manusia jang berbudi baik -
demikianlah suara malaikat jang bernjanji dengan
suara merdu, pada hari Nathal Tuhan Jesus , waktu
pergantian perdjandjian lama kepada perdjandjian
baru .

82
ad. 4. Pertundjukan2 jang melemahkan budi ma-
nusia.
Segala pertundjukan menggambarkan kedjadian dan
keadaan jang senjata njatanja untuk mendjadi tjon-
toh atau peladjaran kepada para penonton. Maksud
pertundjukan akan memberi djalan bagaimana kita
dapat melaksanakan suatu perbuatan . Tetapi sajang
dan seribu sajanglah , bahwa pertundjukan2 di Ne-
geri kita ini , baik jang asli , maupun jang dari luar
Negeri , bagi kita ummat Katholik, lebih banjak jang
harus kita tolak, dari pada kita terima . Dalam per-
tundjukan tadi , kebanjakan dipertundjukkan segala
tingkah - laku atau adat tata - tjara jang tidak patut
kita tjontoh untuk kita djalankan . Ingatlah kepada
pertundjukan „ Gambar Hidup" , „ Ketoprak ” , „ Wa-
jang orang dan „ Ludrug".
Riuh - rendah, gegap gempita , riang - gembira, de-
ngan tepuk tangan dan sorak jang tidak berkepu-
tusan terdengar dari dalam gedung Gambar Hidup
atau Ketoprak. Berdujun2 orang pergi kegedung
bioskoop, penuh sesak orang berurut dimuka loket.
Untuk apakah mereka kesitu ? Tidak lain hanja un-
tuk melihat gambar tingkah laku manusia jang tak
senonoh didjalankan oleh manusia utama . Segala
tindakan manusia jang hanja biasa dilakukan dalam
dunia ketjil dalam batas hidup keluarga, disitu di-
dasarkan, diumumkan , dan dimandja - mandjakan
diatas lajar putih . Tindakan jang bertentangan de-
ngan peri kemenusiaan dan adat sopan · santun ke-
timuran, Jang dapat berakibat merusak budi manusia ,
disitu ditondjol - tondjolkan dengan tidak mengenal
malu atau takut. Masih banjaklah tjontoh2 djahat
jang dapat, tetapi tidak patut kami utarakan disini.
Dengan menjaksikan pertundjukan jang tidak seno-
noh itu , maka dengan sendirinja boleh kami katakan
bahwa sekali orang menjaksikan pertundjukan jang
djelek, tetap mendjadi rusak moreel manusia . Per-
tundjukan jang tak senonoh, adalah laksana bisa

83
bagi budi manusia. Dengan sekedjap mata sadja
saudara2 dapat mengatakan, bagaimana kedjadiannja
orang sesudah keluar dari gedung sematjam diatas .
Kalau kami boleh menggambarkan dengan perkataan ,
kami gambarkan orang tadi sama sadja dengan orang
keluar dari neraka zonder api. Seorang pemuda atau
pemudi, sewaktu keluar dari gedung tadi, tentulah
terus turun deradjat nilai budi - perangainja. Apakah
keuntungan mereka ? Hanja dapat merobah lagak
jang baik dan tenang , mendjadi lagak - lagu jang le-
koh, jang ditudjukan kepada kerendahan budi . Ke-
dua kalinja mungkin dapat mengikuti nafsu djahatnja
jang mereka malu mendjalankan diluar gedung bios-
koop. Inilah pada pokoknja keuntungan dari penon-
ton gambar hidup, keuntungan jang tidak seimbang
dengan kerugian djiwa dan budinja .
Kerugian akan terasa lebih besar lagi apabila kita
tahu, bahwa dengan film , golongan diluar kita dapat
memasukkan semangat jang djahat jang melemahkan
budi atau kemauan bangsa kita, semangat jang tak
mungkin dimasukkan dengan djalan lain.
Selain pangaruh didalam gedung bioskop , masih banjak
pula pengaruh bioskoop diluar gedung , jang berbahaja
sekali bagi pendidikan budi dilihat dari sudut paeda-
gogis , ialah adanja gambar - gambar plakat dan poster2
jang tidak senonoh jang ditempelkan pada tempat
pengumuman ditepi persimpangan djalan atau pada
advertensi dimadjallah2. Dengan adanja gambar jang
tiap-tiap kali dapat dilihat dan makin dalam tertjetak
dalam fikiran manusia, orang akan lebih mudah ter-
pengaruh aleh fikiran-fikiran jang rendah dan lemah.
Demikian selandjutnja, kita akan dapat menggambar-
kan kerugian budi kita dengan seribu satu matjam
gambar jang dapat mudah melemahkan budi manusia .
Sebagai pemberantasan pertundjukan2 jang rendah
deradjat pendidikannja, dan poster jang tidak senonoh
dilibat itu. maka perlu fihak Pemerentah perlu me-
ngadakan badan censuur jang dengan kekuasaan alat

84
pemerentah dapat menghalang atau melarang adanja
pertundjukan sematjam diatas ; dan larangan memasang
advertensi serta poster2 dengan gambar jang rusuh
dan tidak senonoh. Disamping larangan diatas, harus
diadakan usaha untuk menambah banjaknja pertun-
djukan2 jang berisi semangat atau tindakan keluhuran
budi. Badan censuur tak akan berguna djuga, apabila
tidak ada kekuasaan jang dibantu oleh Pemeritah.
Dari itu disamping adanja badan censuur pemerintah
harus melarang dengan sangsi2 jang setimpal akan
adanja pertundjukan jang djelek - djelek .
ad 5. Nafsu djahat . Karena adanja nafsu djahat , jang men-
djadi warisan dari dosa manusia jang pertama , mudah
sekalilah manusia mendjalankan dosa, apabila tidak
awas. bidjaksana dan hati- hati . Nafsu sendiri belum
berarti kedjahatan. Nafsu baru mendjadi kedjahatan
apabila diikuti dengan kemauan jang melanggar batas
kemanusiaan dan hukum Tuhan.
Untuk mendjaga, agar nafsu djangan mendjadi ke-
djahatan, orang harus melatih diri mengekang nafsunja ,
dengan tjara mengurangi atau berpantang, umpaman a
dengan tjara berpuasa, rendah - hati dan bersopan-
santun. Orang jang mengerti akan sopan -santun . jang
tinggi, tentu tak akan mudah melakukan apa - apa
dengan melanggar batas peri - kemanusiaan . Sebab
peri-kemanusiaan adalah pedoman untuk sopan - santun.
Perikemanusiaan akan lebih luhur, apabila disampingi
dengan peladjaran Tuhan , atau peladjaran Agama .
jang mengadjarkan tjinta kepada sesama munusia .
Kita sebagai badan penerangan, sudah pada tempatnja
mengandjurkan tjinta kasih ini kepada seluruh ma-
sjarakat, dengan alasan sabda Tuhan : Tjintailah
sesamamu , seperti kamu mentjintai dirimu sendiri ".
1
Sekianlah keterangan kami tentang kerusakan budi
masjarakat dengan tjara2 pemberantasan sementara .
Sekarang sempailah pada waktunja, untuk memberi
penerangan tentang pelaksanaan Program Kabinet
Halim fatsal 5 bagian kedua ialah :

85
II Mendjamin kebebasan suburnja djiwà ke-
agamaan, menurut agama masing - masing
didalam pembangunan Negara.

Zonder dasar Agama , suatu Negara tak akan dapat


mengalamkan kemakmuran, keamanan, kebahagiaan dan
ketenteraman jang sempurna . Agama adalah sendi dan urat
nadi keluhuran dan ketinggian deradjat Negara. Dengan
dasar agama , maka suatu negara akan menunaikan tugasnja
menurut panggilannja jang dikehendaki oleh Tuhan. Dalam
Agama diadjarkan perintah dan hukum Tuhan . Maka apabila
negara berdasarkan kepada agama , sudah barang tentu
sedapat mungkin segala tidakannja harus disesuaikan dengan
peladjaran agama , jang setjara tidak langsung , lalu mendja-
lankan djuga perintah dan tunduk kepada hukum Tuhan .
Kekuasaan agama dipandang dari sudut agama itu
diadakan oleh Tuhan, adalah kekuasaan Tuhan. Negara'
berasal dan mendapat kekuasaan dari Tuhan. Maka bukan
semestinja , apabila Negara melarang suburnja Agama dalam
Negaranja, sebab dengan setjara kasar boleh kami katakan,
bahwa Negara jang sedemikian adalah Negara jang tidak
mengenal terima kasih. Apakah akibatnja ? Kerusakan dan
kedjatuhan Negara. Dalam sedjarah lama hal ini dapat kita
saksikan dalam sedjarah ' Negara Babylonia dan djatuhnja
Sodomah dan Gomorah. Dalam sedjarah baru atau modern
saudara, akan menjaksikan lebih banjak lagi .
Dalam Negara jang Merdeka , seperti Indonesia , hendak-
nja djanganlah hanja tjara pemerintahannja sadja jang mer
deka , tetapi Negarapun wadjib memberi kemerdekaan djuga
kepada Tuhan, jang tertjermin dalam memberikan kemerde-
kaan sepenuh - penuhnja kepada fihak keagamaan, jang me-
ngadjarkan perintah dan melaksanakan hukum Tuhan . Dalam
Negara jang Warganja terdjadi dari bermatjam - matjam
penganut agama seperti di Indonesia ini, tak dapat tidak
harus diadakan kemerdekaan Agama, sebab tjara selain itu ,
akan menimbulkan beribu satu bentjana dan berpantja - warna
marabahaja , jang mengakibatkan perang saudara , dan achir-
nja kehantjuran Negara. Dalam Negara kita , Negara tak

86
mungkin memaksakan salah suatu agama kepada rakjatnja ,
atau mengadakan Staatsgodsdienst seperti dinegeri lain ,
sebab menurut koderat alam, manusia diberi kemerdekaan ,
untuk menganut apa, jang menurut kejakinannja adalah
agama jang ternjata dan terbaik. Sebagai manusia, kita
orang beragama djuga harus memberi kemerdekaan ini kepada
segala manusia . Tetapi sebagai orang beragama sudah barang
tentu kita akan mengandjurkan kepada rakjat. agar mereka
mengikuti agama kita . Dengan pendirian sematjam ini , maka
fihak agama akan berlomba - lomba menjiarkan agamanja
menurut kekuasaan dan perintah Tuhan. Negara tak dapat
dan tak boleh merintangi tindakan jang berdasarkan atas
perintah dan kekuasaan Tuhan . Adapun mana jang akan
dianut atau diikuti oleh manusia masing - masing itu , terserah
kepada manusia masing - masing menurut kejakinannja . Negara
atau fihak agama tidak ada baiknja. untuk mengadakan
tindakan imperialistis atau fascictis. terhadap mendjalankan
agama . Sebab ini sudah bertentangan dengan kehendak
Tuhan dan kehendak kita sendiri . Kita sudah melepaskan
dan mengenjahkan imperialisme dari kita, sebagaimana
agama kita akan mengadakan tindakan imperialistis ?
Apakah consequent ? Terang tidak. Dimana ada impe-
rialisme dalam Negara merdeka . berarti tidak ada kemerdekaan
dalam Negara merdeka tadi , dus Negaranja tidak merdeka .
Pada hal sembojan kita Sekali merdeka , tetap merdeka,
Suatu djalan untuk mendjamin kemerdekaan Negara
kita jang sepenuh- penuhnja , ialah : Mendjamin kebebasan
suburnja hidup keagamaan di Negara kita , menurut agama
masing2. Dengan djalan ini maka Negara akan mendapat
sumbangan djiwa jang utama, jang patuh dan ta'at kepada
Tuhan, jang berguna besar bagi keteguhan Negara .
Tjara pelaksanaan tudjuan ini adalah bermatjam- matjam.
Sebagai tjontoh boleh kami adjukan seperti :
1. Sokongan moreel dan meterieel jang njata - njata dari
Pemerintah kepada fihak keagamaan .
2. Perlindungan Pemerintah jang sebesar - besarnja atas
semua keagamaan.

87
3. Mendjauhkan perpetjahan atau permusuhan antara
penganut agama satu sama lain , ialah dengan mengha-
puskan semangat fanatisme dari masing -masing orang
beragama .
4. Menghapuskan tjuriga terhadap agama lain jang hanja
berdasar atas sentiment atau voorbarig oordeel.
5. Menjempurnakan organisasi - organisasi keagamaan
untuk mengadakan tindakan solidair dengan penganut-
penganut agama lain.
6. Mengadakan poster - poster dan penerangan - penera-
ngan agama jang objectief dengan tidak menjinggung
kejakinan agama lain .
7. Memberi bantuan sebesar - besarnja kepada penga-
djar agama dilingkungan masjarakat; baik moreel ,
maupun materieel.
8Mempertahankan hak keagamaan , dengan perlindu-
ngan jang sebesar - besarnja .
9. Supaja ada verdraagzaamheid antara masing- masing
golongan agama .
Sekianlah saudara - saudara uraian kami tentang Pro-
gram Kabinet Halim fasal 5, dengan singkat. Sebagai penutup
kami minta agar saudara dapat mengambil buah jang lezat
atau kesimpulan jang sehat dari uraian diatas, dan bertindak
supel terhadap siapa sadja . >
Terima kasih! Dan Selamat berkonperensi.

P.S. ( dari Kepala Bhg . Katholik ).


Pada concreet-nja mengenai progam ini bahagian Katholik dari Kem .
Agama sanggup dan berusaha sedapat mungkin memberi bantuan moreel
dan materieel , supaja usaha- usaha jang dari golongan dan agama Katholik
pada hakekatnja sudah banjak sekali jang setjara organisatoris sudah
menudju kearah kesempurnaan , djangan mendjadi lemah sehingga tidak
dapat bekerdja.

88
Tjeramah sdr. Soetomo Djauhar Arifin :

Pembentukan

Negara Kesatuan .

I. Menindjau Proklamasi 17 Agustus 1945.

Pasal Program Kabinet Halim berbunji :


„meneruskan perdjuangan untuk mentjapai Ne-
gara Kesatuan jang meliputi seluruh Kepu-
lauan Indonesia dan jang dimaksud dalam
proklamasi 17 Agustus 1945."

Pasal 1 Piagam persetudjuan Pemerintah R. I. S. dan


Pemerintah R. I. 19 Mei 1950, berbunji : ·
n Bahwa kami menjetudjui dalam waktu se-
singkat singkatnja bersama - sama melaksa-
nakan Negara Kesatuan, sebagai pendjilmaan
dari pada Republik Indonesia berdasarkan
Proklamasi 17 Agustus 1945, atas pokok2 :

a. Kedalam : menjempurnakan penghidupan


Rakjat dan persatuan bangsa
Indonesia.
b. Keluar : memelihara perhubungan baik
dengan negara2 lain."
Mengingat akan dua pasal itu, maka selajaknjalah apa-
bila dalam membitjarakan soal pembentukan Negara
Kesatuan, terlebih dahulu kita tindjau seperlunja pro-
klamasi 17 Agustus 1945 itu . Maksudnja ialah, supaja
tampak pada kita pasang surutnja gelombang per-
djuangan kita. Supaja tampak pula, dimana letak per-
djuangan kita sekarang . Dan kemana seterusnja nanti
kita hendak menudju .
Saat dan keadaan tgl. 17-8-1945.
Tgl. 14 Agustus 1945, Djepang menjerah kepada

89
Sekutu. Dengan begitu , maka pada tgl. itu djuga,
pemerintah militer Djepang di Indonesia, tidak
lagi berkuasa. Mestinja , kekuasaan itu pada tgl.
itu djuga diserahkan kepada Sekutu, dan Indone-
sia ini seolah2 hanja sebagai inventaris mati sadja.
berpindah kedalam kekuasaan Sekutu !
Berbahagialah bagi perdjuangan bangsa Indonesia,
bahwa tidak segera ketika itu Sekutu dapat me-
ngoper kekuasaan atas Indonesia dari tangan pe-
merintah militer Djepang . Saat dimana pemerintah
militer Djepang atas Indonesia tidak lagi berkuasa
dan pemerintah Sekutu belum ada, inilah jang
tempo hari mempopulerkan istillah „vacuum” ,
kosong . Tak ada . kekuasaan asing jang memerin-
tah kita ! Karena itu maka kesempatan jang sebaik
ini digunakan setepat - tepatnja oleh perdjuangan
kita, buat melaksanakan adanja suatu kekuasaan
jang sesuai dengan tjita2nja .
Langkah pertama dari pada pelaksanaan itu , ialah
proklamasi Kemerdekaan kita pada tgl. 17 Agus-
tus 1945 itul
Dengan proklamasi belum sekali - kali berarti bah-
wa pekerdjaan pelaksanaan selesai. Ditanah air
kita, masih ada kekuatan2 , terutama kekuatan2
bersendjata dari pada bekas kekuasaan asing.
ja'ni kekuatan Djepang. Proklamasi kita belum
mempunjai kekuatan itu . Djadi , keadaannja adalah :
jang berkuasa tidak mempunjai kekuatan dan jang
mempunjai kekuatan tidak berkuasa. Karena itu .
keadaan mesti segera dirobah . Langkah kedua
daripada pelaksanaan tjita2 perdjuangan bangsa
kita dimulai . Proklamasi diisi. Seluruh pegawai2
daripada bekas kekuasaan asing , dioper. Kekuatan
sendjata ), mesti pula dioper dari tangan jang
sudah tidak berkuasa itu . Jang seolah - olah ber-
djalan sendirinja , ialah dari pihak Peta ( dan Heiho ).
Tapi lain lagi halnja dengan jang dari tangan mi-
liter Djepang . Kita bersama maklum, pengoperan

90
ini bersifat perebutan jang minta korban . Dan
berkat korban2 perdjuangan kita jang tetap kita
hulurkan itu, berhasillah usaha kita. Proklamasi
Kemerdekaan , mendjadi kenjataan. Kita berkuasa
atas tanah air dan bangsa kita sendiri . Djadi,
keadaan berobah sudah Demikianlah langkah
• pertama dan kedua daripada pelaksanaan tjita2
perdjuangan kita.
Langkah jang ketiga seterusnja, merupakan lang-
kah2 negara jang terus menerus berdjuang, me-
ngisi , proklamasi kedalam dan keluar. Hal ini akan
tergambar nanti , dalam tindjauan seterusnja.
1
b. Bentuk dan daerah negara jang kita pro-
klamirkan .

Bab I pasal 1 daripada U. U. D. kita menjebutkan ,


bahwa bentuk daripada negara jang kita prokla-
mirkan itu adalah negara Kesatuan jang berbentuk
Republik.
Republik Kesatuan ini meliputi seluruh Indonesia,
sebagaimana dalam preambule daripada U. U. D.
kita disebutkan dengan kalimat jang berbunji :
untuk membentuk suatu pemerintah
Negara Indonesia jang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia ;
.. Bahkan , dua hari sesudah prokla-
masi, djadi tgl . 1981945 ditegaskan pula
dengan pembagian daerah Republik Kesatuan In-
donesia itu sementara dalam 8 Propinsi :

1. Djawa Barat.
2. Djawa Tengah.
3. Djawa Timur.
4. Sumatera .
5. Borneo.
6. Sulawesi.
7. Maluku.
8. Sunda Ketjil.

91
Dengan keterangan jang amat singkat ini, tegaslah
sudah bagi kita, bahwa Republik Kesatuan Indo-
nesia itu meliputi segenap bangsa dan seluruh
tanah air Indonesia.
C. Sifat dan haluannja.
1. Kedalam seperti telah dinjatakan tadi , me-
ngisi. Berdjuang untuk membentuk pemerin-
tahan, membentuk kekuatan, menjelenggara-
kan pengoperan2 bermatjam2 djawatan dsb.
2. Keluar : mentjari tempat ditengah2 perhu-
bungan international. Tidak semata - mata de
jure erkenning sadja jang diperlukan, bahkan
artian dan akibat2 daripada pengakuan. Itu
jang terutama. Maklumlah. rantai2 asing jang
masih ada hubungannja dengan negeri kita
ini, tidak sekaligus dapat terpatahkan oleh
proklamasi dan perebutan sendjata dari ta-
ngan militer Djepang sadja . Kita bersama
maklum, berhubung dengan pembukaan pintu
oleh Belanda bagi modal2 asing dahulu, ta-
nah air kita ini djadi tempat penanaman ber-
aneka warna modal. Andaikata Belanda me-
njerah kalah begitu sadja kepada kita, maka
tidaklah berarti bahwa jang lain2 akan ber-
sikap begitu . Sekurang2nja mesti ada per-
hitungan jang mungkin mesti merupakan
beradu kekuatan. Itu baru jang berkenaan
dengan modal. Belum lagi jang berkenaan
dengan soal2 strategie. Berkenaan dengan
pertahanan dan persiapan2 untuk pada suatu
ketika menghadapi perang lagi.
Karena itu, maka mau tak mau langkah2 per-
djuangan negara kita, mesti kedalam dan djuga
keluar. Bahkan terkadang, untuk perdjuangan
kedalam itupun mesti lebih dulu didapat ke-
kuatan dari luar.
Hal ini sangat terasa , apabila kita sudah mulai
membitjarakan soal pembangunan. Tapi andai -

92
kata soal pembangunan belum kita bitjarakan, per-
djuangan kedalam itupun takkan lantjar apabila
dari luar kita terus · menerus diganggunja.
Karena itu, maka pada tgl. 111- 1945 dike-
luarkan oleh Pemerintah dan disetujui oleh
B. P. K. N. I. suatu Maklumat Politik Manifest
jang menundjukkan kepada dunia bagaimana sikap
kita terhadap mereka.
Demikianlah bunji diantara kalimat2 dalam ma-
nifest itu :
„Malahan kita mengetahui dan mengerti benar
bahwa untuk keperluan negeri dan bangsa kita
didalam beberapa tahun jang akan datang ini .
kita akan memerlukan pertolongan bangsa asing
didalam pembangunan negeri kita berupa kaum
tehnik dan kaum terpeladjar , pun djuga kapital
asing."
Kalimat jang lain berbunji :
99Dengan pengakuan kemerdekaan kita, kita akan
menanggung segala jang patut kita tanggung
menurut kedudukan kita . •
„ Segala milik bangsa asing selain daripada jang
diperlukan oleh negara kita untuk diusahakan
oleh negara sendiri, dikembalikan kepada jang
berhak, serta Jang diambil oleh negara akan
dibajar kerugiannja dengan seadil- adilnja."
„ Sedjadjar dengan usaha persahabatan kita de-
singan tetangga kita serta dengan seluruh dunia,
kita tidak sadja akan berichtiar mendjadi suatu
319 anggota United Nations, menjetudjui benar2 mak-
,,sud Charter United Nations, akan tetapi didalam
negeri kita akan melaksanakan rakjat kita dengan
asing aturan kewargaan jang akan lekas membuat semua
golongan Indo Asia dan Eropa mendjadi orang
Indonesia sedjati, mendjadi patriot dan demo-
krat Indonesia. "
Kalimat2 itu tjukup djelas rasanja . Dan tidak ber-
lebih-lebihan pula kiranja, kalau kami katakan bah-

93
wa: karena manifest politik itulah, maka dunia
banjak sedikitnja mulai menaruh perhatian terhadap
perdjuangan kita berdikit - dikit, mulai timbul usaha2
untuk mempertimbangkan , sampai berapa djauh
kenjataan dan kebenaran daripada maklumat poli-
tik itu. Dan dengan begitu pandangan dunia ter-
hadap proklamasi dan usaha ( perdjoangan ) kita
mengisi proklamasi itu , berobah. Tidak lagi mengang-
gap bahwa kita ini hanja gerakan jang memberontak
pada jang berhak menerima kembali kekuasaannja
dari tangan militer Djepang, jakni Belanda Dengan
lain perkataan. keluar. selangkah demi selangkah
kita mulai madjul

d. Pertempuran2.
Meskipun demikian , kita takkan lupa pada peris-
tiwa 10 Nopember 1945.
Dan sebenarnja, djuga sebelum itu , di Magelang ,
Lepas daripada perebutan sendjata dari tangan
Djepang, seolah- olah dunia masih djuga mengudji
kita . Masih hendak mengukur dengan kekuasaan
sendjata, sampai berapa djauh kehendak dan kebe-
naran manifest kita itu . Dan karena itulah maka
pada tgl . 10-11-45 meletus pertempuran di Surabaja .
Arti daripada pertempuran ini ialah, bahwa kita
sanggup berdjuang berdasarkan atas kekuatan
sendiri. Tapi kitapun sanggup memberi djaminan
kepada dunia, sebagai imbangan daripada djaminan
jang kita perlukan dari dunia.
Diantaranja, demikian bunji maklumat Pemerintah
tg. 13-11-45:

„Kesanggupan akan djalan damai ini telah pula di-


buktikan dengan njata peristiwa Surabaja ( 28-29
October 1945 ) dan Magelang ( 29-30 Oct. 1945 )
jang telah dapat dihentikan dengan damai oleh
Presiden kita “
Penutupan maklumat itu berbunji :

94
Seluruh Rakjat Indonesia l"
00 Marilah kita menundjukkan solidariteit kita jang
njata kepada rakjat Surabaja !"
Perdjuangan iang berlaku diluar Djawa / Madura
dan Sumatra, telah agak berlainan keadaannja.
Dikepulauan2 lain itu, berebutan sendjata ( dan
kekuasaan ) tidak hanja berhadapan dengan militer
Djepang jang sudah tidak berkuasa lagi, tapi nega-
ra berhadapan dengan Sekutu jang telah tjepat da-
pat mengoper penjerahan kekuasaan dan kekuatan
Djepang. Hal ini kita bersama maklum, dengan
tidak melupakan kepada korban2 jang telah mang-
kat mendahului kita, baik dari Sulawesi , Bali , ma-
upun Kalimantan dan lain2 kepulauan. Persoa-
"
lannja , dalam uraian selandjutnja nanti akan kita
ketahui.
e. Linggardjati /pengakuan de facto.
Sambil bertempur disana - sini . perdjuangan kedua
djurusan terus kita lakukan. Kedalam memperkuat
Pemerentah serta pertahanan , keluar memperkuat
usaha2 diplomatik.
Dunia tidak akan lupa kepada usaha2 kita melak-
sanakan pekerdjaan Sekutu mengangkut Apwi,
mengangkut bahan makanan dsb. Tidak lupa pula
pada sumbangan beras kepada India. Dengan be-
gitu , baik didalam maupun keluar, proklamasi
17-8-1945 itu mendjadi kenjataan . Berisi Diakui
atau tidak diakui dengan resmi oleh dunia .
Akan tetapi sebaliknja, Belanda pun berusaha men-
dirikan negara2an didaerah2 proklamasi kita , jang
dapat di kuasainja. Dari Djepang diserahkan kepada
Sekutu dan dari Sekutu dikembalikan ketangan
Belanda. Walaupun rakjat ditempat2 itu tidak
menghendaki didjadjah kembali, akan tetapi dengan
beraneka warna daja upaja, baik dengan kekerasan
maupun dengan pikatan- menipu, achirnja mereka
2 berhasil pula mendirikan bentukan negara2an di-

95
daerah2 proklamasi kita. Dan sebagaimana ternjata
kemudian, bentukan negara2an itu sampai ber-
djumlah 15 buah.
Meskipun demikian, bentukan negara2an asing
atau oleh dan untuk orang asing itu , tidakah se-
kal12 mengurangkan kedudukan negara proklamasi
17 Agustus 1945. Baik kedalam terhadap Rakjat,
maupun keluar. Hal ini kemudian ternjata pada
persetudjuan Linggardjati, jang diparap pada tgl .
15-11-1946 dan disetudjui penanda-tanganannja oleh
KPN . Pleno di Malang , tgl . 25-2-1947. Dan tgl .
1. 25-3-1947 naskah itu pun ditanda tangani oleh
kedua pihak di Djakarta. Pasal 1 daripada persetu-
djuan itu berbunji :
„ Pemerintah Belanda mengakui Kenjataan kekua-
saan de facto Pemerentah Republik Indonesia atas
Djawa, Madura dan Sumatera ".
Lepas daripada pemandangan jang mengukur dari
sesuatu sudut dapatlah kita mengerti, bahwa di-
samping seolah2 mengakui bahwa proklamasi kita
hanja meliputi Djawa, Madura dan Sumatera , kita
mendapat pengakuan bahwa Republik Indonesia
adalah suatu Negara.
Negara jang mempunjai kekuasaan ( kedalam ) dan
kekuatan serta kedudukan (keluar). "
Dan dengan begitu, lepas pula daripada pertim-
bangan naik atau turun, untung atau rugi, madju
atau mundur, pelaksanaan daripada proklamasi
kita, mengalami langkah lain. Langkah jang kese-
kian kalinja. Mengalami phase baru, begitu istilah-
nja dulu. Apa jang sudah kita dapat itu , dulu - dan
sekarang, populer dengan sebutan Modal" . Modal
untuk melaksanakan lebih landjut proklamasi 17-8-
1945. Baik pula kiranja kita tjatat, bahwa kedu-
dukan kita keluar djadi bertambah kuat, walaupun
pengakuan de jure dari pihak2 jang langsung ber-
sangkutan belum ada. Kenjataan lain daripada ke-
kuatan kedudukan kita keluar itu ialah umpamanja

96
dibuktikan andjuran Arab League pada sidangnja
tgl . 1-11-1945 . Andjuran itu ialah , pengakuan de
jure Republik Indonesia oleh Mesir, Syria , Irak,
Libanon, Saudi Arabia, Transyordania dan Yemen.
Kemudian pada tg . 13.3-1947 buat pertama kali
utusan resmi Pemerentah asing berkundjung ke
Jogja, adalah Moh. Abd. Mounem, Kons. Djen . Me-
sir di Bonay, atas nama Arab League dan Peme-
rentah Mesir. Tgl . 23-3-1947, wakil2 Republik
hadlir pada Inter Asian Relation Conference di
New De hi. Tgl . 31-1-1947 , keradjaan Inggeris me-
ngakui de Facto Rep. Indonesia berdasarkan pasal
1 persetudjuan Linggardfati . Dan seterusnja , setin-
dak demi setindak, ditengah2 pertjaturan dunia
kita menduduki tempat jang makin sempurna .
f. Agressi Belanda jang pertama.
Melihat kenjataan bahwa usaha2 kita kedalam ma-
kin memperkuat diri dan keluar makin baik dan
kenjataan pula bahwa usaha2 mereka didaerah2 pro-
klamasi kita luar " de facto " tak pernah stabiel,
maka pada tgl . 21 Djuli 1947, Belanda telah mela-
kukan serangannja terhadap Rep. Indonesia dari
sagala djurusan. Serangan Belanda jang terang2an
melanggar persetudjuan Linggardjati itu , keluar
menambah baiknja kedudukan kita . Sedang keda-
lam mempertinggi kwaliteit daripada perdjoangan
bangsa kita.
Memangnjalah, soal jang bersangkut - paut dengan
luar negeri ini tidak langsung dirasa oleh masja-
rakat didalam negeri apabila keperluan 2 pemba-
ngunan dan perdamaian bahkan djuga stabiliteit
daripada negara kita tidak atau kurang dikemuka-
kan. Dipandang dari sudut daerah proklamasi , tak
dapat disangkal ,
Kita mengalami kerugian2 . Tapi setjara berbesar
hati, apakah artinja kerugian2 sementara kita itu ,
dibanding umpamanja dengan keradjaan Pelanda
jang pernah melarikan diri kenegeri asing, berhu-

97
bung dengan daerah keradjaannja habis sama se-
kalil Berbesar hati pula kita masih , karena keru
gian daerah itu mendapat imbangan , jakni tidak
berkurang, bahkan bertambah stabilnja kedudukan
kedalam dan keluar, sebagai negara jang merdeka !
Karena itu pihak lawan djuga mempergiat usaha2
nja, mentjoba mentjari kekuatan imbangan dari
: daerah2 kita sendiri, dalam mendirikan negara2an .
g. Prinsip2 Renville .
Tgl . 17 Djanuari 1948, ditandatangani sebuah
+
persetudjuan lagi, jakni prinsip2 Renville jang 12
pasal tempohari itu . Akibatnja , „ kantong2" mesti
dikosongkan. Daerah proklamasi kita makin sempit.
Tapi untung modal tidak hilang . Suatu negara
jang bukan kesatuan , tapi federasi resmi dibangun-
kan, bersama2 dengan Belanda Hal ini dapat kita
mengerti , karena Belanda merasa dirinja djuga
mempunjai modal, jakni negara2an bikinannja.
Dalam keadaan jang demikian, kita mesti pandai
benar2 menggunakan modal jang masih berada di-
tangan kita. Menurut persetudjuan itu, memben-
tuk negara federasi harus melalui djalan2 demo-
krasi . Plebisit mendjadi soal . Dengan inilah kita
pertaruhkan kemenangan usaha kita. Gerakan ple-
bisit kita bentuk. Terbajang bagi Belanda akan
gagalnja usaha mereka . Dan oleh sebab itulah maka
mentjari- tjari alasan untuk bertindak menjerang
lagi dengan kekuatan sendjata , menurut perbán-
dingan biasa memang persendjataan kita kalah kuat.
Dan apabila berhasil usaha mereka menghapuskan
kekuasaan . membasmi modal kita, mereka akan
menjatakan kepada dunia, bahwa dialah jang ber-
kuasa kembali di Indonesia.
h. Agressie Belanda jang kedua.
Tgl . 19-12-1949 Belanda melakukan serangan jang
berupa pengerahan daripada segenap kekuatannja .
Sebagian besar daripada pemimpin2 negara kita di-
tawan. Djokja diduduki . Dan dengan itu , dimak-

98
sud hendak menjatakan bahwa Republik Indonesia ,
proklamasi 17 Agustus 1945, modal perdjoangan
kita , hilang, dan dia hendak mendirikan kembali
kekuasaannja. Akan tetapi kenjataan jang dihadapi
oleh Belanda , adalah sebaliknja . Republik Indonesia
tidak hilang karena presiden dan pemimpin2 negara
kita ditawan ! Mr. Safruddin Prawiranegara cs. dja-
di pengganti, berkedudukan di Sumatera. Di Djawa
marhum Djenderal Sudirman disampingi pula oleh
beberapa orang menteri jang masih ada, terus pula
mengemudikan pemerintahan dan perdjuangan .
Kedalam kita malahan lebih kuat, walaupun kota2
diduduki mereka ! Perdjuangan militer dan rakjat
kita mentjapai mutu jang tinggi , hingga disaat itu,
andaikata pemerintah pusat dapat tertekan oleh
Belanda, didaerah2 pemerintah Republik, modal
perdjoangan kita, takan mungkin dimusnakan .
Keluar kedudukan kita bertambah kuat , hingga
tidak negara2 tetangga kita sadja jang menjatakan
perhatian, bahwa Dewan Keamanan, lebih2 mesti
memberi perhatian sepenuhnja .
Pada agressie jang kedua inipun Belanda gagal.
Modal kita tetap tidak terhapuskan.
Bahwa tentang daerah kemudian kembali terlebih
dulu hanja Djokja sadja. dalam tingkat perdjua-
ngan ini bukan soal bagi kita . Sekali lagi , tetap
masih lebih baik daripada apa jang pernah dialami
oleh Keradjaan Belanda jang pernah lari keluar
negeri itul
·
1: RIS.
Bukan maksudnja disini hendak menindjau RIS .
dengan mengupas soal2 K.M.B. Jang hendak kita
katakan seperlunja hanjalah tentang perdjoangan
bangsa dan negara kita dalam phase ini, lepas
daripada soal2 detail dan juridis staatsrechterlijk .
Phase baru jang kita alami sesudah agressie kedua
itu ialah bahwa perdjoangan kita menempuh dua
lapangan. Pada hakekat- nja , lapangan ini jang satu

99
diperoleh RIS. dan jang lain oleh Republik kita,
Keluar Republik sebenarnja , dilakukan oleh RIS.
Kedalam oleh Republik. Dengan begini maka tam-
pak bahwa modal kita , proklamasi 17 Agustus 1945
itu ditanam di dua lapangan 1
Pada saatnja, hasil daripada penanaman modal di
dua lapangan itu harus kita petik bersama2
Demikian gambarannja setjara populer. Mungkin
tidak politis dan juridis staatsrechterlijk, tapi me-
mudahkan kita untuk menindjau soal2 selandjutnja .

II. PELEBURAN NEGARA2 BAGIAN.

Kebenaran dari pada gambaran itu , dapatlah kita buk-


tikan dengan kenjataan2, bahwa malah sesudah R.I.S.
berdiri itu, negara negaraan jang kemudian bernama
negara2 bagian. terutama oleh kehendak Rakjat dida-
erah- daerah proklamasi 17 Agustus itu berdiri , meng-
gabung kepada Republik Indonesia. Hanja, djalannja
R.I.S. -lah jang membuka dan Republik jang menerima.
Pada tg . 9-3-1950 menggabung kepada Republik In-
donesia :
1. Djawa Tengah
2. Djawa Timur
3. Madura
4. Padang dan sekitarnja.
5. Sabang .
Pada tg. 11-3-1950 : Pasundan.
Pada tg. 24-3-1950 : 1: Kalimantan Timur
2. Negara Sumatera Selatan .
Pada tg. 44-1950 :
1. Bangka
2. Belitung
3. Riau
4. Daerah Bandjar
5. Dajak Besar
6. Kotawaringin dan Kaliman-
tan Tenggara.

100
Dengan begitu. maka 14 dari pada 16 daerah negara
luar Republik dalam daerah proklamasi 17 Agustus
1945, masuk kepada R.I. hingga sebenarnja , baru se-
.
karang inilah daerah de facto Republik Indonesia se-
luas itu . Berkat modal jang kita tanam keluar ( pada
R. I. S. ).
Sedang modal jang kita tanam itu sendiri, kita bersama
maklum, segera sebelum R.I.S. berdiri , sekaligus dan
berturut-turut berpuluh- puluh pengakuan de jure atas
kemerdekaan Indonesia dilaksanakan.
Dalam memandang setjara ini , memangnjalah, kita tak
boleh lupa, bahwa sesuatu perobahan jang prinsipil,
telah berlaku atas Republik Indonesia . Tadi kita sebut
menanamkan modal perdjoangan kita pada dua lapangan :
Kalimat itu sebenarnja adalah lukisan pendjelasan dari
pada kenjataan , bahwa sedjak tg. 14-12-1949, jaitu se-
djak hasil2 K. M.B. disetudjui oleh K.N.P.- pleno dan
U.U.D. sementara R.I.S. ditandatangani , adalah ber-
arti bahwa Republik Indonesia mendjadi negara bagian.
Tentu sadja keluar tidak berdaulat . Senang kedalam ,
juridisformilnja, hanja berdaulat dalam daerah2 Renville
dulu. Dan sebagai negara bagian jang mendjadi negara
bagian hanja karena hasil2 K.M.B. , maka kenjataan
selandjutnjapun memberi bukti bahwa tetap didukung
oleh Rakjat seluruhnja , Rakjat proklamasi 17-8-1945.
Dua negara bagian sadja belum menggabung kepada
R. I. meskipun Rakjatnja sebagian besar sudah meng-
hendaki menggabung segera . Kalau kerdjasama antara
R.IS, dan R.I. dalam hal melaksanakan peleburan re-
1 gara -negara bagian jang belum dilebur diteruskan
setjara jang sudah berlaku itu, pasti akan didapat ke-
njataan bahwa kedalam, Republik Indonesia berdaulat
sepenuhnja meliputi seluruh Indonesia, sedang keluar
RI.S.lah jang berdaulat sepenuhnja , begitu pikir kita
kebanjakan . Akan tetapi, soalnja tidak semudah itu !
Kita bersama mengerti, dua negara bagian N. S. T. dan
NI.T. itu tidak seperti negara2 bagian jang lain.
Mereka mempunjai alasan2 lain untuk tidak seperti

101
lain-lain negara bagian . Marilah kita perhatikan ke-
terangan P.M. Halim dimuka B. P. K. N. P. pada tg
29-7-1950 :

Djustru menghadapi kedua negara bagian ini Pe-


merintah Republik Indonesia mengambil djalan lain ,
adalah disebabkan berbagai - bagai pertimbangan .
Kita semua sama mengetahui bahwa dalam kedua
negara itulah pengaruh kapital asing dipusatkan ,
kita mengetahui pula bahwa kedua negara itulah
negara2 jang tertua dan terbesar dalam tjiptaan
van Mook. Disamping itu kita mengetahui pula
bahwa pada waktu itu dinegara Sumatera Timur
ada kira2 5000 Barisan Pengawal jang didjamin
baik dan dipersendjatai lengkap . Ditambah pula
dengan pengetahuan bahwa eksessen dari revolusi
sosial mengakibatkan hidupnja perasaan bentji ter-
hadap Republik kita ini, Mengenai N. I. T. kita
mengetahui bahwa pengaruh dari 8 sampai 10 000
KNIL tak dapat diabaikan . Disamping itu adalah
djuga mendjadi pengetahuan pemerintah bahwa
kedua negara itu djauh lebih senang dengan R.I.S.
dari pada Republik Indonesia, jang dianggapnja
seperti momok. Ini semuanja mendjadi perhitungan
bagi Pemerintah , sehingga Pemerintah sendiri jakin,
bahwa djalan sebaik - baiknja dalam memasukkan
kedua negara dalam negara kesatuan itu adalah
melalui R. I. S."

Baik kiranja ditegaskan, bahwa kejakinan Pemerintah


jang demikian itu , tidak sekali - kali menghindari ke-
wadjiban jang dipikulkan oleh proklamasi 17 Agustus
dan tidak sekali - kali pula meingkari programnja sen-
diri pasal 1. Jang djadi soal adalah djalannja.

III. SOAL PROCEDURE .

Melandjutkan djalan seperti penggabungan negara2


bagian lainnja , menghadapi kemungkinan2 jang tidak

102
kita hendaki . Kemungkinan2 bahwa hendak tepat ,
malah mendjadi lambat oleh karena kita mesti meng-
hadapi dulu peristiwa2 jang lebih besar daripada jang
terdjadi oleh Andi Aziz dan Maluku Selatan. Bahkan
ada pula kemungkinan2 lain jang bersangkut - paut
dengan kedudukan negara kesatuan kita jang bakal
datang itu keluar. Pengakuan2 negeri2 asing terhadap
R. I. S. adalah karena juridis R. I. S. jang berdaulat
penuh atas Indonesia . Apabila nanti R. J. S. kehilangan
kedaulatannja, maka pengakuan2 negeri asing itupun
akan mendjadi soal baru lagi. Bahkan mungkin buat
pertama2, kita akan kehilangan sama sekali pangkuan2
( kedaulatan ) keluar ! Dalam hal begini; keluar djadi
sama halnja dengan kita kembali kebelakang 5 tahun .
Menduduki kembali status seperti proklamasi kitą se-
belum kita dulu itu . Walaupun kedalam berlainan ada-
nja Djadi baik kedalam maupun keluar, apabila pro-
cedure lewat R, I. itu kita teruskan, kita menghadapi
kemungkinan2 malah lambat apabila tidak dinamakan
mundur 5 tahun kembali .
Dengan singkat , dapatlah kiranja didjelaskan , pemben-
tukan negara kesatuan sebagai langkah jang kesekian
daripada pelaksanaan proklamasi 17-8-1945 nanti.
demikian :

1. melewati U. U. D. sementara R. I. S., supaja


2. tidak menghadapi kesulitan2 dengan N. S. T. dan
N. I. T. serta peristiwa2 lainnja , dan
3. supaja tidak terpaksa membaharui lagi usaha men-
dapatkan pengakuan lain2 negeri.

Dengan begitu, maka negara kesatuan nanti , begitu


berdiri, terus berdaulat kedalam meliputi seluruh In-
donesia ( sementara minus Irian ) , dan keluar mempu-
njai pengakuan dari berbagai2 negara seperti jang
mengakui R. I. S. sekarang .
Tjaranja. seperti telah dimaklum ; kalau rentjana U. U.D.
sementara jang dibuat aleh Panitia Bersama dan di-
setudjui oleh Pemerintah R. I. S. serta Pemerintah R. I.

103
pada tanggal 20-7-1950 itu sudah disetudjui oleh
Parlemen dan Senat R. I. S serta B. P. K. N I. P. R. I. ,
maka :

1. Presiden ( Soekarno ) meresmikan pembentukan


Negara Kesatuan itu dalam suatu rapat gabungan
D. P. R. dan Senat R. I. S.
2. Sudah itu , Pemerintah R. I. S. ( termasuk N. S. T.
dan N. I. T. ) bubar, dan demikian pula Pemerin-
tah Republik Indonesia.
3. Kemudian Presiden mengusahakan pembentukan
Pemerintah baru.

Dapat disini kami tambahkan, bahwa setelah itu , ada-


lah pelaksanaan daripada U. U. D. sementara pasal 146,
jang demikian bunjinja ::
11
" Segera sesudah U. U. D , berlaku Pemerintah me-
wudjudkan pembentukan aparatur Negara jang
bulat untuk melaksanakan pokok2 dari U. U. D.
jang merupakan djiwa perdjoangan nasional de-
ngan djalan menjusun kembali tenaga2 jang ada. ”

Demikianlah djalan jang ditempuh dan tjara jang di-


pakai untuk membentuk Negara Kesatuan itu . Adapun
soal jang tak dapat dipisahkan , adalah iṣinja . Soal isi
inilah jang sebenarnja djadi soal jang penting bagi Rak-
jat kita, bagi kita sekalian . Sebab, didukung atau ti-
daknja sesuatu negara, adalah karena isinja itu bagi
sipendukung . Hal ini Pemerintah kita menginsjafi be-
nir2 Marilah, kita bitjarakan seperlunja.

IV . TJITA - TJITA RAKJAT / ISI NEGARA KESA-


TUAN.

Menjempurnakan penghidupan Rakjat dan persatuan


Bangsa Indonesia , begitulah bunji pasal 1 kalimat a
dalam Piagam Persetudjuan tanggal 19 Mei 1950.
Kiranja pendjelasan tak dirasa perlu tentang ini . sebab
maksud daripada proklamasi 17-8-1945 pun demi-

104
kianpula . Kita hendak merdeka dan berdaulat, untuk
dapat menjempurnakan penghidupan kita sekalian .
Tapi jang sering mendjadi soal ialah, mengapa djuga
maksud proklamasi 17 8-1945 itu hingga kini be-
lum terasa terlaksana . Nasib Rakjat belum terasa djadi
baik. Dan dengan negara Kesatuan jang lewat R. I. S.
itu nanti, jang terikat oleh perdjandjian2 K. M. B. dan
kapital asing tidak malah akan djadi lebih buruk.
Pemerintah insjaf akan ini . Dan sebenarnja tiap2 pe-
mimpin insjaf akan ini pula. Tapi disamping insjaf
akan ketjil hati Rakjat jang memang dapat kita me-
ngerti ini . Kita insjaf pula bahwa phase pelaksanaan
Jang terasa benar2 merobah nasib Rakjat itu belum
pernah kita indjak ! Kita berusaha, supaja negara Ke-
satuan jang berdaulat kedalam meliputi seluruh Indo-
nesia dan keluar sepenuhnja itu nanti. dapat kita pakai
sebagai pangkalan , meningkat pada phase jang kita
bersama inginkan. Karena itu maka djadi tudjuan per-
tama dalam membentuk negara Kesatuan ini .
Kalau Bung Hatta mengatakan bahwa djuga negara
Kesatuan ini bukan lampu Aladin jang dapat merobah
segala sesuatu dengan sekaligus , maka dapat pula ki-
ranja kita djelaskan, bahwa Negara Kesatuan ini , adalah
suatu alat Alat penting jang kita akan gunakan se-
baik2nja buat mentjapai tjita2 .

Lebih djauh, dapatlah kita ingatkan bahwa karena itu


pula maka essensialia daripada U. U. D. R. I. masuk
kedalam U. U D. sementara R.1 j . a. d. itu .

Dan bahkan , usul2 buat usaha 2 Pemerintah Negara


"
Kesatuan nantipun , Panitya Bersama telah memadju-
kannja. Sedang Pemerintah Republik membuat Tin-
djauan jang merupakan Pedoman.
Dengan begitu, terdjaminlah rasanja , segala sesuatu
jang diinginkan oleh Rakjat . Tergantung kepada kita
sekalian nanti dapat atau tidaknja melaksanakan se-
baik2nja,

105
V. PENUTUP.

Sebenarnja, apabila kita mau bitjarakan seluas2nja ,


masih banjak hal2 jang kita bitjarakan. Mengenai garis2
ketjil . Rentjana U. U. D. sementara R. I. jang akan da-
tang . Usul2 Panitya Bersama. Tindjauan Pemerintah
R. I. terhadap usul2 itu dll . Akan tetapi dengan dasar
uraian jang sudah ini , tjukuplah kiranja buat seterusnja
mempeladjari dan mengikuti soal2 disekitar pemben-
tukan Negara Kesatuan serta pelaksanaannja .
Sidang2 Parlemen R. I. S. dan B. P. K. N. I. P. baik
pula mendapat perhatian kita, sebab dua Badan Per-
wakilan dari dua negara ini akan menentukan pelak-
sanaan selandjutnja . Senat R I. S, sudah setudju . Jang
lain2 belum Dan sebelum persetudjuan dari dua Ba-
dan Perwakilan itu ada, belum dapat Negara Kesatuan
dibentuk. Atau mesti ada penentuan tjara dan djalan
jang lain lagi , jang mungkin tak dapat ditemukan da-
lam waktu jang sesingkat - singkatnja.
Lepas daripada itu buat menutup uraian ini , baiklah
kiranja apabila kami batjakan pendjelasan rentjana
U. U. D. pasal 146, jang mengenai langsung dan se-
gera nasib pegawai2 Pemerintah jang akan mengalami
perobahan sebenar - benarnja ini , demikian :

„Menjusun kembali tenaga2 jang ada berarti bah-


wa, setelah terbentuknja Negara Kesatuan , pega-
wai2 jang ada itu ditempatkan sedemikian rupa
diseluruh Indonesia , sehingga tertjapai " the right
man in the right place " dan efficency jang sebe-
nar - benarnja, dengan tidak membeda - bedakan
antara pegawai tersebut ; selandjutnja karena un-
tuk membentuk aparatur Kementerian ( Djawatan )
jang agak perlu diadakan pemindahan2 pegawai ,
maka sebelum djaminan perumahan dapat disedia-
kan untuk pemindahan pegawai2 jang diperlukan
untuk kebulatan aparatur Kementerian ( Djawatan ),

106
maka Kementerian2 ( Djawatan2 ) ditempatkan di
Djakarta, Jogjakarta dan lain2 tempat sesuai de-
ngan sifat Kementerian ( Djawatan ) berhubung
dengan kedudukannja ditempat masing2."

Perhatian !

Ralat !

Pada halaman 9 dalam buku ini dimana dimuat

pidato Pembukaan Konperensi jang diutjapkan oleh


Tuan Abdullah ' Aidid, terdapat kekeliruan mema.
sang 1 gambar.

Gambar tersebut bukan gambar Tuan Abdullah


'Aidid, melainkan gambarnja K. H. M. Saleh Suaidy.

Harap pembatja memaäfkannja .

Penjusun.

107
Dattar nama2 utusan pada

Konperensi Penerangan Agama

di Jogjakarta, tanggal 5-9 Agustus 1950.

Nomor
NAMA UTUSAN DARI
urut

Kantor2 Agama Propinsi


1234567

H. M. Faried Ma'ruf Daerah Istimewa Jogjakarta


Dahlan Munggony 99
A. Sumantri Djawa Barat
Abd. Hamid Margono
S. Sjamsoeddin Djawa Tengah
Moh, Ridwan
Darmojuwono Djawa Timur
8 Achmad Sidiq 99
9 Anang Marsip
10 Zainal Arifin Abbas Atjeh
11 Nazarudin Thoha Sumatera Tengah
12 Rivai Burhan
13 Shaharman
14 Malidin Ma'rief Sumatera Timur Tapanuli
15 James Siniorangkir
16 Husin Mu'in Sumatera Selatan

Kantor2 Agama Daerah


2002

17 Afifi Abdul Aziz Banten


18 H. Moh. Rais
19 Nazarudin Latief Djakarta - kota
E. Muhjidin Djakarta
21 Moh. Anwar
Narmawidjaja Djakarta
22

Moh. Kamil Jamil Bogor


23 Abdul Fatah Al Endos Tjirebon

108
Nomor
MN AMA UTUSAN DARI
urut

24 K. Asikin Tjirebon
25 Moh. Nasturi Pekalongan
26 Sjamsuri Banjumas
27 K. H. Munawar Cholil Semarang
28 Mohammad Amin
29 Sjuhudi Surakarta - kota
30 Moh. Amir Thoha Surakarta
31 Moh. Asror.
32 Siswosudarmo
33 S. Sagaf Aldjuffry Kedu
34 Adnan Harun 99
35 Sidiq Djunaedi Pati
36 Moh. Ahrom Mustafa 99
37 Mohammad Madiun
38 A. Mukti Bodjonegoro
39 Suchaimi Rusdi Kediri
40 Ali Masjhar
41 Abdullah Wasian Surabaja R
42 K. A. Ghozali Malang
43 Harun Effendi
44 R. Dirdjosusastro Besuki
45 R. Anwar Nuh
46 R.H. Kamil Madura
47 Moh. Iksan Thohir
48 Moh. Jusuf
49 H.A. Rozak Lampong
50 H. M. Murad
51 Rival Junus Riau ·Tandjung Pinang
52 H. Mahjudin Siregar Sumatera Timur Tapanuli
53 S. Sirumpaet 99
54 H. Abdulsamad Pakalpinang
Kepenghuluan2
( penindjau )
55 A. Karim Rembang 4

109
Nomor
NAMA UTUSAN DARI
urut
1585

56 Masjhud Kudus
57 Fadhlan Djepara
58 Ali Ridhwan
59 Iskak Munawar Blora
60 Abdulhamid
61 Asmuni Chalil Pati
62 Achmad Dimyati Kediri
63 Suwadji Lamongan
64 Mutalim 2
65 K. Zuhir Tuban
66 M. Asjhad 91
67 Suhadji Magelang
888

68 Moh. Tolhah Djember


69 Abdulrachman Panarukan
70 R. A. Mardjuki Banjuwangi
Kementerian2
71 Letnan Kolonel
K. H. Iskandar Idris Kem . Pertahanan Staf „ A”
72 Jusdie Ghozali Kem. Agama Djakarta

Organisasi
73 Nj. Zainab Damiri P. B. Masjumi - Musł . Jogja
74 K. H. Muh . Bakir P. B. MD . Madjl. Tabl .
75 Nj. Aisjah Hilal P. B. Muslimaat 5:
76 Saifuddin Zuhri P. B. N. O. Surabaja
77 Sahilin L. T. P.S.I. I. Jogja
78 K. H. A. Aziz P.B. Al Djam. Washl . Medan
79 H. Danial Ajjub P.B. Perti Dep. Pen./Tabligh
Bukittingi
80 A. Halim M. A. Tua-
sikal P. B. P.I.I.
81 A. Timur Djaelani
82 Supomo N. A.

10
AN
E RI
E NT
EM GA
PENERBITANT

AN MA
NG
RA
BAG

NE
IAN

PE

PENJIAR
AN

JOGJA

Persatuan Jogja. Isinja luar tanggungan pentjetak.


98
63

Anda mungkin juga menyukai