Anda di halaman 1dari 8

BAHASA VISUAL

Volume 1 Nomor 1 2023


e-ISSN : 0000-0000

Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Iklan "Pasti Puas Di


Blibli Tanpa Tipu - Tipu"
Muhammad Raihan1, Mikael Obaja Siraet2
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Universitas Indraprasta PGRI
reihanmuhammad09@gmail.com, mikhael.obaja@gmail.come

Article History
accepted xx/xx/xxx approved xx/xx/xxx published
xx/xx/xxx

Abstrak

Artikel ini menganalisis iklan "Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu Tipu" dengan
menggunakan kerangka pemikiran semiotika Ferdinand de Saussure. Fokusnya
adalah pada tanda-tanda verbal dan non-verbal yang terlibat dalam pembentukan
makna iklan. Melalui pendekatan ini, artikel mengungkap bagaimana kata-kata
seperti "Pasti Puas" dan "Tanpa Tipu Tipu" menjadi signifiant yang merujuk pada
konsep kepuasan dan kepercayaan. Analisis juga melibatkan dinamika hubungan
antar-tanda, ekspresi visual, dan konsep arbitrer tanda dalam konteks budaya.
Sejauh mana iklan ini berhasil menggabungkan elemen-elemen ini untuk
membentuk narasi persuasif dan membangun citra positif Blibli menjadi fokus
utama diskusi. Dengan merinci sistem semiotika iklan, artikel ini menyediakan
wawasan mendalam tentang strategi komunikasi yang digunakan untuk menarik
perhatian dan memengaruhi persepsi konsumen. Penelitian ini menerapkan
metode kualitatif untuk menggali makna dan struktur semiotika dalam iklan Blibli.
Data dikumpulkan dari iklan "Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu Tipu" dalam format:
teks dan gambar. Tujuan dari analisis ini untuk mengetahui tentang penanda –
petanda pada iklan "Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu Tipu".

Kata kunci: Blibli, Pasti Puas, Semiotika, Tanpa Tipu-Tipu

PENDAHULUAN

Iklan seringkali dianggap sebagai bentuk seni yang memadukan elemen-elemen visual
dan teks untuk menyampaikan pesan kepada audiens. Dalam era kontemporer ini, iklan telah
menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, meresap ke dalam setiap aspek masyarakat.
Iklan merupakan media komunikasi visual yang memiliki peran penting dalam membentuk
persepsi dan pemahaman masyarakat terhadap suatu produk atau layanan. Iklan bukan hanya
sebagai alat untuk mempromosikan produk atau jasa, tetapi juga sebagai medium yang
mengandung pesan-pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh pengiklan.

1
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Iklan “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu - Tipu”
Muhammad Raihan1, Mikael Obaja Siraet2 (© 2023)

Blibli merupakan e-commerce buatan Indonesia dengan model bisnis yang fokus pada
B2B, B2C, dan B2B2C (Business to Business to Consumer). Di dirikan tahun 2011 dengan visi misi
menjadi e-commerce nomor satu yang memiliki jumlah pelanggan setia terbanyak di Indonesia,
Blibli berkomitmen untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan belanja melalui 24/7 layanan
Customer Care, kepastian 15 hari pengembalian produk serta pilihan pembayaran yang lengkap
dan aman kepada pelanggan. Sebagai salah satu platform e-commerce terkemuka di Indonesia,
Blibli telah meluncurkan iklan ini dengan klaim tegas bahwa pengguna pasti puas tanpa adanya
tipu-tipu.

Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa Swiss, dikenal sebagai bapak semiotika
modern. Ia mengembangkan teori semiotika yang menekankan pentingnya tanda dan makna
dalam bahasa. Menurut Saussure, tanda terdiri dari dua elemen utama: signifier (pembawa
makna) dan signified (makna). Analisis semiotika melibatkan dekonstruksi tanda-tanda untuk
memahami bagaimana makna dibentuk dan dipahami oleh pemirsa. Melalui eksplorasi analisis
semiotika Ferdinand de Saussure pada iklan "Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu Tipu," kita dapat
memperoleh pemahaman mendalam mengenai cara tanda-tanda, baik linguistik maupun non-
linguistik, berkolaborasi untuk membentuk makna dan membangun narasi persuasif. Dalam
kajian bahasa visual, analisis semiotika menjadi alat yang sangat berguna untuk memahami dan
menggali makna-makna tersembunyi di balik elemen-elemen visual dan teks dalam suatu iklan.
Dalam konteks ini, iklan "Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu" menjadi subjek yang menarik
untuk dianalisis menggunakan pendekatan semiotika, khususnya teori Ferdinand de Saussure.
Pemahaman ini tidak hanya memberikan wawasan dalam strategi pemasaran Blibli, tetapi juga
merangsang refleksi lebih lanjut terhadap kompleksitas pesan yang kita terima setiap hari di era
informasi ini.

METODE

Penelitian ini menerapkan metode kualitatif untuk menggali makna dan struktur
semiotika dalam iklan Blibli. Data dikumpulkan dari iklan "Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu Tipu"
dalam format: teks dan gambar. Sumber data utama adalah materi iklan yang dapat diakses
secara daring melalui Platform Youtube Blibli. Ada dua teori Saussure yang begitu terkenal, yakni
tentang penanda –petanda dan relasi sintagmatik - paradigmatik.Konsep-konsep semiotika
Saussure digunakan sebagai kerangka analisis untuk membuka makna tanda dan pertanda.
Saussure secara sederhana menyebutkan signifier (petanda) adalah bunyi yang bermakna atau
coretan yang bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis atau
dibaca. Sementara itu signified (penanda) adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep
aspek mental dari bahasa(Fanani, 2013).

Menurut Mukhtar (2013: 10)1 metode penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah
metode yang digunakan peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian
pada satu waktu tertentu. Diagram atau ilustrasi dapat digunakan untuk membantu pembaca
memahami struktur dan relasi antar-tanda. Metode kualitatif ini memberikan kedalaman
pemahaman terhadap cara tanda-tanda diinterpretasikan dalam konteks iklan Blibli,
memungkinkan pemahaman yang lebih kaya terhadap strategi komunikasi dan dampaknya pada
persepsi konsumen.

1
Mukhtar, Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif.

2
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Iklan “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu - Tipu”
Muhammad Raihan1, Mikael Obaja Siraet2 (© 2023)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Vidio iklan Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu yang di tayangkan di platform You Tube
pada 4 Oktober 2023 ,berdurasi 02.04 (Dua Menit Emapat Detik) menampilkan seorang
penyanyi wanita bernama Yura Yunita dengan konsep video musik bergenre pop yang sedang
hangat di bicarakan di kalangan masyarakat. Pada bagian ini penulis menguraikannya secara
detail dengan menerapkan teori Saussure yaitu Penanda (Signifier) dan Petanda (Signified).

Penanda (Signifier) dan (Signified) pada adegan iklan

Gambar 1 interior ruangan bertuliskan DUNIA TIPU-TIPU : Iklan Blibli “Pasti Puas Di Blibli Tanpa
Tipu-Tipu”

Timecode 00.00 - 00.01


Penanda (Signifier) Terlihat interior ruangan pada rumah dan pada bagian dinding terdapat
variasi warna dari biru dan warna yang bertuliskan DUNIA TIPU-TIPU.
Petanda (Signified) Pembuka dari iklan menunjukan judul dari iklan tersebut.

Gambar 2 : Iklan Blibli “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu”

Timecode 00.08 – 00.15


Penanda (Signifer) Seorang wanita keluar dari ruangan pada shoot bagian pertama dan
berjalan menuju sofa dengan tatapan tersenyum lalu duduk dan
mengambil pop corn di atas meja yang ternyata pop corn tersebut
adalah hanya sebuah gambar.

3
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Iklan “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu - Tipu”
Muhammad Raihan1, Mikael Obaja Siraet2 (© 2023)

Petanda (Signifed) Di bagian ini memberikan gambaran bahwa banyak hal tipuan.
Kemudian expresi tersenyum dari sang wanita yang menjadi peran
utama dalam video iklan memberikan makna peringatan untuk hati –
hati dan jangan mudah percaya terhadap apa yang di lihat dengan
sekilas.

Gambar 3 : Iklan Blibli “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu”

Timecode 00:22 – 00.42


Penanda (Signifer) Memperlihatkan sebuah berita di media sosial “Youtube” yang tengah
viral korban mengenai penipuan.
Petanda (Signifed) Bagian ini menyampaikan informasi faktual yang terjadi di masyarakat
akan terjadinya kasus penipuan.

Gambar 4 : Iklan Blibli “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu”

Timecode 00.45 – 00.55


Penanda (Signifer) Shoot Tangan seorang wanita menggenggam Handphone dengan
tampilan aplikasi Blibli.
Petanda (Signifed) Menampilkan logo dari aplikasi Blibli tersebut merupakan penyampaian
informasi bahwa Blibli solusi dari masalah tersebut.

4
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Iklan “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu - Tipu”
Muhammad Raihan1, Mikael Obaja Siraet2 (© 2023)

Gambar 5 : Iklan Blibli “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu”

Timecode 01:02 – 01.03


Penanda (Signifer) Terlihat seorang wanita tersenyum bahagia sedang melihat layar
handphonenya kemudian terdapat juga balon text dari tampilan fitur
aplikasi bli bli bertuliskan “Original Store”dan “Top Rated”
Petanda (Signifed) Menyampaikan informasi bahwa Blibli benar merupakan aplikasi
terpercaya kemudian di perkuat dengan informasi dari balon text
bertuliskan “Original Store”dan “Top Rated” bahwa blibli market place
asli dan terpercaya.

Gambar 6 : Iklan Blibli “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu”

Timecode 01:04 – 01.07


Penanda (Signifer) Terlihat gambar bertuliskan “Tanpa” di handphone yang sedang di
genggam wanita tersebut dengan jari telunjuk yang ingin
menyentuhnya.
Petanda (Signifed) Penguatan penyampaian informasi bahwa blibli tanpa tipu-tipu.

5
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Iklan “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu - Tipu”
Muhammad Raihan1, Mikael Obaja Siraet2 (© 2023)

Gambar 7 : Iklan Blibli “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu”

Timecode 01:09 – 01.12


Penanda (Signifer) Shoot selanjutnya, terlihat wanita tersebut tersenyum dan di
belakangnya menampilkan beberapa expresi dari beberapa orang lain.
Petanda (Signifed) Memperlihatkan expresi kebahagian dan kepuasan pengguna layanan
blibli.

Gambar 8 : Iklan Blibli “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu”

Timecode 01:24 – 01.26


Penanda (Signifer) Memperlihatkan sebuah berita yang memuat berita tentang driver Blibli
yang sedang mengirim barang menggunakan sepeda motor.
Petanda (Signifed) Menyampaikan informasi atas kepuasan pelanggan atas layanan Blibli
berupa pengiriman yang cepat dan aman kemudian berita tersebut viral
di media sosial.

6
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Iklan “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu - Tipu”
Muhammad Raihan1, Mikael Obaja Siraet2 (© 2023)

Gambar 9 : Iklan Blibli “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu”

Timecode 01:44 – 01.46


Penanda (Signifer) Pada gambar diatas terlihat seorang wanita membuka box kardus Blibli
dengan wajah tersenyum gembira
Petanda (Signifed) Pada scene ini menyampaikan makna tentang bukti kepuasaan atas
layanan Blibli barang yang sesuai dengan pesanan tidak penipuan.

Gambar 10 : Iklan Blibli “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu-Tipu”

Timecode 01:49 – 01.59


Penanda (Signifer) Gambar penutup menampilkan adegan wanita yang menjadi pemeran
utama meletakan bingkai bertuliskan “TANPA” di dinding.
Petanda (Signifed) Gambar ini kembali pada tampilan adegan pembuka. Adegan penutup
ini menyampaikan informasi dan pesan dengan menggunakan Blibli
dunia tanpa tipu tipu.

Dalam iklan Blibli, kata-kata "Pasti Puas" menjadi signifiant yang merujuk pada konsep
kepuasan. Ini menciptakan tanda linguistik yang kaya akan implikasi, menjanjikan kepuasan
sebagai hasil dari interaksi dengan layanan atau produk Blibli. Saussure menekankan pentingnya
hubungan antar-tanda. Dalam iklan, hubungan antara "Pasti Puas" dan "Tanpa Tipu Tipu"
menciptakan narasi yang memperkuat kesan positif. Tanda "Tanpa Tipu Tipu" tidak hanya
membenarkan kepuasan yang dijanjikan, tetapi juga memberikan jaminan kejujuran dan
kepercayaan, membentuk sebuah sistem pesan yang kokoh.

7
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Iklan “Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu - Tipu”
Muhammad Raihan1, Mikael Obaja Siraet2 (© 2023)

Dalam dimensi visual, tanda non-linguistik seperti warna, gambar, dan layout memiliki
peran signifikan. Warna cerah mewakili kegembiraan dan kepercayaan, sedangkan gambar
mungkin menampilkan wajah-wajah konsumen yang puas. Layout yang menarik perhatian dapat
meningkatkan daya tarik dan memandu mata penonton melalui narasi visual. Konsep arbitrer
tanda Saussure menyoroti konvensi konvensional dalam penggunaan tanda. Dalam iklan Blibli,
konvensi linguistik umum digunakan, seperti pemilihan kata-kata positif dan warna yang
mencolok. Namun, elemen-elemen tersebut mungkin dipilih dengan cermat untuk menciptakan
kesan spesifik yang unik bagi merek Blibli.

SIMPULAN

Dalam keseluruhan, analisis semiotika Ferdinand de Saussure pada iklan "Pasti Puas Di
Blibli Tanpa Tipu Tipu" memberikan pandangan mendalam tentang kompleksitas tanda-tanda
yang membentuk pesan pemasaran. Dengan memperhatikan elemen yang terlihat pada gambar
dan hubungan antar-tanda, hal ini memperkuat pemahaman tentang strategi komunikasi Blibli.
Pemilihan tanda dan konvensi yang digunakan membentuk narasi persuasif, sementara
dinamika hubungan antar-tanda menciptakan makna yang kaya dan terintegrasi. Implikasinya
melampaui teori semiotika untuk memberikan pandangan yang dapat diterapkan dalam
pengembangan kampanye pemasaran yang efektif.

Analisis semiotika Saussure membuka pemahaman lebih lanjut tentang kompleksitas


struktur tanda dalam iklan Blibli. Teori ini memungkinkan kita untuk melihat melampaui kata-
kata dan gambar, merinci bagaimana hubungan antar-tanda membentuk makna dan bagaimana
konvensi tanda berperan dalam membentuk persepsi konsumen. Konsep arbitrer tanda
mendorong kita untuk mempertimbangkan kesesuaian iklan dengan konteks budaya. Dalam
kasus Blibli, pemilihan kata-kata seperti "Pasti Puas" mungkin terkait erat dengan aspirasi dan
nilai-nilai budaya lokal yang menekankan kepuasan dan kredibilitas. Interpretasi pesan dapat
bervariasi di antara individu, dan konteks budaya yang berubah dapat mempengaruhi makna
tanda-tanda. Dengan memahami bagaimana tanda-tanda berinteraksi dan memberikan makna,
pemasar dapat merancang kampanye yang lebih efektif dan sesuai dengan harapan konsumen.
Kesadaran akan konvensi tanda dan dinamika hubungan tanda juga dapat digunakan untuk
meningkatkan daya tarik merek.

DAFTAR PUSTAKA

Blibli. Tentang Blibli (2023).


https://www.blibli.com/faq/tentang-blibli/tentang-blibli-com/

Saussure, Ferdinand de. (2013). Course in General Linguistics. NTew York: Columbia University
Press.

Blibli. (2023). "Pasti Puas Di Blibli Tanpa Tipu Tipu" Advertisement.


https://youtu.be/xudwkZ72mMg?si=S30zUxhviRTNBQKn

Fanani, F. (2013). Semiotika Strukturalisme Saussure. Jurnal The Messenger, 5(1), 10–15. Retrieved from
http://dx.doi.org/10.26623/themessenger.v5i1.149

Mukhtar. Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group, 2013.

Anda mungkin juga menyukai