Anda di halaman 1dari 4

PENGEMBANGAN MOTION CAPTURE SYSTEM

MENGGUNAKAN KAMERA LOW COST

Elva Susianti*, Achmad Arifin, Djoko Purwanto


Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111,
*email: el v a0 9 @mhs.ee.its.ac.id

Abstrak – Motion capture system adalah beberapa yang dipasang pada tubuh subjek. Saat ini,
terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan optical motion capture merupakan metode paling
proses dari perekaman dan penterjemahan gerakan populer. Optical motion capture dapat digunakan pada
menjadi model digital. Motion capture system ini area kerja yang lebih besar, lebih tahan terhadap
digunakan pada bidang animasi, medis, simulasi gangguan, gerakan subjek lebih mudah dibandingkan
(augmented reality), olahraga, entertaiment, analisa metode lain. Metode optik menggunakan kamera
gerakan dan lain sebagainya. Metode input yang khusus dengan kemampuan menangkap gerakan
digunakan pada teknik motion capture bervariasi, hingga 2000 frame per second. Kamera jenis ini
antara lain electromechanic, acoustic, sangat mahal, sekitar $5,000..
electromagnetic, dan optic. Metode yang paling Jonas [1] dalam penelitiannya menggunakan
populer adalah metode optic, karena lebih tahan satu kamera yang low cost untuk menangkap gerakan
terhadap gangguan dan gerakan subjek lebih mudah tubuh bagian atas yang dipasangi marker dengan
dibanding metode lain. Pada penelitian ini dilakukan warna yang berbeda. Marker yang digunakan berupa
perancangan motion capture system input optik LED ultraviolet yang bercahaya disaat gelap. Dari
dengan kamera umum yang low cost. Marker penelitian ini [1], data yang dihasikan sudah cukup
berwarna merah digunakan sebagai penanda gerakan untuk tampilkan dalam image 2D.
yang dipasang pada enam posisi right sagital plane,
yaitu body, hip, knee, ankle, heel dan toe. Image 2. DASAR TEORI
berwarna yang ditangkap kamera dinormalisasi dan Beberapa metode input motion capture yang
difilter untuk menghasilkan image biner. umum digunakan yaitu metode prostetik
(electromechanical system), akustik, magnetic
Kata Kunci: normalisasi, marker. (electromagnetic system) , dan optical system.

2.1 Electromechanical system


1. PENDAHULUAN Electromechanical system adalah metode
Motion Capture adalah proses pengambilan capture menggunakan kostum yang dipasang pada
informasi gerakan dan lokasi subjek dari waktu ke tubuh, body-based exoskeleton menggunakan sensor
waktu. Motion capture juga sering disingkat „mocap‟. goniometer dan potensiometer untuk menentukan joint
Tujuan teknis motion capture adalah untuk angle. Gambar 2.1 memperlihatkan Gypsy system
mendapatkan data gerak dari titik-titik tertentu subjek, keluaran Meta Motion. Karena peralatan tracking ini
sehingga beberapa parameter gerakan (misalnya, dipasang menempel ke tubuh, maka relatif tidak
kecepatan, sudut, jarak, posisi, dan lain-lain) dapat praktis dipakai, tapi cukup bagus dalam pengukuran
dihitung atau data dapat digunakan untuk mengontrol gaya setiap segment. Sistem ini cukup murah, dan
suatu alat. Aplikasi motion capture sangat bervariasi, karena tidak ada perhitungan trigonometri, sistem ini
diantaranya produksi animasi, analisa gerakan atau juga cocok digunakan untuk melacak orientasi segmen
industri. Produksi animasi merupakan pengguna pada tubuh secara real time.
terbesar dari motion capture system, contoh Kekurangan dari sistem ini adalah sensitif
aplikasinya seperti film, broadcast, video game, tahap terhadap jaringan lunak artefak dan memerlukan
produksi dan lain-lain. Aplikasi pada analisa gerakan
antara lain gait analysis, rehabilitasi, sport
performance dan medical robotic. Di industri banyak
digunakan untuk virtual training, robotika, ergonomic,
virtual design.
Metode input yang digunakan pada teknik
motion capture bervariasi, ada empat metode input
yaitu elektromekanik, akustik, elektromagnetik, dan
optik. Elektromekanik menggunakan trigonometri Gambar 2.1. Mechanical motion capture
untuk input data dari perangkat mekanik yang melekat devices. (a) MIE Medical Research Ltd; (b)
pada tubuh subjek. Akustik menggunakan pemancar www.metamotion.com [3]
audio yang dipasang pada tubuh subjek yang
menghasilkan suara klik ketika ada gerakkan. Metode
elektromagnetik menggunakan sebuah magnet dan
sistem tambahan untuk menentukan posisi segmen
dalam sistem koordinat yang global.

2.2 Akustik
Ada dua metode tracking akustik yang umum
digunakan. Yang pertama menggunakan time-of-flight
(TOF) gelombang suara tubuh atau segment yang di
tracking dengan mengukur jarak antara pulsa akustik Gambar 2.2 Electromagnetic motion capture system[3].
transmitter dan receiver pada interval waktu yang
berbeda. Kecepatan gelombang suara sonic dan
ultrasonic digunakan untuk menghitung jarak relatif. time seperti televisi atau Video Recorder. Sedangkan
Triangulasi digunakan untuk mengikuti jejak posisi kerugiannya adalah sensitivitas sensor yang sangat
relatif segment. Dimana lebih dari satu posisi segment rendah dapat membawa noise elektromagnetic dan
di track secara berulang-ulang, disamping itu bisa mengganggu beberapa gerakan. Sensor magnetik
transmitter dan receiver yang terpisah menentukan selalu dihubungkan dengan komputer menggunakan
frekuensi akustik setiap segment. Untuk menjejaki kabel, yang bisa menghalangi gerakan dan jaraknya.
orientasi segment, diperoleh dua titk setiap
segmentnya. 2.4 Optical motion capture
Teknik yang kedua menggunakan perbedaan Optical motion capture menggunakan kamera
fasa antara gelombang suara incident dan returning untuk merekam gerakan seorang aktor. Jumlah kamera
untuk menentukan posisi dan orientasi segment. yang digunakan berbeda-beda antara satu sistem, tapi
Teknik ini lebih akurat dibandingkan teknik TOF, tapi kebanyakan sistem menggunakan 4 kamera atau lebih.
teknik ini terbatas pada perhitungan hanya posisi Kamera yang digunakan biasanya kamera yang dapat
relatif antara titik yang kontras pada posisi tubuh 3D . menangkap gambar 2000 frame per detik. Aktor
Teknik ini memiliki range yang menggunakan baju yang ada marker (marker) yang
electromagnetik yang luas, tapi terbatas pada jarak nantinya akan diteliti pada klip video. Marker terbuat
transmitter dan receivernya dalam hal pengkabelan. dari bahan yang berbeda dengan lingkungan
Interferensi echoing dan noise lingkungan juga dapat disekitarnya, biasanya bahan yang bisa memancarkan
menurunkan kualitas tracking yang dihasilkan. cahaya atau LED. Kamera ditempatkan pada sudut
yang berbeda mengelilingi aktor dan urutannya
2.3 Electromagnetic system kemudian di filmkan yang selanjutnya dianalisa dan
Electromagnetic system paling populer dan posisi markernya disimpan di komputer. Perbedaan
relatif murah. Sistem ini cukup kompak dan sudah input pada kamera-kamera tersebut selanjutnya
tersedia model nirkabel. Pemancar medan magnet dikombinasikan dan diproses dan dihasilkan sebuah
menghasilkan tiga medan magnet ortogonal. Tubuh gambar tiga dimensi. Output ini dikenal dengan
yang dipasangi pelacak (receiver) kemudian motion capture data (pengambilan data gerakan) atau
menghasilkan tegangan proporsional sebanding motion data (data gerakan) dan di analisa atau
dengan orientasi segmen menggunakan tiga gulungan diaplikasikan pada karakter 3D.
ortogonal. Kamera yang digunakan pada motion capture
Terdapat dua jenis electromagnetic tracking buatan optitrack seperti Gambar 2.11, berharga sekitar
system yang dijual dipasaran. Yaitu sistem direct $4,999. Kostum khusus yang sudah dipasangi marker
current (DC) dan alternating current (AC). Sistem aktif berupa LED dan software untuk mengolah data
DC, yang menghasilkan pulsa medan magnet, gerakan dan mensimulasikan gerakan menjadi model
mempunyai kelebihan kebal terhadap gangguan 3D. Sehingga secara keseluruhan, biaya yang
elektromagnetik dari luar yang berhubungan dengan dibutuhkan sangat besar.
bahan ferromagnetic.
Pada electromagnetic system, aktor
menggunakan stelan dengan tambahan sensor
magnetik. Sistem dapat menghasilkan medan
elektromagnetik, menggunakan pembangkit medan
magnet. Sensor mengembalikan posisi dan putarannya
dan biasanya hanya 10-20 tanda yang dibutuhkan
untuk merekam seluruh tubuh. Keuntungan
menggunakan sistem elektromagnetik ini adalah,
datanya bersih dan waktu prosesnya sangat cepat.
Dengan kata lain bisa digunakan pada aplikasi real-
Gambar 2.3. Kamera Insight VCS – a virtual
camera system (www.naturalpoint.com)
2.5 Image Processing
Image Processing (pengolahan citra) 2.5.2 Filter
merupakan suatu sistem dimana proses dilakukan Hasil perubahan citra RGB menjadi citra biner
dengan masukan berupa citra (image) dan hasilnya menghasilkan noise acak. Untuk menghilangkan noise
juga berupa citra. Pada awalnya pengolahan citra tersebut diperlukan filter. Jenis filter yang sering
dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra, namun digunakan adalah filter Gaussian yang merupakan
dengan berkembangnya dunia komputasi yang filter LowPass Filter atau filter rata-rata (Average
ditandai dengan semakin meningkatnya kapasi tas dan filter).
kecepatan proses komputer, serta munculnya ilmu- Filter Gaussian merupakan jenis filter dengan
ilmu komputasi yang memungkinkan manusia dapat nilai bobot kernel mengikuti fungsi Gaussian:
mengambil informasi dari suatu citra, maka
pengolahan citra tidak lepas dari bidang computer (6)
vision.
Computer vision dapat didefenisikan setara
dengan pengertian image processing yang dikaitkan
dengan akuisisi citra, pemrosesan, klasifikasi, Filter rata-rata merupakan jenis filter dengan
pengakuan, dan pencakupan keseluruhan, kernel yang nilainya sama untuk setiap elemen,
pengambilan keputusan yang diikuti dengan dengan jumlah total nilai dalam elemen tersebut sama
pengidentifikasian citra [9]. dengan 1 yang dapat ditulis dalam persamaan:
(7)
2.5.1 Normalisasi
Normalisasi adalah proses untuk
menghilangkan pengaruh perubahan intensitas cahaya.
Pada image berwarna dilakukan split atau pemisahan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
warna R,G dan B. Dari setiap kanalnya, akan
diperoleh nilai masing-masing kanal. Keuntungan dari Pengolahan citra atau image processing pada
metode ini adalah, perubahan lingkungan tidak penelitian ini menggunakan normalisasi red sebagai
berpengaruh pada hasil akhir. Yang diperlukan hanya, filter warna. Hanya warna yang berada pada daerah
intensitas cahaya yang mengenai marker cukup jelas red pada color cube yang yang dianggap sebagai
ditangkap kamera. marker (0) . Selain itu, dianggap bukan marker (255).
Setelah dilakukan split warna RGB, Image yang ditangkap kamera dapat dilihat
selanjutnya dilakukan normalisasi warna RGB pada Gambar 3.1. Marker yang berwarna merah
tersebut. Untuk normalisasi warna red, dilakukan dipasang di enam posisi yaitu body, hip, knee, ankle,
dengan persamaan (1). heel dan toe. Kostum yang digunakan subjek kostum
(1) dengan warna yang berbeda dengan marker, dan
lingkungan juga tidak ada yang mengandung warna
merah.
Image RGB dinormalisasi sehingga
(2) menghasilkan image gray dengan intensitas keabuan
marker lebih terang seperti pada Gambar 3.2. Gambar
3.3 dan 3.4 adalah proses filter yang dilakukan untuk
Dimana adalah hasil normalisasi mengurangi noise.
Pada Gambar 3.4, image dithreshold dan
derajat keabuan RGB yang nilainya dalam biner, maka
dijadikan binary image. Marker yang dideteksi diberi
perlu dikalikan dengan 255 agar rangenya antara 0 –
logika „0‟ sedangkan yang selai warna marker di beri
255.
logika „1‟.
Untuk normalisasi warna green
menggunakan persamaan (3),
(3)

Persamaan distance,
(4)

(5)

Gambar 3.1 Image RGB yang ditangkap kamera.


Setelah dilakukan thresholding dengan
menggunakan persamaan (5), maka dilakukan
perubahan citra ke dalam bentuk biner.
Gambar 3.6 Pengujian sistem (bagian 2)

Gambar 3.2 Image hasil normalisasi


Sistem diuji dengan beberapa warna, antara
lain, warna merah, orange, kuning, biru, hijau dan
hitam. Gambar 3.5 dan 3.6 menampilkan hasil dari
pengujian sistem. Warna yang dianggap marker
adalah warna merah dan orange.

4. KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa


motion capture system menggunakan kamera low cost
Gambar 3.3 Image hasil filter dapat diterapkan menggunakan metode normalisasi.
Image dengan marker berwarna merah yang
dinormalisasi menghasilkan nilai intesitas keabuan
yang berbeda dengan lingkungannya. Intensitas ini
dithreshold sehingga menghasilkan binary image.
Dengan menggunakan binary image, proses
menangkap gerakan dapat dilakukan dengan mudah.

DAFTAR REFERENSI

[1] Jonas Lindequist, and Daniel Lönnblom,


“Construction of a Motion Capture System”,
Gambar 3.4 Image biner
Reports from MSI - Rapporter från MSI, Sep
2004.
[2] Aggarwal J.K., Q. Cai, “Human Motion
Analysis: A Review”, Computer and vision,
Research Center Department of Electrical and
Computer Engineering., The University of Texas
at Austin
[3] Teunis Cloete., “Benchmarking Full-Body
Inertial Motion Capture For Clinical Gait
Analysis”, Final MSc Thesis Report.,
Gambar 3.5 Pengujian sistem (bagian 1)
Stellenbosch University, 29 January 2009.

-----------------------------

Anda mungkin juga menyukai