net/publication/279409261
CITATIONS READS
6 7,610
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Iwan Setiawan on 04 March 2016.
Abstrak
Saat ini, penentuan posisi dan orientasi yang tepat dalam suatu sistem teknis mempunyai peranan yang
penting, terutama dalam hal pengendalian pada suatu sistem navigasi. Salah satu instrumen yang digunakan pada
sistem navigasi adalah Inertial Measurement Unit (IMU). IMU terdiri dari kombinasi sensor percepatan
(accelerometer) dan sensor angular (gyroscope) untuk menjejaki keberadaan dan pergerakan suatu benda.
Accelerometer merupakan salah satu sensor yang telah mengalami kemajuan dan banyak diaplikasikan untuk
mengukur kemiringan, vibrasi, percepatan, dan posisi.
Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan dan pembuatan instrumentasi accelerometer sebagai salah satu
komponen IMU untuk mendeteksi posisi/jarak dengan 3 sumbu kebebasan. Data berupa posisi diperoleh dari hasil
proses integral ganda terhadap keluaran accelerometer yang berupa percepatan (grativasi). Sistem instrumentasi ini
terdiri dari sensor accelerometer, pengondisi sinyal, mikrokontroler ATmega 8535 sebagai unit pemroses utama, dan
komputer yang akan mengolah data masukan dan menampilkan data keluaran dengan menggunakan pemrograman
Borland Delphi 7.
Hasil pengujian menujukkan bahwa sinyal keluaran sensor berbentuk sinusoida yang dipengaruhi oleh proses
pergerakan dan arah gerak benda. Ketika sensor bergerak ke sumbu negatif maka respon keluaran berbentuk
sinusoida dan ketika sensor bergerak ke sumbu positif maka respon keluaran berbentuk sinusoida terbalik. Sinyal
keluaran accelerometer terdiri dari sinyal informasi dan derau, sehingga diperlukan filter dan algoritma untuk
mengompensasi derau tersebut. Algoritma terbaik pada sumbu x adalah algoritma 1 kompensasi derau dan batas akhir
integral pertama dengan filter eksponensial dengan error sebesar 2,03 %. Algoritma terbaik pada sumbu y adalah
algoritma 2 kompensasi derau dan batas akhir integral pertama dengan filter eksponensial dengan error sebesar 2 %.
Algoritma terbaik pada sumbu z adalah algoritma 1 kompensasi derau dan batas akhir integral pertama dengan filter
FIR dengan error sebesar 2,61%.
Ri
_
Ed
+ Vout
Ei
1 1 6g 200 mV/g
Gambar 11 Metode discrimination window sinyal A. Algoritma 1 Kompensasi Derau dan Batas
keluaran sensor. Akhir Integral Pertama
Beberapa algoritma yang dapat digunakan pada Tabel 2 Pengujian faktor kalibrasi sumbu x algoritma 1
metode discrimination window, yaitu : dan batas integral 1.
1. Algoritma 1 Percobaan Jarak Jarak Faktor
Dengan menganggap derau yang tercatat sebenarnya kalibrasi
terjadi sama dengan tegangan offset, (cm) (cm)
sehingga derau tersebut tidak tampak. 1. 6,448 15 2,32630273
2. Algoritma 2 2. 14,069 30 2,13234771
Algoritma ini hampir sama dengan 3. 22,414 45 2,00767378
algoritma yang pertama. Perbedaannya 4. 28,018 60 2,14148048
terletak pada data referensi yang digunakan 5. 38,04 75 1,97160883
sebagai acuan dalam perhitungan selisih
tegangan. Data percepatan sebenarnya Faktor kalibrasi rata-rata 2,11588271
adalah data diluar batasan noise.
kompensasi derau dan batas akhir integral pertama
Tabel 3 Pengujian faktor kalibrasi sumbu y algoritma 1 pada poin A, maka dapat diperoleh hasil penentuan
dan batas integral 1. faktor kalibrasi pada algoritma 2 kompensasi derau
Percobaan Jarak Jarak Faktor dan batas akhir integral pertama dengan pencuplikan
tercatat sebenarnya kalibrasi untuk masing-masing sumbu keluaran. Faktor
(cm) (cm) kalibrasi rata-rata pada sumbu x sebesar 2,019, pada
1. 7,139 15 2,10113461 sumbu y sebesar 1,555, dan pada sumbu z sebesar
2. 17,339 30 1,73020359 2,536.
3. 28,899 45 1,55714731
4. 40,446 60 1,48345943 E. Pengujian Faktor Kalibrasi dengan Filter
5. 47,935 75 1,56461875 FIR
Faktor kalibrasi rata-rata 1,68731274 Hasil pengujian jarak dengan berbagai
algoritma dari A-D dapat dilihat pada poin 4. Dari
Tabel 4 Pengujian faktor kalibrasi sumbu z algoritma 1 beberapa pengujian tersebut diperoleh bahwa hasil
dan batas integral 1. pengujian sumbu x yang memiliki tingkat kesalahan
Percobaan Jarak Jarak Faktor terendah adalah pada algoritma 1 kompensasi derau
tercatat sebenarnya kalibrasi dan batas akhir integral pertama. Hasil percobaan
(cm) (cm) dengan tingkat kesalahan terendah pada sumbu z
1. 7,206 15 2,081598668 adalah pada algoritma 1 batas integral pertama dan
hasil percobaan dengan tingkat kesalahan terendah
2. 10,267 20 1,947988702 pada sumbu y adalah pada algoritma 2 kompensasi
3. 12,824 25 1,949469744 derau dan batas akhir integral pertama. Langkah
4. 12,889 30 2,327566142 selanjutnya adalah menentukan faktor kalibrasi dari
algoritma terbaik pada tiap-tiap sumbu dengan filter
5. 16,24 40 2,463054187 FIR dan filter eksponensial.
Faktor kalibrasi rata-rata 2,153935489 Dengan cara yang sama dengan percobaan
penentuan faktor kalibrasi pada algoritma 1
kompensasi derau dan batas akhir integral pertama
B. Algoritma 1 Kompensasi Derau dan Batas pada poin A, maka dapat diperoleh hasil penentuan
Akhir Integral Pertama dengan Pencuplikan faktor kalibrasi pada algoritma terbaik tiap sumbu
Dengan cara yang sama dengan percobaan dengan filter FIR. Faktor kalibrasi rata-rata pada
penentuan faktor kalibrasi pada algoritma 1 sumbu x sebesar 2,085, pada sumbu y sebesar 2,464
kompensasi derau dan batas akhir integral pertama dan pada sumbu z sebesar 3,153.
pada poin A, maka dapat diperoleh hasil penentuan
faktor kalibrasi pada algoritma 1 kompensasi derau F. Pengujian Faktor Kalibrasi dengan Filter
dan batas akhir integral pertama dengan Eksponensial
pencuplikan untuk masing-masing sumbu keluaran. Dengan cara yang sama dengan percobaan
Faktor kalibrasi rata-rata pada sumbu x sebesar penentuan faktor kalibrasi pada algoritma 1
2,073, pada sumbu y sebesar 1,598, dan pada sumbu kompensasi derau dan batas akhir integral pertama
z sebesar 2,447. pada poin A, maka dapat diperoleh hasil penentuan
faktor kalibrasi pada algoritma terbaik tiap sumbu
C. Algoritma 2 Kompensasi Derau dan Batas dengan filter eksponensial. Faktor kalibrasi rata-rata
Akhir Integral Pertama pada sumbu x sebesar 1,334, pada sumbu y sebesar
Dengan cara yang sama dengan percobaan 1,528 dan pada sumbu z sebesar 2,621.
penentuan faktor kalibrasi pada algoritma 1
kompensasi derau dan batas akhir integral pertama
pada poin A, maka dapat diperoleh hasil penentuan IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS
faktor kalibrasi pada algoritma 2 kompensasi derau 4.1 Pengujian Pengondisi Sinyal
dan batas akhir integral pertama untuk masing- Pengondisi sinyal berupa low pass filter
masing sumbu keluaran. Faktor kalibrasi rata-rata aktif orde 2 diperlukan karena sinyal respon
pada sumbu x sebesar 2,089, pada sumbu y sebesar keluaran sensor masih terdapat derau. Contoh
1,567, dan pada sumbu z sebesar 2,368. respon keluaran pada masing-masing sumbu arah
negatif setelah melalui pengondisi sinyal dapat
D. Algoritma 2 Kompensasi Derau dan Batas dilihat pada Gambar 13. Pengujian sinyal keluaran
Akhir Integral Pertama dengan Pencuplikan pengondisi sinyal dilakukan dengan menggunakan
Dengan cara yang sama dengan percobaan osiloskop digital dengan ukuran 1 V/div. Tegangan
penentuan faktor kalibrasi pada algoritma 1
referensi 0 V pada pengujian pengondisi sinyal ini Secara grafis, pada Gambar 13 dapat dilihat
ditunjukkan pada Gambar 12. bahwa derau yang terdapat pada respon sensor pada
masing-masing sumbu setelah menggunakan filter
aktif LPF orde 2 belum sepenuhnya hilang. Di
dalam mikrokontroler sinyal akan difilter kembali
secara digital sebelum melalui proses
pengintegralan.