Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS CDIO UNTUK

STRUKTUR DATA DENGAN BAHASA PYTHON DI JURUSAN


TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SKRIPSI

OLEH

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
DESEMBER 2017

1
2

BAGIAN AWAL MENGIKUTI PPKI UM 2017


3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Struktur data merupakan metode menyimpan atau merepresentasikan data di


dalam komputer agar bisa digunakan secara efisien. Pada jurusan Teknik Elektro,
Universitas Negeri Malang struktur data merupakan mata kuliah wajib bagi prodi
S1 Teknik Informatika yang dilakukan secara teori dan praktik. Namun, pada
pelaksanaan pembelajaran struktur data, terdapat beberapa masalah yang dihadapi
oleh mahasiswa.
Berdasarkan hasil observasi, asumsi permasalahan yang ditemukan pada
praktikum struktur data terkait dengan pemahaman mahasiswa terhadap
penggunaan Bahasa C++ yang masih rendah. Berdasarkan observasi lain, 64%
mahasiswa TI angkatan 2014 yang menggunakan Bahasa C++ dan python
beranggapan bahwa bahasa pemrograman python lebih mudah dibandingkan C++
karena syntax yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Permasalahan lain
adalah penggunaan bahan ajar yang sudah ada sejak tahun ajaran 2007
menggunakan bahasa C++ dan minim perubahan. Penggunaana bahan ajar ini
menimbulkan beberapa masalah, diantaranya: (1) kurangnya inovasi dalam
pemecahan masalah, karena setiap mahasiswa diharuskan menyelesaikan masalah
yang sama, (2) penggunaan bahan ajar yang sama setiap tahun membuat mahasiswa
cenderung mencari latihan atau tugas milik kakak tingkat mereka, (3) tidak
menekankan penyelesaian masalah secara kelompok karena permasalahan
diselesaikan secara individu.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pham, dkk. (2014) pada Duy Tan
University pada tahun 2013, sekitar 70% mahasiswa yang dropped out dari
universitas memberikan alasan bahwa mereka tidak mempunyai kemampuan dalam
hal pemrograman secara baik. Selain itu menurut survey yang dilakukan Li Zhulin
(2017) masalah lain yang timbul yaitu hanya sekitar 40% dari mahasiswa yang
dapat mencapai tujuan pembelajaran pada perguruan tinggi umum. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (1) Model pembelajaran yang masih
tradisional, (2) Pemahaman yang relatif sulit terhadap pemrograman, (3) Tidak
meningkatkan inovasi, mahasiswa hanya terpacu pada bahan ajar yang ada dan
membuat program sesuai dengan instruksi pada bahan ajar, (4) Pada pembelajaran
masalah yang diselesaikan secara mandiri, sehingga tidak menumbuhkan
kemampuan komunikasi dan kerjasama tim.
Dari permasalahan yang timbul maka perlu suatu solusi untuk mengatasinya. Salah
satu solusi adalah menyusun suatu bahan ajar menggunakan bahasa pemrograman
lain yaitu bahasa python, merupakan bahasa tingkat tinggi yang mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahasa C++ yang dipakai pada bahan
ajar yang telah ada. Kelebihan yang paling mendasar adalah pada penulisan code
program yang lebih sederhana karena pada python tidak perlu mendeklarasikan tipe
data sehingga membuat program lebih singkat dan fleksibel. Selain itu kelebihan
python diantaranya (Prechelt, 2000): (1) Multi-platform, yaitu dapat berjalan dan
dikembangkan pada berbagai macam system operasi, (2) Mudah dikembangkan
dengan menciptakan modul-modul program baru yang dapat dibuat dari python
4

maupun C++, (3) Memiliki modul-modul instan yang siap digunakan untuk
berbagai keperluan pemrograman.
Selain perubahan pada bahasa pemrograman yang dipakai, bahan ajar akan
dirancang menggunakan model pembelajaran CDIO yang dikembangkan oleh MIT.
Konsep pembelajaran CDIO adalah membuat sebuah projek yang diambil dari
kehidupan nyata sehingga mahasiswa dituntut secara tim menyelesaikan suatu
masalah dengan eksplorasi penyelasian masalah yang kemudian dipraktekkan pada
praktikum. Tujuan digunakannya metode ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan menganalisis masalah, pemecahan masalah, dan inovasi sehingga
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai (Crawley, dkk., 2014).

B. Tujuan Pengembangan

Tujuan yang ingin dicapai melalui pengembangan ini adalah: (1)


Mengembangkan bahan ajar struktur data dengan bahasa python menggunakan
model CDIO yang valid untuk digunakan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Malang, (2) Menguji kelayakan terhadap bahan ajar berupa
modul yang akan dikembangkan.

C. Batasan Pengembangan

Batasan dalam penelitian & pengembangan modul ini adalah pada uji coba
hanya dilakukan uji coba formatif. Serta pengembangan berakhir setelah modul
selesai dan dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran struktur data
sesungguhnya.
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengembangan Bahan Ajar

Menurut Seels & Richey (2012:35) pengembangan adalah proses


menerjemahkan desain atau rancangan kedalam bentuk fisik. Pengembangan bahan
ajar merupakan proses menganalisis kebutuhan, memperbaiki, dan menyusun
segala bahan yang akan digunakan tenaga pendidik untuk proses pembelajaran.
Bahan ajar tersebut disusun secara sistematis dan menjabarkan kompetensi yang
akan dikuasai oleh peserta didik serta mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran
yang ditentukan sebelumnya. Tujuan dari pengembangan ini adalah menghasilkan
produk ataupun program berdasarkan data yang diperoleh dari proses yang
sistematis. Proses rancangan dan pengembangan ini tergantung dan menyesuaikan
pada bidang ilmu pengetahuan yang akan dikembangkan.

B. Modul

Modul merupakan seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis


sehingga penggunaanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator atau
guru. Modul disebut juga sebagai bahan ajar untuk belajar mandiri karena di
dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar mandiri. Artinya, pembaca dapat
melakukan kegiatan belajar selain di sekolah bersama pengajar juga dapat
dilakukan di rumah tanpa kehadiran pengajar secara langsung sehingga modul
sering disebut sebagai bahan instruksional mandiri.
Untuk memberikan dorongan belajar terhadap peserta didik, karakteristik
modul harus diperhatikan dalam proses pengembangan, (Daryanto, 2013:9).
Karakteristik yang dimaksud antara lain: (a) Self Instruction, yaitu memiliki
instruksi yang jelas didalam modul itu sendiri, (b) Self Contained, yaitu bermuatan
materi pembalajaran, (c) Stand Alone, merupakan karakteristik modul yang tidak
tergantung pada bahan ajar/ media lain, (d) adaptive, memiliki daya adaptasi yang
tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, dan (e) user friendly, mudah
digunakan oleh pengguna.

C. Struktur Data

Struktur data merupakan proses mendefinisikan data abstrak pada bentuk


yang representative atau kedalam fungsi yang dapat dieksekusi (Horowitz &
Sahni:1981). Sedangkan menurut Karumanchi (2016:19) struktur data adalah cara
khusus untuk menyimpan dan mengorganisir data pada komputer sehingga dapat
digunakan secara efisien.
Struktur data adalah mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam
ruang lingkup bidang informatika/ilmu komputer. Pada kurikulum teknik elektro
Universitas Negeri Malang disebutkan bahwa standar kompetensi mata kuliah
struktur data adalah membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan pemahaman
tentang konsep struktur data dan algoritma dalam pemrograman serta menerapkan
konsep struktur data dan algoritma untuk menyelesaikan masalah-masalah
pemrograman.
6

D. Bahasa Pemrograman Python

Python merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang menekankan


pada penulisan kode yang lebih mudah dibaca (Van Rossum, 2007). Python sebagai
bahasa pemrograman tingkat tinggi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
bahasa pemrograman yang lain. Beberapa penelitian yang membahas tentang
keunggulan python diantaranya:
1. Merancang dan menulis program pada python memerlukan waktu yang relatif
singkat jika dibandingkan dengan C/C++ atau Java (Prechelt, 2000).
2. Sintaks kode yang sederhana dan mudah dibaca, Implementasi yang luas dan
bervariasi, dan bahasa pengantar pemrograman yang mudah dipelajari bagi
programmer pemula (Humer & Foster:2014).
3. Mempunyai banyak fungsi built-in matematika yang berguna untuk membuat
program komputasi dan berbagai macam keperluan teknik maupun ilmu
pengetahuan (Millman & Aivazis:2011).
Selain beberapa keunggulan tersebut, perkembangan python juga
mempengaruhi kebutuhan industri. Berdasarkan survey yang didapatkan dari
website pencarian kerja indeed.com permintaan atau kebutuhan atas programmer
yang menguasai python mengalami peningkatan.

Gambar 1. Peningkatan Permintaan Python Sebagai Bahasa Pemrograman yang Dikuasai


Sumber: Kaul (2015)

Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa kebutuhan atas programmer yang


menguasai python meningkat secara signifikan dari tahun 2006. Hal ini juga
berdampak kepada peningkatan pendapatan bagi programmer yang menguasai
python. Berdasarkan data dari bursa kerja MSGooroo, programmer yang menguasai
python mendapatkan peningkatan pendapatan. Dari tahun 2014 sampai 2015, rata-
rata pendapatan mereka meningkat sebanyak 23% dari $85k menjadi $108k per
tahun. Bahkan pada kota New York dan San Fransisco bisa mencapai angka $120k
per tahun (Kaul, 2015).
7

E. Concieve, Design, Implementation, Operation (CDIO)

CDIO adalah metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Massachusetts


Institute of Technology. Metode pembelajaran ini menekankan pada dasar bidang
ilmu teknik. Pembelajaran ini berdasar pada konteks pemahaman (Conceive),
rancangan (Design), penerapan (Implementing), dan pengoperasian (Operating)
pada sistem dan produk yang sesuai dengan dunia nyata. Tujuan utama dari metode
ini adalah sebagai berikut (Crawley, dkk.,2014):
1. Menguasai dasar dari ilmu pengetahuan bidang teknik yang dipelajari
2. Menumbuhkan sifat kreatif dan inovatif dalam menghasilkan sebuah produk
baru, proses, maupun sistem.
3. Memahami pentingnya dampak dari penelitian dan pengembangan teknologi di
kehidupan sosial.
Berdasarkan ketiga tujuan utama tersebut, CDIO merupakan alternatif untuk
pembelajaran yang dikhususkan pada bidang teknik. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Li Zhulin (2017) terdapat beberapa masalah pada pembelajaran
struktur data yang menggunakan metode tradisional. Metode tradisional tersebut
adalah dengan penjabaran materi dan pengerjaan latihan atau soal yang sama oleh
seluruh mahasiswa. Masalah yang timbul dari metode tradisioal tersebut
diantaaranya (a) kemampuan pemrogarman yang tidak berkembang, (b)
pemahaman terhadap algoritma dan fungsi program tidak terlatih, (c) tidak melatih
inovasi dan kreatifitas, dan (d) tidak melatih kerjasama tim.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Lingling (2012), terdapat kesulitan
bagi lulusan software engineering mencari pekerjaan sedangkan bagi perusahaan
software mereka susah mencari karyawan yang sesuai kompetensi. Hal ini
merupakan dampak dari sistem pembelajaran pada perguruan tinggi yang masih
bersifat tradisional. Pembelajaran ini hanya menekankan pada latihan berbasis
pengetahuan tanpa usaha untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas dari
mahasiswa.
Dari beberapa masalah yang timbul tersebut, penyebab utama adalah
penerapan pembelajaran yang masih menggunakan metode tradisional. Untuk itu
perlu diterapkan alternatif lain yang bisa mengatasi permasalahan tersebut. CDIO
yang merupakan metode pembelajaran khusus di bidang teknik bisa menjadi
alternatif metode pembelajaran itu. Beberapa kelebihan CDIO dibandingkan
dengan model pembelajaran tradisional dijabarkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Penerapan Model Tradisional dengan CDIO


Model Pembelajaran Tradisional CDIO
Topik Pembelajaran Semua mahasiswa dengan Sesuai topik permasalahan
topik yang sama tiap kelompok
Pencarian informasi Jarang Sering
Perancangan Alokasi 10% dari pengerjaan Alokasi 60% dari pengerjaan
Kolaborasi individu Kelompok dan kolaborasi
Diskusi Jarang Sering
Ketertarikan Kurang Lebih
Dokumentasi Hanya syntax program Dokumentasi lengkap
Inovasi Kurang Inovatif
Sumber: Li Zhulin (2017)
8

Dari beberapa penelitian yang menggunakan metode CDIO dalam


penerapannya, hasil menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hasil penelitian
tersebut diantaranya:
1. Peningkatan hasil belajar yang didapatkan selama dua tahun dari 2010. Selain
itu, tidak hanya meningkatkan kemampuan praktik siswa. Tapi juga
meningkatkan kualitas lulusan yang berdampak positif pada perekrutan tenaga
kerja (Lingling, 2012).
2. Meningkatkan pemahaman pada pembelajaran, permasalahan, memperkuat
kemampuan mahasiswa, dan membuat mahasiswa lebih tertarik pada
pembelajaran (Mu, 2015)
9

BAB III
METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN

A. Model Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan untuk pengembangan ini mengadopsi


model pengembangan Dick and Carey (Almazyad, R. & Alqarawy, M., 2020).
Namun, dari sepuluh langkah pengembangan tidak semua langkah dilakukan.
Tahap terakhir yaitu uji sumatif tidak dilakukan karena dalam pengembangan ini
yang dilakukan hanya sekedar mengembangkan bahan ajar hingga layak untuk
diterapkan. Selain itu uji sumatif bisa dilakukan dalam penelitian selanjutnya
menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan dengan menggunakan
penelitian eksperimen yang disesuaikan. Prosedur pengembangan bisa dilihat pada
Gambar 2.

Gambar 2. Model Pengembangan yang Digunakan

B. Prosedur Pengembangan

Pada tahap awal pengembangan bahan ajar ini, hal pertama yang dilakukan
adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini berdasar
pada katalog jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang. Dari analisis
deskripsi kompetensi dapat dirumuskan tujuan pembelajaran yaitu, dapat
mengetahui konsep struktur data dalam pemrograman dan dapat menerapkannya
untuk penyelesaian masalah pemrograman.
Langkah kedua yaitu melakukan analisis instruksional. Tujuan tahap ini
adalah untuk mengidentifikasi kemampuan dan pengetahuan yang perlu dikuasai
atau dimiliki oleh mahasiswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kemudian
Langkah ketiga yaitu mengidentifikasi perilaku dan karakteristik mahasiswa. Hal –
hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini antara lain adalah perilaku mahasiswa,
karakteristik praktikum, bahan ajar yang digunakan, maupun sistem pembelajaran
yang diterapkan.
Langkah selanjutnya yaitu merumuskan tujuan kinerja. Mengacu pada
standar kompetensi, maka ditentukan deskripsi kompetensi tiap materi yang akan
dipelajari oleh mahasiswa dalam pembelajaran. Kemudian, dilanjutkan dengan
mengembangkan instrument penilaian. Standar penilaian dirumuskan berdasar pada
latihan dan studi kasus yang diselesaikan oleh mahasiswa. Pekerjaan yang dinilai
tidak hanya sebatas pada hasil akhir program yang dikerjakan, namun juga
disesuaikan dengan langkah penyelesaian CDIO. Penerapan metode pembelajaran
10

ini dinilai sesuai sesuai untuk diintegrasikan pada bahan ajar. Hal ini dilakukan
untuk mendukung pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran yang
dikehendaki.
Setelah itu pengembangan bahan ajar mulai dilaksanakan. Pemilihan bahan
ajar dan sumber pembelajaran dilakukan sesuai dengan materi dan strategi
pembelajaran yang akan digunakan. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tes
formatif. Pada tes ini, uji coba perseorangan melibatkan dosen sebagai reviewer ahli
media maupun materi. Dilanjutkan dengan uji coba kelompok kecil dilakukan
dengan mengujicobakan bahan ajar terhadap kelompok skala kecil berjumlah
delapan mahasiswa. Sedangkan uji coba lapangan dilakukan terhadap subyek uji
coba kelompok besar berjumlah 30 mahasiswa.
Dari uji tersebut, data yang diperoleh dalam pengembangan modul ajar ini
adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan sebagai data
utama untuk mengetahui kelayakan bahan ajar yang diukur dari lingkup kualitas
produk berdasarkan angket penilaian yang diisi oleh review ahli dan mahasiswa.
Data kualitatif merupakan data yang diambil sebagai penguat data kuantitatif yang
dapat berupa tanggapan dan saran dari reviewer ahli dan mahasiswa.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah (1) lembar validasi, (2) angket pengguna. Angket dikembangkan
berdasarkan kriteria kelayakan buku ajar oleh BSNP (Buletin BSNP, 2007:21).
Kisi-kisi angket ditunjukkan pada lampiran. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan berupa angket dan dilengkapi saran untuk perbaikan modul. Skala yang
digunakan adalah skala Likert yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kualifikasi Skor Menggunakan Skala Likert


Skor Keterangan
4 Apabila responden memberikan penilaian Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif
3 Apabila responden memberikan penilaian Setuju/Sering/Positif
2 Apabila responden memberikan penilaian Ragu-ragu/Kadangkadang/Netral
1 Apabila responden memberikan penilaian Tidak Setuju/Hampir Tidak
Pernah/Negatif
11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perancangan Pengembangan Produk


Produk yang dikembangkan berupa modul instruktur dan modul mahasiswa.
Modul dilengkapi dengan penerapan metode pembelajaran CDIO dalam
pelaksanaannya. Pada modul instruktur selain terdapat materi dan studi kasus juga
dilengkapi kunci jawaban setiap latihan dan studi kasus dan rubrik penilaian sebagai
acuan dalam menilai hasil mahasiswa. Untuk pemahaman lebih lengkap akan diberi
tautan yang mengarah pada materi lebih spesifik dari sumber yang lain. Hal ini akan
mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan
permasalahan yang akan diselesaikan.
Instruksi yang terdapat pada modul mengharuskan siswa untuk bekerja secara
kelompok dalam penyelesaian masalah. Selain itu langkah-langkah CDIO
direpresentasikan dalam sebuah simbol-simbol yang telah dijabarkan tiap langkah
pada pendahuluan modul. Langkah–langkah CDIO yang digunakan akan
mendorong mahasiswa untuk menyelesaikan masalah secara runtun, sehingga
mereka tidak hanya pintar membuat program, tapi juga bisa berpikir secara runtun
dalam penyelesaian masalah.

B. Hasil Pengembangan Produk


Komponen kelengkapan modul praktikum struktur data ini meliputi: (1)
sampul modul; (2) kata pengantar; (3) daftar isi; (4) deskripsi; (5) prasyarat; (6)
standar kompetensi; (7) peta kedudukan modul; (8) deskripsi kompetensi; (9)
petunjuk penggunaan modul; dan (10) langkah – langkah penyelesaian masalah.
Lebih lengkap, bahan ajar modul struktur data dapat diakses pada tautan berikut
(https://drive.google.com/drive/folders/0B9WOiseuTig_T295YS01VFZMUjg?res
ourcekey=0-mggyOFWSRV5hMUajs9Gbzw&usp=sharing). Peta kedudukan
modul berisi diagram yang memaparkan struktur materi pada matakuliah struktur
data dan keterkaitan antar materi. Desain peta kedudukan modul dapat dilihat pada
Gambar 3.
Petunjuk penggunaan modul berisi petunjuk penggunaan modul untuk
instruktur dan mahasiswa. Pada petunjuk penggunaan bagi instruktur, diberikan
penjelasan bagi instruktur atau dosen dalam mendampingi mahasiswa pada
pembelajaran struktur data sesuai dengan metode CDIO. Pada petunjuk
penggunaan bagi mahasiswa, disajikan alat dan bahan yang perlu disiapkan
sebelum melakukan praktikum struktur data. Setelah itu, akan disajikan tabel yang
berisi penjelasan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
CDIO.
12

Gambar 3. Desain Peta Kedudukan Modul

Pada penjelasan tabel penyelesaian masalah, dibagi menjadi empat komponen


utama CDIO. Setelah itu, setiap komponen diberikan penjelasan dalam langkah-
langkah penyelesaian. Langkah-alangkah penyelesaian tersebut dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Langkah-langkah Penyelesaian Masalah Secara CDIO

Komponen CDIO Langkah-langkah Penyelesaian

Conceive 1. Membaca dan memahami permasalahan.


2. Identifikasi pra dan post kondisi dari masalah.
3. Menentukan beberapa solusi yang mungkin pada masalah.
Design 4. Analisa detail permasalahan.
5. Tentukan solusi terbaik pada permasalahan.
Implementation 6. Buat kode program.
7. Uji coba program.
Operation 8. Menampilkan dan Uji coba dengan instruktur disertai perubahan
pada program untuk menguji program sudah berjalan efektif atau
belum.

Setiap langkah penyelesaian, direpresentasikan dalam bentuk simbol yang


mewakili setiap komponen CDIO. Simbol yang digunakan disesuaikan denga arti
atau makna setiap tahap CDIO. Simbol-simbol yang digunakan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.
13

Gambar 4. Simbol-simbol yang mewakili setiap langkah CDIO

Simbol-simbol yang digunakan memiliki penjelasan seperti berikut:

 Conceive, memahami permasalahan dari latihan ataupun studi kasus


 Design, merancang solusi untuk permasalahan yang akan diselesaikan.
 Implementation, membuat kode program dari rancangan solusi yang dibuat.
 Operation, mempresentasikan solusi pada instruktur dan peserta didik yang
lain untuk menguji program telah berjalan efektif ataupun belum.
Kemudian contoh implementasi program pada Gambar 5, berisi contoh kode
program yang sesuai dengan materi yang dipelajari. Dengan contoh program ini
diharapkan mahasiswa lebih mudah dalam memanipulasi atau membuat program
yang lain sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 5. Contoh Lembar Implementasi Program


14

Latihan dan studi kasus yang disajikan tidak hanya berasal dari modul yang
dikerjakan oleh mahasiswa, melainkan terdapat tautan-tautan dari sumber lain yang
mengharuskan mahasiswa harus mengeksplorasi ke sumber yang berbeda. Pada
setiap latihan atau studi kasus terdapat simbol-simbol CDIO sebelmunya untuk
menentukan langkah apa saja yang perlu dilakukan pada setiap latihan atau studi
kasus. Contoh dari lembar latihan dan studi kasus dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Contoh Lembar Latihan dan Studi Kasus

C. Hasil Validasi, Uji Coba, dan Analisis Data


1. Validasi
Proses validasi dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas produk sebelum
dilakukan uji coba. Adapun langkah – langkah validasi ini yaitu uji terbatas kepada
ahli materi dan ahli media. Validasi ahli media menggunakan instrument angket
sebanyak 26 butir pertanyaan. Pertanyaan tersebut dibagi menjadi dua aspek
penilaian, yaitu aspek kebahasaan dan kegrafisan modul. Hasil dari validasi ahli
media terhadap modul dijabarkan pada Tabel 4. Dari hasil yang didapatkan, aspek
kelayakan Bahasa mendapatkan presentase 93,75% sedangkan aspek kelayakan
grafis mendapatkan 90,27%.
Meskipun termasuk dalam kategori sangat valid, terdapat beberapa perbaikan
berdasarkan saran dari ahli media. Saran tersebut diantaranya perlunya sedikit
tambahan penjelasan pada simbol langkah-langkah CDIO. Selain itu, warna dari
15

cover modul yang hampir sama dengan logo Universitas Negeri malang, sehingga
perlu perbaikan pada warna dasar cover modul.
Selain itu ada satu hal yang ditanyakan ahli media terhadap tautan dari sumber
lain yang digunakan pada modul. Ahli media mengkhawatirkan ketersediaan tautan
yang dipakai apakah dijamin akan tersedia dalam jangka waktu yang lama. Karena
dikhawatirkan tautan yang digunakan bisa saja rusak atau kadaluarsa sehingga akan
mengganggu penggunaan modul jika hal tersebut terjadi. Saran dari ahli media
terkait hal ini yaitu menempatkan isi atau konten dari tautan-tautan tersebut pada
sistem cloud computing yang sifatnya permanen seperti google drive, drop box,
atupun yang lainnya. Untuk saran ini tidak dilakukan oleh pengembang berdasarkan
beberapa pertimbangan yaitu:
a. Penggunaan tautan ini disesuaikan dengan konsep CDIO yang membuat peserta
didik tidak terpaku pada satu sumber belajar.
b. Tujuan menggunakan tautan pada modul adalah membuat mahasiswa
terpancing untuk mengksplorasi materi dari bermacam sumber. Sehingga
diharapkan membuahkan pemikiran ataupun solusi yang kreatif dari setiap
permasalahan.
Penggunaan tautan tidak selamanya harus menggunakan tautan yang ada.
Tautan bersifat fleksibel dapat dirubah, ataupun ditambahkan sesuai dengan
kebutuhan dosen, instruktur atau kondisi saat pembelajaran.
Tabel 4. Hasil Validasi Media dan Materi

Materi
Aspek Media
Kelayakan bahasa -
93.75%
Kelayakan kegrafisan -
90.27%
Kelayakan isi modul 96.05%
-
Kelayakan penyajian modul 100%
-

Selain itu, berdasarkan validasi ahli materi yang dipaparkan pada Tabel 4,
aspek kelayakan isi modul mendapatkan persentase 96,5% dan kelayakan penyajian
modul sebesar 100%. Nilai ini termasuk dalam kategori sangat valid, namun perlu
beberapa perbaikan berdasarkan saran ahli materi. Saran tersebut diantaranya
penjelasan program masih menggunakan bahasa Inggris dan perlu dirubah bahasa
Indonesia agar lebih mudah dipahami mahasiswa.

2. Uji Coba
Uji coba dilakukan secara kelompok kecil (8 orang) dan kelompok besar (30)
mahasiswa teknik elektro Universitas Negeri Malang. Pemilihan subjek coba
dilakukan secara acak dengan syarat mahasiswa tersebut sedang ataupun telah
menempuh matakuliah struktur data. hasil penilaian uji coba untuk setiap aspek
ditunjukkan pada Tabel 5.
16

Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil, keseluruhan menghasilkan nilai


82.81%. Nilai yang didapatkan ini termasuk kategori cukup valid dengan sedikit
perbaikan. Berdasarkan saran dan komentar dari responden, modul perlu sedikit
perbaikan dalam hal penyajian dan penjelasan. Namun, dengan pertimbangan
konsep CDIO yang diterapkan saran dan komentar tidak sepenuhnya dilakukan. Hal
ini karena karakteristik CDIO yang mengharuskan mahasiswa untuk
mengeksplorasi ke berbagai sumber untuk menghasilkan pemikiran yang kreatif
dan inovatif. Selain itu adanya tautan pada modul sudah menjadi pancingan para
mahasiswa untuk mengeksplorasi ke sumber belajar yang lain yang berisi
penjelasan lengkap tentang materi yang dipelajari.
Tabel 5. Hasil Uji Coba

Presentase Kevalidan
Aspek
Kelompok Kecil Kelompok Besar
Tampilan 81.25% 79.52%
Penyajian 85.41% 77.59%
Manfaat 79.68% 79.37%
Rata-rata 82.81% 78.62%

Berdasarkan hasil uji coba kelompok bersar pada Tabel 5, nilai keseluruhan
didapatkan 78.62%. Nilai yang didapatkan ini termasuk kategori cukup valid
dengan sedikit perbaikan. Saran dan komentar yang didapat dari responden hampir
sama dengan saran dan komentar yang didapatkan dari uji kelompok kecil.
Berdasarkan hasil yang didapat dari empat subjek coba yang terdiri dari ahli
materi, ahli media, kelompok kecil, dan kelompok besar menghasilkan nilai
kategori yang valid. Namun, terdapat perbedaan diantara para ahli dan mahasiswa
dimana nilai dari para ahli termasuk sangat valid sedangkan nilai dari mahasiswa
termasuk cukup valid dengan sedikit revisi. Hal ini bisa disebabkan karena latar
belakang ilmu pengetahuan yang berbeda. Latar belakang para ahli yang lebih
dibandingkan mahasiswa, membuat nilai yang didapatkan modul relatif lebih
tinggi. Sedangkan, latar belakang ilmu pengetahuan mahasiswa yang beragam juga
berpengaruh pada variasi nilai yang diberikan pada modul (Ambrose, dkk., 2010).
Faktor lain yang berpengaruh juga karakteristi modul yang berbeda dengan
penerapan metode CDIO. Penjabaran materi yang sederhana dan mengharuskan
mahasiswa untuk mengeksplorasi ke sumber lain juga berpengaruh pada penilaian
mahasiswa (Asfani, dkk., 2016).
Berdasarkan analisa dari hasil penilaian yang didapat, perlu adanya penelitian
lebih lanjut mengenai pengembangan modul ini. Penerapan secara utuh perlu
dilakukan untuk mengetahui manfaat dan tujuan dari pengembangan modul. Selain
penerapan secara utuh, penilaian secara eksperimen bisa dilakukan untuk
mengetahui perubahan nilai maupun perilaku peserta didi secara signifikan.
Sehingga, dapat diketahui ekeftifitas penggunaan modul dalam penerapannya.
17

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Produk berupa modul cetak pemrograman berorientasi praktikum struktur
data berbasis CDIO untuk Instruktur dan Mahasiswa jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Malang telah dikembangkan dan diuji kelayakannya. Produk
dirancang dan dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan Dick
and Carey.
Berdasarkan hasil validasi dari ahli materi, dapat disimpulkan bahwa materi
yang ada dalam modul pemrograman struktur data, telah sesuai dengan Kompetensi
Dasar yang terdapat pada katalog TE UM dan tujuan metode pembelajaran CDIO.
Berdasarkan hasil validasi dari ahli media, dapat disimpulkan bahwa media telah
layak untuk diuji cobakan pada kelompok kecil dan kelompok besar. Hasil uji coba
pada kedua kelompok menunjukkan bahwa modul dapat digunakan pada
pembelajaran struktur data secara utuh.

B. Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Agar produk yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka ada
beberapa saran terkait pemanfaatan, pengembangan, dan penelitian terkait
selanjutnya, diantaranya:
a. Mahasiswa disarankan untuk mempelajari materi dan melakukan praktikum
sesuai dengan instruksi dan petunjuk pada modul. Apabila ada kesulitan atau
permasalahan terkait dengan modul, dapat bertanya pada dosen/instruktur.
b. Instruktur atau Dosen Disarankan untuk menaati ketentuan dan petunjuk
penggunaan modul sehingga dapat dijadikan pedoman dalam penyampaian
materi hingga menilai kemampuan peserta didik.
c. Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang Disarankan untuk
mendayagunakan modul sebagai suplemen pelengkap bahan ajar yang sesuai
dengan kebutuhan.
d. Materi yang ada pada modul masih dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga
produk yang dihasilkan dari materi masih relevan dan disesuaikan dengan
kondisi teknologi selanjutnya.
e. Modul dapat diimplementasikan pada matkuliah lain di bidang keteknikan,
dengan beberapa penyesuaian.
f. Modul praktikum struktur data berbasis CDIO ini dapat dikembangkan lebih
lanjut dalam media yang berbeda seperti web, buku digital dan sebagainya,
dengan menyesuaikan kebutuhan.
g. Penelitian eksperimen untuk mengetahui efektifitas pembelajaran struktur data
dengan penggunaan modul.
18

DAFTAR RUJUKAN

Almazyad, R., & Alqarawy, M. (2020, April). The Design of Dick and Carey
Model. In Society for Information Technology & Teacher Education
International Conference (pp. 544-547). Association for the Advancement of
Computing in Education (AACE).
Ambrose, S. A., Bridges, M. W., DiPietro, M., Lovett, M. C., & Norman, M. K.
(2010). How learning works: Seven research-based principles for smart
teaching. San Francisco: John Wiley & Sons.
Anwar, I. (2010). Pengembangan Bahan Ajar. Bandung: Direktori UPI.
Asfani, K., Suswanto, H., & Wibawa, A. P. (2016). Influential factors of students ’
competence. World Transactions on Engineering and Technology Education,
14(3), 416–420.
Crawley, E. F., Malmqvist, J., Östlund, S., & Brodeur, D. R. (2014). Rethinking
Engineering Education (2nd ed.). New York: Springer.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-05561-9
Daryanto. (2013). Menyusun Modul (Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam
Mengajar). Yogyakarta: Gava Media.
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2014). The Systematic Design of Instruction.
Pearson.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Horowitz, E., & Sahni, S. (1981). Fundamentals of Data Structures.
Humer, S. J., & Foster, E. C. (2014). A Comparative Analysis of the C++, Java, and
Python Languages.
Karumanchi, N. (2016). Data Structure and Algorithmic Thinking with Python Data
Structure and Algorithmic Puzzles. Bombay: CareerMonk. Retrieved from
http://gen.lib.rus.ec/book/index.php?md5=343D25DE4689AAB5650C351B
E397D218
Kaul, N. (2015). The Rise and Rise of Python: September Testing Webinar.
Retrieved from https://blog.smartbear.com/testing/the-rise-and-rise-of-
python-september-testing-webinar/
Lewis, B. (2016). TLM - Teaching/Learning Materials. Retrieved from
https://www.thoughtco.com/tlm-teaching-learning-materials-2081658
Lingling, G., Guowei, T., Yu, F., Jinghui, L., & Wanping, Z. (2012). Research and
Practice on CDIO-based Application-oriented Practical Teaching System of
Computer Major. International Conference on Future Computer Supported
Education Research, 2, 24–29. https://doi.org/10.1016/j.ieri.2012.06.046
Millman, K. J., & Aivazis, M. (2011). Python for scientists and engineers.
Computing in Science and Engineering, 13(2), 9–12.
https://doi.org/10.1109/MCSE.2011.36
Mu, Y., You, D., & Dou, Y. (2015). CDIO Training Mode of Programming Ability
for Software Engineering Students Based on ACM/ICPC Competition
Standard. Proceedings of the 11th International CDIO Conference.
Nasution, S. (2010). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Pham, P. A., Nguyen, M. D., Nguyen, L. Q., Nguyen, T. M., & Le, B. N. (2014).
Learning Computer Programming in Cdio’S Team Settings. Proceedings of
19

the 10th Annual International CDIO Conference.


Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press.
Prechelt, L. (2000). Are Scripting Languages Any Good? A Validation of Perl,
Python, Rexx, and Tcl against C, C++, and Java. IEEE Computer2, 33(10),
23–29. https://doi.org/10.1016/S0065-2458(03)57005-X
Richey, R. C., & Klein, J. D. (2014). Design and development research: Methods,
strategies, and issues. Routledge. Routledge.
Santyasa, I. W. (2009). Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. Universitas Pendidikan Ganesha.
Seels, B. B., & Richey, R. C. (2012). Instructional technology: The definition and
domains of the field. IAP.
Sintiya, E. S. (2016). Pengembangan bahan ajar modul praktikum algoritma dan
pemrograman pada Program Studi Teknik Informatika Universitas Negeri
Malang. Universitas Negeri Malang.
Van Rossum, G. (2007). Python Programming Language. USENIX Annual
Technical Conference, 41, 36.
Winkel, W. . (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Zhulin, L. I. (2017). A Method for Data Structure Course Design Based on CDIO
Teaching Idea 2 The Course Design Based on CDIO Model, 418–421.

Anda mungkin juga menyukai