Oleh:
Nama : Rahma Dwi Septya
NIM : 2103046064
Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris
NIM : 2103046064
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMK N 4 Semarang
Mengesahkan,
a.n Dekan
Wakil Dekan I
Identitas Peneliti :
NIM : 210304604
Semester : Empat
Pendidikan Peneliti
No. Nama Sekolah Alamat Tahun Lulus
Oleh:
Rahma Dwi Septya
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
rdsradisa@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya
industri mitra SMKN 4 Semarang terhadap peningkatan kompetensi siswa program
keahlian Teknik elektronika. Melalui budaya industri mitra ini sekolah menjalin
MoU dengan industri mitra agar mempersiapkan lahan bagi siswa siswa mereka
yang akan melakukan kegiatan magang di industri tersebut. Metode penelitian yang
digunakan yaitu metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode penelitian
yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi
wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya.
Pengumpulan data melalui observasi non partisipan, wawancara, dan dokumentasi.
Adapun hasil dari penelitian ini bahwa budaya industri mitra SMKN 4 Semarang
sangat berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi siswa program keahlian
Teknik elektronika.
Kata kunci: Pengaruh budaya industri mitra SMKN 4 Semarang terhadap peningkatan
kompetensi siswa program keahlian Teknik elektronika.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan
kemampuan berpikir serta keterampilan sebagai. Salah satu lembaga
pendidikan yang juga sarana pendidikan formal berkejuruan adalah SMK.
Yang mana pendidikan formal yang di berikan lebih ke pendidikan nilai
sekaligus praktik dalam menkingkatkan teori yang telah di dapat bersama di
mitra industri sesuai dengan kejuruan yang diminatinya. Menurut UU
Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 Depdiknas (2006: 8) disebutkan
bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu. Untuk
menunjang tujuan ini, dirancang Pendidikan Sistem Ganda (PSG), sebagai
perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini
dilaksanakan pada lembaga (tempat) yaitu di sekolah dan di dunia kerja.
Upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu tamatan SMK dalam
menciptakan relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Sehingga peserta didik dituntut untuk memiliki keterampilan serta sikap
professional dalam bidangnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah pokok yang akan diteliti
melalui penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh budaya industri terhadap kompetensi siswa
program keahlian Teknik elektronika di SMKN 4 Semarang?
C. Tujuan Pembahasan
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
D. Kajian Literatur
1. Pengertian mitra
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kemitraan artinya kata mitra adalah
teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan, kemitraan artinya perihal
hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra.1 Tujuan dari kemitraan ini
adalah untuk meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha,
meningkatkan kualitas sumberdaya kelompok mitra, peningkatan skala
usaha dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha
kelompok mitra. Khusus sekolah menengah kejuruan harus memiliki mitra
yang sudah berMoU yang ditujukan untuk siswa-siswi yang sedang
melaksanakan PKL. Mitra yang terjalin di sekolah menengah kejuruan
berupa industri-industri yang sesuai dengan kejuruan di sekolah tersebut.
Siswa-siswi yang akan melaksanakan PKL tentunya telah dibekali oleh
kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kejuruannya masing-masing.
2. Kompetensi siswa
Kompetensi adalah kemampuan individu untuk melaksanakan suatu
pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan yang didasarkan pada
hal-hal yang menyangkut pengetahuan (Knowledge), keahlian (skill), dan
sikap (attitude).2 Kompetensi yang harus dimiliki siswa-siswi SMK antara
lain, tepat waktu, disiplin, teratur dan mampu menjaga lingkungan kerja
supaya tetap rapi dan bersih. Siswa-siswi SMK dituntut untuk memiliki
kompetensi menjadi lulusan yang siap kerja di lapangan. Kompetensi
Jurusan Teknik Elektronika Indstri meliputi pengetahuan dan ketrampilan
elektronika umum, mikrokonttroller dan microprocessor, pneumatic dan
PLC, programming berbasis computer yang erat kaitannya dengan proses
produksi di industri. Kompetensi siswa juga dapat dipengaruhi oleh budaya
kerja yang sudah diterapkan di sekolah dan tetap akan mereka jumpai di
lingkungan kerja nantinya.
1
Martin Carnoy dan Darek Shearer, Ekonomic Democracy, (Sharpe Inc,
11980), h. 275-276.
2
Setia Tjahyanti, Nurafni Chairunnisa, Kompetensi, Kepemimpinan,
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Human Resources And Facility
Management Directorate, (Vol. 12, No. 2, Tahun 2020), hlm. 129.
3. Pengertian budaya kerja
Sulakso (2002) mengemukakan bahwa budaya kerja merupakan the way we
are doing here atau sikap dan perilaku pegawai untuk melaksanakan tugas.
Maka dari itu, setiap proses atau fungsi kerja harus memiliki perbedaan
dalam bekerja yang mengakibatkan munculnya keberagaman nilai-nilai
yang sesuai untuk diambil, dalam rangka kerja organisasi. Setiap industri
pasti memiliki budaya yang wajib dijalankan yang tentunya sangat
bermanfaat bagi pegawai ataupun akan berpengaruh pada kualitas industri
tersebut. Salah satu yang budaya industri yang wajib dijalankan adalah 5R.
Budaya industri ini merupakan saduran dari 5S yang berasal dari Bahasa
Jepang yaitu Seiri (ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat),
dan Shitsuke (Rajin). Kelima prinsip ini bersinergi antara satu dengan yang
lainnya sehingga menciptakan budaya kerja yang aman, nyaman, dan
produktif Berikut ini adalah penjelasan dari 5R budaya industri.
• Ringkas
Barang-barang yang telah terpakai akan dikembalikan ke tempatnya
seperti semula. Dengan menerapkan prinsip ringkas, maka pegawai
akan mengetahui dengan jelas berapa jumlah barang yang telah
tersedia di tempat kerja.
• Rapi
Kerapian ditekankan pada kemudahan dalam pngambilan barang
berdasarkan alur pekerjaan. Prinsip ini memudahkan, mempercepat
dan meningkatkan ketepatan saat bekerja.
• Resik
Prinsip ini menekankan pegawai untuk senantiasa menjaga
kebersihan tempat kerja atau alat-alat. Selain kebersihan prinsip ini
juga meliputi maintenance alat-alat yang digunakan dan
meminimalisir hal-hal yang menyebabkan kantor menjadi kotor.
• Rawat
Pada prinsip keempat ini adalah bagaimana mempertahankan ketiga
proses diatas. Senantiasa untuk merawat barang, alat dan kantor agar
tetap ringkas, rapi dan resik. Dengan begitu pegawai akan nyaman
saat bekerja.
• Rajin
Tujuan dari prinsip yang terakhir ini adalah membentuk keseluruhan
prinsip agar tetap terlaksana dengan baik dan menjadi sebuah
kebiasaan yang baru. Dengan terciptanya lingkungan kerja yang
baik maka akan mendatangkan kebiasaan yang positif.
E. Metode Penelitian
• Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan
dan mengolah data yang bersifat deskriptif. Orientasinya guna
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari budaya industri
mitra terhadap siswa-siswi. Tujuan dari metode penelitian kualitatif
ini agar penelitian fokus pada pengamatan yang mendalam.
• Target/Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII pada
Program Keahlian Teknik Elektronika yang telah melaksanakan
PKL di industri yang telah menjalin MoU dengan sekolah.
• Objek penelitian
Pada objek penelitian kali ini adalah pengaruh dari budaya industri
dengan peningkatan kompetensi siswa yang telah melaksankan
PKL.
• Prosedur Penelitian
Melalui tahap berikut : (1) pra penelitian, yaitu tahap perumusan
permasalahan yang dilanjutkan dengan penyusunan rancangan
penelitian dan instrument penelitian. selanjutnya akan ditelaah
dengan sumber yang relevan dengan maslaah yang diteliti untuk
mendapat masukan dan ranah; (2) pelaksanaan penelitian yaitu
menghubungkan responden awal untuk mendapatkan masukan,
mengumpulkan data yang diperlukan; dan (3) paska penelitian,
peniliti mengelola data yang diperoleh dari lapangan, Menyusun
data hasil penelitian untuk pembahasan dan menjadi suatu bentuk
laporan hasil penelitian.
F. HASIL PENELITIAN
Dalam penelitiannya, peneliti menggunakan metode wawancara.
Dengan metode ini maka dapat dikumpulkan sejumlah data tentang
pengaruh budaya industri SMKN 4 Semarang terhadap peningkatan
kompetensi siswa program keahlian teknik elektronika.
Adapun data yang peneliti dapatkan di lapangan dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Wawancara
Narasumber pada wawancara kali ini adalah siswa kelas XII
SMK N 4 Semarang. Jumlah keseluruhan narasumber ada 6 yang
terdiri atas siswa 4 laki-laki dan 2 siswa perempuan. Wawancara
yang dilakukan yaitu percakapan dan tanya jawab yang diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari budaya industri mitra
SMK N 4 Semarang terhadap peningkatan kompetensi siswa khusus
di program keahlian Teknik elektronika. Sehubungan dengan subjek
dalam penelitian ini adalah siswa SMK N 4 Semarang, maka
wawancara yang yang dilakukan adalah wawancara bebas dimana
pewawancara sudah bebas memberikan pertanyaan tapi tetap
dengan kaidah yang ada.
Berikut ini adalah lampiran yang tersedia selama wawancara:
4. Jika dalam satu hari itu tidak Disana kita dibimbing untuk
ada kerusakan, lalu aktivitas bikin rangkaian sendiri, jadi
apa yang kamu lakukan? diajari pegawai disana untuk
bikin rangkaian itu dan
langsung dipraktikkan tidak
melalui tekstual.
5. Apa ada dampak PKL yang Ada, dari PKL saya bisa
kamu rasakan? merasakan bagaimana rasanya
menjadi pekerja.
6. Apakah ada materi baru yang Banyak sekali materi baru yang
di dapatkan? saya dapatkan benar-benar dari
awal belajarnya.
2. Dokumentasi
Keterangan: Kegiatan wawancara dengan siswa SMK N 4 Semarang program
keahlian Teknik Elektronika.
G. PEMBAHASAN
Merupakan sebuah kompetensi keahlian yang mempelajari bidang teknik yang
fokus mempelajari semua tentang komponen listrik serta berbagai macam
peralatan semi konduktor. Adapun yang dipelajari di
Teknik Elektronika Industri antara lain, PLC, Elektronika Terapan,
Mikrokontroler, Perakitan Komponen Elektronika. Dengan menggadeng
kemitraan bersama industri lainnya mengupayakan sebagai pengamatan
langsung sekaligus praktek kerja lapangan dengan industri yang telah di jalin
kemitraannya. Dari beberapa siswa yang menjadi sempel untuk di mintai
keterangannya memberikan pernyataan bahwasannya dengan kegiatan PKL ini
mereka mendapatkan banyak pembelajaran tentang budaya industri mitra itu
sendiri yang dapat mempengaruhi atau dapat meningkatkan standar kompetensi
pada pembelajaran di jurusannya. Seperti penerapan 5R seluruh perusahan
sudah mulai menerapkannya secara teratur walaupun di beberapa bagian yang
hanya memerlukan skill tidak begitu mengamati prosedural 5R tersebut, dan
mereka pun peserta PKL mendapatkan pengalaman yang sangat berbeda dalam
konteks teori yang di pelajari dengan pengaplikasian yang mereka dapatkan
selama PKL, terdapat perbedaan cara penerapan suatu ilmu dalam melakukan
dan perbaikan suatu mesin yang berbeda dengan apa yang mereka pelajari
selama ini.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat kita ketahui bersama bahwa
pengaruh budaya industri mitra SMKN 4 Semarang terhadap peningkatan
kompetensi siswa program keahlian Teknik elektronika adalah meningkat
secara signifikan. Dengan mengikutsertakan adanya program PKL bagi
siswa-siswi kelas XI kedalam industri tersebut, maka secara langsung teori
yang telah diterima siswa-siswi di bangku persekolahan dapat
diaplikasikan secara maksimal pada kegiatan praktek kerja lapangan
tersbut. Maka dari pada itu pihak sekolah selalu menggelar MoU Bersama
kemitraannya demi keberhasilan kompetensi yang telah di rancang sejak
awal.
DAFTAR PUSTAKA
Bagaimana Cara Menentukan Budaya Kerja yang Efektif. (2021, Maret 23). Retrieved
from Training Center: https://trainingcenter.events/articles/detail/mengenal-5r-
dan-manfaatnya-sebagai-budaya-kerja