Oleh:
Menyetujui:
Praktikan
DAFTAR ISI
BAB I
ASPEK MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPLSP
A. Kegiatan Observasi atau Pengenalan Lapangan
Pelaksanaan PPLSP Program Studi Pendidikan Teknik Elektro yang
diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada semester
genap tahun 2022/2023 mulai dilaksanakan sejak Februari sampai dengan Mei
2023. Sasaran dari PPLSP ini adalah sekolah yang memenuhi persyaratan sebagai
sekolah mitra yang bersedia menjadi mitra secara berkesinambungan yang
diwujudkan dalam bentuk kerjasama tertulis antara UPI dengan Dinas Pendidikan
terkait dan atau UPI dengan sekolah sendiri. Salah satunya ialah SMK Negeri 2
Garut yang merupakan tempat praktikan melaksanakan PPLSP selama kurang
lebih empat bulan.
Pada Program Pengenalan Lapangan Satuan Pendidikan (PPLSP) ini
praktikan melaksanakan PPLSP di SMK Negeri 2 Garut, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat. Kegiatan PPLSP Universitas Pendidikan Indonesia
dilaksanakan pada semester genap pada tahun ajaran 2022/2023. SMK Negeri 2
Garut terdiri dari 10 jurusan, yaitu Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik
Audio Video, Teknik Elektronika Industri, Teknik Instalasi Tenaga Listrik,
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan, Teknik Logistik, Produksi dan
Siaran Program Televisi, Multimedia, Geologi Pertambangan dan Farmasi
Industri. Praktikan berkesempatan untuk mengelola dan mengajar jurusan
keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik, yaitu kelas X TITL, XI TITL, XII TITL.
Dalam satu angkatan itu ada 3 kelas, yaitu X TITL1, X TITL 2, dan X TITL 3,
begitu juga dengan kelas XI dan XII.
Dalam pelaksanaannya, PPLSP tidak selalu berjalan dengan lancar, terdapat
beberapa kendala yang dihadapi oleh praktikan. Adapun pengamatan yang
dilakukan praktikan diantaranya:
1. Pengamatan Langsung Kultur Sekolah
Salah satu faktor penentu keberhasilan penyelanggaraan proses pendidikan
adalah kultur yang dibangun dengan baik. Kultur sekolah yang baik diharapkan
akan berhasil meningkatkan mutu pendidikan yang tidak hanya memiliki nilai
akademik namun sekaligus bernilai afektif. Berdasarakan pengamatan Praktikan
mengenai kultur sekolah di SMK Negeri 2 Garut sudah baik menerapkan kultur
sekolah yang baik diantaranya:
a. Kegiatan 3S (Senyum, Sapa, Salam)
b. Pengkondisian awal belajar
c. Upacara bendera
d. Penggunaan seragam sekolah
e. Anjuran menjaga kebersihan
f. Anjuran Menjaga ketenangan
g. Anjuran memanfaatkan waktu
h. Tercipta suasana yang tenang dan nyaman untuk belajar
i. Suasana di sekolah menyenangkan
2. Pengamatan Struktur Organisasi dan Tata Kelola di Sekolah
3. Proses Bimbingan
Program Pengenalan Lapangan Satuan Pendidikan (PPLSP)
merupakan kegiatan untuk melatih atau belajar kemampuan keguruan.
Oleh karena itu harus adanya suatu bimbingan kepada praktikan agar
lebih memahami dan mengerti tentang kegiatan PPLSP yang harus
dilakukan.
a. Dengan Guru Pamong
Masalah yang muncul ketika melakukan bimbingan dengan guru
pamong adalah ketika guru pamong sedang memiliki kegiatan lain
yang tidak bisa ditinggalkan, dikarenakan beliau memiliki jadwal yang
cukup padat. Tetapi, secara keseluruhan kegiatan bimbingan terlaksana
dengan baik. Selain itu, setelah melakukan bimbingan praktikan
mendapatkan pengetahuan bagaimana pengelolaan kelas yang baik,
bagaimana memberikan perlakuan kepada berbagai jenis karakter
siswa, serta bagaimana melakukan penilaian yang baik terhadap siswa
dari guru-guru lain yang berada di Bengkel Teknik Instalasi Tenaga
Listrik.
b. Dengan Dosen Pembimbing
Permasalahan yang muncul untuk bimbingan dengan dosen
pembimbing adalah sulitnya menemukan waktu yang cocok untuk
melakukan bimbingan secara tatap muka. Namun, selama kegiatan
PPLSP berlangsung, dosen pembimbing sudah menyempatkan waktu
untuk melakukan bimbingan secara tatap muka sebanyak dua kali.
Selain bimbingan secara tatap muka, praktikan juga sering meminta
bimbingan secara daring melalui media sosial whatsapp maupun
Zoom. Hal yang dibahas dengan dosen pembimbing adalah melakukan
refleksi serta berdiskusi untuk menghadapi masalah yang terjadi saat
proses pembelajaran berlangsung.
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A. Kegiatan Pengamatan atau Observasi Awal PPLSP
Berdasarkan poin dari bab sebelumnya bahwa secara umum tidak terdapat masalah
yang berarti terkecuali pada pengamatan peraturan dan tata tertib sekolah. Beberapa
faktor penyebab dari masalah pada peraturan tata tertib sekolah diantarnya:
a. Beberapa siswa yang melakukan pelanggaran terkait peraturan dan tata tertib
disebabkan kurangnya kedisiplinan siswa dan kesadaran dari diri siswa.
b. Peringatan dan sanksi terhadap siswa yang melanggar peraturan dan tata tertib tidak
membuat jera siswa sehingga terdapat beberapa siswa masih mengulangi
pelanggaran yang dilakukan.
c. Peraturan dan tata tertib yang tertulis dan dicetak pada kelas tertentu diduga rusak
atau hilang sehingga terdapat beberapa kelas yang tidak tertera peraturan atau tata
tertib sekolah secara tertulis.
B. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting bagi guru dalam proses belajar mengajar, dengan adanya RPP makapelaksanaan
kegiatan pembelajaran akan lebih terarah dan jelas. Selain itu denganadanya RPP maka
akan lebih mempermudah guru untuk melakukan proses kegiatanpembelajaran yang
efektif dan sesuai dengan KI, KD dan tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya di
lapangan selama praktikan menyusun RPP terdapat beberapa permasalahan.
Berdasarkan penjelasan permasalahan penyusunan perangkat pembelajaran pada bab
sebelumnya faktor penyebab permasalahan tersebut diantaranya:
1. Penyusunan RPP Pertama sampai Keempat
a. Praktikan belum mendapatkan bimbingan dari guru pamong terkait format RPP.
Hal ini menyebabkan tertundanya proses penyusunan perangkat pembelajaran.
b. Komunikasi praktikan dengan guru pamong belum sepenuhnya terbangun dengan
baik pada minggu pertama dikarenakan proses adaptasi.
c. Praktikan belum sepenuhnya mengenal kondisi kelas, fasilitas dan karakter peserta
didik di tiap kelas yang diampu. Hal ini menyebabkan praktikan kesulitan dalam
menentukan model, metode, media pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran yang cocok.
d. Praktikan belum terbiasa dalam pembuatan perangkat pembelajaran.
2. Penyusunan RPP Kelima sampai Kesembilan
a. Terbatasnya waktu jam pembelajaran yang mengakibatkan praktikan kesulitan
menentukan langkah-langkah pembelajaran agar penyampaian materi sesuai dengan
capaian kompetensi.
b. Terbatasnya sarana prasarana di sekolah dalam hal ini pembelajaran yang bersifat
praktik seharusnya dilaksanakan di laboratorium sedangakan jadwal laboratorium
sering kali bertabrakan dengan mata pelajaran lain.
3. Penyusunan RPP Kesepuluh sampai Keempatbelas
a. Terbatasnya waktu jam pembelajaran yang mengakibatkan praktikan kesulitan
menentukan langkah-langkah pembelajaran agar penyampaian materi sesuai dengan
capaian kompetensi.
b. Terbatasnya sarana prasarana di sekolah dalam hal ini pembelajaran yang bersifat
praktik seharusnya dilaksanakan di laboratorium sedangakan jadwal laboratorium
sering kali bertabrakan dengan mata pelajaran lain.
C. Proses Penampilan Mengajar
Terdapat faktor penyebab dari masalah yang dialami selama proses penampilan
mengajar sebagai berikut.
1. Penampilan Pertama
Faktor penyebab dari masalah yang dialami praktikan selama proses penampilan
mengajar pada penampilan pertama diakibatkan:
a. Siswa masih belum mengenal lebih dekat praktikan
b. Praktikan masih dalam proses adaptasi dengan kondisi kelas dan karakter siswa
c. Praktikan masih belum sepenuhnya menguasai cara pengondisian kelas
2. Penampilan Kedua sampai Keempat
Faktor penyebab dari masalah yang dialami praktikan selama proses penampilan
mengajar pada penampilan keempat sampai kelima diakibatkan:
a. Praktikan masih belum sepenuhnya menguasai cara pengondisian kelas yang cocok
pada tiap kelasnya.
b. Jam istirahat yang relatif singkat membuat siswa membutuhkan waktu lebih
sehingga mengakibatkan siswa mengalami keterlambatan.
c. Praktikan belum cukup tegas terhadap siswa yang melebihi jam istirahat.
3. Penampilan Kelima dan Keenam
b. Terbatasnya waktu jam pembelajaran yang mengakibatkan praktikan kesulitan
menentukan langkah-langkah pembelajaran agar penyampaian materi sesuai dengan
capaian kompetensi.
c. Terbatasnya sarana prasarana di sekolah dalam hal ini pembelajaran yang bersifat
praktik seharusnya dilaksanakan di laboratorium sedangakan jadwal laboratorium
sering kali bertabrakan dengan mata pelajaran lain.
4. Penampilan Ketujuh
a. Terbatasnya waktu jam pembelajaran yang mengakibatkan praktikan kesulitan
menentukan langkah-langkah pembelajaran agar penyampaian materi sesuai dengan
capaian kompetensi.
b. Terbatasnya sarana prasarana di sekolah dalam hal ini pembelajaran yang bersifat
praktik seharusnya dilaksanakan di laboratorium sedangakan jadwal laboratorium
sering kali bertabrakan dengan mata pelajaran lain.
5. Penampilan Kedelapan dan Kesembilan
a. Terbatasnya waktu jam pembelajaran yang mengakibatkan praktikan kesulitan
menentukan langkah-langkah pembelajaran agar penyampaian materi sesuai dengan
capaian kompetensi.
b. Terbatasnya sarana prasarana di sekolah dalam hal ini pembelajaran yang bersifat
praktik seharusnya dilaksanakan di laboratorium sedangakan jadwal laboratorium
sering kali bertabrakan dengan mata pelajaran lain.
6. Penampilan Kesepuluh dan Kesebelas
a. Terbatasnya waktu jam pembelajaran yang mengakibatkan praktikan kesulitan
menentukan langkah-langkah pembelajaran agar penyampaian materi sesuai dengan
capaian kompetensi.
b. Terbatasnya sarana prasarana di sekolah dalam hal ini pembelajaran yang bersifat
praktik seharusnya dilaksanakan di laboratorium sedangakan jadwal laboratorium
sering kali bertabrakan dengan mata pelajaran lain.
7. Penampilan Keduabelas sampai Keempatbelas
a. Terbatasnya waktu jam pembelajaran yang mengakibatkan praktikan kesulitan
menentukan langkah-langkah pembelajaran agar penyampaian materi sesuai dengan
capaian kompetensi.
b. Terbatasnya sarana prasarana di sekolah dalam hal ini pembelajaran yang bersifat
praktik seharusnya dilaksanakan di laboratorium sedangakan jadwal laboratorium
sering kali bertabrakan dengan mata pelajaran lain.
B. Saran
Setiap kegiatan tentunya tidak akan terlepas dari kekurangan meskipun terdapat
banyak manfaat di dalamnya. Begitu pun dengan kegiatan PPLSP yang telah
dilaksanakan oleh praktikan di SMK Negeri 2 Garut yang mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu, ada beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi praktikan ke depannya, P2JK UPI, maupun bagi SMK Negeri 2 Garut.
1. Untuk praktikan selanjutnya
a. Mempunyai pengetahuan yang luas mengenai komponen- komponenpembelajaran
berikut dengan perkembangan kurikulum serta penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
b. Sebaiknya praktikan selalu mencari referensi mengenai strategi dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik maupunmateri yang akan
diajarkan agar penyampaiannya dapat diterima dan diserap oleh peserta didik secara
efektif.
c. Praktikan harus senantiasa meminta masukan dan koreksi, baik dari dosen pembimbing,
maupun dari guru pamong PPLSP terhadap penampilan di kelas maupun terhadap
rencana pengajaran yang telah dibuat.
d. Praktikan harus mampu bersikap, berpenampilan, dan bertindak sebagaimana layaknya
seorang guru yang profesional serta senantiasa memberikan teladan yang baik bagi
peserta didik di dalam dan di luar kelas.
b. Selalu berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran yang dilakukan agar
peserta didik tidak merasa bosan.
c. Tanamkanlah rasa percaya diri, mental kuat dan tanggung jawab yang tinggi pada diri
kita, di dalam setiap pelaksanaan pengajaran.
C. Untuk P2JK PPLSP UPI
a. Hubungan kerjasama antara P2JK PPLSP UPI dengan pihak sekolah perlu ditingkatkan,
supaya terjadi kesinambungan antara kedua belah pihak.
b. Hendaknya dilakukan pengawasan secara berkelanjutan selama praktikan melakukan
praktek program lapangan.
c. Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang telah bekerjasama dengan P2JK
PPLSP UPI sehingga terjalin kerjasama yang baik.
d. Panduan PPLSP yang selalu berubah-ubah setiap tahunnya dapat membingungkan
praktikan peserta PPLSP dalam membuat laporan.
d. Pembinaan dan pembekalan bagi calon praktikan agar lebih ditingkatkan lagi karena
akan sangat berguna bagi praktikan ketika berada di tempat praktik yaitu di sekolah.
D. Untuk pihak SMK Negeri 2 Garut
a. Terus menjaga jalinan hubungan baik dengan Universitas Pendidikan Indonesia
menjadikan SMK Negeri 2 Garut sebagai tempat pelaksanaan PPLSP.
b. Meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan demi kelancaran
proses pendidikan.
c. Peningkatan atau perbaikan sarana pendidikan agar proses pembelajaran berlangsung
secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Akademik UPI. (2019). Buku Panduan Program Pengenalan Lapangan Satuan
Pendidikan (PPLSP) Bagi Mahasiswa Kependidikan S1 Bidang Studi Program Sarjana
Pendidikan (S1). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
LAMPIRAN