Kehamilan merupakan proses fisiologis yang dimana terjadi nya pembuahan spermatozoa dan ovum di dalam rahim atau yang di definisikan sebagai keberadaan kompleks uteroplasenta Kehamilan normal biasa nya akan berjalan selama 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan terhitung dari trimester pertama. Setelah cukup bulan maka akan terjadi proses persalinan yang merupakan proses pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan yang kemudian di susul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu dapat melalui jalan lahir atau pun jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau pun tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) Tinggi nya komplikasi obstetric seperti perdarahan, preeklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran menyebabkan tinggi nya angka kematian pada ibu pasca melahirkan Indonesia terancam gagal tekan angka kematian pada ibu melahirkan. Berdasarkan data yang di peroleh kemenkes dari Sampling Registration System pada tahun 2018, menunjukkan bahwa angka kematian ibu pasca melahirkan mencapai persentase 40%. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, salah satu nya yaitu perdarahan. Dalam setiap persalinan pasti akan terjadi perdarahan, perdarahan terjadi ketika plasenta telah keluar. Hal ini disebabkan karena a centralis yang terputus dari plasenta, dengan ada nya kontraksi pada uterus myometrium dapat menyebabkan terhenti nya perdarahan. Maka dapat kita ketahui bahwa semakin kuat dan cepat kontraksi uterus myometrium maka akan semakin cepat pula perdarahan tersebut terhenti. Namun pada beberapa kasus, uterus yang tidak dapat berkontraksi adalah salah satu factor yang menyebabkan perdarahan Perdarahan post partum di definisikan sebagai perdarahan pada kala III/IV persalinan yang dimana akan kehilangan darah sebanyak 500ml atau perdarahan sebanyak 1000 ml pasca seksio sesaria. Perdarahan post partum disebabkan oleh banyak factor. Beberapa factor predisposisi nya adalah multiparitas, anemia, preeklamsia/eklamsia, persalinan yang lama persalinan yang dengan obat-obatan dll. (Retensio Plasenta), Trauma (Ruptur Perineum, Inversio Uteri, Ruptur Uteri). Thrombin. Perdarahan post partum sekunder disebabkan oleh ada nya sisa plasenta di dalam cavum uteri dan disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu endometritis. Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi perdarahan post partum adalah dengan managemen aktif kala III yaitu kombinasi dari pemberian uterotonika segera setelah bayi lahir, peregangan tali pusat terkendali dan melahirkan plasenta dengan segera. Perdarahan post partum adalah perdarahan pasca melahirkan yang dimana akan kehilangan darah sebanyak 500ml atau perdarahan sebanyak 1000 ml pasca seksio sesaria. Perdarahan post partum di bagi menjadi dua yaitu perdarahan post partum primer dan perdarahan post partum sekunder. Perdarahan post partum primer disebabkan oleh 4T yaitu: Tonnus (Atonia Uter). Tissue (Retensio Plasenta), Trauma (Ruptur Perineum, Inversio Uteri, Ruptur Uteri). Thrombin. Perdarahan post partum sekunder disebabkan oleh ada nya sisa plasenta di dalam cavum uteri dan disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu endometritis. Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi perdarahan post partum adalah dengan managemen aktif kala III yaitu kombinasi dari pemberian uterotonika segera setelah bayi lahir, peregangan tali pusat terkendali dan melahirkan plasenta dengan segera.