Anda di halaman 1dari 1

Lembar Cerita 1

Kucing, Siti, Joko dan Kamto

Hampir setiap hari, dari pagi sampai sore hujan tak kunjung reda, memang sedang
musimnya. Tapi banyak orang mengatakan salah musim (salah mangsa), pertanda bahwa
metabolisme kehidupan ini sedang amburadul. Dirumah masing-masing: Siti, Joko dan
Kamto selain hari minggu, hari itu mereka memang sedang malas ke luar rumah, dan
memilih menghabiskan liburannya di rumah. Ketika senja tiba, Siti, Joko dan Kamto
masing-masing menemukan seekor kucing yang tengah berteduh di teras rumah dalam
keadaan basah kuyup dan kedinginan. Melihat keadaan kucing yang kelihatan memelas
itu - Siti, Joko dan Kamto tergerak hatinya untuk menolong kucing tersebut dengan
mempersilahkan kucing itu masuk ke dalam rumah.

Apa yang dilakukan Siti, Joko dan Kamto terhadap kucing tersebut?

Siti, ternyata tidak hanya sekadar menolong kucing dari kedinginan, dia juga tergerak
hatinya untuk memelihara sekaligus mendidiknya. Karena Siti tidak mau maksud baiknya
terhadap si kucing itu kelak di kemudian hari justru malah merugikan, contohnya; Siti
tidak mau kucing itu kencing dan buang air disembarang tempat, dia juga tidak suka
kalau si kucing itu kelak makan apa saja sesuka hati dirumahnya - Siti juga paling benci
dengan bau-bau badan disebabkan tidak pernah mandi. Yang jelas Siti itu tipe orang yang
sangat perfek, orang yang telah terbiasa tertib teratur dan orang yang selalu menjaga
martabat, harga diri dan sopan santun. Atas dasar latar belakang itu Siti memulai
mendidik kucing di rumahnya. Pertama-tama yang dia lakukan yakni memberi nama si
kucing itu, dia paling tidak suka dengan hal-hal yang berbau anonim, segala sesuatu yang
dia temui, pertama-tama yang ia cari, yang ia lihat adalah merk, label, cap dan sejenisnya.
Hari itu Siti sibuk membuka kamus, catatan, bahkan dia ingat nama-nama dari novel yang
pernah ia baca, maka si kucing mendapat hadiah nama yaitu Ketti. Hari itu Siti menyusun
dan memberlakukan jadwal latihan dan kegiatan untuk si Ketti. Ketti dilatih untuk
kencing dan buang air di tempat yang telah disediakan. Perlahan-lahan Ketti diajarkan
tata tertib, Ketti juga diberi pelajaran tentang hak dan kewajiban - misalnya Ketti tidak
boleh makan kecuali makanan yang telah disediakan. di bidang sopan santun, Ketti sama
sekali tidak diperkenankan lari-Iari di dalam rumah, apalagi lompat lewat jendela. Proses
latihan dengan aturan yang ketat dan diberlakukannya sangsi yang berat apabila
melanggarnya, walhasil si Ketty jadilah kucing yang berbudaya, patuh, sopan dan penurut
tidak sebagaimana kucing-kucing lainnya.

Joko, tidak sebaik dan serinci Siti dalam melatih kucingnya. Joko punya keyakinan
bahwa kucingpun kalau dididik akan bisa berguna untuk kepentingan dirinya. Joko
mendorong motivasi kucingnya agar rajin menjaga rumahnya dari tikus-tikus. Si kucing
akan mendapat hadiah dari Joko apabila dia telah berhasil menangkap tikus. Bila si
kucing tidak melakukan tugasnya jangan berharap akan mendapat hadiah, apabila berani
mengambil makanan di meja makan tanpa seijin Joko - si kucing akan mendapat ganjaran
setimpal dari Joko; berupa cambukan sampai si kucing merengek-rengek minta ampun.

Lain Joko, lain Siti, Kamto berpikir tentang si kucing justru sebaiknya, sebaiknya kucing
dibiarkan saja sebagaimana kucing seutuhnya - maka dilepaslah kucing itu dari
rumahnya. Setelah hujan reda, dipersilahkan kucing itu pergi dari rumahnya.

Menurut kalian, siapakah yang paling tepat dalam memperlakukan kucing? Berikan
alasannya !

Anda mungkin juga menyukai