Anda di halaman 1dari 3

Tonsilektomi dan Trakeostomi

AAO criteria
 Serangan tonsilitis lebih dari 3x per tahun walaupun telah pengobatan adekuat
 Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan orofasial
 Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan napas,
sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, dan cor pulmonale
 Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak berhasil
hilang dengan pengobatan
 Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan
 Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A streptococcus B hemoliticus
 Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan
 Otitis media efusa atau otitis media supuratif

Proses tonsilektomi
 Resparator/ dissector  cold steel (metode dingin). Pasien di GA, kemudian ETT di
masukkan, kalau adenoidectomy gaboleh lewat hidung. Baca komplikasinya. Jepit
dulu tonsilnya, berikan injeksi NaCl atau Pehakain (kalau anak kecil 1: 200.000 kalau
dewasa 1: 100.000) untuk melepaskan tonsil dari kapsulnya. Kalau sudah di lepaskan
dari kapsul, di insisi. Bebaskan dari jaringan alveolar yang meliputi amandel. Kalau
udah tipis, dijepit pakai klem baru digunting atau boleh juga di sner (kayak dijepit).
Ada cabang arteri lingualis  resiko bleeding tinggi makanya lebih baik kalau diiket
saja setelah operasi
 Intracapsuler (menggunakan cauter)  dijepit tonsit, boleh menggunakan monopolar,
arkus anterior 2 mm lalu dilakukan diseksi. Tapi cauter suhu nya tinggi bisa sampai
300-400 derajat makanya disebut metode panas dan dapat menyebabkan pain yang
lebih tinggi dibandingkan dengan metode dingin. Tetap harus dilakukan pengikatan
arteri lingualis sebaiknya karena kalau
 Kuret adenoid gaboleh terlalu ke lateral karena bisa ke torus tuberous takutnya nanti
bikin otitis media efusi
 Yang sekarang sering dipakai adalah radiofrequensy  menggunakan getaran yang
tinggi sampai bisa melepaskan jaringan, panasnya tidak terlalu tinggi.
 Teknologi terbaru coblation  metode mirip yang sebelum-sebelumnya namun
menghancurkan jaringan sampai level sel menggunakan ion2. Pain dan resiko
perdarahan sangat kecil.
Trakeostomy
Indikasi:
 Mengatasi obstruksi laring
 Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran napas atas seperti daerah rongga
mulut sekitar lidah dan faring. Dengan adanya stoma maka seluruh oksigen yang tidak
dihirupnya akan masuk ke dalam paru, tida ada yang tertinggal di ruang rugi itu, hal
ini berguna pada pasien dengan kerusakan paru, yang kapasitas vitalnya berkurang
 Mempermudah penghisapan sekret dari bronkus pada pasien yang tidak dapat
mengeluarkan sekret secara fisiologik, misalnya pada pasien dalam koma
 Untuk memasang respirator (alat bantu napas)
 Untuk mengambil benda asing dari subglotik, apabila tidak mempunyai fasilitas untuk
bronkoskopi
Operasi
 Infiltasi insisi, sampai ke subkutis sampai ketemu platysma, setelah diseksi sampai
tengah (kenapa harus di tengah? Karena ada white line, minim perdarahan, gaboleh ke
lateral karena banyak perdarahan), lanjut isisi sampai ketemu ismus tiroid, lakukan
ligase on stacken?? (awalnya pakai klem, masukkan benang kemudian diikat),
kemudian hitung cincin, buat potongan di antara 2-3. Gaboleh di 1 karena dapat
terjadi stenosis di trakea.
 Bisa juga memotong depannya secara horizontal (misalnya untuk menjaga estetika),
tapi tetap saja bagian dalamnya harus dipotong secara medial.
 Selama proses trakeostomi harus konfirmasi ke anesteri berapa oksigen yang dialirkan
karena kalo pake kauter, kena oksigen takutnya bisa sampai meledak.
 Trakeostomu ada yang dengan kanul tapi tidak semua harus kanul. Kalau tidak pakai
kanul ada juga yang bisa langsung untuk bernapas. Kalau pakai kanul kan ada kanul
besar dan kanul kecil, yang dibersihkan tiap 3 jam itu yg kanul kecil aja, yg kanul
besar jangan diutak atik, yang kanul kecil harus dibersihkan karena takutnya bisa
menyebabkan mucus plaque.
 Setelah selesai operasi dipastikan jangan ada darah yang turun sampai ke paru.
 Trakeostomy kan ada yang tipe surgical ada juga yang tipe dilatation. Bedanya, kalau
yang surgical lebih aman karena open surgery, bisa melihat yang dimana cincin
trakeanya. Kalau yang dilational langsung nimbus jadi lebih berbahaya. Untuk yang
besar tiroidnya, leher pendek, kurang bisa ekstensi, anak-anak lebih baik yang open
surgery.

Anda mungkin juga menyukai