Anda di halaman 1dari 15

Sipadan Dan Ligitan :

Sengketa Wilayah Asia Tenggara


Dan Dampaknya Terhadap
Dinamika Indonesia Dan Malaysia
Kelompok(1)
Dosen Pengampu :
Prof. H. Darwis, MA, Ph.D
Abdul Razaq Z.Cangara, S.IP, M.SI,MIR
Muh. Takdir, S.H.
Kelompok 1

QAYLA LATIFAH BRANDY DIVA PANCARANI


RUTH NALIAN EMERSON RIDHO ARIFIANTI
(E061221011) (E061221019) (E061221023)
(E061221021)
LATAR
BELAKANG
Wilayah sipadan dan ligitan merupakan suatu wilayah yang
berada di perairan sekitar timur laut Indonesia, tepatnya di
lepas pantai sabah, Malaysia, kedua pulau ini terletak di laut
Sulu, di sebelah timur laut pulau Kalimantan. Sengketa wilayah
mengenai kepemilikan kedua pulau ini tentunya melibatkan
pihak Indonesia. Lalu pulau pulau ini memiliki nilai ekologi dan
letak strategis yang menjadi prioritas utama dalam sengketa ini
dan isu ini telah menjadi permasalahan yang panjang yang
memiliki pengaruh terhadap dinamika antar hubungan kedua
negara yang terlibat. Permasalahan ini menggambarkan
dinamika masalah yang kompleks yang terjadi di wilayah asia
tenggara dan mempunyai dampak yang kuat pada dinamika
antara Malaysia dan Indonesia.
Rumusan tujuan
masaLah masaLah
1. Bagaimana profil Indonesia ? 1. Menjelaskan Profil Indonesia
2. Bagaimana peranan negara Indonesia dalam 2. Menganalisis peranan Indonesia dalam organisasi
Keorganisasian ASEAN dan menjelaskan ASEAN dan menjelaskan sengeketa
sengketa wilayah Sipadan dan Ligitan wilayah Sipadan dan Ligitan
3. Bagaimana efek dari sengketa wilayah Sipadan dan 3. Menjelaskan efek/dampak dari sengketa wilayah
Ligitan ke negara Indonesia Siupadan dan Ligitan ke Indonesia
Profil Negara
(Indonesia)
geografis
Indonesia adalah negara yang berbentuk kepulauan dan telah merdeka sejak 17 Agustus 1945 dan
dinobatkan sebagainegara terluas yang terletak di kawasan wilayah asia tenggara, Pulau di Indonesia
berjumlah lebih dari 17.000 dan dimanawilayah lautnya mencakup 5,8 juta km2 yang berkisar 70% dari
luasnya wilayah Indonesia. etak Indonesia juga membuatnya sebagai salah satu hub perdagangan
terbesar di dunia, keberagaman rempah rempah yang berada di wilayah Indonesia juga menjadi salah
satu faktor banyaknya kapalkapal dagang baik itu dari Eropa, Asia dan Timur Tengah, datangnya para
pedangan juga menjadi faktor tinggi dalammulti kulturasi yang terjadi di Indonesia.

Pengaruh signifikan yang terdapat pada geografi Indonesia dalam prespektif positif sebagai suatu negara yaitu dilihat
daribeberapa faktor yang memiliki pengaruh dalam pengambilankeputusan seperti, kepulauan luas yang menyebar di
kawasannusantara dalam hal ini mampu menjadi sebuah pengaruhakan kesadaran politik penduduknya karena aksesibilitas dan
konektivitas antarpulau yang sudah pasti memilikiperbeedaan, selain itu penyebaran pembangunan infrastrukturdi Indonesia tidak
menyebar secara rata begitu pula penyebaran informasinya. Iklim Indonesia termasuk kedalamiklim tropis dimana musimnya
hanya terbagi menjadi dua, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Iklim tropissepertiitu membuat Indonesia menjadi salah
satu wilayah paling subur di dunia, seperti contoh suburnya wilayah hutanKalimantan yang dinobatkan sebagai paru paru nomor
duadunia
Profil Negara
(Indonesia)
Demografi
Indonesia terkenal akan multicultural karena memiliki etnis dan budaya yang beragam , yaitu
kurang lebih terdapat 1.340 kelompok etnis dan budaya yang berbeda di setiap wilayahnya
dalam perbedaan ini juga menjadi pengaruh preferensi politik dan juga identitas politik . Dari
data tahun 2022 bulan juni penduduk Indonesia telah mencapai 275,36 juta jiwa , di antaranya
terdapat 1950,83 juta jiwa (69,3%) penduduk Indonesia yang berada pada usia produktif (15-64
tahun ), dan 84,53 juta jiwa (30,7%) pen duduk yang termasuk kedalam kategori tidak produktif

Sebanyak 19,57% penduduk Indonesia mendirikan perusahaan nya sendiri dan sebanyak 16,49% dari
masyarakat yang berusaha dan mempekerjakan buruh tidak tetap , ada sekitar 14,63% penduduk
Indonesia yang mempunyai status sebagai pekerja keluarga , sebanyak 5,11% penduduk menjadipekerja
bebas di sektor pertanian , sementara 3,36% penduduk yang berdomisili di NKRI mempunyai usaha yang
mengambil tenaga kerja tetap ., Kemudian , mayoritas atau 29,59% lapangan pekerjaan yang ditempati
penduduk Indonesia berada di dalam sektor pertanian , kehutanan dan perikanan dengan sektor
perdagangan besar dan eceran sebanyak 19,20%
Profil Negara
(Indonesia)
pemerintahan
Indonesia mengangkat Trias Politica atau yang biasa di kenal sebagai politik tiga serangkai
dijadikan sebagai dasar atau pedoman sistem pemerintahannya . Trias politica merupakan
sebuah prinsip bersifat normatif yang menegaskan bahwa sebuah kekuasaan baiknya tidak
diberikan kepada pihak yang sama untuk mengantisipasi penyelewangan kekuasaan oleh pihak
yang memiliki kekuasaan . Dalam trias politica tersebut lembaga dalam Indonesia dibagi
menjadi tiga yang memiliki wewenang dan kebijakan berbeda – beda .

Pertama lembaga legislatif yang memiliki wewenang atas pembuatan undang – undang , kedua
lembaga eksekutif yang memiliki wewenang atas pelaksanaan undang – undang , dan yang ketiga yaitu
lembaga yudikatif yang memiliki wewenang atas mengadili pelanggara undang – undang . hal ini di
terapkan demi tidak terjadinya pemusatan kekuasaan dari salah satu pihak lembaga yang ada , dan juga
demi terciptanya keseimbangan antara ke tiga lembaga , hal ini di atur di dalam UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945
Indonesia Sebagai Anggota
ASEAN
pemerintahan
Indonesia mengangkat
Trias P o lit ic a a ta u y a n g biasa di kena
a n
l
n y
se
a .
ba
T
g
ri
a
a
i
s
p
p
o
o
lit ik
lit ic a
ti g a serangkai
merupakan
a n si st e m pemerintah
Indonesia pada dtanggal
ijadikan seb8 agaAgustus
i dasar ata 1967 menjadi salah satu
u p e d o m
a sk a n b a hwa sebua hnegara
ke ku a sa a n b a ik n y a tidak
y a n g m e n e g
sip bersifat normatif a sa a n oleh pihak
yang menjadi pencetus dari ASEAN,
se b u a h p ri n organisasi
m a u n tu k m e n gtersebut
a n ti sipasi pendidirikan
ye le w a n g a n ke ku
k yang sa dibagi
diberikan kepada piha ebut le mba g a d a la m In d o n e si a
oleh Indonesia, Malaysia,
y an g m e m
Thailand,
ili ki ke ku a sa a Filipina
n . Dala m trdan
ia s poSingapura,
lit ic a te rs kelima negara
beda .
ke b ija ka n b e rbe d a –
enang dan
ini mencetuskan menkelahiran
jadi tig a y a n g ASEAN di Bangkok, Thailand di dalam
m e m ili ki w e w

Deklarasi ASEAN atau yang biasa di sebut sebagai deklarasi Bangkok.


ASEAN—singkatan dari The Association of Southeast Asian Nations
atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dibentuk di Bangkok,
Thailand, pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh lima negara pendiri: Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand (ASEAN 5).
Indonesia, sebagai salah satu negara anggota ASEAN, telah aktif berperan
dalam kerja sama ekonomi yang memberikan berbagai manfaat bagi
penduduk Indonesia.
KEUNTUNGAN :
Peningkatan Akses Pasar
Ini memberikan peluang kepada pelaku usaha Indonesia, baik perusahaan besar maupun
usaha kecil dan menengah, untuk mengekspor produk dan layanan ke negara-negara
tetangga. Dengan pasar yang lebih besar, mereka dapat meningkatkan skala produksi,
memaksimalkan kapasitas pabrik, dan meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia.

Transfer Teknologi dan Pengetahuan


Melalui prose transfer teknologi antarnegara ASEAN, Indonesia dapat mengakses berbagaiinovasi – inovasi
terbaru dari berbagai sektor ekonomi. Selain itu, pertukaran pengetahuan melalui seminar, konferensi, dan
program pelatihan juga dapatmeningkatkan keterampilan sumber daya manusia Indonesia, sehingga
mereka dapat bersaing di tingkat regional, inter-regional dan juga dalam panggung global.

Harmonisasi Kebijakan dan Standar


Dengan harmonisasi kebijakan dan standar ini, perdagangan antar-ASEAN menjadi lebih efisien dan
transparan, mempermudah akses pasar bagi produk-produk Indonesia. Selain itu, harmonisasi kebijakan
juga membantu menciptakan iklim investasi yang stabil dan dapat diprediksi, memberikan kepastian hukum
bagi investor.
Analisis
Permasalahan Sipadan dan Ligitan
Sipadan dan Ligitan merupakan sepasang pulau kecil yang terletak di sebelah timur pulau Borneo,
diperairan sekitar Malaysia dan Indonesia.Sengketa Wilayah antara Indonesia dan Malaysia terkait
dengan kedua pulau ini menjadi isu yang kompleks di Asia tenggara. Permasalahan Sipadan dan Ligitan
ini muncul setelah penarikan perbatasan antara kedua negara yang dilakukan oleh inggris pada tahun
1819.
Sengketa Wilayah ini memiliki dampak pada dinamika Indonesia dan Malaysia, mempengaruhi
hubungan diplomatik antara kedua negara, dampak lainnya ada pada aspek ekonomi dan juga
sumber daya alam.

Selain itu, sengketa ini menciptakan ketidakpastian di tingkat regional, ini dapat
mempengaruhi stabilitas di kawasan Asia Tenggara yang menjadi zona kerjasama Antar-
Negara.
Tanggapan Mahkamah Internasional Dan Bagaimana Pengaruhnya
Terhadap Menentukan Garis Pangkal Di Kepulauan Indonesia

Konflik perbatasan atau perselisihan antara Indonesia dan Malaysia mengenai hak kepemilikan Pulau
Sipadan dan Ligitan di sebelah timur Pulau Kalimantan telah berlangsung sejak tahun 1969.
Pada tanggal 31 Mei 1997, kedua negara sepakat untuk menyelesaikan masalah ini melalui jalur hukum
atau pengadilan internasional yaitu ICJ (International Court of Justice) atau Mahkamah Internasional.

Pada tanggal 17 Desember 2002, ICJ mengambil keputusan akhir dalam sengketa kepemilikan kedua
pulau tersebut. Putusan ini menyatakan bahwa Malaysia mempunyai hak dan kedaulatan atas pulau
Sipadan dan Ligitan berdasarkan efisiensi jumlah penduduk

Keputusan ICJ ini membawa konsekuensi bagi Indonesia maupun Malaysia. Pengaruh yang
ditimbulkan putusan tersebut adalah permasalahan yang sejak semula belum diselesaikan oleh negara
Indonesia dan Malaysia yaitu masalah perairan kedua negara. Bagi Indonesia perubahan batas-batas
perairan setelah keluarnya putusan tersebut perlu diatur kembali.
Peranan Konvensi Hukum Laut Tahun 1982 (UNCLOS 1982) dalam Proses
Penyelesaian Sengketa Perbatasan Laut: Kasus Sipadan dan Ligitan

Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982, atau disingkat UNCLOS 1982, merupakan perjanjian
hukum internasional yang mengatur berbagai bidang pemanfaatan dan eksploitasi laut dan sumber
daya alam kelautan di seluruh dunia, termasuk ketentuan penyelesaian sengketa antara negara-
negara yang berpartisipasi.

Dalam konteks perkembangan tatanan hukum internasional, mekanisme yang diterapkan dalam
Konvensi ini dianggap sebagai pedoman yang dapat mengarahkan negara-negara peserta untuk
mengadopsi prosedur yang mengikat (compulsory procedures). Sehingga negara-negara tidak
bisa lagi menunda-nunda penyelesaian sengketa hukum laut mereka dengan alasan kedaulatan
negara. Konvensi secara prinsip mewajibkan negara-negara peserta untuk menyelesaikan sengketa
mereka melalui mekanisme yang telah ditetapkan dalam Konvensi.

Dalam konteks persengketaan antara Indonesia dan Malaysia, kedua negara memilih untuk
menggunakan metode negosiasi atau perundingan diplomatik sebagai langkah awal dalam penyelesaian
sengketa mereka. Ini terlihat dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan oleh perwakilan kedua
negara. Pendekatan ini dipilih karena Indonesia dan Malaysia adalah dua negara besar di kawasan Asia
Tenggara yang memiliki hubungan persahabatan yang kuat.
Kepentingan Penetapan Batas
Laut Bagi Negara
Penetapan batas laut yang akurat adalah kunci untuk memastikan
kedaulatan hukum di perairan laut. Hal ini mencakup penentuan batas
terluar dari berbagai rezim perairan, yang menjadi unsur penting dalam
menentukan pelanggaran hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Setiap rezim perairan laut memiliki aturan hukum yang berbeda.
Kepastian hukum mengenai batas laut suatu negara sangat penting karena
menjamin kejelasan dan kepastian yurisdiksi.
Kesimpulan
Asia tenggara sebagai salah satu regional dengan luas kawasan dan keberagaman yang begitu
luas memungkinkan terjalinnya kerjasama dan akulturasi antar-negara pada regional tersebut,
terlebih dengan hadirnya organisasi pada tingkat regional untuk mengakomodasikan berbagai
keperluan negara yang saling bergantung satu sama lain. Akan tetapi, perlu diakui bahwa kondisi
regional tersebut juga diiringi dengan potensi terjadinya konflik yang tinggi.
Konflik perebutan wilayah Sipadan dan Ligitan menjadi konflik yang memberikan dampak
kepada berbagai aspek di dalam kedua negara. Hal ini kemudian memberikan pengaruh signifikan
terhadap hubungan diplomatik Malaysia dan Indonesia dalam beberapa waktu sehingga berbagai
sektor yang mengandalkan hubungan diplomatik tersebut dalam berbagai aktivitas terdampak
oleh konflik tersebut.
Sebagai solusi terhadap konflik kemudian, diselesaikan menggunakan pihak ketiga dengan
legitimasi hukum. Dengan penetapan ICJ untuk mengesahkan kepemilikan pulau-pulau tersebut
kepada Malaysia kemudian berdampak kepada bagaimana Indonesia akan mengambil langkah
selanjutnya dalam permasalahan wilayah dengan Malaysia.
Thank
you for
listening!
Don't hesitate to ask any questions!

Anda mungkin juga menyukai