Anda di halaman 1dari 5

Penyaluran adalah suatu kegiatan atau rangkaian proses atau pengelolaan sarana prasarana.

Kegiatan tersebut meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi, distribusi, penggunaan,


pemeliharaan, pembuangan, dan pemantauan. Distribusi atau penyaluran adalah suatu kegiatan
yang melibatkan pengalihan benda dan kewajiban dari suatu instansi atau pemilik kepada
instansi atau pemilik yang lain.

Dalam batasan ini ada dua pihak yang terlibat, yaitu : 1. Pihak sumber yakni dari mana
sarana dan prasarana berasal dan disalurkan. 2. Pihak penerima yakni kepada siapa pengirim
sarana dan prasarana ditujukan.

Langkah – Langkah Penyaluran Sarana dan Prasarana :

1. Menyusun Alokasi Barang, Penyusunan ini dilakukan untuk menghindari pemborosan


dalam pembagian barang yang akan disalurkan sehingga merata dan sesuai dengan apa
yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan tersebut. a. Penerima barang Barang yang
akan di kirim sudah tertera nama dan alamat yang lengkap dan jelas. b. Waktu Dalam
pengiriman barang salah satu yang harus diperhatikan adalah waktu. Waktu di sini dapat
dibagi menjadi dua yaitu waktu pengiriman dan waktu barang sampai kepada instansi
atau sekolah. c. Jenis barang yang disalurkan Dalam penyaluran barang yang akan
dikirimkan maka jenis, merek, nama, ukuran, dan tipe barang harus dinyatakan dengan
jelas. Jumlah barang Pihak pengirim harus menulis dengan jelas mengenai jumlah barang
yang akan dikirimkan. e. Kegunaan barang, Barang yang akan dikirimkan harus sesuai
dengan permintaan dan kegunaan barang yang akan dipakai. 2. Pengiriman Barang
Setelah menyusun alokasi barang yang diperlukan dalam lembaga pendidikan maka
langkah selanjutnya yaitu mengirim barang- barang dari pusat menuju lembaga
pendidikan yang membutuhkan. Hal yg perlu diperhatkan: a. Cara pengiriman b.
Pengemasan c. Pemuatan d. Pengangkutan e. Pembongkaran. 3. Penyerahan Barang
Dalam penyerahan barang sebaiknya tidak lupa untuk mengisi daftar penyerahan barang,
surat pengantar, tanda terima, dan biaya pengiriman. Barang yang telah diterima di
inventarisasikan oleh panitia pengadaan, setelah kebenarannya di periksa berdasarkan
daftar barang yang ada. Barang barang tersebut perlu diatur lebih lanjut untuk
memudakan pengawasan dan pertanggung jawaban.

Sistem Penyaluran Barang: 1. Sistem secara langsung yaitu dengan menggunakan sistem
pendistribusian langsung, berarti barang-barang yang sudah diterima, di inventarisasikan
langsung dan di salurkan pada bagian- bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses
penyimpanan terlebih dahulu. 2. Sistem secara tidak langsung yaitu sistem pendistribusiannya
tidak secara langsung, berarti barang-barang yang sudah diterima dan sudah di inventarisasikan
tidak secara langsung di salurkan, akan tetapi harus di simpan terlebih dahulu di gudang
penyimpanan dengan teratur.
Jalur Pengiriman Sarana dan Prasarana Pendidikan Di lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan terdapat banyak proyek yang bertujuan untuk memperoleh sarana dan prasarana
pendistribusiannya, seperti Proyek Pembinaan Etika Pancasila (PPMP), Proyek Buku Terpadu
(PBT), Proyek Pembinaan Pendidikan Dasar (PPPD), dan Proyek Pembinaan Etika Pancasila
(PPMP). Sasaran alokasi sarana dan prasarana yaitu seluruh lembaga pendidikan negeri dan
swasta di seluruh pelosok tanah air, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Pengertian Inventarisasi Sarpras Pendidikan Inventarisasi adalah pencatatan semua


perlengkapan pendidikan yang dimiliki oleh sekolah secara sistematis, tertib, dan teratur
berdasarkan ketentuan atau pedoman yang berlaku, Melalui inventarisasi akan dapat diketahui
dengan mudah jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merek/ukuran, dan harga
barangbarang yang ada di sekolah. Pencatatan sarana pendidikan merupakan kegiatan
administrasi sehingga perlu disediakan instrumen administrasi, antara lain: 1. Buku Inventarisasi,
Buku inventarisasi berisi daftar barang inventaris tentang barang-barang milik negara dan
barang-barang dari sumber lain dan telah menjadi milik negara. 2. Buku Pembelian Buku
pembelian berisi daftar pembelian/pengadaan barang-barang. 3. Buku Penghapusan Buku ini
berisi tentang penghapusan barang-barang yang tidak dapat dipakai lagi atau sudah rusak dan
barang-barang yang masih bagus tetapi tidak diperlukan dalam pembelajaran. 4. Kartu Barang
Kartu barang diperlukan untuk mengetahui keadaan barang dari segi kuantitas untuk setiap
bulan, catur wulan, setahun dan keadaan dari tahun ke tahun berikutnya. manfaat dari
inventarisasi : 1. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan
menyusun rencana kebutuhan barang. 2. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan
dan pedoman dalam penyaluran barang. 3. Memberikan data dan informasi dalam menentukan
keadaan barang sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya. 4. Memberikan data dan
informasi untuk dijadikan bahan dan pedoman dalam pengarahan pengadaan barang. Tata Cara
Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan : 1. Pencatatan seluruh barang inventaris di
dalam Buku Induk Barang Inventaris dan Buku Golongan Barang Inventaris. Buku Induk Barang
Inventaris merupakan buku yang digunakan untuk mencatat seluruh barang inventaris milik
negara yang ada di dalam lingkungan sekolah berdasarkan urutan tanggal penerimaanya.
Sedangkan buku golongan barang inventaris merupakan buku penunjang yang digunakan untuk
mencatat barang inventaris menurut golongan barang yang ditentukan. 2. Mencatat seluruh
barang non inventaris dalam Buku Induk Barang NonInventaris. Buku induk barang non
inventaris merupakan buku yang digunakan untuk mencatat seluruh barang habis pakai, misalnya
kapur, pensil, bolpoint, penghapus, dan lain-lain. 3. Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan
yang tergolong barang inventaris. Cara dengan membuat kode barang dan menempelkannya atau
menuliskannya pada badan barang perlengkapan yang tergolong sebagai barang inventaris.
Tujuan adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan
pendidikan di sekolah baik ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis
golongannya. 4. Semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang tergolong barang inventaris
harus dilaporkan. Laporan tersebut sering disebut dengan istilah laporan mutasi barang.
Pelaporan dilakukan dalam periode tertentu, sekali dalam satu triwulan. 5. Membuat daftar
rekapitulasi barang inventaris. Daftar rekapitulasi barang inventaris yaitu daftar yang
menunjukkan jumlah barang inventaris menurut keadaan 1 April tahun lalu.

Klasifikasi Barang Inventaris Barang diklasifikasikan menjadi dua bagian , meliputi : a.


Barang Inventaris, merupakan keseluruhan perlengkapan sekolah yang dapat digunakan secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang relatif lama. b. Barang bukan Inventaris, merupakan
semua barang yang habis pakai. Baik barang inventaris ataupun bukan inventaris harus dicatat
dalam buku penerimaan. Perbedaanya, untuk barang-barang inventaris harus dicatat dalam buku
induk inventaris serta buku golongan inventaris. Sedangkan untuk barang yang bukan inventaris
dicatat pada buku induk pencatatan perlengkapan pendidikan di sekolah yang tertib dan teratur
(pencatatan didalam kartu/buku stok barang) Keputusan Menteri Keuangan Nomor
225/Kep/V/4/71. Tujuannya adalah untuk memudahkan pencatatan dan penemuan
kembali barang inventaris ketika dibutuhkan. Barang inventaris dikelompokkan dalam
beberapa golongan besar yaitu: a. Barang tidak bergerak, yaitu: tanah, bangunan, dan
monumen. b. Barang bergerak, yaitu: alat-alat besar, peralatan (laboratorium, studio,
percetakan), peralatan kantor, buku perpustakaan, peralatan kesehatan, dan benda
bercorak kebudayaan. c. Hewan. d. Barang persediaan.

Kondifikasi barang inventaris adalah kegiatan pemberian kode atau tanda tertentu pada
barang inventaris. Pemberian kode atau tanda tersebut dapat berwujud pemberian angka, huruf,
gambar, simbol dan sebagainnya. Pemberian kode dengan menggunakan angka dipandang lebih
fleksibel dan bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan melakukan
kodifikasi terhadap barang inventaris adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal
semua sarana prasarana pendidikan, baik ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, ataupun
jenis dan golongannya.

Pelaporan Inventarisasi Sarpras yang harus dipertanggung jawabkan meliputi beberapa jenis
pelaporan sebagai berikut: 1. Laporan triwulan mutasi barang inventaris , a. Setiap sekolah dan
unit pelaksana teknis wajib membuat daftar laporan mutasi inventaris triwulan sebanyak 2
rangkap, 1 set (asli) untuk Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota setempat dan 1 set
untuk arsip sendiri. Laporan harus diajukan maksimal 7 hari setelah akhir triwulan tahun
anggaran berjalan. b. Kantor Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi
laporan triwulan sekolah yang berasal dari sekolah. 2. Laporan tahunan inventaris a. Setiap
sekolah wajib mengisi daftar isian inventaris dan rekapitulasi barang inventaris rangkap dua. b.
Laporan tahunan inventarisasi (yang membuat daftar isian inventaris dan rekapitulasi barang
inventaris) disampaikan 1 set (asli) kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota
setempat. c. Kantor Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota wajib mengisi daftar isian
inventaris dan daftar rekapitulasi laporan tahunan inventaris yang berasal dari sekolah.

Pengaturan Sarpras adalah suatu upaya dari sekolah untuk menjaga fungsi dan juga jumlah
dari sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki agar dapat digunakan sewaktu-waktu dalam
kondisi yang baik agar mendukung peningkatan mutu sekolah maupun madrasah. Pengaturan
sarana dan prasarana dilakukan dengan cara mencatat seluruh barang yang dimiliki oleh sekolah
agar administrasi tertib,mulai dari jenis sarana dan prasarana, tahun pengadaan dan sumber atau
asal sarana dan prasarana.

Konsep Pengaturan Sarana dan Prasarana Sehubung dengan pengaturan dan pengadaan
sarana dan prasarana,maka sarana dan prasarana dibagi menjadi dua kategori yaitu 1. Alat yang
langsung digunakan,misalnya alat pelajaran,alat peraga,media pendidikan. 2. Alat yang tidak
langsung digunakan,misalnya bangunan sekolah,kamar mandi dll. kegiatan yang dilakukan
dalam proses pengaturan ini, yaitu inventarisasi, penyimpanan, dan yang terakhir adalah
pemeliharaan. 1. Inventarisasi Inventarisasi adalah suatu kegiatan di dalam manajemen sarana
dan prasarana yang mencatat serta menyusun sarana dan prasarananya secara teratur, tertib, dan
lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan
sebagai berikut. a. Untuk menjaga tata tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh suatu sekolah atau madrasah b. Untuk menghemat keuangan sekolah, di dalam pengadaan
maupun di pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah. c. Sebagai bahan atau
pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk materi yang dapat dinilai
dengan uang. d. Untuk mempermdahkan pengawasan dan juga mengendalikan sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah, 2. Penyimpanan Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan
sarana dan prasarana pendidikan di suatu tempat agar mengantisipasi adanya kerusakan.
Kegiatan penyimpanan ini meliputi, menerima barang, menyimpan barang dan mengeluarkan
atau mendistribusikan barang. Dalam kegiatan ini diperlukan gudang sebagai tempat untuk
menyimpan barang-barang yang perlu disimpan dalam satu tempat. 3. Pemeliharaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan
dan juga pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik.

a. Perawatan rutin ialah perawatan yang dilakukan setiap kurun waktu tertentu, misalnya
harian, mingguan, bulanan, dan triwulanan bahkan tahunan. b. Perawatan darurat
adalah perawatan yang tak terduga sebelumnya karena ada kerusakan atau tanda bahaya.
Perawatan seperti ini merupakan perbaikan yang sifatnya sementara dan harus cepat
selesai supaya kerusakan tidak bertambah parah dan agar proses pembelajaran tidak
terganggu. c. Perawatan preventif adalah perawatan rutin yang dilakukan pada selang
waktu tertentu dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumny.

Pengertian Penggunaan Sarana dan Prasarana Pengaturan merupakan dua kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan karena dilaksanankan silih berganti.Penggunaan, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti pemakaian jadi penggunaan adalah suatu kegiatan memakai suatu
barang atau produk untuk tujuan tertentu. Penggunaan Sarana dan prasarana adalah suatu
kegiatan penggunaan barang dalam mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah
yang sesuai dengan tugas maupun fungsi pokok dan instansi yang bersangkutan. Dalam
penggunaan sarana dan prasarana ada 2 prinsip yang harus diperhatikan ketika
memakaiya ,yaitu : a. Prinsip efektivitas : Prinsip efektivitas artinya semua pemakaian
perlengkapan pendidikan disekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. b. Prinsip
efisiensi :Prinsip efisiensi artinya semua pemakaian perlengkapan pendidikan dikeluarkan secara
hemat dan juga hati-hati sehingga semua perlengakapan yang ada tidak mudah habis,ataupun
rusak. Prinsip diatas merupakan hal yang perlu untuk dipegang agar terhindar dari pemborosan.

tujuan dari pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan: 1. Untuk memaksimalkan usia
penggunaan sarana dan prasarana pendidikan. jika dilihat dari aspek pembiayaan, pembelian
asset jauh lebih mahal daripada perawatan asset. 2. Agar kondisi sarana dan prasarana siap
digunakan kapanpun dibutuhkan. Karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pencapaian
hasil dari proses pembelajaran. 3. Agar tidak mengalami hambatan dalam penggunaannya. 4.
Untuk menjamin tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan melalui pengecekan secara
rutin dan berkala. Pekerjaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat
dikategorikan yaitu (1) perawatan terus-menerus, Perawatan terus menerus adalah perawatan
yang dilakukan secara rutin, konsisten, dan berkelanjutan untuk menjaga agar dalam kondisi
optimal. a. Membersihkan saluran drainase dari sampah dan kotoran. b. Membersihkan ruangan
dan halaman dari kotoran. c. Membersihkan kaca, jendela, kursi, meja, lemari, (2) perawatan
berkala, Perawatan yang dilakukan menurut jangka waktu tertentu tetapi teratur dan rutin,
misalnya seminggu sekali, dua minggu sekali, sebulan sekali atau dua bulan sekali. a. Perbaikan
atau pengecatan tembok dan komponen bangunan lainnya yang sudah terlihat kusam. b.
Perbaikan barang-barang mebel seperti, lemari, kursi, meja, dan lain-lain . (3) perawatan darurat
Perawatan darurat adalah perawatan yang dilakukan sewaktuwaktu dan mendadak sehingga tidak
teratur dan tidak bersifat rutin.; dan (4) perawatan preventif, Perawatan preventif adalah tindakan
pemeliharaan yang pelaksanaannya dilakukan secara berkala dan rutin sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai