Eceran:
Rp5.000/eks
Langganan:
Rp112.000/
bulan
(belum termasuk
ongkos kirim)
16 HALAMAN/
18 HALAMAN E-PAPER
NO.15469/TAHUN KE-55 | KAMIS, 15 FEBRUARI 2024
EDITORIAL
Demokrasi
tidak Boleh Mati
PERHELATAN demokrasi melalui pemi-
lihan umum lima tahunan di Tanah Air
nyaris usai. Jutaan masyarakat terlihat
begitu antusias menggunakan hak su-
ara mereka untuk memilih pemimpin
negeri dan wakil mereka di parlemen
untuk lima tahun ke depan.
Walaupun belum final, sejumlah
lembaga survei sudah memublikasikan
hasil hitung cepat (quick count) terkait
DUTA
hasil pencoblosan suara Pemilu 2024.
Berdasarkan hitung cepat, pasangan Prabowo Subianto-Gibran
Rakabuming Raka memperoleh perolehan suara di atas 50% dari
jumlah pemilih yang ikut mencoblos pada ajang pilpres. Semen-
tara itu, PDIP masih memimpin perolehan suara untuk pemilihan
anggota legislatif dengan kisaran 17% hingga 20% suara.
Apabila perolehan hitung cepat tersebut tidak berbeda jauh
dengan hitungan resmi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum
(KPU), hampir dipastikan Prabowo-Gibran memenangi perhe-
latan Pilpres 2024 ini. Prabowo-Gibran mengungguli pasangan
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-
Mahfud MD hanya dalam satu putaran, versi hitung cepat lem-
baga survei.
Namun demikian, banyak kalangan, terutama yang khawatir
dengan proses tahapan Pemilu 2024, sudah memprediksi situasi
ini bakal terjadi. Berbagai dugaan pelanggaran, baik pelanggar­
an regulasi maupun yang paling utama menabrak etika politik,
terjadi.
Bahkan tak tanggung-tanggung, dugaan pelanggaran ini se-
perti diorkestrasi kekuasaan. Semuanya terlihat begitu telanjang
dilakukan tanpa mengindahkan kritik publik secara luas.
Sebut saja dari upaya meloloskan pencalonan Gibran sebagai
cawapres melalui utak-atik peraturan perundangan di Mahkamah
Konstitusi (MK) yang saat itu diketuai Anwar Usman yang meru-
pakan adik ipar Jokowi. Pun penyalahgunaan pemberian bantuan
sosial (bansos) dari dana APBN kepada masyarakat miskin yang
diklaim sebagai bantuan Jokowi.
Yang tak kalah brutalnya ialah upaya mengerahkan pejabat ke-
pala daerah pilihan penguasa dan kepala desa untuk memenang-
kan paslon tertentu. Bahkan, Jokowi sendirilah yang menyatakan
presiden boleh berpihak kepada paslon tertentu. Padahal, di pang-
gung yang sama, Jokowi selalu mengeluarkan ancaman kepada
para aparat sipil negara (ASN) yang tidak bersikap netral dalam
pemilu. Ada perbedaan antara panggung depan dan panggung
belakang.
Yang semakin menguatkan kekhawatiran publik mengenai
hasil pilpres ini, sejauh ini tak satu pun hukuman berarti yang
diberikan kepada para pelanggar aturan ataupun etika tersebut.
Apalagi, publik juga memahami lembaga yang berwenang dalam
urusan pemilu nyaris sudah tidak memiliki daya hukum lagi.
Di tengah situasi yang tak menguntungkan bagi proses de-
mokratisasi ini, publik perlu memberi penghargaan setinggi-
tingginya kepada pihak yang tidak kenal lelah memperjuangkan
martabat demokrasi di Indonesia. Keringat mereka, teriakan
mereka, seruan mereka tidak sia-sia.
Para pemangku kepentingan di luar lingkaran penguasa saat
ini, seperti para paslon, parpol pendukung, tim kampanye, aktivis
masyarakat sipil, dan juga kalangan akademisi tetap tabah walau
diiming-imingi rayuan dan godaan. Mereka tidak gentar walau
menghadapi intimidasi yang terkadang berujung ancaman untuk
dibui. Ini bukan sekadar soal kalah atau menang.
Perjuangan menegakkan demokrasi, mewujudkan keadilan
dan kesetaraan, menegakkan etika dan keadaban bakal terus
berlangsung. Demokratisasi yang diperoleh melalui keringat, air
mata, dan darah saat Reformasi 1998 ini tak boleh dikerdilkan
hanya karena urusan menang dan kalah dalam kontestasi politik
elektoral pilpres.
Publik yang ingin berjuang menegakkan demokrasi pun perlu
sadar betul bahwa kemenangan yang diraih dengan cara-cara
mengabaikan etika, mengesampingkan martabat, dan menekuk
aturan pada hakikatnya bukanlah kemenangan sejati. Perjuangan
belum selesai. Figur bisa menang dan kalah, tapi semangat me-
negakkan keadilan dan demokrasi tidak boleh layu. Demokrasi
harus tetap hidup. Ia tidak boleh dibiarkan mati.
Silakan tanggapi melalui:
www.mediaindonesia.com dan www.metrotvnews.com
Simak tayangannya di: www.mediaindonesia.com/editorials
Rakyat, sekali lagi, akan
menjadi pihak yang kalah.
Pemenangnya, lagi-lagi, sekelompok
kecil nan kuat yang selama ini orang
banyak menyebut mereka sebagai
oligarki.”
Podium | Hlm 2
“K== === == =====sBa-
----an Nontunai Siap Be-
-------ir. pp ppppp ====
=iap Be--------ir. pp ppppp
==== === == ap-ir. p
===M.”
S===== =====ao
GS===== =====a S===== =====a S===== =====a
a penyelenggara yang terpilih. Tak heran
Ekonomi | Hlm 10
Surat Tercoblos Nodai Pilpres
R E F E R E N S I
WALAU BANJIR TETAP ANTUSIAS: Warga antre menggunakan hak pilih di TPS 20 RT01/05 yang tergenang banjir di Larangan Utara, Larangan, Kota Tangerang,
Banten, kemarin. Proses pemungutan suara Pemilu 2024 di wilayah tersebut terpaksa mundur dan dimulai pukul 11.00 WIB karena sebagian besar rumah warga tergenang
air hingga 1 meter.
Perjuangan belum Usai
Keunggulan Prabowo-
Gibran dengan segala
kecurangan kian
membuka fakta bahwa
rakyat semestinya tak
bisa diam begitu saja.
Faustinus Nua
faustinus@mediaindonesia.com
P
ILPRES 2024 boleh jadi me-
mang telah menghasilkan
pemenang, yakni pasangan
Prabowo Subianto-Gibran
Rakabuming Raka. Namun, perjuangan
untuk menjaga martabat demokrasi
belum usai.
Dari hasil quick count ataupun exit
pool sejumlah lembaga survei, Prabo-
wo-Gibran yang pencalonannya dinilai
cacat etika dan merusak demokrasi
mendapatkan suara tertinggi, yakni di
rentang 57%-59%. Jika angka itu tak
beda jauh dengan hasil penghitungan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) se-
perti di pemilu sebelum-sebelumnya,
Prabowo bakal menjadi pemimpin baru
Indonesia.
Meski begitu, menurut pakar politik
Ikrar Nusa Bhakti, proses demokrasi
masih tetap harus dikawal. “Sekarang
kan baru quick count atau exit pool, jadi
masih panjang sampai hasil resmi dari
KPU. Untuk itu para aktivis demokrasi,
para akademisi, guru besar, dan masya-
rakat umum perlu terus menjaga proses
ini,” ujarnya, kemarin.
Kata Ikrar, mengawal demokrasi yang
saat ini sedang tidak baik-baik saja bu-
OPINI
Winter is Coming!
Feri Amsari
Dosen dan Peneliti Pusat Studi Politik Hu-
kum Kepemiluan dan Demokrasi (Posh-
Dem) Universitas Andalas; Inisiator Peta
Kecurangan Pemilu
SALAH satu yang dapat dilihat dari
peta kecurangan pemilu ialah sebaran
berbagai kecurangan. Keterlibatan pe-
nyelenggara negara terjadi dari proses
awal tahapan hingga akhir. Bukan ti-
dak mungkin juga potensial terjadi di
Mahkamah Konstitusi.
Jika kita runut, kecurangan sudah di-
lakukan dari pemilihan penyelenggara
pemilu. Mereka dipilih dan bekerja
atas dasar kepentingan pemilihnya.
Istana pun memiliki andil menentukan
apabila ‘putra mahkota’ mendapatkan
berbagai keuntungan dari kebijakan
B A N G S A
Perjuangan Demokrasi di Pemilu 2024
12 November 2023
Pertemuan beberapa tokoh dengan
Gus Mus (Ahmad Mustofa Bisri),
pengasuh Pondok Pesantren
Raudlatut Thalibin di Rembang,
Jawa Tengah. Tokoh yang hadir
antara lain Goenawan Mohamad,
Lukman Hakim Saifuddin, Erry
Riyana Hardjapamekas, Omi
Komaria Madjid, dan Nong Darol
Mahmada. Mereka menyampaikan
kegelisahan melihat situasi politik
menjelang Pemilu 2024, salah
satunya terkait putusan MK soal
batas usia calon presiden dan
wakil presiden.
tuh dukungan banyak pihak. Berbagai
isu kecurangan pemilu hingga pelang-
garan moral dan etika politik harusnya
menjadi perhatian bersama bangsa
Indonesia. “Tentunya para pejuang
demokrasi tidak akan berhenti sampai
pemilu saja.’’
Dia mengatakan perlu ada evaluasi
terkait demokrasi Indonesia saat ini.
Suara aktivis, akademisi, dan guru
besar seakan kalah dari narasi-narasi
yang disampaikan para youtuber, tik-
toker, atau figur publik lainnya di me-
dia sosial. Kebajikan yang seyogianya
berasal dari lembaga pendidikan
seolah mulai terkikis dengan hadirnya
medsos.
Terpisah, pakar hukum tata negara
Bivitri Susanti menegaskan, situasi saat
ini menjadi pelajaran bagi rakyat Indo-
nesia tentang pentingnya peduli dan
melek politik. Keunggulan Prabowo-
Gibran dengan segala kecurangan kian
penyelenggara pemilu.
Misalnya, yang paling akhir ialah
berlaku surutnya peraturan KPU terkait
pendaftaran calon presiden dan wakil
presiden. Pada titik ini saja sulit ber-
harap pertandingan akan berlangsung
fair apabila wasitnya telah memihak se-
dari awal. Penonton tidak akan mampu
menikmati apa pun gejolak dalam per-
tandingan yang terjadi.
Keberpihakan penyelenggara da-
lam berbagai tahapan sesungguhnya
telah diketahui DPR sejak awal. Ma-
syarakat sipil telah menyampaikan
terbuka kecurangan yang melibat-
kan penyelenggara pemilu, tapi DPR
mengabaikan. Belakangan, Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu
(DKPP) membuktikan kecurangan itu
dengan memberi sanksi kepada para
penyelenggara tersebut.
Setelah temuan di Kuala Lumpur, surat tercoblos didapati di Bogor dan Garut.
Bawaslu juga menemukan kotak suara di 3.441 TPS tidak tersegel.
Media Indonesia
1 Februari 2024
Lebih dari 32 kampus menyampaikan kritik
kepada Presiden Jokowi terkait keberpihakan
pada salah satu paslon peserta Pilpres 2024.
10 Februari 2024
Koordinator Nasional Jaringan
Gusdurian, Alissa Wahid, memberi-
kan kritik kepada Presiden Joko
Widodo (Jokowi) yang dinilai
melakukan pelanggaran pemilu.
11 Februari 2024
Film Dirty Vote pertama kali
ditayangkan di Youtube. Film
yang disutradarai oleh Dandy
Laksono ini mengungkapkan
kecurangan Pemilu 2024.
Sumber: Litbang MI
membuka fakta bahwa rakyat tak bisa
diam begitu saja.
“Ini belasungkawa untuk kita semua.
Ini sebetulnya sudah bisa diduga, justru
kalau 02 kalah, Dirty Vote (film doku-
menter yang menguliti kecurangan di
Pemilu 2024) salah. Memang sudah
ada tindakan yang sudah direncanakan
dan ini akan semakin menguatkan para
pejuang demokrasi untuk lebih banyak
merefleksi dalam pendidikan politik,’’
kata Bivitri.
Guru Besar Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof
Andi Faisal Bakti, mengatakan manuver
Presiden Joko Widodo selama kampa-
nye Pemilu 2024 sangat berdampak
pada raihan suara Prabowo-Gibran.
Hal itu harus menjadi pelajaran bagi
masyarakat untuk tetap menegakkan
demokrasi di Indonesia.
Direktur Center for Information and
Development Studies Ikatan Cendeki-
Jejak Istana
Sulit menghapuskan jejak Istana dalam
berbagai faktor yang potensial dalam
kecurangan. Selain peran Istana yang me-
nentukan penyelenggara pemilu, Presiden
juga menyisakan jejak kecurangan lain-
nya. Contoh, peran Presiden memosisikan
penjabat gubernur, bupati, dan wali kota.
Terdapat 20 penjabat gubernur dan
182 penjabat bupati dan wali kota yang
memimpin daerah selama tahapan
penyelenggaraan pemilu berlangsung.
Mereka terlibat menentukan berbagai
hal yang berkaitan dengan program
Presiden Jokowi pada tingkat bawah. Si-
mak saja bagaimana penentuan wilayah
tempat bantuan sosial dapat diturunkan
untuk membangun simpati pemilih.
Istana mencengkeramkan kuasanya
sedari awal di berbagai program pe-
merintah yang dapat mengarahkan
kemenangan. Itu dapat dirasakan me-
lalui program yang dijanjikan kepada
kepala desa sebagai satuan pemerin-
tahan terendah. Kepala desa berada di
Harian Umum
@mediaindonesia
Media Indonesia
MI/RAMDANI
awan Muslim se-Indonesia (CIDES ICMI)
itu mencontohkan program bantuan so-
sial saat masa kampanye serta manuver
dari sejumlah pejabat negara, aparat,
dan kepala desa. “Ditambah (kecuran-
gan) sistematis, terstruktur, dan masif.’’
Andi menyebut, demokrasi di Indo-
nesia harusnya ada di jalur yang baik,
tapi manuver Jokowi di akhir masa
jabatannya justru mencederai.
Capres nomor urut 2 Anies Baswedan
tadi malam memberikan keterangan
bahwa dirinya bakal meneruskan ge­
rakan perubahan dan bersama-sama
membereskan ketimpangan yang se-
lama ini ada. “Maka dari itu saya ingin
sampaikan ke seluruh pejuang peru-
bahan, bahwa saya akan terus berada
dalam gerakan perubahan ini dan tidak
akan geser sedikit pun. Perjuangan be-
lum selesai,” tegasnya.
Kecurangan
Sementara itu, baik kubu 01 maupun
03 mengungkap adanya kecurangan-
kecurangan dalam proses pemungutan
suara yang tengah didalami untuk ke-
mudian diambil tindakan lebih lanjut.
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional
Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis,
menyebut salah satunya di Madura. Pi-
haknya menemukan ada satu desa yang
tidak mendapatkan hak pilih karena
kertas suara sudah tercoblos semua di
nomor 2.
Terkait peluang hasil pilpres dibawa
ke Mahkamah Konsitutusi, ahli hukum
tata negara UGM, Zainal Arifin Mochtar,
mengatakan penggugat harus punya
bukti kuat. Hasilnya pun sulit diharap
karena MK ialah bagian dari proses pe-
milu yang tidak sehat. (Mal/Ykb/Sru/X-4)
teras depan proses penyelenggaraan
pemilu. Merekalah yang dapat langsung
menentukan bantuan sosial dikerahkan
dengan peran ‘kampanye’ terselubung.
Presiden harusnya jabatan terhormat.
Tidak sekadar memastikan penyelengga-
raan pemerintahan berlangsung untuk
orang banyak, tetapi presiden juga harus
terlahir dari mekanisme yang terhor-
mat. Jangan sampai Jokowi membangun
tradisi buruk baru. Presiden menjadi
jabatan untuk bekerja demi kepentingan
diri dan keluarganya. Presiden yang ber-
tindak melahirkan pengganti yang cacat
secara konstitusional.
Presiden yang lahir dari kecurangan
pemilu bukan tidak mungkin akan men-
jadi masalah besar baru. Tidak saja bagi
kepentingan nasional, tetapi juga global.
Mudah-mudahan masih ada jalan baik
yang terhormat bagi negara ini. Atau,
sebagaimana ucapan pada sebuah film
yang pernah pula disampaikan Jokowi,
bersiaplah menghadapi musim dingin,
winter is coming! Bahaya sudah dekat.
Selekta | Hlm 2
MENGGUNAKAN KERTAS DAUR ULANG